Share

Bab 110

Author: Hazel
"Aku sedang ada urusan penting. Dengan sikapmu ini, kamu mau datang berobat atau mau merampok?" ujar Tirta dengan kesal.

"Apa maksudmu merampok? Apa kamu tahu siapa nona kami ini? Sehelai rambutnya saja lebih berharga dari nyawamu!" teriak pria paruh baya itu. Sepasang matanya terbelalak dengan mengerikan.

"Di matamu, nyawaku nggak berharga? Hehe, karena kalian merendahkanku, sebaiknya kalian nggak perlu datang berobat denganku saja. Silakan cari dokter lain!"

Melihat sikap pria itu yang tidak hormat padanya, tentunya Tirta juga tidak akan tinggal dia. Dia langsung tersenyum sinis, lalu hendak berbalik masuk ke klinik lagi.

Dede langsung menghalanginya.

"Dede, kamu minggir dulu. Nggak boleh tidak sopan sama dokter!" bentak wanita muda itu, lalu berbungkuk minta maaf pada Tirta. Wanita ini kelihatannya berusia 24 atau 25 tahun.

Rambutnya yang bergelombang terurai di dada dan pundaknya, dipadukan dengan wajah dan auranya yang elegan. Tubuhnya juga sangat indah, lekukannya sangat jelas da
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yunus Kermite
sangat suka.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 111

    Dede tidak ingin dipermalukan seperti ini."Berkelahi denganmu? Lupakan saja. Bahkan kalau aku mengalah sekalipun, kamu nggak akan bisa menang," jawab Tirta sambil mengedikkan bahunya. Kini Tirta sudah banyak meniduri wanita, kekuatan fisiknya tidak bisa dibandingkan dengan manusia biasanya. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Tirta kini sanggup menghancurkan sebuah batu dengan tangan kosong."Jangan banyak bicara. Aku harus menghabisimu hari ini!" Dede benar-benar naik pitam dipermalukan seperti ini oleh seorang pemuda kampungan. Setelah berteriak keras, dia langsung menyerbu ke arah Tirta.Bruk!Tirta tidak mengalah sama sekali. Hanya dengan sekali tendangan, tubuh Dede telah terpelanting hingga beberapa meter jauhnya. Dengan kondisi tubuh Dede, dia bahkan tidak sanggup berdiri sama sekali."Kalau memang nggak bisa menang, akui saja. Kenapa malah bilang aku menyerang diam-diam?" ujar Tirta dengan tenang."Kamu ... akan kuhabisi kamu!" teriak Dede dengan jengkel. Baru saja dia hend

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 112

    Mendengar perkataan Naura, Tirta terkejut sejenak. Wali kota mengelola semua desa dan kota kecil di sekitarnya, bahkan sampai daerah penting di kota ini. Tidak mungkin dibandingkan dengan kepala desa biasa seperti Agus. Bagi seorang warga biasa seperti Tirta, status wali kota benar-benar merupakan posisi yang tidak terjangkau.Tirta tidak pernah menyangka bahwa Naura, putri wali kota, akan berlutut di depannya."Nona, Anda ini putri yang sangat berharga. Kenapa berlutut pada orang desa seperti dia ini? Cepat berdiri!" Dede ketakutan melihat Naura berlutut di hadapan Tirta. Dia buru-buru ingin segera memapah Naura."Kalau dia bisa menolong ayahku, aku rela berlutut padanya. Memangnya putri wali kota berhak merendahkan semua orang? Kalaupun dokter ajaib nggak mau mengobati ayahku nanti, aku hanya akan menganggap ini sebagai permintaan maaf. Nggak memalukan sama sekali," balas Naura dengan tegas.Dede kehabisan kata-kata melihat sikap Naura."Nona Naura, kamu berdiri dulu. Aku bisa ikut p

