Beranda / Romansa / Ditolak Magang Malah Jadi Ayang / 13. Basah dan Merah-merah

Share

13. Basah dan Merah-merah

Penulis: Namericanou
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-07 23:17:55

“Buset!” Chiara berseru sambil berusaha melepaskan diri dari kungkungan Yanuar yang terlalu erat dan kuat. “Pak, sadar! Ini saya asisten Bapak!”

Ia masih berusaha, tubuhnya digerak-gerakan agar pria itu cepat sadar ada sesuatu yang janggal. Namun apa daya, kondisi Yanuar melebihi prasangka Chiara. Dikatakan mabuk memang, tapi sepertinya lebih dari itu dan tampak merepotkan.

Tak berselang lama, rungu Chiara menangkap isakan yang berasal dari bibir Yanuar. Tangisan itu makin sesak, terlihat dari cara si pria yang sesenggukkan. Bagian badan Chiara yang menempeli Yanuar pun bisa merasakan dada itu bergerak naik-turun.

“Loh malah nangis,” ujarnya sambil menghela napas berat.

Sekiranya sudah setengah jam berlalu, tautan tangan Yanuar masih cukup erat. Sementara kantuk sudah menyergap kedua mata Chiara. Gadis itu tak bisa lagi menahan keinginan untuk terlelap, sekalipun tubuhnya masih dipeluk erat.

Dalam sekian detik, Chiara pun menyerah. Ia mulai memasuki kubangan mimpi dan melupakan segala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   14. Ketahuan

    “Leher saya merah-merah?” Reaksi Chiara kelewat santai, seakan tak curiga sama sekali seperti yang dipikirkan Yanuar. “Mana, Pak? Bagian mana?”Mengerjap pelan, Yanuar menggeleng heran. Ia nyaris berdecak melihat gelagat Chiara yang di luar nalar itu.“Memangnya kamu belum bercermin pagi ini?”“Tadi ke kamar mandi cuci muka doang, soalnya saya buru-buru siapin sarapan,” aku Chiara jujur. “Lagian kamar mandi saya nggak kayak punya Bapak kali, isinya cuma bak, toilet jongkok, sama kran air. Nggak ada tuh cermin apalagi wastafel. Strata kita beda lho, Pak di rumah ini.”Yanuar dibuat menganga atas ucapan Chiara yang blak-blakan. Ia rasa pernyataan itu seharusnya keluar dari mulutnya, alih-alih dari si gadis. Lantas ia mengembuskan napas sembari menautkan kedua tangan di atas meja.“Kamu nggak usah kasih tahu saya tentang hal itu, saya nggak bodoh.” Sorot mata Yanuar kian serius. “Lebih baik kamu cek saja leher itu sendiri dan jawab pertanyaan saya tadi!”Chiara memberengut seketika. “Iya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   15. Tetap di Hati

    Selepas menyantap sarapan, Yanuar bermaksud membereskan piring kotornya sendiri. Namun, niatannya itu terhenti ketika Bi Asih dan putrinya datang mendekat. Dua wanita itu tampak bersemangat, bahkan saat menyapa.“Itu piring kotor mau dicuci sendiri, Pak?” tanya Endah bingung. Yanuar hanya mengulas senyum samar, seakan menjawab iya.“Duh, itu bukannya tugas si Neng Chia ya, Mak?” Endak kini melontarkan tanya pada ibunya. Bi Asih kontan mengangguk. “Tuhkan, baru aja sehari di sini malah biarin Pak Yanu cuci piring sendiri!”“Nggak pa-pa, tadi Chiara buru-buru kayaknya ada kelas pagi hari ini,” jelas Yanuar sambil berlalu menuju area dapur. “Bi Asih sama Mbak Endah kerjain aja bagian dapur, biar piring saya bereskan sendiri.”Yanuar tak ingin dua wanita itu merecoki urusannya. Terlebih soal Chiara, bisa bahaya jika salah satu dari mereka tahu tentang apa yang terjadi semalam. Sifat Bi Asih, terutama Endah kerap kali membebaninya. Kadang mereka mudah membeberkan rumor tentangnya pada teta

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   16. Jelas Nafsu

    “Jadi kamu yang namanya Chiara?”Pertanyaan tersebut terlontar dari seorang gadis yang tadi sempat mencuri dengar percakapannya dengan Yanuar. Lalu menyelonong masuk ke kamar. Chiara tak bisa membayangkan akan semarah apa tuannya saat mengetahui orang lain asal masuk ke ruang pribadinya.Namun, tidak ada suara setelahnya. Sepertinya pria itu tidak tersulut emosi sama sekali. Sekarang ia diminta duduk oleh gadis ini. Tampilannya menarik, tampak lebih tua beberapa tahun darinya.“Mami sempat bilang tentang kamu yang mulai kerja di tempat ini,” tambah si gadis. “Oh ya, kita belum kenalan.” Ia mengulurkan tangan. “Aku Leona Atmajaya, adiknya si duda girang.”Chiara menyambut tangan itu dan menjabatnya. “Duda girang?” katanya bingung sambil mengerutkan kening. “Maksudnya gimana ya, Mbak?”Leona, adik Yanuar mengulum senyum jenaka. “Atasanmu itu duda, kamu nggak tahu?”Chiara meringis sembari mengangguk mengerti. “Oh itu … tahu, Mbak.”“Nggak usah ngomong macam-macam soal gue.” Yanuar muncu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-09
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   17. Diberi Pilihan

    Melihat sikap Chiara yang berubah ketus padanya, Yanuar sempat berpikir tentang perkataannya yang terdengar kelewatan. Namun karena gengsi yang lumayan tinggi, ia menolak untuk mengajukan permintaan maaf.Dari tempatnya berdiri, wangi masakan gadis itu menggapai hidung. Yanuar bisa menebak apa yang dibuat Chiara. Tumis kangkung dan tempe serta tahu goreng. Dua makanan rumah favoritnya.“Minta diantar sopir aja, biar nggak kejebak macet,” ujar Yanuar ketika Chiara hendak pamitan. Sayangnya gadis itu menggeleng pelan dan menghindari tatapan sang tuan.Napas Yanuar terhela pendek, lalu menambahkan, “Oke, terserah. Bukan salah saya kalau kamu telat dan dapat pengurangan nilai dari dosen.”Kini Chiara mengangkat wajah dan membalas sorot mata Yanuar. Mata bertemu mata selama beberapa saat. “Kalau saya mau nyalahin Bapak juga percuma, ini resiko kerja sama orang yang berhati dingin,” tandasnya tanpa pikir panjang.Yanuar melototi Chiara seketika. Bibirnya sudah menganga, hendak menimpali uc

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   18. Anggap Saja Hukuman

    Makanan yang kerap membuat nafsu makannya meluap-luap, kini tak terlihat menggiurkan sama sekali. Chiara berusaha menunduk, menghindari pertemuan tatap dengan mata Junias. Ia bingung harus memutuskan atas pilihan yang diberikan pria itu.“Keburu dingin itu bakso ayamnya, Chia.” Junias menegur gadis di hadapannya sembari mengetuk meja dua kali.Chiara bergumam pendek. Lalu mulai mengaduk-aduk isi mangkuk yang asapnya tak lagi mengepul. Baru menyicipi kuah yang super gurih dan menggiurkan, rasa lapar hilang dalam sekejap.Kepalanya terus memikirkan cara agar Junias tak lagi menekannya untuk memilih. Memangnya tempat kerja mana lagi yang bisa membayarnya dengan jumlah yang lumayan?“Mas,” panggilnya setelah meletakkan alat makan di mangkuk. “Aku nggak tahu Mas ada masalah apa sama Pak Yanuar, tapi pekerjaan ini penting buatku. Aku udah bingung mau cari kerja di mana, sedangkan Bapak masih ngurusin Kak Ardan yang lagi sekolah di LPK. Biayanya besar dan nggak memungkinkan bisa mencukupi ku

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   19. Perkara Pisang Goreng Krispi

    Helaan napas Chiara terdengar berat. Sudah ke sekian kalinya ia melakukannya untuk memantapkan diri menghabiskan makanan yang dimasaknya tadi untuk Yanuar. Sayangnya selepas pulang dari kampus, masakannya tak tersentuh sama sekali.Ia geram dua kali lipat. Perdebatannya dengan pria itu saja masih menyisakan kekesalan, ditambah usahanya ini disia-siakan. Belum lagi masalah yang menyeret keluarganya karena ucapan Junias tadi. Semua terasa bertambah banyak karena mood Chiara buruk semenjak datang bulan.Tangan Chiara hendak menyendok cah kangkung di hadapanuyua. Namun kehadiran Leona membuat Chiara menjedanya.“Biar aku aja yang bantu habisin, soalnya majikan kamu yang ribet itu nggak akan keluar kamar sekalipun laper.”Leona duduk dan mengambil mangkuk cah kangkung yang tinggal setengah. Ia meraih garpu, lalu melilitkan makanan itu sebelum memasukkannya ke dalam mulut.Mata Chiara seketika melebar. Ia mengibas-ngibaskan tangan sembari berujar, “Jangan dipaksa makan, Mbak, takut nggak se

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   20. Siapa?

    Chiara akui, ia tengah berada dalam kekalutan. Sepanjang malam, ia kerap terbangun dari tidurnya dan mendapati bayangan wajah Yanuar.Sebelumnya, seorang Chiara Sagita tak pernah melihat secara langsung bagaimana raut pria yang memiliki banyak tangis dalam hidupnya. Terutama sepasang mata sembab yang ia temui semalam.Yanuar yang memiliki kepribadian menyebalkan itu rupanya memiliki sisi rapuh yang tak semua orang tahu. Jika kakak sepupunya tahu, apa mungkin mereka bisa berbaikan dan tidak ada lagi pertengkaran?“Jangan sampai gosong, saya paling nggak bisa makan makanan menghitam. Itu bisa jadi kanker!”Seruan dari orang yang dipikirkannya cukup membuat Chiara merobohkan momen melamunnya. Ia tersentak dan nyaris melempar sendok ke wajan berisi minyak panas. Seketika ia beri lirikan tajam pada pria yang berdiri di dekat tempat cucian piring.Matanya tertuju pada piring yang baru diletakkan pria itu. Sampai kemudian Chiara mengulas senyum remeh ketika sadar piring kotor apa yang hendak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   21. Wanita Pengganti

    Yanuar baru saja melepaskan jam tangan bermerknya saat Yabes menyenggol lengannya. Dari raut yang diperlihatkan pria itu, Yanuar sudah bisa membaca ada sesuatu yang kurang beres tengah terjadi.“Abi benar-benar datang, Nu,” bisik Yabes. “Sekarang dia ada di rumah lo, tadi Lele baru ngabarin gue.”Sebelah alis Yanuar terangkat. Ia sedikit salah fokus ketika mendengar rekannya masih berkomunikasi cukup baik dengan adiknya. Sementara yang lebih menarik adalah Abi, kakak iparnya datang.Semenjak kepergian Avita, keluarga dari istri Yanuar, bahkan saudara kembarnya, Abisatya. Mereka masih melimpahkan kesalahan dan penyebab terbesar atas meninggalnya Avita karena kelalaiannya sebagai suami. Dan sekarang, bukan hal mengejutkan jika Abi memilih mendatanginya di rumah alih-alih ke kantor.“Shit!”Umpatan itu sontak keluar dari mulut Yanuar begitu ia sadar kalau Abi bisa saja bertindak nekat. Bahkan pekerjanya, seperti Mang Dar, Bi Asih dan Endah sekalipun tak berani menentang saudara kembar Av

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14

Bab terbaru

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   148. Menyambut Kebahagiaan (END)

    "Chiara pecah ketuban, Nu."Satu pernyataan berbuah informasi penting itu berhasil membuat tubuh Yanuar kaku. Tangannya terhenti di udara ketika hendak meminum kopi hangat untuk menyegarkan diri dari kantuk."Sekarang udah di rumah sakit." Yabes yang berada di sampingnya menambahkan. "Kata Tante Sukma, Chiara udah masuk pembukaan delapan. Dokter menyarankan pindah ke ruang bersalin, tapi Chiara menolak karena bersikeras nunggu lo."Yanuar memejamkan mata sejenak. Mengingat janji mereka yang akan menyambut kelahiran bayi bersama. Tindakan Chiara tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena wanita itu masih berupaya keras.Bayangan Chiara yang merintih dan menahan sakit perutnya sekelebat terlintas di benak Yanuar. Sontak Yanuar bangkit dari duduk. "Kita ke rumah sakit sekarang," putusnya cukup mengejutkan Yabes. "Lagi pula pesawat kita delay lama."Seharusnya Yanuar dan Yabes sudah tiba di Kalimatan untuk keperluan dinas, tapi karena cuaca buruk, jadwal penerbangan berubah total. Ia menungg

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   147. Detik-detik Pembukaan

    Rasanya beban-beban di pundak makin berat saja tiap kali ia pulang dari perkumpulan Rein dan yang lain. Tak hanya pundak, rupanya punggung hingga pinggulnya sudah menunjukkan rasa lelah sejak di perjalanan tadi. Perutnya kian membesar di usia kandungan pada bukan ke-7 ini, napasnya sering sesak setiap kali merebahkan diri.Apalagi selama melewati pertemuan tadi, Chiara tak begitu menikmati makanan. Ia hanya menyimak tiap kali perbincangan muncul. Walaupun isinya hanya itu-itu saja. Obrolan wanita berkelas yang membicarakan kekayaan keluarga hingga pasangan, dan sayangnya Chiara tak mampu melakukan hal sama.Memang apa yang harus ia pamerkan dari harta suaminya? Meskipun keluarga Yanuar jauh lebih di atas Rein dan yang lain, tetap saja Chiara tak bisa bercuap-cuap asal agar dianggap ada orang lain. Ia pikir, itu tindakan kekanakan dan kurang pantas.“Kita istirahat habis ini ya, Dek,” gumam Chiara sambil mengelus perutnya yang buncit. “Udah sampai rumah, nih.” Ia membuka pintu dan mela

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   146. Akhirnya Kelewatan

    Ada getar yang bisa Yanuar rasakan ketika menggenggam tangan Chiara. Ia mengeratkannya, berusaha menenangkan tiap detik hingga getaran itu perlahan redup dan akhirnya menghilang. Yanuar tak tahu apa yang tengah dipikirkan Chiara sekaligus disembunyikan istrinya itu sekarang. Yang jelas, mereka sempat cekcok sebentar sebelum berangkat ke rumah sakit seperti sekarang. Di perjalanan pun, tak ada perbincangan yang terjadi di antara keduanya. Mereka sama-sama bungkam sampai Yanuar membuka suara begitu merangkul pinggul Chiara menuju poli yang dituju. "Kamu kelihatan gugup, dan ... pucat," celetuk Yanuar sesaat setelah duduk di kursi begitu tiba di ruangan dokter. Chiara mengambil napas dan menggeleng kemudian. "Biasa kalau mau check up pasti ada gugupnya, Mas." Suara itu terdengar penuh kebohongan di telinga Yanuar, tapi ia tak mempermasalahkannya sekarang. Beberapa rangkaian pemeriksaan sudah dilewati Chiara dan Yanuar melihatnya saksama. Penuh perhatian lekat dan fokusnya pun sengaj

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   145. Akan Aku Usahakan

    “Jadwal gue setelah ini apa lagi, Bes?”Tanpa mendongak ke arah bawahannya, Yanuar melempar tanya sambil menatap foto yang dikirimkan Chiara belum lama ini. Istrinya itu sedang rajin-rajinnya pergi ke kelas yoga dan beberapa pertemuan dengan Lily dan juga Rein.Perubahan Chiara kedengaran bagus sekali. Terutama Mami yang senang bukan kepalang mendapati kabar itu. Sampai Yanuar baru menyadarinya sekarang karena kelewat sibuk dengan urusan kantor dan masalah yang terus datang.“Ada meeting online sama pegawai Kominfo untuk bahas masalah tambang yang sempat muncul di media dua hari lalu.”Kini Yanuar mengalihkan pandangan, beradu tatap dengan Yabes sambil membuang napas kasar. “Jadi, gue nggak dibolehin istirahat atau makan malam di rumah sama istri ya, Bes?”Yabes mengulum senyum samar. Rautnya berubah tak enak mendapati sarkasme yang dilontarkan atasan, tapi apa boleh buat. Semua sudah dirancang baik-baik dan mendapat persetujuan Yanuar secara langsung.“Kasih lima menit,” pinta Yanuar

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   144. Belum Terbiasa

    Chiara menoleh cepat pada meja di dekatnya usai Yanuar memberikan sesuatu di sana. "Itu apa, Mas?""Langsung aja datang ke sana, ya. Mami udah booking paket A buat kamu," jelas Yanuar sambil melangkah pelan mendekatinya. "Nggak perlu pakai taksi, biar sopir yang antar ke manapun kamu pergi."Chiara menjauhkan punggung dari sandaran kursi pijatnya dan menatap bingung Yanuar yang sudah duduk berlutut di depannya sekarang. "Paket A?" tanyanya bingung.Yanuar menganggukkan pelan, tangannya terulur menyentuh lutut Chiara dan memberi usapan lembut. "Pijat di salon, sekalian perawatan," jawabnya. "Kamu pasti capek setelah KKN kemarin. Belum lagi acara penyambutan kepulangan kamu itu."Chiara menyengir lebar, menyadari beberapa bagian tubuhnya memang sedikit pegal semalaman. Namun ia tidak berpikir untuk melakukan spa di salon seperti yang diujarkan Yanuar itu. Perlukah ia?"Emangnya harus, Mas?" Chiara menggaruk tengkuk tak enak. "Aku kan lagi hamil, boleh pijat-pijat gitu?""Boleh, Mami bil

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   143. Begitu Memikat

    Wajah Chiara sudah berseri-seri sejak berakhirnya malam perpisahan dengan warga desa. Tugasnya dan teman-teman akhirnya selesai. Bukan hanya sambutan di awal, tapi mereka mendapat banyak tanggapan positif di penghujung.Chiara baru saja selesai berkemas barang-barangnya, mengecek ulang isi koper kesekian kali. Kemudian menilik surat-surat yang dituliskan beberapa murid sekolah setelah ia mengisi kelas karya beberapa waktu lalu. Semua indah dan sulit dilupakan begitu saja, sebab mengukir kenangan manis di kepala.“Kerja bagus semuanya!” seru Tino di tengah kesibukan berkemas di posko. “Gue nggak tahu lagi mau apresiasi dengan cara apa, yang jelas gue bangga banget sama kelompok kita ini.”“Ya, gue setuju.” Abas menimpali dengan senyum haru. “Gue pikir, proker kita bakal ngebosenin dan kayak tradisi sebelumnya. Tapi ide-ide yang kita buat cukup cemerlang juga.”Chiara mengangguk setuju. Melihat semuanya menampilkan wajah lega dan penuh bangga, ia pun merasakannya dengan batin berbunga-b

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   142. Tambah Hot

    Chiara baru menyeduh susu formula khusus ibu hamil. Selama berada di posko dua minggu ini, ia tak abai memikirkan kesehatan diri sekaligus perkembangan janin di kandungannya. Bahkan setiap malam, sebelum tidur, ia sengaja mengajak si jabang bayi mengobrol.Berbekal informasi yang dibacanya di internet, Chiara mengusahakan apa pun untuk menjadi seorang ibu di usianya yang masih terbilang muda. Walaupun memiliki suami yang jauh di atasnya dan lebih berpengalaman, ia lebih senang belajar mandiri.“Rasanya enak?” Venna bertanya begitu memasuki area dapur, tempat yang menjadi destinasi Chiara setiap pagi dan malam dan jumlahnya terbilang sering dikunjungi.Chiara mengulum senyum dan menjauhkan gelas dari bibir. Ia baru meminum setengah dan mengambil jeda untuk membalas Venna. “Kayak susu biasa,” balasnya.Aneh sekali mengatakan ‘biasa’. Padahal selama hidupnya, ia tak membiasakan diri mengonsumsi cairan putih dengan kandungan tinggi kalsium seperti itu. Mengingat ia lahir dan besar di kelu

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   141. Privasi Suami-Istri

    Yanuar tak sepenuhnya ingat apa yang terjadi semalam. Ia berdecak sambil menyugar rambutnya dan mendengar sebuah benda terjatuh dari ranjang ke lantai. Setelah dilihat dengan rasa malas yang luar biasa, ia menemukan ponselnya tergeletak.“Shit!” makinya kesal karena juga menahan pusing yang mendera kepalanya.Suara gemeruyuk di perut pun ikut terdengar. Yanuar segera bangkit dan melompat dari tempat tidur, bergegas ke kamar mandi untuk menumpahkan isi perutnya. Kemalangan menimpanya lagi untuk kesekian kali.“Yanu?” Itu Mami. Si pemilik nama memejamkan mata usai membersihkan wajah dan mulutnya dari sisa kotoran. “Yanuar!”Kakinya bergerak keluar kamar mandi, meski berat. Hari masih pagi baginya, tapi Mami sudah berkunjung ke rumah di saat keadaannya cukup berantakan.“Astaga Yanu?” Suara itu terdengar bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka dari luar. Lalu menampilkan sosok ibunya yang melotot lebar ke arahnya. “Kamu mabuk? Istri lagi di luar kota, kamu malah mabuk-mabukan?”Seb

  • Ditolak Magang Malah Jadi Ayang   140. Tak Mudah Menjadi Kamu

    “Dia nggak mau gue ke sana.”Hanya kekehan geli yang terdengar menyebalkan di telinga Yanuar begitu mengungkapkan satu fakta tentang istrinya. Belum lama ini ia langsung meminta Yabes putar balik arah mobil karena Chiara menolak niat baiknya.“Emang kalau KKN gitu nggak bisa banget diganggu?”Yabes yang fokus mengemudi itu melirik sejenak dengan sisa kekehan di bibir. “Ya, terkadang proker bikin pusing, sih. Tapi balik lagi aja ke orangnya,” jelasnya santai. “Ada kok yang hobinya nebeng nama, nggak jalanin proker bareng temannya.”Yanuar menghela napas panjang. Paham sekali Chiara tak masuk pada kriteria yang diucapkan Yabes di akhir kalimat. Ia tahu betul bagaimana sang istri yang kelewat ambisius. Saat dinyatakan hamil pun, Chiara tetap memilih kuliah dan menghabiskan waktu untuk belajar. Tak heran jika sekarang istrinya itu fokus sekali dengan program kampusnya.“Sama kayak lo lah,” imbuh Yabes saat mobil berhenti karena terhalang lampu merah lalu lintas. “Lo juga kebangetan fokusn

DMCA.com Protection Status