Paula menyusul sosok yang terlihat mirip dengan Aurel itu. Setelah melewati gazebo, dia menuju ke taman.Winelli membantu mengangkat gaun Paula. Ketika melihat Paula memakai sepatu hak tinggi 8 sentimeter, Winelli pun merasa sangat cemas.Kemudian, Paula hendak mendaki gunung buatan. Winelli buru-buru menghentikan, "Nona, nggak boleh!"Darwin sudah melarang Paula memakai sepatu hak tinggi, tetapi Paula khawatir Rhea menyadari keanehan sehingga memaksakan diri untuk memakainya. Pada akhirnya, Darwin menyuruh Winelli untuk terus mengawasi Paula. Saat itu, ekspresi Darwin bahkan begitu masam.Paula berbisik, "Aku melihat mereka di sana. Setelah mendaki gunung ini, kita baru bisa mendengar obrolan mereka.""Kita bisa memanggil pelayan atau pengawal." Winelli merasa tidak perlu begitu merepotkan. Jika Paula merasa ada yang tidak beres dengan kedua orang itu, mereka tinggal menyuruh pengawal menangkapnya."Nggak, nggak." Paula menggeleng. Dia masih belum yakin bahwa orang itu adalah Aurel. A
Asalkan punya kesempatan untuk mendekati Darwin, Aurel yakin dia bisa menaklukkan pria itu. Apalagi, kebakaran ini bisa menghancurkan pesta ulang tahun Rhea. Wanita ini pasti akan dijuluki sebagai pembawa sial nanti."Nggak mau! Itu tindakan ilegal, aku nggak mau masuk penjara!" tolak orang itu langsung."Aku nggak menyuruhmu menyalakan api kok. Ada banyak lilin di tempat ini, 'kan? Kalau tirai jendela terbakar, siapa yang bakal curiga? Ada banyak orang di kediaman ini. Api pasti padam duluan nanti. Nggak usah takut," sahut Aurel.Pada akhirnya, Aurel berhasil membujuk orang itu. Dia memperingatkan lagi, "Kalau begitu, jangan lupa membawa orang ke sana."Paula terus memikirkan suara itu. Seketika, dia teringat pada seseorang. Dia meraih lengan Winelli sambil berkata, "Ini suara pengasuh yang merawat Pak Darwin sejak kecil. Kalau dia memberikan makanan atau minuman, Pak Darwin nggak mungkin curiga. Dia dalam bahaya, cepat tolong dia!"Winelli mengernyit mendengarnya. Sementara itu, pela
Semua foto dipilih dengan cermat. Segera, orang-orang mulai memahami sesuatu. Sesudah Richie memutuskan untuk bertunangan dengan Paula, pria ini terus menggoda wanita. Sementara itu, sejak Aurel pulang, Paula terus menuruti keinginannya karena merasa bersalah padanya.Namun, Aurel malah bersekongkol dengan orang tuanya untuk menindas Paula. Hari ketiga setelah Aurel pulang, wanita ini bahkan merayu Richie. Ini semua sangat berbeda dengan rumor yang ada di internet."Sepertinya, Keluarga Ignasius sudah tahu kalau Paula bukan putri mereka sejak awal. Tapi, supaya berbesan dengan Keluarga Antoro, mereka mengizinkan Paula untuk tetap tinggal di rumah. Setelah Aurel merayu Richie, mereka pun langsung mengusir Paula. Benar-benar lebih buruk dari binatang!""Benar sekali, lihat saja perlakuan yang didapatkan Paula di rumahnya. Dia seperti pelayan. Keluarga Ignasius sudah menyiksanya, tapi masih mau memanfaatkannya. Keluarga ini gila sekali!""Ternyata Paula bisa selingkuh karena pengaruh obat
Paula buru-buru berjalan keluar. Tidak lama setelah dia pergi, Richie juga keluar saat Angga asyik mengobrol dengan orang tua Rhea.Setibanya di Paviliun Willow, Paula sontak teringat pada sesuatu sehingga bertanya kepada pelayan, "Kamu tahu Nona Wilda di mana?"Paula belum memutuskan, apakah dia harus memberi tahu Wilda tentang insiden ini atau tidak. Jika Darwin mengonsumsi obat itu, sepertinya akan lebih bagus jika menyuruh Wilda kemari. Akan tetapi, bagaimana jika Wilda melihat sesuatu yang tidak senonoh? Bukankah wanita itu akan membatalkan pernikahan?"Maksud Nona, wanita yang mengejar-ngejar Tuan Nicho? Tuan Nicho ketakutan dibuatnya, mereka berdua entah ke mana sekarang. Nona Rhea marah sekali karena masalah ini," jawab pelayan itu."Bukannya dia wanita yang akan bertunangan dengan Pak Darwin?" tanya Paula dengan heran."Aku termasuk karyawan baru. Aku nggak tahu tentang pertunangan Tuan Darwin," sahut pelayan itu sambil menggeleng.Paviliun Willow sangat besar, totalnya ada du
