Ekspresi Darwin mulai tenang perlahan-lahan. Namun, Paula malah semakin ketakutan, "Mereka sangat dekat. Nggak terlihat seperti baru kenal, sepertinya sudah kenal lama." Jika semua ini adalah siasat mereka sedari awal, bukankah ini terlalu mengerikan?"Serahkan saja sisanya padaku, jangan berpikir berlebihan," hibur Darwin setelah melihat Paula ketakutan."Kalau kamu nggak bertanggung jawab padaku, mungkin nggak akan terlibat masalah seperti ini," pungkas Paula dengan merasa bersalah.Darwin tersenyum tipis, "Aku sudah ditargetkan, mana mungkin bisa melepaskan diri semudah itu?"Tampaknya, lawannya sangat memahami Darwin dan tahu jelas bahwa Darwin pasti akan bertanggung jawab pada Paula. Karena itulah, dia baru bisa memicu perselisihan antara Keluarga Sasongko dan Antoro.Darwin memerintahkan Wilson untuk menyelidiki pria bermarga Churia yang disebutkan Paula. Namun setelah diselidiki, Wilson mengatakan bahwa orang itu sudah menghilang tanpa jejak sama sekali. Richie telah mencarinya
Saat Paula sedang asyik membaca komentar warganet, tiba-tiba dia menerima sebuah telepon dari nomor asing. Paula mengernyit sekilas, lalu memutuskan untuk menjawab telepon itu."Paula, ini Ibu. Ibu rindu padamu. Pulang untuk kunjungi Ibu ya?" Ternyata ibu angkatnya, Erlin, yang meneleponnya."Aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Ignasius," jawab Paula dengan tenang.Ucapan itu dituturkan dengan napas yang agak berat, tetapi kemudian ditahan, lalu dilanjutkan dengan suara lembut, "Sebelumnya ayahmu hanya terlalu kesal, kenapa kamu malah menganggapnya serius? Kita sudah jadi sekeluarga selama 20-an tahun, perasaan ini nggak bisa dipungkiri. Kamu pulang untuk jenguk Ibu ya?""Tapi, Ibu sudah menemukan putri kandungmu sendiri, aku malah masih nggak tahu di mana orang tua kandungku. Kadang-kadang aku juga merindukan mereka ....""Kamu nggak punya orang tua kandung, kamu itu di ...." Ucapannya terhenti tiba-tiba, jelas sekali ada yang memaksanya untuk diam. Hati Paula langsung tersentak,
"Kamu berani menyentuhnya? Kamu sudah bosan hidup, ya?" pekik Paula dengan emosional."Berkat Keluarga Sasongko, Ayah divonis hukuman mati dan kami terlilit utang yang besar. Kamu rasa aku masih ingin hidup?" balas Aurel. Setelah mengetahui hasil ini, Aurel hampir menggila.Panggilan berakhir. Paula menangis sambil melakukan panggilan video dengan Rhea. Sesaat kemudian, panggilan baru tersambung. Terlihat Rhea yang tatapannya agak linglung karena mabuk."Paula, ayo kemari, temani aku minum. Aku benar-benar kesal dibuat Charlie!" ucap Rhea."Apa yang terjadi?" Darwin mengetuk pintu sejak tadi, tetapi Paula tidak membukanya. Karena cemas, dia langsung menerobos masuk. Ketika melihat Paula berlinang air mata, dia pun panik."Kenapa aku seperti mendengar suara pamanku?" tanya Rhea sambil beserdawa. Saat berikutnya, seorang pria mendekati Rhea dan mengajaknya minum.Rhea langsung mengambilnya tanpa berwaspada sedikit pun. Dia hendak meminumnya, tetapi Paula buru-buru menghentikan. "Jangan m
"Aku nggak tahu. Area itu sudah dibongkar, jadi sangat sulit dicari. Bar itu juga sangat terpencil. Tanpa bantuanku, kamu nggak akan bisa menemukannya. Ayo cepat. Kumohon!" pinta Paula dengan wajah berlinang air mata sambil menggenggam baju Darwin. Dia merasakan firasat bahwa sesuatu telah terjadi pada Rhea.Darwin memijat keningnya dengan gusar. Dia memang tidak menduga akan terjadi situasi seperti ini, lebih tidak menduga lagi bahwa Charlie akan begitu tidak berguna. Menjaga Rhea saja tidak bisa."Ayolah, yang cepat sedikit." Paula langsung membuka pintu dan menarik Darwin keluar. Darwin pun pasrah. Dia hanya bisa menyuruh Paula memakai masker dan topi."Cepat, cepat." Begitu mobil keluar dari bagasi, tiba-tiba ada banyak reporter yang bermunculan."Pak Darwin, apa kamu terus berada di apartemen ini tadi?""Pak Darwin, apa wanita ini yang hamil anakmu?""Kudengar kalian akan mengusir wanita ini setelah anak itu lahir. Apa itu benar?""Kalau kamu nggak punya keturunan lagi, berarti an