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 113

    Dede juga merasa bahwa Tirta hanya bermimpi bisa mendapatkan vila seperti ini."Untuk apa repot-repot? Kalau kamu bisa menyembuhkan ayahku, vila ini bisa kuberikan padamu sebagai hadiah," ujar Naura yang berdiri di sampingnya."Nona, waktu itu kamu menghabiskan 10 miliar untuk membeli vila ini! Bukankah biaya pengobatan ini terlalu mahal?" protes Dede sambil mengernyit."Nggak usah, Nona Naura. Aku masih punya uang untuk membangun vila. Sebaiknya kamu cepat bawa aku temui pasien saja. Hari sudah mau malam, aku masih harus kembali ke desa untuk tidur," balas Tirta dengan ekspresi datar setelah melirik Dede sekilas.Naura merasa agak terkejut. Tirta malah menolak vila senilai puluhan miliar ini begitu saja? Tampaknya, kepribadian pria ini lumayan bagus. Tanpa sadar, penilaian Naura terhadap Tirta jadi semakin tinggi."Baiklah, kalau begitu silakan ikut aku." Naura tidak tahu bahwa Tirta telah memiliki aset ratusan miliar. Puluhan miliar tidak berarti apa pun baginya. Setelah berkeliling

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 114

    Setelah Wardah mengatakan hal itu, suasana di ruangan itu menjadi hening seketika. Raut wajah semua orang menjadi sangat masam, termasuk Tirta."Bibi, apa kamu punya bukti menuduhku malpraktik?" tanya Tirta. Penampilan wanita ini memang lumayan cantik, tetapi Tirta tidak bisa bersabar jika wanita ini terus memfitnahnya. Dia langsung berjalan ke arah wanita itu dan menanyakannya."Orang kampungan, kamu panggil aku apa tadi?" Wardah tampaknya tidak berniat untuk menjawab pertanyaannya, melainkan malah berbalik membentak Tirta. Dia merasa panggilan "Bibi" ini terlalu kampungan dan tidak pernah membayangkan akan ada orang luar yang memanggilnya dengan panggilan seperti itu."Kamu jauh lebih tua dariku, memangnya salah aku memanggilmu Bibi? Kalau nggak, bagaimana kalau aku memanggilmu Nenek?" Tirta menggaruk telinganya dan memasang ekspresi yang berlebihan."Orang kampungan, apa kamu tahu tempat apa ini? Kamu tahu aku siapa? Berani-beraninya kamu berbuat onar di sini. Sepertinya kamu masih

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 115

    Wardah tidak percaya bahwa Tirta bisa sehebat itu. Namun, karena merasa bersalah, dia tetap tidak akan membiarkan Tirta mengujinya."Nggak berani, 'kan?" Tirta terkekeh-kekeh, lalu berjalan ke hadapan Wardah. Sebelum Wardah sempat bereaksi, Tirta telah menancapkan jarum itu ke titik meridian di kepala Wardah. Seketika, Wardah langsung berdiri terpaku di tempat dengan bengong bagaikan boneka.Melihat hal itu, Saad marah besar karena mengira Tirta telah membuat istrinya menjadi bodoh. Dia langsung membentak Naura dengan kasar, "Sialan, lihat saja orang seperti apa yang kamu bawa ini! Sekarang juga, cepat tangkap dan penjarakan dia. Kalau nggak, aku akan anggap nggak punya putri sepertimu!""Pak Saad, bisa nggak beri aku sedikit waktu?" tanya Tirta dengan tenang. Tanpa menunggu jawaban dari Saad, Tirta langsung mengajukan pertanyaan pada Wardah, "Coba kamu bilang sendiri, kamu berselingkuh nggak?"Wardah menjawab dengan kaku, "Aku memang berselingkuh setiap ada kesempatan. Salah satunya a

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 116

    Saad tampak diliputi amarah. Pria ini pasti tidak akan melepaskan Wardah begitu saja. Naura juga menatap Wardah dengan ekspresi dingin. Dia ingin wanita ini mendapat pelajaran!"Suamiku, aku salah bicara tadi. Aku nggak punya hubungan apa pun dengan siapa pun. Semua ini fitnah! Tolong percaya padaku sekali saja. Aku benaran nggak bohong!" jelas Wardah buru-buru saat menyadari dirinya salah berbicara.Saad makin murka. Dengan wajah memerah, dia bertanya dengan geram, "Kamu kira aku masih bisa percaya pada omong kosongmu? Siap-siap mendekam di penjara! Kalau aku menemukan sesuatu, kamu pasti bakal menanggung konsekuensinya!"Kemudian, Saad menyuruh orang untuk membawa Wardah dan anak laki-laki itu pergi. Wardah terus meronta-ronta sampai celananya lepas karena ditarik orang. Sebelumnya dia terlihat sangat arogan di hadapan Tirta, tetapi sekarang terlihat sangat menyedihkan.Tirta tentu merasa puas melihatnya. Saad tersenyum getir sambil berucap kepada Tirta, "Pak, maaf sudah membuat keri

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 117

    "Lihat baik-baik. Jarum ini seharusnya ditancapkan di sini. Ini juga ...." Tirta melakukan akupunktur untuk Saad sambil menjelaskan kepada Aiko.Aiko awalnya mengira Tirta hanya ingin mempermalukannya. Namun, setelah melihat keterampilan Tirta, Aiko merasa sangat takjub. "Ternyata begitu, ini ajaran mana?"Aiko tidak pernah melihat teknik akupunktur yang digunakan Tirta. Seiring berjalannya waktu, rona wajah Saad pun membaik. Ini membuat tatapan Aiko saat menatap Tirta menjadi sangat rumit."Sudah. Dua hari lagi, Pak Saad harus menjalani terapi akupunktur kembali. Setelah itu, kondisinya akan makin baik," ucap Tirta kepada Naura sambil menepuk-nepuk tangan. Dia meneruskan, "Tolong suruh orang antar aku pulang. Sudah malam, aku mau istirahat."Naura merasa jauh lebih lega sekarang. Dia tersenyum kepada Tirta sambil bertanya, "Pak, sekarang sudah malam. Gimana kalau kamu menginap di rumah kami semalam? Aku akan menjamumu.""Nggak perlu repot-repot. Sebaiknya antar aku pulang saja," tolak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 118

    Ketika melihat Melati begitu berinisiatif dan dipenuhi penantian, Tirta menjadi makin dipenuhi antusiasme. Dia berkata, "Sini."Tirta mulai merasa bergairah. Dia melakukan akupunktur untuk Melati. Entah mengapa, dia merasa nafsu Melati makin lama makin besar. Mungkin ini seperti prinsip bertani. Makin bagus cangkul dan makin sering disiram, maka tanah akan menjadi makin subur."Tirta, aku juga mau." Ketika Tirta keenakan melakukan akupunktur untuk Melati, Ayu yang berada di sebelah tiba-tiba bersuara."Jangan terburu-buru, Bi. Aku akan melakukannya satu per satu," sahut Tirta. Dia berharap dirinya menguasai jurus seribu bayangan supaya bisa merasakan 2 macam kenikmatan sekaligus.Selain itu, ranjang di rumah ini terlalu kecil. Tirta tiba-tiba teringat pada uang 600 miliar dari Irene. Tirta pun memutuskan untuk tidak membuka klinik besok. Dia akan pergi ke kota untuk mengambil sebagian uang itu, lalu membangun rumah besar di desa, membeli ranjang besar dan mobil keren!"Tirta, kamu laya

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1128

    Kini, Ayu sedang tidak berada di sini. Agatha dan Susanti juga pergi sehingga tidak ada gangguan apa pun.Sebagai kepala keluarga, Tirta tentu adalah penguasa di sini. Tidak ada yang boleh membantahnya!Meskipun tertangkap basah oleh Melati dan Arum, Tirta tidak menjelaskan terlalu banyak. Bahkan, dia meminta mereka untuk bergabung dalam permainan!Dengan demikian, terjadi pertempuran sengit di dalam vila. Tirta berhasil menaklukkan tiga wanita dengan kemampuannya sendiri. Untungnya, tenaganya tidak ada habisnya. Semakin bermain, dia justru semakin bersemangat. Dia sungguh tak terkalahkan!Sementara itu, Farida masih harus bekerja setelah matahari terbit. Dia juga sudah kelelahan karena ini adalah ronde kedua. Jadi, dia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Tersisa Arum dan Melati yang masih berada di medan tempur. Mereka berdua tentu bukan lawan Tirta sehingga hanya bisa memohon ampun.Sayangnya, Tirta bukan orang yang punya belas kasihan. Dia tidak peduli pada permohonan kedua wan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1127

    Di atas tempat tidur yang empuk dan luas, Melati berbaring sendirian, memegang ponselnya. Dia gelisah, terus membolak-balikkan tubuhnya, tidak bisa tidur sama sekali.“Andai aku tahu Tirta akan pergi begitu lama, aku pasti ikut dengannya. Aku nggak akan seperti sekarang, hanya bisa diam-diam menonton video Tirta untuk mengobati rasa rindu."Melati sudah menonton video sejak tadi. Tubuhnya terasa semakin panas, bahkan keringat mulai bermunculan."Nggak bisa. Kalau begini terus, besok aku nggak akan punya tenaga untuk kerja. Sebaiknya aku mandi air dingin dan cepat tidur."Melati mematikan ponselnya, lalu berjalan ke luar kamar. Dia berniat menghirup udara malam sebelum mandi.Namun, saat dia sampai di ujung ruang tamu, di balkon yang diterangi cahaya bulan samar, dia melihat sosok lain yang juga berdiri sendirian."Arum? Kenapa kamu belum tidur tengah malam begini?" Ketika melihat bahwa itu adalah Arum, Melati maju dan bertanya dengan penasaran."Kak Melati, vila ini terlalu luas dan se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1126

    "Hahaha ...."Begitu wanita paruh baya itu selesai berbicara, para pekerja langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, mereka hanya bercanda karena melihat hubungan Tirta dan Farida yang tampak tidak biasa."Kak, jangan sembarangan bicara! Tirta sudah punya pacar! Kalau omonganmu ini sampai menyebar, aku memang nggak akan marah.""Tapi, kalau pacar Tirta tahu dan minta putus, Tirta bisa marah. Mungkin, kamu harus menyerahkan putrimu sebagai ganti pacarnya nanti."Wajah Farida langsung merona. Dia buru-buru memperingatkan para pekerja, terutama wanita paruh baya itu."Aduh, anak perempuanku cantik sekali! Kalau Bos benar-benar tertarik padanya, aku pasti akan tertawa bahagia seumur hidupku!" Wanita paruh baya itu malah semakin tergelak dan terus menggoda Farida."Hahaha, Kak, sudahlah. Jangan bercanda dengan Kak Farida lagi! Kamu nggak takut dia mengadu nanti karena kamu berkata yang bukan-bukan?"Setelah bercanda sebentar, para pekerja segera bersikap serius dan berjanji kepada Tirta dan F

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1125

    Setelah keluar dari Desa Persik, kesadaran Filda mulai pulih. Dia duduk di kursi belakang sambil terus menyeringai dingin menatap Tirta."Kamu terlalu banyak bicara! Kamu pikir aku akan memberimu kesempatan untuk melapor polisi?" Tirta tiba-tiba menginjak rem, menghentikan mobilnya.Kemudian, dia turun dan menarik Filda keluar dari kursi belakang. Tepat di sebelah mereka adalah sebuah waduk besar!Melihat waduk itu serta ekspresi dingin Tirta, Filda benar-benar panik! Dia menggigil dan bertanya dengan suara gemetar, "Kamu mau apa? Kamu nggak boleh membunuhku! Itu melanggar hukum! Hentikan!""Membunuhmu? Jangan mimpi! Membunuhmu hanya akan mengotori tanganku!" cela Tirta dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak dari saku.Dengan menggunakan teknik akupuntur untuk menghilangkan ingatan, Tirta menghapus ingatan Filda tentang kejadian malam ini. Sebentar lagi, Filda akan melupakan segalanya.Setelah mencabut jarum perak, Tirta segera melangkah ke mobil. Sebelum kesadaran Filda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1124

    Setelah kebohongannya terbongkar, Filda tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendekati Tirta. Karena itu, dia begitu marah hingga tak bisa menahan diri untuk memaki Farida!"Berhenti! Barusan kamu bilang siapa yang menjijikkan?" Namun, setelah mendengar ucapannya, Tirta segera melangkah ke depan, menghalangi Filda, lalu menatapnya dingin."Kamu benar-benar nggak tahu diri. Justru perempuan seperti kamu yang sebenarnya paling menjijikkan! Kalau nggak minta maaf, jangan harap bisa pergi hari ini!"Sejak tadi, ketika Filda membolak-balikkan fakta, Tirta sudah merasa tidak senang padanya. Kini, setelah semuanya jelas, bukan hanya tidak meminta maaf, Filda malah menghina Farida! Jelas, Tirta tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja!"Aku sudah bilang aku nggak mau kerja lagi! Aku juga sudah kembalikan uang kalian! Aku sudah nggak ada hubungan apa pun dengan kalian, jadi aku nggak akan minta maaf padanya!""Memangnya kamu bisa apa padaku? Jangan kira cuma karena punya uang, kamu bisa bert

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1123

    Wajah Farida kembali merona. Dia menggigit bibirnya, lalu menatap Tirta dan berkata, "Tirta, aku tahu kamu khawatir padaku, tapi aku benaran nggak lelah. Aku bisa bekerja sampai pagi tanpa masalah.""Besok kamu harus kembali ke ibu kota provinsi, lebih baik kamu pergi ke vila dan istirahat. Aku akan tetap di sini untuk menanam beberapa bibit pohon buah lagi. Kalau aku sudah nggak kuat, aku akan diam-diam menyusulmu."Saat mengatakan itu, Farida berbisik di telinga Tirta, "Selama dua hari ini kamu nggak ada, Agatha dan Nabila juga nggak datang. Melati dan Arum hampir sakit karena terlalu rindu padamu. Cepat pergi temui mereka.""Kak Farida, kamu sendiri nggak merindukanku? Aku akan menemanimu dulu, setelah itu baru aku temui mereka." Tirta menggeleng dengan tegas, nada bicaranya terdengar sedikit mendominasi."Ya sudah kalau begitu." Farida lebih tua satu atau dua tahun dari Ayu. Dia sendiri adalah wanita dewasa yang cerdas dan anggun.Namun, saat mendengar ucapan Tirta, dia menjadi beg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1122

    "Tirta, tentu saja aku mengatakan yang sebenarnya." Di bawah cahaya malam yang samar, Filda tidak bisa melihat ekspresi Tirta dengan jelas. Dia terus berakting."Kamu telah menyelamatkan nyawa anak kakakku dan juga membantu mengurus bisnisnya. Kamu begitu baik kepada keluargaku, mana mungkin aku berbohong padamu?""Baiklah, kalau memang Kak Farida seburuk yang kamu katakan, aku pasti akan menyuruhnya minta maaf padamu. Naik mobil, ikut aku ke sana dan kita tanyakan ke Kak Farida langsung!""Tapi kalau ternyata kamu cuma bohong padaku, kamu yang harus memberi penjelasan pada Kak Farida!" Nada suara Tirta mengandung sedikit kemarahan.Menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam nada bicara Tirta, Filda sontak merasa gelisah dan tidak berani naik mobil.“Kenapa malah bengong? Ayo naik mobil," desak Tirta dengan tidak sabar."Tirta, aku ... aku tiba-tiba sakit perut. Gimana kalau kamu saja yang pergi? Beri tahu saja aku cara keluar dari sini. Aku nggak mau ikut. Aku harus cepat pulang ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1121

    Wajahnya langsung memerah, merasa malu sekaligus marah. Filda mengumpulkan keberanian, lalu kembali melangkah ke arah belakang.Kali ini, dia memang tidak kembali ke tempat Farida dan para pekerja, tetapi dia tersesat."Jangan-jangan aku benar-benar mengalami fenomena terjebak di jalur hantu? Saat masuk tadi, semuanya baik-baik saja. Kenapa sekarang malah nggak bisa keluar? Aku harus meminta Kakak datang menjemputku!"Filda gemetar ketakutan. Dia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon kakaknya, pemilik bibit pohon buah.Tiin! Tiin! Tiba-tiba, dari kejauhan, cahaya lampu yang menyilaukan menerangi tempat itu!Criiit! Suara rem yang tajam terdengar. Sebuah Mercedes-Maybach berhenti tepat di depan Filda.“Bukankah kamu adik pemilik bibit pohon buah? Malam-malam bukannya tidur, kenapa malah berada di sini?" Tirta membuka pintu mobil dan turun. Begitu melihat Filda, dia langsung ingat siapa gadis itu dan bertanya dengan penasaran."Kamu ... kamu Tirta? Syukurlah! Tirta, kamu datang tep

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status