Share

Bab 16

Author: Hana Pangestu
Aku tak ingin berkata apa-apa lagi. Aku hanya berbalik, berjalan ke sisi lain meja kerja dan pergi.

Steve mengejarku, sambil berkata "Nora, aku tahu kamu belum bisa memaafkanku dalam waktu singkat. Tapi kita sudah bersama selama enam tahun, nggak mungkin kita bisa melupakan satu sama lain begitu saja. Aku mencintaimu dan perasaan itu nggak akan pernah berubah. Dewita itu adik yang sudah aku lihat sejak kecil. Dia memang lemah lembut sejak dulu dan sekarang divonis penyakit kritis, dia semakin sensitif dan merasa rendah diri. Aku selalu menganggapnya adik, jadi aku benar-benar nggak bisa meninggalkannya begitu saja."

Dia menghalangi jalanku, membuat kesabaranku habis.

"Steve, kamu sakit jiwa? Aku sama sekali nggak melarangmu bersikap baik padanya! Lalu apa maksudmu datang ke sini dan mengatakan hal-hal nggak masuk akal ini padaku? Apa menurutmu penderitaanku karena kalian berdua masih kurang?"

Steve meraih lenganku, suaranya menjadi lebih lembut, "Nora, aku tahu kamu sedang stres. Aku d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 17

    Wenny merubah sedikit ekspresinya, kemudian berbicara lagi, "Dewita mungkin memang menyukaimu, tapi nggak seperti yang kamu bayangkan. Dia bersikeras menikah denganmu bukan karena cinta, tapi hanya karena ingin merebutmu dari Nora. Intinya, dia hanya mau Nora sedih."Steve tersenyum samar, seolah tidak peduli. Dia membantah, "Kamu pasti dengar semua ini dari Dewita, 'kan? Dewita bukan orang seperti itu. Dia begitu polos dan lucu, meskipun terkadang sedikit manja, dia sama sekali nggak selicik yang kamu katakan."Wenny menatapnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, "Dari luar kamu kelihatan cukup pintar, tapi kalau sudah berhadapan dengan wanita licik, otakmu langsung nggak berfungsi."Aku tak bisa menahan tawa dan langsung tertawa kecil.Steve menatap kami dengan wajah muram, jelas sekali dia mulai merasa tak nyaman.Dia berbalik hendak pergi, tetapi Wenny tak berniat melepaskannya begitu saja. Dia terus melanjutkan, "Sejak kecil Dewita selalu iri pada Nora. Dia tak suka melihat Nor

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 18

    Wenny mendengus dingin, "Menurutku, awalnya dia hanya ingin merebut pacarku, tapi lama-lama terlalu mendalami peran dan larut dalam perannya."Aku melongo, tak tahu harus berkata apa."Meski bilang nggak percaya, tapi aku yakin Steve sudah mulai curiga. Kita lihat saja, sebentar lagi mereka pasti bertengkar. Tanteku bilang, pengobatan kanker itu sangat menyakitkan. Dewita hampir mengamuk setiap hari di rumah sakit, sampai dokter dan perawat di sana kewalahan. Sekuat apapun cinta seorang pria pada wanita, pasti ada batasnya. Apalagi kalau itu bukan cinta sejati."Aku mengangguk, "Kalau dipikir-pikir, aku jadi paham kenapa Steve tiba-tiba bersikap baik padaku hari ini."Pasti karena dia sudah lelah menghadapi Dewita yang semakin sulit dihadapi. Mungkin dia mulai mengingat betapa baiknya aku dulu, lalu berharap bisa mencari kenyamanan dariku.Wenny langsung memasang wajah serius, "Kamu jangan sampai luluh dan kembali lagi dengan dia. Kalau sampai itu terjadi, aku putus pertemanan denganmu