Sebelumnya, Darwin masih ingin bermain dengan orang-orang yang berkomplot untuk melawan dirinya dan Grup Sasongko. Dia ingin menyingkirkan orang-orang itu tanpa pertumpahan darah apa pun. Siapa sangka, nyali orang-orang itu ternyata begitu besar. Kalau begitu, jangan salahkan dirinya bertindak kejam.Sepertinya, Keluarga Sasongko terlalu rendah hati belakangan ini, sampai-sampai orang-orang rendahan itu berani bersekongkol untuk mengincar Grup Sasongko.Tiba-tiba, beberapa mobil mengejar dan mengapit mobil Darwin. Darwin melirik Paula sekilas, lalu berseru, "Telungkup!"Paula buru-buru menelungkup. Pada saat yang sama, ada tongkat besi yang memecahkan jendela mobil. Sebelum Paula bereaksi, mobil sudah berbelok tajam dan sepertinya menabrak sesuatu."Jangan takut," ujar Darwin sambil mengernyit dan memandang ke depan tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun. Suaranya terdengar lembut, membuat Paula merasa jauh lebih tenang.Saat ini, Paula akhirnya memahami sesuatu. Darwin terlihat sa
"Beri tahu aku jalannya," ujar Darwin dengan suara rendah. Dia tidak terdengar lembut seperti sebelumnya lagi, melainkan terlihat seperti serigala ganas.Paula menarik napas dalam-dalam, lalu mulai memandu jalan. Namun, jalan menuju bar itu benar-benar diblokir."Aku tahu jalan lain, kita ke sana," ucap Paula. Dia bisa melihat Darwin makin gusar sehingga ikut merasa gelisah. Apa mungkin sesuatu telah terjadi pada Rhea?Darwin tidak menanggapi. Dia terus menginjak pedal gas hingga kandas. Namun, setiap kali ada sesuatu yang menghalangi jalan mereka, dia akan memastikan mobilnya bisa lewat tanpa melukai Paula sedikit pun.Setibanya di sebuah gang, Darwin dan Paula terpaksa turun karena gang itu terlalu sempit. Darwin memapah Paula sepanjang perjalanan."Kamu yakin ini tempatnya?" tanya Darwin sambil melirik ke sekeliling. Dia tidak yakin ada bar di tempat seperti ini.Paula hanya pernah mendengar Rhea mengungkitnya. Rhea menyuruh Paula menuliskan kisahnya dengan Charlie. Demi terlihat ny
"Bartender itu melirik ruang privat di sana tadi. Saat pramusaji mendekati ruang privat, mereka terlihat panik dan gugup. Kemungkinan besar, Rhea memang di dalam sana," jelas Darwin sambil membawa Paula ke area ruang privat.Jantung Paula masih berdetak kencang. Menurut analisis Darwin, Rhea kemungkinan besar berada dalam bahaya.Tepat ketika Darwin hendak mendorong pintu ruang privat pertama, tiba-tiba terdengar suara perkelahian dari ruang privat paling dalam. Saat berikutnya, terlihat Charlie yang bersimbah darah menggendong Rhea yang tidak sadarkan diri sambil berlari ke luar.Sebelum sempat berlari jauh, seseorang sontak memukul kaki Charlie. Pria itu terjatuh, tetapi tidak lupa melindungi Rhea di pelukannya."Rhea!" Paula bergegas berlari menghampiri. Kemudian, dia langsung melepaskan jaketnya untuk menutupi pakaian Rhea yang robek."Eh, datang lagi wanita cantik." Para preman yang mengejar bergegas keluar. Mereka mengepung Charlie, Darwin, Paula, dan Rhea sambil melontarkan kata
Terdengar suara tembakan dari lantai atas. Begitu mendengarnya, Rhea yang masih linglung pun menjadi tersadar sepenuhnya. Dia menggandeng Charlie dan Paula, lalu menarik mereka ke ruang bawah tanah.Orang lainnya berlari ke pintu keluar sehingga jalan ke ruang bawah tanah tidak terlalu padat. Akan tetapi, suara tembakan makin banyak dan makin dekat. Paula bahkan melihat seorang gadis terkena peluru nyasar dan tergeletak di lantai.Paula merasa makin gelisah. Dalang di balik semua ini benar-benar mengerikan. Mereka berkali-kali mencoba membunuh Darwin.Serangan kejam ini tidak seperti untuk merebut pasar, melainkan seperti ada dendam kesumat. Bisa dibilang, musuh cerdas yang berkuasa dan mengintai di tengah kegelapan sangatlah menakutkan."Cepat, masuk ke ruang bawah tanah. Kita bisa masuk dari asrama grup musik," ujar Rhea sambil menarik Paula untuk masuk. Namun, Paula terus menatap Darwin yang berdiri di depan pintu dan bergeming. Paula tahu apa yang ingin dilakukan Darwin."Paman, ce
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang