Asalkan punya kesempatan untuk mendekati Darwin, Aurel yakin dia bisa menaklukkan pria itu. Apalagi, kebakaran ini bisa menghancurkan pesta ulang tahun Rhea. Wanita ini pasti akan dijuluki sebagai pembawa sial nanti."Nggak mau! Itu tindakan ilegal, aku nggak mau masuk penjara!" tolak orang itu langsung."Aku nggak menyuruhmu menyalakan api kok. Ada banyak lilin di tempat ini, 'kan? Kalau tirai jendela terbakar, siapa yang bakal curiga? Ada banyak orang di kediaman ini. Api pasti padam duluan nanti. Nggak usah takut," sahut Aurel.Pada akhirnya, Aurel berhasil membujuk orang itu. Dia memperingatkan lagi, "Kalau begitu, jangan lupa membawa orang ke sana."Paula terus memikirkan suara itu. Seketika, dia teringat pada seseorang. Dia meraih lengan Winelli sambil berkata, "Ini suara pengasuh yang merawat Pak Darwin sejak kecil. Kalau dia memberikan makanan atau minuman, Pak Darwin nggak mungkin curiga. Dia dalam bahaya, cepat tolong dia!"Winelli mengernyit mendengarnya. Sementara itu, pela
Semua foto dipilih dengan cermat. Segera, orang-orang mulai memahami sesuatu. Sesudah Richie memutuskan untuk bertunangan dengan Paula, pria ini terus menggoda wanita. Sementara itu, sejak Aurel pulang, Paula terus menuruti keinginannya karena merasa bersalah padanya.Namun, Aurel malah bersekongkol dengan orang tuanya untuk menindas Paula. Hari ketiga setelah Aurel pulang, wanita ini bahkan merayu Richie. Ini semua sangat berbeda dengan rumor yang ada di internet."Sepertinya, Keluarga Ignasius sudah tahu kalau Paula bukan putri mereka sejak awal. Tapi, supaya berbesan dengan Keluarga Antoro, mereka mengizinkan Paula untuk tetap tinggal di rumah. Setelah Aurel merayu Richie, mereka pun langsung mengusir Paula. Benar-benar lebih buruk dari binatang!""Benar sekali, lihat saja perlakuan yang didapatkan Paula di rumahnya. Dia seperti pelayan. Keluarga Ignasius sudah menyiksanya, tapi masih mau memanfaatkannya. Keluarga ini gila sekali!""Ternyata Paula bisa selingkuh karena pengaruh obat
Paula buru-buru berjalan keluar. Tidak lama setelah dia pergi, Richie juga keluar saat Angga asyik mengobrol dengan orang tua Rhea.Setibanya di Paviliun Willow, Paula sontak teringat pada sesuatu sehingga bertanya kepada pelayan, "Kamu tahu Nona Wilda di mana?"Paula belum memutuskan, apakah dia harus memberi tahu Wilda tentang insiden ini atau tidak. Jika Darwin mengonsumsi obat itu, sepertinya akan lebih bagus jika menyuruh Wilda kemari. Akan tetapi, bagaimana jika Wilda melihat sesuatu yang tidak senonoh? Bukankah wanita itu akan membatalkan pernikahan?"Maksud Nona, wanita yang mengejar-ngejar Tuan Nicho? Tuan Nicho ketakutan dibuatnya, mereka berdua entah ke mana sekarang. Nona Rhea marah sekali karena masalah ini," jawab pelayan itu."Bukannya dia wanita yang akan bertunangan dengan Pak Darwin?" tanya Paula dengan heran."Aku termasuk karyawan baru. Aku nggak tahu tentang pertunangan Tuan Darwin," sahut pelayan itu sambil menggeleng.Paviliun Willow sangat besar, totalnya ada du
"Dasar jalang! Beraninya kamu menyerangku! Aku akan membunuhmu!" Richie mencekik Paula sambil mendorongnya dengan perlahan.Punggung Paula pun membentur piano. Dia kesakitan hingga berusaha menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, "Ini kediaman Keluarga Sasongko. Kalau kamu berani macam-macam, jangan harap bisa keluar hari ini."Sesudah ragu-ragu sejenak, ekspresi Richie menjadi makin garang. "Berhenti menggunakan Keluarga Sasongko untuk menekanku. Memangnya kamu kira mereka akan membunuhku demi kamu yang bukan siapa-siapa? Kamu terlalu meremehkan Keluarga Antoro!""Lepaskan aku!" Paula mulai panik. Dia ingin mengambil sesuatu untuk menyerang Richie. Richie pun merasa senang melihat tingkahnya yang seperti ini. Apalagi, hari ini Paula mengenakan gaun seksi. Setiap kali wanita ini melawan dengan kuat, pemandangan indah di depan dadanya itu akan terlihat sehingga membuat Richie berhasrat."Aku bisa saja melepaskanmu." Richie memaksa Paula untuk berjongkok. Dengan posisi ini, waj
Darwin berkata, "Lepaskan dia. Aku akan memberimu tanah di selatan kota itu."Tanah itu direbut oleh Darwin untuk menghukum Keluarga Antoro. Harganya mencapai 400 miliar. Karena kehilangan tanah itu, Keluarga Antoro menderita kerugian besar."Mudah sekali kamu memberiku tanah mahal itu. Jangan-jangan, anak haram ini anakmu?" sindir Richie.Ekspresi Paula sontak berubah. Dia berpura-pura ketakutan dan bergeser sedikit ke samping. Richie pun tidak melarangnya demi tanah mahal itu."Hari ini ulang tahun Rhea, nggak boleh terjadi kesalahan sedikit pun." Darwin memberikan alasan yang sempurna untuk mengalihkan perhatian Richie."Oke, mana mungkin aku nggak menghargai tawaran dari Pak Darwin." Richie mendekat. Dia sudah memikirkan cara untuk merekam kesepakatannya dengan Darwin dan mempermalukannya.Ketika jaraknya sudah dekat dengan Darwin, Richie melihat pria ini membelalakkan matanya sedikit. Saat berikutnya, kepala belakangnya terasa sakit. Dia ingin menoleh untuk melihat siapa yang bera
Tatapan Paula seketika menjadi suram. Ketika Willy menyusul, Paula bertanya, "Bukannya kamu dokter pengobatan modern? Kenapa memeriksa denyut nadinya? Kamu ini bisa dipercaya nggak?""Untuk apa mengikutiku?" tanya Darwin tiba-tiba. Dia tidak bisa mendengar suara Paula, terutama suara yang mengandung kecemasan itu."Aku ...." Wajah Paula tampak agak pucat. Pria ini kejam sekali. Padahal, Paula sudah menolongnya tadi. Dia menggertakkan gigi, lalu meneruskan dengan kesal, "Ada yang ingin kuberitahukan.""Ayo." Willy mengemudikan mobil dan berhenti di hadapan mereka. Akan tetapi, Darwin langsung menutup pintu setelah naik. Dia berkata, "Dia nggak usah ikut.""Tsk, tsk. Kamu nggak takut dia marah dan kabur?" sahut Willy sambil menggeleng. Kemudian, dia menginjak pedal gas dan meninggalkan kediaman Keluarga Sasongko dengan cepat.Saat ini, kesadaran Darwin menjadi makin kabur. Dia terus menarik dasi dengan gusar. Willy sampai tidak berani melihat adegan itu. Obat ini benar-benar berbahaya. P
Paula diam-diam mengangguk dan membatin, 'Ternyata begitu.'Dulu Rhea pernah menceritakan hal ini padanya. Menurut sepengetahuan Paula, Rhea pernah marah besar dan mengusir Charlie dari rumah saat dia berusia 18 tahun. Sejak saat itu, Charlie tidak pernah lagi berhubungan dengan Keluarga Sasongko.Awalnya Paula mengira dia pasti sudah asing terhadap Keluarga Sasongko. Namun tak disangka, ternyata Darwin dan Nicho masih begitu memperhatikannya. Setelah kembali ke rumah, Paula melepas gaunnya dan bergegas mandi. Setelah selesai mandi, dia melihat Winelli sedang menunggunya di kamar sambil memegang kotak obat."Biar kubantu untuk obati luka di kakimu," kata Winelli sambil berjongkok dan melepas sandal rumah Paula.Paula merasa agak tidak enak hati, "Biar aku sendiri saja.""Nona Paula, jangan bergerak." Winelli menahan kaki Paula, lalu mengeluarkan pecahan kaca yang menusuk di telapak kaki Paula dengan pinset. Paula meringis kesakitan."Bisa infeksi kalau kena air." Setelah mengoleskan ob
Kedua tangan Darwin sangat lemah. Dia ingin membalas pesan Paula, tetapi tidak bisa menekan tombol yang tepat. Akhirnya, Darwin hanya bisa membalas dengan pesan suara, "Aku nggak apa-apa, kamu tunggu saja di rumah."Paula membuka pesan suara itu dan mendengar suara Darwin yang sangat berat dan serak. Suara itu mengingatkannya pada malam penuh gairah yang mereka lewati bersama waktu itu. Saat itu, Darwin hanya mengatakan sepatah kata padanya, "Kamu juga bergerak sedikit."Tergoda oleh suara seksi pria itu, Paula melakukan banyak sekali pose yang memalukan.Paula meletakkan ponselnya dan tidak berani membalas lagi. Dia menutupi wajahnya dan menunggu sampai wajahnya tidak panas lagi sebelum melepaskannya."Nona Paula mau lihat topik pencarian terhangat saat ini?" tanya Winelli yang tiba-tiba datang sambil membawakan segelas susu hangat. Wajahnya menunjukkan ekspresi ingin bergosip yang jarang sekali terlihat.Paula bangkit untuk duduk di ranjang, lalu menerima gelas itu dan meminumnya set