"Dasar jalang! Beraninya kamu menyerangku! Aku akan membunuhmu!" Richie mencekik Paula sambil mendorongnya dengan perlahan.Punggung Paula pun membentur piano. Dia kesakitan hingga berusaha menarik napas dalam-dalam. Kemudian, dia berkata, "Ini kediaman Keluarga Sasongko. Kalau kamu berani macam-macam, jangan harap bisa keluar hari ini."Sesudah ragu-ragu sejenak, ekspresi Richie menjadi makin garang. "Berhenti menggunakan Keluarga Sasongko untuk menekanku. Memangnya kamu kira mereka akan membunuhku demi kamu yang bukan siapa-siapa? Kamu terlalu meremehkan Keluarga Antoro!""Lepaskan aku!" Paula mulai panik. Dia ingin mengambil sesuatu untuk menyerang Richie. Richie pun merasa senang melihat tingkahnya yang seperti ini. Apalagi, hari ini Paula mengenakan gaun seksi. Setiap kali wanita ini melawan dengan kuat, pemandangan indah di depan dadanya itu akan terlihat sehingga membuat Richie berhasrat."Aku bisa saja melepaskanmu." Richie memaksa Paula untuk berjongkok. Dengan posisi ini, waj
Darwin berkata, "Lepaskan dia. Aku akan memberimu tanah di selatan kota itu."Tanah itu direbut oleh Darwin untuk menghukum Keluarga Antoro. Harganya mencapai 400 miliar. Karena kehilangan tanah itu, Keluarga Antoro menderita kerugian besar."Mudah sekali kamu memberiku tanah mahal itu. Jangan-jangan, anak haram ini anakmu?" sindir Richie.Ekspresi Paula sontak berubah. Dia berpura-pura ketakutan dan bergeser sedikit ke samping. Richie pun tidak melarangnya demi tanah mahal itu."Hari ini ulang tahun Rhea, nggak boleh terjadi kesalahan sedikit pun." Darwin memberikan alasan yang sempurna untuk mengalihkan perhatian Richie."Oke, mana mungkin aku nggak menghargai tawaran dari Pak Darwin." Richie mendekat. Dia sudah memikirkan cara untuk merekam kesepakatannya dengan Darwin dan mempermalukannya.Ketika jaraknya sudah dekat dengan Darwin, Richie melihat pria ini membelalakkan matanya sedikit. Saat berikutnya, kepala belakangnya terasa sakit. Dia ingin menoleh untuk melihat siapa yang bera
Tatapan Paula seketika menjadi suram. Ketika Willy menyusul, Paula bertanya, "Bukannya kamu dokter pengobatan modern? Kenapa memeriksa denyut nadinya? Kamu ini bisa dipercaya nggak?""Untuk apa mengikutiku?" tanya Darwin tiba-tiba. Dia tidak bisa mendengar suara Paula, terutama suara yang mengandung kecemasan itu."Aku ...." Wajah Paula tampak agak pucat. Pria ini kejam sekali. Padahal, Paula sudah menolongnya tadi. Dia menggertakkan gigi, lalu meneruskan dengan kesal, "Ada yang ingin kuberitahukan.""Ayo." Willy mengemudikan mobil dan berhenti di hadapan mereka. Akan tetapi, Darwin langsung menutup pintu setelah naik. Dia berkata, "Dia nggak usah ikut.""Tsk, tsk. Kamu nggak takut dia marah dan kabur?" sahut Willy sambil menggeleng. Kemudian, dia menginjak pedal gas dan meninggalkan kediaman Keluarga Sasongko dengan cepat.Saat ini, kesadaran Darwin menjadi makin kabur. Dia terus menarik dasi dengan gusar. Willy sampai tidak berani melihat adegan itu. Obat ini benar-benar berbahaya. P
Paula diam-diam mengangguk dan membatin, 'Ternyata begitu.'Dulu Rhea pernah menceritakan hal ini padanya. Menurut sepengetahuan Paula, Rhea pernah marah besar dan mengusir Charlie dari rumah saat dia berusia 18 tahun. Sejak saat itu, Charlie tidak pernah lagi berhubungan dengan Keluarga Sasongko.Awalnya Paula mengira dia pasti sudah asing terhadap Keluarga Sasongko. Namun tak disangka, ternyata Darwin dan Nicho masih begitu memperhatikannya. Setelah kembali ke rumah, Paula melepas gaunnya dan bergegas mandi. Setelah selesai mandi, dia melihat Winelli sedang menunggunya di kamar sambil memegang kotak obat."Biar kubantu untuk obati luka di kakimu," kata Winelli sambil berjongkok dan melepas sandal rumah Paula.Paula merasa agak tidak enak hati, "Biar aku sendiri saja.""Nona Paula, jangan bergerak." Winelli menahan kaki Paula, lalu mengeluarkan pecahan kaca yang menusuk di telapak kaki Paula dengan pinset. Paula meringis kesakitan."Bisa infeksi kalau kena air." Setelah mengoleskan ob
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang