"Ayah, Ibu, pasti semua ini ulah Paula. Dia yang membuatku masuk kantor polisi!" Aurel menggenggam tangan ibunya."Dia nggak punya apa pun, kenapa bisa melakukan hal sebesar itu?" kata Arka. Dia tidak percaya anak yatim piatu seperti Paula bisa menimbulkan kehebohan sebesar itu."Kalian nggak tahu ya, wanita yang sering bersamanya itu adalah Nona Besar Keluarga Sasongko! Semua kejadian yang dialami Kak Richie dan kesialan keluarga kita ini pasti adalah ulah Nona Besar Keluarga Sasongko itu! Apa kalian tahu, nona itu menyiapkan gaun bernilai miliaran untuk Paula di pesta ulang tahunnya dan bahkan berpihak padanya secara terang-terangan! Sekarang ini reputasiku sudah hancur di kalangan elite!"Begitu teringat dengan Paula, Aurel langsung merasa kesal. Ibu Aurel juga ikut mengutuk Paula habis-habisan."Aurel, kamu tenang saja. Aku akan suruh si jalang itu datang untuk berlutut dan minta maaf padamu!" Sambil berkata demikian, ibu Aurel mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Paula.Paula me
"Maaf, tadi aku sudah ketuk pintu tapi kamu nggak dengar. Makan siang," ucap Darwin sambil menggoyangkan kotak makanan di tangannya.Paula tidak berani memberi isyarat padanya karena takut Rhea akan melihatnya. Dia terpaksa melambaikan tangan dengan pelan untuk menyuruhnya keluar."Kamu salah lihat ya?" tanya Paula dengan merasa bersalah.Rhea mengernyit dan membalas, "Nggak mungkin. Jelas-jelas tadi aku lihat tangan seseorang yang pakai kemeja. Pasti itu tangan pria!""Baiklah, aku mengaku. Dia itu rekan kerjaku, dia datang mengunjungiku setelah melihat berita," jawab Paula dengan wajah memerah. Darwin masih berdiri di depan pintu dan memandangnya dengan tatapan rumit. Kemudian, Paula berdiri dan mendorong Darwin keluar."Coba tunjukkan padaku dia tampan nggak? Cocok denganmu nggak?" ujar Rhea tiba-tiba.Paula berseru, "Lihat belakangmu! Aurel mulai berkelahi."Di saat Rhea berbalik, Paula langsung berkata pada Darwin, "Kembali ke kamarmu."Darwin menunjuk kotak makanan di tangannya,
Paula mengangguk dan mengingatkannya, "Aurel sepertinya sudah melihatmu. Cepat pergi, jangan sampai mereka menargetkanmu.""Memangnya aku takut sama mereka? Jangan bercanda!" Rhea menunduk, tatapannya langsung bertemu dengan pandangan Aurel yang penuh kebencian. Rhea tersenyum sinis, lalu menunjukkan wajah mengejek terhadap Aurel. Aurel sangat jengkel melihatnya.Pada saat ini, polisi akhirnya tiba. Mereka memborgol ketiga orang itu dan membawanya pergi. Aurel berusaha memberontak untuk berdalih, dia bahkan berani mengatakan bahwa dia bukan anggota Keluarga Ignasius."Pak, kalian nggak bisa bawa mereka pergi begitu saja. Mereka harus tanggung jawab pada anak-anak kami!" teriak seseorang seraya menarik Aurel dan ibunya.Masa depan anak mereka sudah hancur, tentu saja mereka harus menuntut kompensasi yang setimpal. Kalau tidak, mereka ingin mencabut nyawa ketiga orang ini. Semua orang sudah menyepakati hal ini sebelum datang tadi.Aurel bergidik melihat tatapan kejam dari semua orang itu
Mendengar Keluarga Ignasius yang hampir bangkrut dan terlilit utang, para korban ini khawatir tidak akan bisa mendapatkan kompensasi. Oleh karena itu, mereka langsung berbondong-bondong mengerumuni Rhea."Nona Rhea, ayo kita pergi." Pengawal Rhea menariknya dari atas platform dan mengantarnya ke mobil. Untungnya, pihak kepolisian mengutus banyak pasukan untuk mengendalikan situasi. Semua orang baru tidak berani menyerang Rhea karena provokasi Aurel.Rhea mencibir dan melemparkan tatapan marah kepada Aurel."Rhea, kamu baik-baik saja? Tenang saja, aku akan klarifikasi di internet bahwa masalah ini nggak berkaitan dengan Keluarga Sasongko." Paula tidak menyangka kejadiannya akan berkembang menjadi seperti ini.Rhea menggeleng dengan tak acuh, "Memang aku yang merencanakan semua ini, aku nggak takut sama mereka. Kebenaran akan terungkap pada waktunya. Kalau kamu muncul, justru akan mempermudah mereka untuk mengarang cerita. Nanti setelah polisi memberikan laporan resmi, semuanya akan menj
Melihat Paula telah bertekad untuk pindah dari sini, Darwin juga tidak banyak berkomentar lagi. Paula ragu-ragu selama beberapa detik, lalu akhirnya memberi tahu Darwin kejadian yang dilakukan Rhea di alun-alun. Tak disangka, reaksi Darwin sama seperti Rhea. Dia hanya menyuruh Paula untuk tidak usah memedulikannya dan cukup menunggu laporan dari pihak kepolisian.Selanjutnya, Paula menghabiskan waktu di kamar tidurnya untuk menggambar, sementara Darwin bekerja di ruang kerjanya. Mereka tidak saling mengganggu dan mulai menemukan sedikit keharmonisan dalam kebersamaan mereka.Pada malam hari, Paula menerima sekantong besar bahan makanan yang dikirim oleh Wilson. Dia menyuruh pengawal menyamar sebagai kurir dan mengirimkannya ke alamat apartemen mereka. Makan siang tadi juga kemungkinan besar dikirim dengan cara yang sama.Setelah memasak, Paula pergi memanggil Darwin untuk makan. Namun, dia melihat bahwa Darwin telah pingsan di meja kerjanya dengan hidung yang sedang berdarah. Ini perta
"Kalian nikmati saja liburan kalian, aku bisa mengurus diriku sendiri," jawab Darwin dengan santai, lalu menutup panggilan itu dan langsung membuka daftar pencarian di internet.Di internet, akun milik Paula telah memposting sebuah artikel panjang. Artikel itu menceritakan bagaimana dia dibius, kemudian secara tidak sengaja berhubungan dengan seorang pria kaya di ibu kota. Setelah itu, hubungan mereka semakin dalam dan Paula pun akhirnya hamil. Namun, keluarga sang pria kaya mengetahui hal ini dan memisahkan mereka secara paksa. Selain itu, mereka juga ingin memisahkan anak itu dari Paula.Cerita itu ditulis seperti novel di internet dengan alur yang mengaduk-aduk emosi pembaca. Hanya saja di bagian akhir, penulis secara halus mengisyaratkan bahwa Paula adalah anggota Keluarga Ignasius, yaitu salah satu pihak yang bertanggung jawab atas insiden susu formula. Dia sedang mengandung anak dari pria kaya itu dan keluarga pria itu pasti tidak akan meninggalkannya begitu saja. Jadi, bagi korb
"Maaf, aku ...."Paula bergerak mundur sambil menggeleng. "Di dalam panci masih ada sup yang kumasak untukmu. Sesuai kata Willy, sup untuk meredakan panas ...."Benar juga, wajar saja jika Darwin menyelidiki tentangnya. Mana mungkin Darwin akan membiarkan wanita sembarangan menjadi ibu dari anak-anaknya? Hanya saja, saat keburukan Paula terpampang nyata di hadapan Darwin, Paula tetap merasa sangat malu dan putus asa. Seakan-akan, intimidasi dari sekelompok pria di malam itu masih terus menghantuinya."Urgh ...." Paula menutup mulutnya sambil berlari ke toilet. Dia muntah hebat di dalam toilet.Darwin mengetuk pintu toilet dengan keras. "Kamu baik-baik saja? Buka pintunya ya? Aku bisa jelaskan. Maaf, aku telah diam-diam menyelidikimu. Kakek nggak mengizinkan ada kesalahan apa pun yang terjadi di pesta Rhea, jadi dia menyuruhku untuk menyelidiki semua latar belakang tamu yang hadir I pesta itu. Aku melihat foto itu tadi karena ingin mencari keganjilan di antara semua teman-teman Richie."
Ekspresi Darwin mulai tenang perlahan-lahan. Namun, Paula malah semakin ketakutan, "Mereka sangat dekat. Nggak terlihat seperti baru kenal, sepertinya sudah kenal lama." Jika semua ini adalah siasat mereka sedari awal, bukankah ini terlalu mengerikan?"Serahkan saja sisanya padaku, jangan berpikir berlebihan," hibur Darwin setelah melihat Paula ketakutan."Kalau kamu nggak bertanggung jawab padaku, mungkin nggak akan terlibat masalah seperti ini," pungkas Paula dengan merasa bersalah.Darwin tersenyum tipis, "Aku sudah ditargetkan, mana mungkin bisa melepaskan diri semudah itu?"Tampaknya, lawannya sangat memahami Darwin dan tahu jelas bahwa Darwin pasti akan bertanggung jawab pada Paula. Karena itulah, dia baru bisa memicu perselisihan antara Keluarga Sasongko dan Antoro.Darwin memerintahkan Wilson untuk menyelidiki pria bermarga Churia yang disebutkan Paula. Namun setelah diselidiki, Wilson mengatakan bahwa orang itu sudah menghilang tanpa jejak sama sekali. Richie telah mencarinya
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang