Beranda / Romansa / Do You Know? / 02 Crazy Solution

Share

02 Crazy Solution

Penulis: dandelian
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-01 21:41:57

Liana harus memutar otaknya, bagaimana dia bisa bertemu dengan pria dengan cepat agar bisa dibawa ke pernikahan Alea. Tidak mungkin Javas, karena orang tuanya tahu, hubungan Liana dan Javas sudah seperti kakak adik, belum lagi kebenaran kalau Javas sudah memiliki kekasih.

Meskipun Liana ingin tidak datang ke pernikahan adiknya, dia selalu memikirkan apa yang diperintahkan oleh orang tuanya, seakan pikirannya sudah disetting untuk datang bersama seorang laki-laki dan memeperkenalkan pada orang tuanya itu menjadi kalimat wajib yang harus dia kerjakan.

"Mikirin apa kamu?" Seorang pria masuk ke dalam apartement nya tanpa permisi itu sudah biasa, selain anak buahnya, pria ini juga mendapat akses bebas di sini.

"Mau tahu saja." Liana tampak lebih santai dari pada yang kalian bayangkan diawal. Karena Liana punya prinsip, penampilan akan menunjangnya untuk bersikap lebih kejam lagi.

"Bilang saja padaku, mana tahu aku bisa bantu." Pria bernama Cakrawala Janardana itu adalah teman dekat Liana. Cukup dekat dan hanya sebatas teman bagi Liana.

Liana mengubah duduknya, dia tampak dalam mood yang buruk, apa lagi belum ada kabar dari pria yang punya utang waktu itu. Pikirannya terbagi ke sana ke mari, dia ingin hidup santai sejenak saja sepertinya sulit, tekanan yang ada disekitarnya malah memperburuk harinya.

"Aku harus mencari pacar untuk datang ke pernikahan Alena," ucap Liana. Jujur saja, dia bingung. Kreteria laki-laki yang orang tuanya inginkan sangat tinggi, apa lagi melihat latar belakang calon suami Alena yang seorang anak konglomerat dan juga pengusaha sukses, semakin menyulitkan Liana untuk mencari pasangan hidup.

Setidaknya yang orang tuanya inginkan pasti harus setara dengan calon suami Alena. Banyak orang kaya di sini, tapi pasti mereka tidak punya waktu untuk mengurusi masalah Liana.

Selama hidup, Liana selalu kalah dengan Alena. Alena yang cantik, Alena yang pintar, Alena yang karirnya bagus, Alena yang segalanya baik, orang tua mereka selalu membangga-banggakan Alena dan Liana hanya gadis yang harus mengikuti semua perintah dan arahan orang tuanya.

"Ooh, masalah kamu setiap tahun selalu sama, selalu tentang cari pacar, padahal kamu sudah pernah pacaran dulu," ucap Cakra.

"Jangan membahas masa lalu bodoh itu, aku malas mendengar namanya saja," ketus Liana.

"Ya sudah, aku akan mencarikan kamu pacar, mungkin bisa kamu bawa ke rumah orang tua kamu," usul Cakra.

"Tidak mau, laki-laki pilihan kamu itu aneh-aneh. Sekali lihat saja, mereka pasti sudah tau kalau itu adalah orang tidak jelas seperti kamu," sindir Liana.

"Lalu bagaimana?" Cakra sudah biasa menanggapi sindiran ataupun kata kasar yang keluar dari mulut Liana, dia sudah bertahun-tahun dengan Liana dan semuanya terasa datar, tapi tetap saja ada sisi lain yang membuat Cakra bertahan menjadi teman untuk Liana.

"Apa aku tidak datang saja ke nikahan Alena ya?"

"Ini pernikahan adik kamu sendiri, apa kata orang kalau kamu tidak datang."

"Mereka juga tidak pernah tahu kalau Alena punya kakak yang tidak berguna sepertiku." Liana menghela nafas untuk dirinya sendiri, kenapa tuhan menciptakan Liana tanpa kelebihan apapun selain cantik.

"Kalau begitu datang saja sebagai tamu undangan, ya kamu harus cari pacar yang penting."

"Kalau itu, aku juga maunya begitu, kau tidak perlu susah berpikir karena aku sudah tahu. Masalahnya mencari pasangan yang perfect, seperti yang orang tuaku inginkan itu susah dicari, dimana ada orang kaya, baik, tampan, penyayang, bertubuh bagus yang mau orang kasar sepertiku?"

Cakra pun diam, dia yang laki-laki saja merasa tidak ada pria sempurna seperti yang Liana cari, kalau laki-laki brengsek itu banyak, termasuk Cakra salah satunya.

"Akhirnya memang aku akan kalahlagi dari Alena..." ucap Liana pasrah.

"Kenapa kamu tidak mencari pacar bayaran saja. Terus kamu bisa atur dia dengan uang kamu, buat dia jadi orang yang perfect seperti yang kamu bilang itu." Cakra pergi ke dapur setelah menyelesaikan dialognya.

Wanita yang beberapa bulan lagi itu akan berusia 30 tahun itu kembali ke rutinitas biasanya, menjadi salah satu kepala bagian dari apa yang ditugaskan oleh Papanya.

"Bagaimana? Sudah ada kabar dari dia?" tanya Liana pada seorang anak buahnya.

"Belum ada, sepertinya dia mencoba kabur."

"Cari dia. Jangan sampai dia lepas. Atau kepala kalian akan bolong aku buat." Liana memang cukup kejam saat bekerja. Dia tidak akan segan untuk mengakhiri hidup seseorang yang melawannya.

Anak sulung dari 2 bersaudara itu sebenarnya adalah anak yang pintar, hanya saja dia tidak suka belajar. Dia lebih suka melakukan aksi-aksi dari pada mempelajari teori.

Lalu tuan Ronald yang melihat potensi putri sulungnya itu pun mengarahkan, Liana diajari seni bela diri dari berbagai belahan dunia. Dia mendapat beberapa gelar di beberapa cabang seni bela diri.

Jangan heran bila wanita itu memukul orang akan sulit berhenti, ditambah tempramennya yang buruk juga ikut andil dalam kekejaman prilakunya itu.

Seorang laki-laki bertekuk lutut di hadapan Liana. Wajahnya juga sudah lebam, beberapa lebam lama dan banyak lebam baru di wajahnya. Sudut bibirnya pun sudah pecah dan meninggalkan darah.

"Again and again. Liar!" Liana tampak santai di kursinya.

Pria itu tampak pasrah dengan apa yang mereka lakukan. Dia yakin ini akan berakhir jika dia mati. Lihat saja semua pukulan yang dilakukan anak buah Liana pada tubuhnya, dia yakin bukan hanya luarnya saja yang lebam, pasti ada beberapa tulangnya yang bergeser atau retak di dalam sana.

"Tampaknya kamu memang ingin dijual." Kekeh Liana. Wanita itu mendekati si pria.

Wanita itu berjongkok, menarik dagu si pria hingga Liana dapat melihat wajah pria itu.

"Kamu cukup tampan, hargamu pasti mahal."

Liana menepuk pipi pria itu dengan pelan, tandanya dia ingin bermain-main.

"Name?"

"Sakhala Poldi," ucap pria itu lemas.

Liana menggerakan tangannya, memberi isyarat agar anak buahnya pergi dari ruangannya.

"Bangun!" Liana kembali ke kursinya. Membiarkan tissue pada pria itu.

"Bersihkan lukamu."

Sakha terdiam setelah menangkap gulungan tissue yang dilempar wanita sadis di depannya itu. Bagaimana dia bisa berubah setelah mendengar nama Sakha. Apa ada magic dinamanya sampai-sampai wanita itu bersikap baik padanya.

"Cepat bersihkan atau saya akan menambah luka kamu." Nada ancaman itu sukses membuat Sakha sadar.

"I... Iya." Sakha menurut.

Sakhala Poldi, seorang pria yang terlibat hutang karena keluarganya menggunakan namanya saat mengambil pinjaman dari debt collector seperti orang di hadapannya. Dia pun harus keluar dari pekerjaannya untuk mendapat dana pensiun dini untuk membayar utangnya.

Kehidupannya semakin sulit saat keluarga Rodriguez mengusik hidupnya. Sakha pikir hutang keluarganya sudah lunas, tapi ternyata. Ada 1 lagi yang tidak Sakha ketahui. Berkat utang-utang itu, masa depan yang Sakha tata dan direncanakan itu hancur.

"Kamu cuma pegawai kantor biasa... Pantas saja tidak bisa bayar utang." Wanita itu melihat ke dalam ipadnya. Sepertinya melihat latar belakang Sakha.

"Aku dijebak oleh keluargaku. Aku bahkan tida tahu uang itu buat apa." Sakha harus membela diri walaupun itu tidak akan merubah apapun.

"Itu bukan urusan saya." Perkataan Liana sukses membuat Sakha terdiam. Dia juga tidak bisa melakukan apa-apa. Ini adalah tempat paling menyeramkan yang pernah Sakha datangi.

"Ada cara lain untuk meringankan utang kamu," ucap Liana, wanita itu meletakan ipadnya dan mulai menatap lawan bicaranya.

"Cara apa?" tanya Sakha. Takutnya dia akan dijadikan salah satu korban penjualan organ tubuh manusia. Sakha baru tahu ada tempat menyeramkan seperti ini.

"Kamu harus jadi pacar saya." Tissue yang Sakha pegang itu terjun jatuh ke lantai. Apa dia tidak salah dengar, kenapa harus jadi pacar, apa wanita itu gila?

"Maksudnya?" Sakha jelas tidak mau, siapa yang ingin punya pacar psikopat seperti wanita ini.

"Saya akan mengurangi setengah dari utangmu jika kamu mau menjadi pacar pura-pura saya."

Otak Sakha berputar untuk berpikir. Benar, pasti tidak ada yang mau dengan wanita psikopat sepertinya makanya dia harus menyewa pacar. Dia memang cantik tapi atitudenya sangat jelek, itu yang terpikir oleh Sakha tentang wanita di depannya ini.

"Berapa lama aku harus menjadi pacarmu?" tanya Sakha.

"Saya akan memberitahukan kontraknya jika kamu bersedia."

Ini memang mudah, hanya perlu menjadi pacar pura-pura wanita itu. Tapi, wanita ini bukan wanita biasa seperti yang lainnya, dia pasti sudah kehilangan akal sehatnya. Hari-hari Sakha pasti akan berubah menjadi neraka.

Namun jumlah utangnya akan berkurang setengah, dan itu akan mengurangi bebannya. Tidak apa-apa, ini hanya sementara, Sakha yakin dia bisa.

"Tapi aku difasilitasi kan? Soalnya aku udah gak punya apa-apa lagi," ucap Sakha. Sesekali bersikap tidak tahu malu dia rasa boleh-boleh saja.

"You got it."

•••

Bab terkait

  • Do You Know?   03 Agreement

    "This is your room." Liana menunjukan salah satu kamar yang ada di bagian apartement nya."Apa kamu tinggal di sini juga?" tanya Sakha."Ya. Memangnya kenapa?" Liana tampak malas melakukan komunikasi, tapi dia harus melakukannya agar semuanya berjalan dengan lancar."Kamu tidak takut jika aku melakukan sesuatu padamu?" tanya Sakha."Sebelum itu terjadi, tulang rusukmu akan patah hingga menusuk ke organ dalam milikmu," ketus Liana.Sakha yang menyadari itu langsung memegang dadanya, seolah merasakan jika tulang rusuknya akan patah dengan semengerihkan itu, ekspresinya pun mendukung."Masuklah."Wanita itu meninggalkan Sakha sendirian di kamar ini."Pantas saja dia tidak punya pacar, memangnya siapa yang tahan dengan psikopat sepertinya."Sakha melempar tubuhnya untuk merasakan kasur. Setengah bulan ini dia tidak bisa tidur n

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-01
  • Do You Know?   04 Come to hell

    Liana dan Sakha berhasil sampai ke pavilliun milik keluarga Liana dengan selamat. Sakha menatap bangunan ini dengan kagum. Seumur-umur dia hanya bisa melihat bangunan dengan 1 keutamaan, misalnya kemewahan, tapi tidak dengan keindahan alam yang alami atau sebaliknya. "Ini rumahmu?" tanya Sakha. "Bukan." "Lalu untuk apa kita datang ke sini?" tanya Sakha heran. "Are you 31 years old? Kenapa pemikiranmu begitu sempit," ejek Liana. "Maksudmu aku bodoh?" Sakha tidak terima dengan hinaan itu, dia laki-laki dan dia tidak ingin direndahkan apa lagi dengan seorang wanita. "Bukan aku yang bilang." Liana berjalan mendahului Sakha. Perdebatan bodoh akan segera terjadi dari mulut Sakha yang ternyata sangat berisik. "Apa hak kamu menghinaku? Memangnya kamu tidak pernah tahu ya, merundung itu bisa berdampak buruk bagi korban." Sakha masih tidak terima den

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • Do You Know?   05 Your Smile

    Sakha berdiri di samping Liana yang sedang melemparkan pakan ikan ke kolam. "Aku cariin, ternyata kamu di sini." "Untuk apa kamu mencariku? Mau memberi kata-kata motifasi ke aku? Aku tidak perlu." Liana tetap pada dirinya yang angkuh. Dia merasa dirinya masih hebat, dia berada di atas Sakha sehingga dia bisa berkata semaunya. Meskipun tidak tahu jika ke depannya rencana mereka malah membuat mereka terjebak. "Aku gak punya kata-kata motifasi, kamu tau kan berantakannya hidup aku, sampai aku harus ada di sini jadi pacar bohongan kamu." Sakha mencoba mengalah, jika melawan Liana dengan emosi sama saja menghancurkan rencana mereka. "Terus untuk apa kamu ke sini?" tanya Liana. "Ya kamu pikir saja, kalau aku tetap di sana malah aku yang terjebak di sana, lebih baik aku pergi. Belum lagi kalau Papa kamu marah lalu aku tidak bisa nyela, dan akhirnya aku yang mendengarkan kemarahan Papa kamu."

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Do You Know?   06 Killer

    "Kamu sedang apa di sana?" Suara bariton milik tuan Ronald itu membuat Sakha berbalik dan tersenyum ramah sebisa mungkin. "Liana sedang pergi. Jadi saya iseng lihat-lihat sekeliling Om," jelas Sakha. Dia sedikit ciut di hadapan tuan Ronald, dengan wajah bule itu dia terlihat lebih seram. "Kenapa tidak ikut dengannya?" tanya Ronald. "Dia melarang saya," jawab Sakha, sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ya, dia merasa tidak enak saja, seperti lepas tanggung jawab sebagai laki-laki. "Kamu tidak perlu khawatir, dia gadis yang pandai menjaga diri. Kamu sudah makan?" Pria berparas bule itu jauh lebih bersahabat sejak mereka terakhir bertemu. "Udah Om, tadi Liana menyiapkan saat dia mau pergi." Ronald tersenyum, lalu menepuk bahu Sakha. "Saya harap, kamu orang yang tepat untuk Liana." Sakha mengangguk canggung, bagaimana jadi orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Do You Know?   07 Meet Alpha and Luna

    Tadinya Sakha ingin berolah raga pagi, tapi dia urungkan karena melihat ibu Liana atau nyonya Marina sedang menyuruh pekerjanya untuk memotong tanaman bonsai import dari luar negeri miliknya.Sakha ingat, Liana memberinya tugas untuk membuat orang tua Liana merasa Sakha adalah laki-laki yang tepat untuk Liana."Pagi, Tante," sapa Sakha."Hai, Sakha. Kamu sudah sarapan?" tanya wanita paruh baya itu."Udah Tante, aku denger Tante yang masak ya? Enak banget Tan." Senyuman Sakha itu seolah benar-benar memuja nyonya Marina."Benar kah? Kebetulan hari ini memang Tante yang masak, soalnya Om kamu lagi mau makan masakan Tante, syukur deh kalau kamu suka, kapan-kapan Tante masakin lagi." Wanita itu tampak berseri ketika pacar dari anak sulungnya itu memberikan pujian.Sakha mengangguk dan tersenyum ramah. "Ini bonsai pinus kan Tante? Kalau ini Azalea kan Tan? Wah, ini import kan?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-08
  • Do You Know?   08 With Alena

    3 orang memasuki mobil yang sama, mereka akan menuju suatu tempat yang mungkin akan lama di sana.Liana, Sakha dan Alena berada dalam 1 mobil dengan atmosfer yang terasa semakin dingin jikalau Alena tidak terus-terusan bertanya ini itu. Gadis itu baru saja kembali ke tahan air setelah lama mengenyam bangku pendidikan di Seattle.Lalu dia bekerja sebagai pengacara selama 3 tahun di Seattle, setelah itu dia memilih kembali ke tanah air, dengan tujuan untuk menikah dengan tunangannya."Jadi kamu pengacara? Kasus apa yang menurut kamu sulit banget?" tanya Sakha pada Alena sambil fokus menyetir, sedangkan Liana hanya melalukan pekerjaannya sebagai pendengar."Semua kasus itu sulit, tapi yang paling sulit itu waktu aku jadi pengacara ada kasus seorang pengusaha, dia dituduh melakukankorupsi, pembunuhan dan pelecehan seksual. parah banget deh. Sebenarnya aku juga tidak mau mengambil kasus itu, kasus itu jat

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-13
  • Do You Know?   09 (Beach)

    2 hari sebelum resepsi dilakukan, Alena ingin melakukan family time. Awalnya tidak akan mengajak Sakha, tapi karena Liana mengatakan kalau dia akan ikut jika Sakha ikut juga, akhirnya Alena mengalah.Saat keluarga Rodriguez itu berada di pantai sambil menikmati hidangan seafood yang tampak sedap itu, Liana malah sibuk menyiapkan apapun yang disukai oleh keluarganya.Sakha yang melihat kesibukan Liana itu menghampirinya, membantunya menyiapkan apa yang Liana inginkan."Kamu kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Sakha sambil membolak-balik seafood di atas panggangan."Alergi," jawab Liana singkat. Lalu meninggalkan Sakha dan memberikan hidangan itu pada keluarganya yang sedang bermusik ria.Meski hidup berdampingan dengan dunia gelap, mereka masih punya rasa ceria untuk merayakan sesuatu tentunya. Bukan keluarga yang kaku, bahkan senyum pun sulit.Sakha dengan cepat bisa berb

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-14
  • Do You Know?   10 (Wedding Party)

    Pernikahan yang mewah dan berkelas itu sangat mengharukan dan penuh dengan suka cita. Pengantin yang sangat serasi membuat siapa saja memperhatikan serta memuji keserasian mereka."Well, mereka memang serasi dalam merusak hati orang," ujar Liana. Sakha yang duduk di sampingnya menatapnya."Maksudmu?" Pria itu menghentikan sesi cicip cicip makanan yang enak ini. Hidup cukup tidak membuatnya makan enak setiap hari, hanya sesekali saja dia makan enak, itu pun kalau sedang awal bulan dan berkumpul dengan teman-temannya."Makan saja, jangan pedulikan aku."Selain pengantin yang menjadi sorotan, Liana pun jadi bagian. Dia mendapat cerita miring karena dilangkahi oleh adiknya sendiri.Hidup dengan perkataan orang memang menyulitkan, tapi untuk masalah ini Liana tidak peduli.Selain karena belum menikah, pakaiannya hari ini juga mencuri perhatian, dress panjang tanpa lengan, denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18

Bab terbaru

  • Do You Know?   16 (In This Morning)

    Cahaya itu mengusik tidur sang gadis, tangannya mengulur mencari-cari benda persegi panjang nan tipis yang biasanya ada di sampingnya. Kamar ini pun tak tampak seperti miliknya, hawa panas yang sangat kentara di tambah banyaknya sinar matahari yang masuk membuat gadis itu tak nyaman."Mencari ini?" Suara yang pernah dia idamkan hadir saat baru bangun tidur itu kenapa terasa nyata kali ini. Sampai sentuhan menyadarkan gadis itu kalau memang keadaan ini nyata."Good morning." Sakha menyerahkan ponsel Liana."Sakha!" Sontak gadis itu bangun saat matanya dengan sadar melihat sosok laki-laki tampan itu."Yes, it's me."Seketika bayangan-bayangan saat dia tertawa seperti orang bodoh, menangis bahkan berkata merendahkan dirinya sendiri melintas di otaknya. "Astaga!"Rasa malu melebihi harga dirinya, dia merasa orang paling bodoh sedunia namun disaat yang bersamaan dia merasa aman karena Sakha lah orang yang membawanya.

  • Do You Know?   15 (Harga Diri)

    Laki-laki tinggi dengan telinga lebar itu menatap Liana dengan tatapan aneh. Melihat penampilan gadis itu yang sangat berbeda dari biasanya. Gadis itu berputar-putar di depan kaca sambil melihat bagaimana penampilannya dengan baju yang kemarin dia borong melalui pegawainya. "Bagaimana? Apa baju ini cocok denganku?" Rok tenis dipadu dengan kaos cerah. Liana menghadap ke arah Cakra dan meminta pendapatnya tentang apa yang ia kenakan saat ini. "Tidak. Kau bukan bocah SMA lagi. Tidak cocok, cari saja yang masuk akal." Cakra hanya tidak ingin temannya itu bersikap aneh-aneh. Meskipun gadis itu masih cocok mengenakan pakaian yang dikenakan. "Lalu apa?" Gadis itu tampak frustasi untuk mix and match pakaian baru yang dia miliki.

  • Do You Know?   14 (Sebuah Cara)

    Sebut saja Liana sudah gila, dia membuang uang ratusan juta untuk membeli sebuah tempat yang tidak sesuai dengan bidangnya. Wanita itu membeli sebuah restoran dengan harga mahal tanpa melihat aspek-aspek yang mungkin menguntungkan atau merugikannya. "Aku pikir kamu memang benar-benar gila." Cakra sampai tidak percaya Liana melakukan hal ini setelah dia memberikan apa yang Liana mau beberapa hari lalu. "Memangnya kenapa? kamu tidak pernah diperjuangkan sebegitunya oleh seorang wanita? bilang saja kamu iri." Kekeh Liana. Cakra hanya menggelengkan kepalanya, beberapa laki-laki di dunia ini tidak ingin wanita yang dicintai lebih tinggi kedudukannya. "Kamu yakin, dia bakal kembali lagi bersama kamu?" tanya Cakra. Liana mengangguk mantap, sebisa mungkin wanita itu mengharapkan suatu kejadian baik menghampirinya. Sakha baru saja datang untuk bekerja hari ini. Penampilan sederhana

  • Do You Know?   13 (Friend Shit)

    Liana mengamati sebuah akuarium kaca kecil yang berisi kelomang yang pernah dia bawa bersama Sakha. Beberapa sudah mati karena terlaku sering ditiup agar keluar. Yah, padahal Liana sangat menyukai mereka.Hewan saja jika rumahnya tidak nyaman mereka akan pergi mencari tempat nyama yang lainnya. Kenapa Liana tidak bisa."Oh My God! Girl... What u do?" Seorang wanita mix Korea-Amerika itu datang sambil membawa banyak belanjaan ditangannya."Kenapa rumahmu yang kecil ini sangat kotor," ucapnya sarkas. Wanita itu meletakan belanjaannya di atas meja."Kenapa datang?" tanya Liana."Sejujurnya aku juga tidak mau datang, tapi my honey bunny sweety darling menyuruhku menjenguk temannya yang tidak tahu diri ini," ucapnya masih dengan nada dan kosa kata yang sarkas."Ya sudah sana pergi. Aku juga muak dengan mulutmu yang berbisa itu." Sejujurnya, keduanya sama-sama berbisa t

  • Do You Know?   12 (Dilema)

    Liana memutuskan untuk kembali ke rumahnya sendiri, dia sudah tidak tahan lagi berada di rumah orang tuanya, seakan hidupnya penuh tuntutan dan juga tekanan.Sakha menghampiri Liana dengan penampilan yang rapi, dia menggunakan baju yang sama seperti pertama kali mereka bertemu."Masih pagi, kamu mau kemana?" tanya Liana sambil mengoleskan nutella pada roti yang dia pegang.Sakha menyerahkan kertas kontrak yang dia punya, memberitahu bahwa kontrak mereka telah berakhir dengan lancar."Aku tidak mau merepotkanmu lagi, aku berterima kasih karena kamu sudah berbaik hati membebaskan aku dari hutang keluargaku." Sakha nyaman di sini, dia punya tempat tinggal, hidup dengan fasilitas yang baik, tapi dia merasa ini bukan ranahnya, dia juga tidak mau jadi benalu dalam hidup Liana.Semua yang dia dapatkan di sini rasanya fana, dia punya ini itu tapi harga dirinya jatuh karena menerima semuanya dari w

  • Do You Know?   11 (Crazy Speed)

    Tidak semudah itu keluar dari masalah ini, Liana dan Sakha sekarang berada di ruang kerja Ronald. Dengan tatapan nyalang Ronald menatap keduanya kecewa."Aku tahu kalian saling mencintai, tapi apakah sopan melakukan tindakan seperti itu di acara pernikahan orang lain." Liana yakin semua orang pasti berpihak pada Alena yang acaranya dibuat berantakan dengan kelakuan Liana dan Sakha.Keduanya memilih diam tidak menjawab, berharap salah satu dari mereka yang menjawab tapi seperti sudah di setting, kali ini mereka kompak untuk diam."Apa kalian tidak punya mulut untuk menjawab, hah!" Nada tinggi itu membuat Sakha terlonjak kaget, berlainan dengan Liana yang tampak tenang mendengar amarah papanya itu."Maaf Om," ucap Sakha. Dia berusaha untuk meredakan panas yang sudah menjalar itu."Maaf Pa, aku tidak akan mengulanginya lagi." Liana mengepala tangannya, namun tetap berusaha tenang.

  • Do You Know?   10 (Wedding Party)

    Pernikahan yang mewah dan berkelas itu sangat mengharukan dan penuh dengan suka cita. Pengantin yang sangat serasi membuat siapa saja memperhatikan serta memuji keserasian mereka."Well, mereka memang serasi dalam merusak hati orang," ujar Liana. Sakha yang duduk di sampingnya menatapnya."Maksudmu?" Pria itu menghentikan sesi cicip cicip makanan yang enak ini. Hidup cukup tidak membuatnya makan enak setiap hari, hanya sesekali saja dia makan enak, itu pun kalau sedang awal bulan dan berkumpul dengan teman-temannya."Makan saja, jangan pedulikan aku."Selain pengantin yang menjadi sorotan, Liana pun jadi bagian. Dia mendapat cerita miring karena dilangkahi oleh adiknya sendiri.Hidup dengan perkataan orang memang menyulitkan, tapi untuk masalah ini Liana tidak peduli.Selain karena belum menikah, pakaiannya hari ini juga mencuri perhatian, dress panjang tanpa lengan, denga

  • Do You Know?   09 (Beach)

    2 hari sebelum resepsi dilakukan, Alena ingin melakukan family time. Awalnya tidak akan mengajak Sakha, tapi karena Liana mengatakan kalau dia akan ikut jika Sakha ikut juga, akhirnya Alena mengalah.Saat keluarga Rodriguez itu berada di pantai sambil menikmati hidangan seafood yang tampak sedap itu, Liana malah sibuk menyiapkan apapun yang disukai oleh keluarganya.Sakha yang melihat kesibukan Liana itu menghampirinya, membantunya menyiapkan apa yang Liana inginkan."Kamu kenapa tidak makan dari tadi?" tanya Sakha sambil membolak-balik seafood di atas panggangan."Alergi," jawab Liana singkat. Lalu meninggalkan Sakha dan memberikan hidangan itu pada keluarganya yang sedang bermusik ria.Meski hidup berdampingan dengan dunia gelap, mereka masih punya rasa ceria untuk merayakan sesuatu tentunya. Bukan keluarga yang kaku, bahkan senyum pun sulit.Sakha dengan cepat bisa berb

  • Do You Know?   08 With Alena

    3 orang memasuki mobil yang sama, mereka akan menuju suatu tempat yang mungkin akan lama di sana.Liana, Sakha dan Alena berada dalam 1 mobil dengan atmosfer yang terasa semakin dingin jikalau Alena tidak terus-terusan bertanya ini itu. Gadis itu baru saja kembali ke tahan air setelah lama mengenyam bangku pendidikan di Seattle.Lalu dia bekerja sebagai pengacara selama 3 tahun di Seattle, setelah itu dia memilih kembali ke tanah air, dengan tujuan untuk menikah dengan tunangannya."Jadi kamu pengacara? Kasus apa yang menurut kamu sulit banget?" tanya Sakha pada Alena sambil fokus menyetir, sedangkan Liana hanya melalukan pekerjaannya sebagai pendengar."Semua kasus itu sulit, tapi yang paling sulit itu waktu aku jadi pengacara ada kasus seorang pengusaha, dia dituduh melakukankorupsi, pembunuhan dan pelecehan seksual. parah banget deh. Sebenarnya aku juga tidak mau mengambil kasus itu, kasus itu jat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status