"Paula, anggap saja kamu datang untuk melihatku terakhir kalinya." Usai melontarkan kata tersebut, Yuni pun menutup teleponnya.Paula mematung sejenak. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk tetap mengantarkan kopi untuk Rhea terlebih dahulu.Rhea membawanya ke ruangan kantornya, lalu bertanya dengan penasaran, "Kenapa tiba-tiba datang mencariku?"Paula jarang sekali berpenampilan formal seperti ini. Saat ini dia mengenakan blazer hitam dan menggunakan lipstik merah. Bukan hanya tidak terkesan kaku, penampilan Paula ini bahkan menambah pesona dan kedewasaan."Kebetulan aku ada di dekat sini, jadi kubelikan kopi untukmu." Paula merasa auranya kalah jauh jika berada di hadapan Rhea."Kebetulan aku ada urusan mau mencarimu. Saat pesta ulang tahun nanti, aku carikan pasangan pria untukmu. Fotonya sudah kukirimkan, kamu lihat dulu suka atau nggak. Kalau nggak suka nanti aku ganti."Baru saja ucapan Rhea dilontarkan, ponsel Paula telah berdering. Saat membuka pesan darinya, semua foto yang diki
Paula juga bukan dibesarkan di keluarga biasa, sehingga dia juga tidak asing dengan perjodohan seperti ini. Dia bisa bersama Richie dulunya juga karena perjodohan."Bukannya kamu bilang Kakek Terry sangat menyukaimu? Kalau nggak, coba kamu mohon saja padanya. Mungkin dia bisa setuju nggak menjodohkanmu."Kekayaan Keluarga Sasongko sudah sangat luar biasa, mereka seharusnya tidak perlu lagi menukarkan kebahagiaan anak cucu demi harta lagi, 'kan?"Memangnya kenapa kalau sudah memohon padanya? Lagi pula, pada akhirnya tetap saja harus menikah. Pasangan nikahnya juga hanya bisa dipilih dari beberapa kandidat itu, nggak ada bedanya dengan perjodohan. Aku percaya dengan selera Kakek. Orang yang dia pilih pasti merupakan yang terbaik." Rhea tidak menyukai perjodohan, tapi juga sepertinya tidak menolak keras.Melihat Paula masih menatapnya dengan alis berkerut, Rhea tertawa terbahak-bahak. "Bukan kamu yang mau dijodohkan, kenapa kamu semurung itu?"Paula kesal dan mencubit wajah Rhea sekilas.
Dibandingkan dengan ekspresi Darwin yang tidak acuh dan tidak fokus, semua orang di tempat itu tampak agak gelisah. Mereka semua ingin mendapatkan sumber daya dari Darwin, tetapi tidak menemukan cara untuk menyenangkannya.Hari ini mereka telah mengeluarkan modal besar untuk mengundang tim penari yang seksi. Namun dilihat dari ekspresi Darwin, sepertinya dia tidak terlalu suka.Pada saat ini juga, tiba-tiba Darwin mengangkat tangannya.Penanggungjawab acara langsung menghentikan musiknya dan para penari di panggung juga menghentikan gerakan mereka.Darwin membuka pesan WhatsApp-nya, lalu terdengar pesan suara dari Rhea, "Terima kasih, Paman! Aku cinta padamu!"Suara Rhea sangat nyaring dan lantang. Setelah itu, dia kembali membuka pesan selanjutnya. Begitu terdengar suara Paula, Darwin langsung keluar.Sekelompok orang asing yang duduk di sana sama sekali tidak mengerti maksud ucapan itu. Namun, mereka semua merasa suara Paula sangat merdu dan memikat."Aku pamit dulu." Darwin juga ten
"Bukan apa-apa, cuma mau berterima kasih," kata Paula sembari menatap matanya secara langsung. Meskipun agak canggung, Paula tidak menunjukkan rasa malunya sama sekali.Darwin bisa merasakan dengan jelas bahwa sikap Paula telah berubah terhadapnya. Hanya saja, dia tidak tahu apa alasannya."Ke depannya harus telepon tiga kali setiap hari. Aku mau pastikan keselamatan anakku," kata Darwin dengan agak egois."Anak-anak sangat aman," jawab Paula dengan ekspresi enggan."Paula, mereka itu anakku juga," balas Darwin dengan nada bicara yang agak melunak.Paula hanya menanggapi dengan datar, "Aku nggak akan menghalangi hak kunjunganmu."Hak kunjungan! Mata Darwin langsung membelalak. Apakah ini berarti Paula telah yakin tidak mau menikah dengannya?"Kamu sudah pikir dengan baik?" tanya Darwin.Paula menganggukkan kepalanya. Apa lagi yang mau dipikirkan? Bukankah Darwin sudah punya pasangan yang dijodohkan? Semua pernikahan dan status Nyonya Sasongko yang disebutkan Darwin sebelumnya hanya tip
Paula juga pasti tidak ingin mengungkap bahwa Darwin adalah ayah dari anaknya karena alasan ini, bukan? Apakah Paula akan terharu jika Harry mengatakan ingin menjadi ayah dari anaknya?Namun saat Harry menoleh melihat Paula, ekspresi Paula malah terlihat tenang dan hanya berkata dengan nada datar, "Anakku nggak butuh ayah."Harry langsung mengacungkan jempol pada Paula. "Kamu benar-benar keren." Padahal Paula terlihat lemah lembut, tak disangka dia malah berani jadi ibu tunggal.Paula merasa sifat Harry sangat aneh, sehingga dia memutuskan untuk menjauhi pria itu.Begitu masuk ke kantor, Harry langsung dipanggil oleh direktur ke ruangannya."Cepat hapus unggahanmu itu tadi!" teriak direktur itu."Lagi-lagi Darwin meneleponmu?" tanya Harry sambil berdecak dengan tak acuh."Asistennya yang telepon. Katanya Pak Darwin marah besar melihat postinganmu itu!" timpal direktur dengan cemas."Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan selain marah? Dasar pengecut! Sudah menghamili orang tapi nggak
Setengah jam yang lalu, Aurel membawa dua pengikutnya, Susan dan Yanisha, untuk membeli gaun di butik D&Q yang paling mahal di ibu kota."Aurel, cantik sekali kamu pakai gaun ini. Mirip dewi yang turun dari kayangan," puji Yanisha dengan berlebihan.Aurel berputar dengan bangga sambil berkata, "Lumayan, lebih cantik sedikit dari gaunku yang seharga enam miliar itu. Nanti akan kuhadiahkan gaun enam miliarku itu padamu. Kamu bisa pakai saat berulang tahun nanti."Pelayan toko menatap Yanisha dengan kaget, lalu diam-diam menyimpan kembali gaun yang dibawakannya untuk dicoba Yanisha.Tebersit kekesalan dalam pandangan Yanisha. Dia berasal dari keluarga biasa, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan keluarga konglomerat seperti Aurel. Sejak menjadi pengikut Aurel, Yanisha menggunakan pakaian dan perhiasan bekas dari Aurel untuk memuaskan perasaan gengsinya.Hanya saja, Aurel tidak pernah memikirkan perasaannya saat berbicara. Dia selalu memperlakukan Yanisha seperti pelayannya dan sering ka
Richie telah bertekad akan mendapatkan Paula hari ini."Tuan Richie memang paling mencintaimu," puji Susan setelah melihat pesan dari Richie.Aurel menjawab dengan bangga, "Tentu saja. Aku ini tunangannya.""Astaga, dua gaun ini cantik sekali!" seru Yanisha tiba-tiba.Mengikuti arah pandangannya, Aurel melihat dua buah gaun yang dirancang untuk Keluarga Sasongko. Gaun-gaun itu dirancang oleh desainer papan atas yang sudah pensiun dari D&Q dan bernilai 50 miliar per gaun.Yang paling penting lagi adalah, desainer yang merancang gaun ini jarang sekali mengeluarkan karya lainnya. Oleh karena itu, gaun-gaun seperti ini sulit sekali dibeli, bahkan oleh konglomerat sekalipun."Aurel, kamu pasti cantik sekali kalau pakai dua gaun ini." Yanisha tahu bahwa Aurel pasti tidak akan sanggup membeli dua gaun itu, sehingga dia sengaja berkata demikian untuk menyulut emosi Aurel. Siapa suruh Aurel melukai wajahnya?Benar saja, ekspresi Aurel langsung menjadi muram."Nona, berapa harga gaun ini?" tanya
"Iya nih, dulu dia suka mencuri barang di Keluarga Ignasius. Kalau sampai semua nona dan nyonya di kalangan elite tahu toko kalian menerima orang rendahan seperti ini, siapa lagi yang berani datang kelak?" timpal Susan membantu Aurel.Kebetulan saat itu ada beberapa wanita yang sedang mencoba gaun di toko tersebut. Saat mendengar keributan ini, mereka langsung mengalihkan pandangan ke arah Aurel dan yang lainnya. Tentu saja, mereka telah mendengar semua ucapan Susan dan Aurel tadi.Paula yang menjadi pusat perhatian langsung mencengkeram tasnya dengan erat dan berkata, "Aku nggak pernah mencuri. Kalian memfitnahku.""Memangnya kamu siapa? Apa pantas kami bersusah payah memfitnahmu? Kamu bahkan berani selingkuh, benda apa lagi yang nggak berani kamu curi?" Begitu menemukan sasaran baru, Yanisha langsung berpihak pada Aurel.Saat mendengar kata "berselingkuh", semua orang langsung memperhatikan dengan antusias."Tolong kalian ambilkan gaunnya, aku nggak jadi mencobanya di sini." Paula kh