Share

Bab 1096

Author: Hazel
"Apa itu, Pak? Silakan katakan," ujar Tirta dengan alis sedikit berkerut saat melihat ekspresi gugup Jadid.

Jadid menghela napas sebelum berbicara, "Aku tahu kamu pasti nggak kekurangan uang, juga nggak ingin bekerja di rumah sakit dan diatur oleh orang lain. Tapi, keterampilan medismu benaran luar biasa, jarang ada yang bisa menandingimu."

"Aku ingin bertanya mewakili putriku, apa kamu bersedia mengajarkan sedikit ilmu medismu kepadanya? Itu bisa mendatangkan manfaat besar bagi banyak pasien yang membutuhkan!"

Selesai berbicara, Jadid membungkuk kepada Tirta. Di belakangnya, Qaila mengepalkan tangannya dengan gugup. Matanya yang besar dan bercahaya menatap Tirta dengan penuh harap, khawatir permintaan ini akan ditolak.

"Huh! Semua orang tahu keterampilan medisnya luar biasa, tapi itu adalah warisan rahasia dari sektenya! Gimana bisa kamu menggunakan alasan moral untuk memaksanya mengajarkan ilmu itu kepadamu? Sepertinya kamu minta dihajar."

Tiba-tiba, Chiko mendekati Jadid dan mendeng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1097

    'Nggak bisa, aku harus pergi melihatnya.' Setelah memikirkan itu, Tirta segera menoleh ke arah Bella dan berkata, "Kamu tetap di sini dan tunggu Bu Qaila? Bibi Ayu belum juga kembali. Aku khawatir sesuatu terjadi padanya. Aku harus mencarinya.""Tirta ... gimana kalau aku ikut? Biar mereka yang menunggu Bu Qaila di sini." Bella mengernyit dan tidak ingin berpisah dari Tirta. Selain itu, dia juga merasa cemas terhadap Ayu.Sebelum Tirta sempat mengatakan apa pun, suara lembut seorang gadis terdengar. Yasmin berjalan mendekat, lalu berujar dengan serius, "Kakak Guru, aku juga ingin ikut."Mendengar ini, Yusril sontak menunjukkan ekspresi panik dan buru-buru menegur, "Yasmin, jangan bicara sembarangan! Sejak zaman dulu, seorang guru ibarat seorang ayah. Kamu harus memanggil guru dan bibinya dengan sopan. Cepat minta maaf!""Dik, Yasmin masih kecil dan kurang mengerti etika. Sebagai ayahnya, ini kesalahanku. Kalau kamu ingin marah, salahkan aku saja! Aku nggak akan mengeluh sedikit pun!" C

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1098

    Wanita cantik yang terpojok di sudut itu tak lain adalah Ayu. Sebenarnya, ketika Ayu keluar dari toilet, dia kebetulan bertemu dengan kedua pria ini.Namun, Ayu sama sekali tidak memercikkan air dari wastafel ke salah satu dari mereka. Mereka hanya melihat Ayu sangat cantik dan seksi, sehingga tidak bisa menahan diri untuk menggoda. Bahkan, mereka berpikir untuk membawanya pergi agar bisa dinikmati sesuka hati.Bagaimanapun, di dunia misterius, mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk bertindak sewenang-wenang. Begitu tiba di dunia fana, semua hasrat mereka langsung tak terkendali!"Kalian jangan asal bicara! Wajahnya basah karena dia nggak mengeringkannya setelah mencuci muka! Bukan aku yang memerciknya! Apa pun yang kalian katakan, aku nggak akan mengelap wajahnya!""Pergi dari sini sekarang, atau aku akan menelepon Tirta supaya dia memberi kalian pelajaran!" teriak Ayu yang bisa merasakan niat jahat mereka. Dia segera mundur beberapa langkah dan mengeluarkan ponselnya untuk men

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1099

    "Kak, jelas-jelas kamu yang gagal merayu wanita, kenapa malah melampiaskan amarah padaku?" Lior memang enggan menyerahkan Ayu begitu saja. Kini melihat dirinya dijadikan sasaran kemarahan, dia pun tidak peduli lagi dan langsung membalas dengan satu tamparan!"Huh! Dengan kemampuan lemahmu itu, kamu ingin bersaing denganku untuk mendapatkan wanita?" Fasahat tampak muram. Saat melihat Lior menyerangnya, dia langsung mengangkat tangannya dan membalas dengan penuh amarah!"Aku harus kabur ...." Ayu hendak memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur. Siapa sangka, Lior bahkan tidak mampu menahan satu pun serangan Fasahat. Dia langsung terpental sejauh belasan meter karena satu serangan telapak tangan Fasahat!Tanpa ragu, Fasahat segera menghalangi Ayu yang hendak melarikan diri. Wajahnya dingin, sorot matanya kejam."Dasar wanita jalang! Kamu pikir kamu bisa kabur? Berlututlah dan bersumpah untuk menjadi budakku seumur hidup, mungkin aku bisa mengampuni nyawamu! Kalau nggak, aku akan membunuhmu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1100

    "Dasar bajingan! Dasar pesilat kuno sampah! Aku paling benci orang yang sok hebat seperti ini! Kamu sudah sebesar ini, tapi belum pernah lihat wanita? Mau main wanita? Cari saja ibumu! Dasar nggak berpendidikan!"Ketika Fasahat masih larut dalam keterkejutan dan kemarahannya, Tirta melihat Ayu yang berdiri di sudut dengan ketakutan. Hal ini membuat amarahnya semakin meluap!Dengan penuh kebencian, Tirta menendang tepat ke selangkangan Fasahat. Tanpa ragu sedikit pun, dia langsung menghancurkan masa depannya sebagai pria!"Argh!" Wajah Fasahat langsung menegang karena rasa sakit yang luar biasa. Jeritannya menggema di kejauhan. Keringat dingin mengucur deras di tubuhnya. Bagaimana tidak? Organ vitalnya telah hancur!Tatapan Fasahat dipenuhi dendam saat menatap Tirta. Dengan gigi gemeretak, dia memekik, "Dari sekte mana kamu berasal? Beraninya kamu melukaiku! Kalau guruku tahu, dia pasti nggak akan membiarkanmu hidup! Guruku adalah ahli bela diri tingkat semi abadi!"Tirta yang awalnya i

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1101

    Tirta mendengus, lalu menendang selangkangan Lior dengan cara yang sama hingga hancur!"Arghhh .... Kejantananku hilang! Aku sudah jadi orang cacat ...."Lior tidak berani mengancam Tirta. Dia menutupi selangkangannya sambil berguling-guling di tanah dan menangis dengan pilu."Berani-beraninya menggoda Bibi Ayu, kamu memang pantas mati!"Bella mendengus marah, lalu menggandeng Yasmin dan berjalan ke arah Ayu. Dia mencoba menenangkan Ayu yang masih dalam keadaan syok."Bibi, jangan takut. Nanti kalau Yasmin sudah sehebat Kakak Guru, Yasmin juga bisa melindungi Bibi!" ujar Yasmin dengan suara menggemaskan. Dia mengepalkan tangan kecilnya dengan wajah serius dan berjanji pada Bibi."Dia gadis kecil yang diselamatkan Tirta?" Pada pandangan pertama, Ayu langsung merasa sangat menyukai Yasmin. Dia kemudian menatap Bella untuk memastikan."Benar, Bi. Tapi sekarang, dia sudah jadi murid Tirta. Jadi, mulai sekarang dia bisa dianggap sebagai bagian dari keluarga kita," jelas Bella. Setelah dihib

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1102

    Tak lama kemudian, Jadid segera memerintahkan orang-orangnya untuk mengangkut Fasahat dan Lior yang sudah sekarat untuk keluar dari rumah sakit. Sesuai instruksi Tirta, dia juga pergi menemui kepala polisi yang baru, Mauri.Menyebut nama Mauri membuat Tirta berpikir sejenak."Sekarang aku sudah berada di ibu kota provinsi, kalau ada waktu, aku bisa menemui Pak Mauri. Sekalian mau tanyakan keberadaan Organisasi Black Gloves."Saat itu, Chiko maju dengan gelisah dan berkata, "Dik, dua orang yang baru saja kamu hajar itu sepertinya murid utama Kurnia.""Kurnia terkenal sangat melindungi murid-muridnya dan kekuatannya juga cukup hebat. Kalau dia tahu kejadian ini, dia mungkin akan menargetkanmu. Apa waktu kamu meninggalkan dunia misterius kali ini, Sekte Mujarab mengirimkan senior untuk diam-diam melindungimu?""Nggak, mereka nggak mengirim siapa pun. Tapi menurutku, dua orang tadi biasa-biasa saja. Menghajar mereka semudah membalikkan telapak tangan. Kalau gurunya selevel mereka, dia juga

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1103

    Jadid sibuk mengatur orang-orangnya untuk menyiapkan teh herbal penenang bagi Ayu. Sementara itu, Tirta bersandar di meja kerja direktur rumah sakit sambil mencatat penafsirannya tentang ilmu pengobatan."Tirta, kenapa bagian ini aku nggak mengerti?" Di seberangnya, Qaila duduk sambil membaca catatan Tirta dengan penuh perhatian.Meskipun Qaila seorang dokter spesialis pengobatan barat, dia tetap memiliki pengetahuan mendasar dalam pengobatan tradisional. Banyak hal yang sebelumnya sulit dipahami, kini menjadi lebih jelas setelah melihat catatan Tirta.Semakin dibaca, dia semakin terhanyut dalam pengetahuan baru ini. Tiba-tiba, matanya membelalak. Dia berdiri dan membungkuk, lalu menunjuk bagian tertentu dalam catatan Tirta dengan ekspresi serius.Qaila benar-benar serius dalam belajar.Namun, karena dia membungkuk terlalu rendah, pemandangan di depan dadanya langsung terlihat jelas di mata Tirta."Bagian ini sebenarnya cukup sederhana. Kalau kamu baca lebih banyak tentang dasar farmak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1104

    "Ah … bukan begitu! Tirta, ini nggak seperti yang kamu pikirkan!"Mendengar ucapan Tirta, wajah Qaila langsung memerah. Dengan panik, dia buru-buru mengambil pakaian dalam itu dan menyembunyikannya di bawah selimut. Suaranya terdengar gugup saat dia terbata-bata mencoba menjelaskan."Aku belum pernah pacaran sebelumnya …. Itu bukan pakaian seperti yang kamu pikirkan! Aku akan datang bulan dalam beberapa hari ini. Itu rekomendasi dari sahabatku. Katanya, pakaian ini lebih praktis kalau lagi haid.""Setelah pakai ini, tinggal ditambah pembalut, jadi nggak perlu sering-sering ganti pakaian dalam …."Memang benar seperti yang dikatakan Qaila. Biasanya, tidak ada orang lain yang masuk ke ruangannya. Jadi, setelah membeli pakaian itu, dia lupa menyimpannya. Saat membawa Tirta masuk tadi, dia juga tidak kepikiran soal itu.Kini setelah Tirta melihatnya, Qaila benar-benar merasa sangat malu dan tidak berani menatapnya langsung.Namun, Tirta hanya tersenyum santai dan berkata, "Bu Qaila, kamu n

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1129

    "Aku masih harus mengunjungi temanku yang ada di ibu kota. Mungkin nggak akan secepat itu kembali ke desa. Aku khawatir kalian kangen berat, makanya pulang malam-malam hanya untuk menemani kalian," jelas Tirta."Huh! Rupanya kamu punya hati nurani juga. Tapi, kamu nggak boleh pergi begitu saja. Temani kami sebentar lagi dong ...," pinta Arum yang tidak rela berpisah sambil menatap Tirta."Tirta, temani kami sebentar lagi. Selama kamu pergi, aku nggak bisa tidur nyenyak lho," ujar Melati sambil melemparkan diri ke pelukan Tirta. Dia mencoba memulai pertempuran lagi.Ketika melihatnya seperti itu, Tirta pun tidak ingin pergi secepat itu. Setelah melihat jam, dia lantas membuat keputusan."Di mana Kak Farida? Aku cari dia dulu. Kita lanjutkan pertempuran kita. Nanti sore aku baru balik!"....Lagi-lagi, pertempuran yang panjang dan melelahkan terjadi. Melati dan Arum pun tidak meminta Tirta untuk tinggal lagi. Bahkan, mereka berharap Tirta pergi secepat mungkin."Hehe, kalian istirahatlah

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1128

    Kini, Ayu sedang tidak berada di sini. Agatha dan Susanti juga pergi sehingga tidak ada gangguan apa pun.Sebagai kepala keluarga, Tirta tentu adalah penguasa di sini. Tidak ada yang boleh membantahnya!Meskipun tertangkap basah oleh Melati dan Arum, Tirta tidak menjelaskan terlalu banyak. Bahkan, dia meminta mereka untuk bergabung dalam permainan!Dengan demikian, terjadi pertempuran sengit di dalam vila. Tirta berhasil menaklukkan tiga wanita dengan kemampuannya sendiri. Untungnya, tenaganya tidak ada habisnya. Semakin bermain, dia justru semakin bersemangat. Dia sungguh tak terkalahkan!Sementara itu, Farida masih harus bekerja setelah matahari terbit. Dia juga sudah kelelahan karena ini adalah ronde kedua. Jadi, dia kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Tersisa Arum dan Melati yang masih berada di medan tempur. Mereka berdua tentu bukan lawan Tirta sehingga hanya bisa memohon ampun.Sayangnya, Tirta bukan orang yang punya belas kasihan. Dia tidak peduli pada permohonan kedua wan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1127

    Di atas tempat tidur yang empuk dan luas, Melati berbaring sendirian, memegang ponselnya. Dia gelisah, terus membolak-balikkan tubuhnya, tidak bisa tidur sama sekali.“Andai aku tahu Tirta akan pergi begitu lama, aku pasti ikut dengannya. Aku nggak akan seperti sekarang, hanya bisa diam-diam menonton video Tirta untuk mengobati rasa rindu."Melati sudah menonton video sejak tadi. Tubuhnya terasa semakin panas, bahkan keringat mulai bermunculan."Nggak bisa. Kalau begini terus, besok aku nggak akan punya tenaga untuk kerja. Sebaiknya aku mandi air dingin dan cepat tidur."Melati mematikan ponselnya, lalu berjalan ke luar kamar. Dia berniat menghirup udara malam sebelum mandi.Namun, saat dia sampai di ujung ruang tamu, di balkon yang diterangi cahaya bulan samar, dia melihat sosok lain yang juga berdiri sendirian."Arum? Kenapa kamu belum tidur tengah malam begini?" Ketika melihat bahwa itu adalah Arum, Melati maju dan bertanya dengan penasaran."Kak Melati, vila ini terlalu luas dan se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1126

    "Hahaha ...."Begitu wanita paruh baya itu selesai berbicara, para pekerja langsung tertawa terbahak-bahak. Namun, mereka hanya bercanda karena melihat hubungan Tirta dan Farida yang tampak tidak biasa."Kak, jangan sembarangan bicara! Tirta sudah punya pacar! Kalau omonganmu ini sampai menyebar, aku memang nggak akan marah.""Tapi, kalau pacar Tirta tahu dan minta putus, Tirta bisa marah. Mungkin, kamu harus menyerahkan putrimu sebagai ganti pacarnya nanti."Wajah Farida langsung merona. Dia buru-buru memperingatkan para pekerja, terutama wanita paruh baya itu."Aduh, anak perempuanku cantik sekali! Kalau Bos benar-benar tertarik padanya, aku pasti akan tertawa bahagia seumur hidupku!" Wanita paruh baya itu malah semakin tergelak dan terus menggoda Farida."Hahaha, Kak, sudahlah. Jangan bercanda dengan Kak Farida lagi! Kamu nggak takut dia mengadu nanti karena kamu berkata yang bukan-bukan?"Setelah bercanda sebentar, para pekerja segera bersikap serius dan berjanji kepada Tirta dan F

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1125

    Setelah keluar dari Desa Persik, kesadaran Filda mulai pulih. Dia duduk di kursi belakang sambil terus menyeringai dingin menatap Tirta."Kamu terlalu banyak bicara! Kamu pikir aku akan memberimu kesempatan untuk melapor polisi?" Tirta tiba-tiba menginjak rem, menghentikan mobilnya.Kemudian, dia turun dan menarik Filda keluar dari kursi belakang. Tepat di sebelah mereka adalah sebuah waduk besar!Melihat waduk itu serta ekspresi dingin Tirta, Filda benar-benar panik! Dia menggigil dan bertanya dengan suara gemetar, "Kamu mau apa? Kamu nggak boleh membunuhku! Itu melanggar hukum! Hentikan!""Membunuhmu? Jangan mimpi! Membunuhmu hanya akan mengotori tanganku!" cela Tirta dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan jarum perak dari saku.Dengan menggunakan teknik akupuntur untuk menghilangkan ingatan, Tirta menghapus ingatan Filda tentang kejadian malam ini. Sebentar lagi, Filda akan melupakan segalanya.Setelah mencabut jarum perak, Tirta segera melangkah ke mobil. Sebelum kesadaran Filda

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1124

    Setelah kebohongannya terbongkar, Filda tidak lagi memiliki kesempatan untuk mendekati Tirta. Karena itu, dia begitu marah hingga tak bisa menahan diri untuk memaki Farida!"Berhenti! Barusan kamu bilang siapa yang menjijikkan?" Namun, setelah mendengar ucapannya, Tirta segera melangkah ke depan, menghalangi Filda, lalu menatapnya dingin."Kamu benar-benar nggak tahu diri. Justru perempuan seperti kamu yang sebenarnya paling menjijikkan! Kalau nggak minta maaf, jangan harap bisa pergi hari ini!"Sejak tadi, ketika Filda membolak-balikkan fakta, Tirta sudah merasa tidak senang padanya. Kini, setelah semuanya jelas, bukan hanya tidak meminta maaf, Filda malah menghina Farida! Jelas, Tirta tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja!"Aku sudah bilang aku nggak mau kerja lagi! Aku juga sudah kembalikan uang kalian! Aku sudah nggak ada hubungan apa pun dengan kalian, jadi aku nggak akan minta maaf padanya!""Memangnya kamu bisa apa padaku? Jangan kira cuma karena punya uang, kamu bisa bert

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1123

    Wajah Farida kembali merona. Dia menggigit bibirnya, lalu menatap Tirta dan berkata, "Tirta, aku tahu kamu khawatir padaku, tapi aku benaran nggak lelah. Aku bisa bekerja sampai pagi tanpa masalah.""Besok kamu harus kembali ke ibu kota provinsi, lebih baik kamu pergi ke vila dan istirahat. Aku akan tetap di sini untuk menanam beberapa bibit pohon buah lagi. Kalau aku sudah nggak kuat, aku akan diam-diam menyusulmu."Saat mengatakan itu, Farida berbisik di telinga Tirta, "Selama dua hari ini kamu nggak ada, Agatha dan Nabila juga nggak datang. Melati dan Arum hampir sakit karena terlalu rindu padamu. Cepat pergi temui mereka.""Kak Farida, kamu sendiri nggak merindukanku? Aku akan menemanimu dulu, setelah itu baru aku temui mereka." Tirta menggeleng dengan tegas, nada bicaranya terdengar sedikit mendominasi."Ya sudah kalau begitu." Farida lebih tua satu atau dua tahun dari Ayu. Dia sendiri adalah wanita dewasa yang cerdas dan anggun.Namun, saat mendengar ucapan Tirta, dia menjadi beg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1122

    "Tirta, tentu saja aku mengatakan yang sebenarnya." Di bawah cahaya malam yang samar, Filda tidak bisa melihat ekspresi Tirta dengan jelas. Dia terus berakting."Kamu telah menyelamatkan nyawa anak kakakku dan juga membantu mengurus bisnisnya. Kamu begitu baik kepada keluargaku, mana mungkin aku berbohong padamu?""Baiklah, kalau memang Kak Farida seburuk yang kamu katakan, aku pasti akan menyuruhnya minta maaf padamu. Naik mobil, ikut aku ke sana dan kita tanyakan ke Kak Farida langsung!""Tapi kalau ternyata kamu cuma bohong padaku, kamu yang harus memberi penjelasan pada Kak Farida!" Nada suara Tirta mengandung sedikit kemarahan.Menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam nada bicara Tirta, Filda sontak merasa gelisah dan tidak berani naik mobil.“Kenapa malah bengong? Ayo naik mobil," desak Tirta dengan tidak sabar."Tirta, aku ... aku tiba-tiba sakit perut. Gimana kalau kamu saja yang pergi? Beri tahu saja aku cara keluar dari sini. Aku nggak mau ikut. Aku harus cepat pulang ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1121

    Wajahnya langsung memerah, merasa malu sekaligus marah. Filda mengumpulkan keberanian, lalu kembali melangkah ke arah belakang.Kali ini, dia memang tidak kembali ke tempat Farida dan para pekerja, tetapi dia tersesat."Jangan-jangan aku benar-benar mengalami fenomena terjebak di jalur hantu? Saat masuk tadi, semuanya baik-baik saja. Kenapa sekarang malah nggak bisa keluar? Aku harus meminta Kakak datang menjemputku!"Filda gemetar ketakutan. Dia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon kakaknya, pemilik bibit pohon buah.Tiin! Tiin! Tiba-tiba, dari kejauhan, cahaya lampu yang menyilaukan menerangi tempat itu!Criiit! Suara rem yang tajam terdengar. Sebuah Mercedes-Maybach berhenti tepat di depan Filda.“Bukankah kamu adik pemilik bibit pohon buah? Malam-malam bukannya tidur, kenapa malah berada di sini?" Tirta membuka pintu mobil dan turun. Begitu melihat Filda, dia langsung ingat siapa gadis itu dan bertanya dengan penasaran."Kamu ... kamu Tirta? Syukurlah! Tirta, kamu datang tep

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status