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 19

    "Aduh! Kak Nora, kamu sibuk sampai lupa dunia? Bisa-bisanya nggak tahu Keluarga Solene di Kota Belian? Keluarga Solene yang leluhurnya adalah salah satu bangsawan, sudah turun-temurun berstatus bangsawan dan terpandang! Mereka selalu rendah hati dan misterius, hampir nggak pernah ada berita tentang mereka di luar sana. Sekarang mereka justru datang mencarimu dan mengundangmu secara pribadi untuk mendesain pakaian untuk nyonya besarnya?! Kalau kabar ini tersebar, pasti banyak keluarga kaya lainnya ikut-ikutan dan berlomba-lomba menggunakan merek kita!"Manajer pemasaran di samping kami langsung berseru penuh semangat, "Bos, kita bakal naik ke puncak kejayaan nih!""Tunggu dulu!" Aku langsung berdiri dan berusaha tetap tenang. Aku menatap Angel dengan curiga dan bertanya, "Kamu yakin ini bukan penipuan? Coba download aplikasi get contact dulu?"Angel memutar matanya hampir pingsan, "Aku sudah berkali-kali memastikannya! Mereka berbicara dengan sangat sopan dan berpendidikan. Mereka bahk

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 20

    Namun, berbeda dengan Hongqi L5.Untuk punya mobil ini, selain harus cukup kaya, juga harus punya latar belakang yang bersih, serta status sosial yang tinggi, bahkan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.Mobil ini juga merupakan edisi khusus yang dibuat sesuai pesanan pribadi, sehingga setiap pemiliknya memiliki satu-satunya versi yang unik.Aku dan Angel duduk di dalam mobil, kami berdua merasa agak canggung.Untungnya, sopir yang mengenakan sarung tangan putih itu cukup ramah. Dia mengajak kami berbincang sebentar agar kami lebih rileks.Mobil mewah ini melaju dengan stabil selama satu jam sebelum akhirnya memasuki area pegunungan yang rimbun dan hijau.Sopir berkata, "Di depan sana adalah Bukit Santika, kita sudah mau sampai."Ternyata benar, tak lama kemudian, kami melihat pos penjagaan dengan beberapa tentara bersenjata berjaga di sana.Saat mobil kami mendekat, salah satu tentara memberi isyarat. Sopir pun menghentikan mobil, menurunkan kaca jendela dan menunjukkan identit

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 21

    Tapi aku jelas-jelas tidak mengenal Keluarga Solene."Bu Nora, ya? Cantik sekali, tubuhnya juga ramping, auranya pun memancarkan kecerdasannya. Tak heran kalau begitu berbakat," sambut nyonya besar dengan pujian.Aku terkejut dan merasa agak tidak pantas menerima pujian tersebut.Sejak kecil, aku memang sering dipuji calon gadis cantik, bahkan terkadang aku sendiri terpesona saat melihat bayanganku di cermin. Ya, aku memang cukup narsis.Namun, Keluarga Solene adalah kalangan terpandang yang pasti sudah terbiasa melihat kecantikan luar biasa. Bagaimana mungkin masih bisa merasa orang sepertiku cantik?Mungkin karena nyonya besar memiliki tata krama yang baik dan kecerdasan emosional yang tinggi.Melihatku terdiam, Pak Budi berbisik pelan, "Ini Bu Mega, nyonya besar Keluarga Solene."Aku langsung mengangguk dan tersenyum sopan, "Salam kenal, Bu Mega. Terima kasih atas pujiannya.""Suaramu juga merdu sekali," lanjutnya.Pipiku bahkan memerah malu karena pujiannya. Aku pun membalas, "Bu M

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 22

    Mega mengernyit, "Masalah itu nggak ada hubungannya denganmu, kamu adalah korban.""Terima kasih Bu Mega atas penghiburannya.""Jadi kamu masih mencintai mantan calon suamimu?"Aku sibuk mengukur ukuran pelanggan berikutnya dan menjawab sekedarnya, "Nggak, aku hanya ingin fokus pada karirku sekarang."Baru saja selesai bicara, muncul sosok pria bertubuh tinggi dan ramping dari arah tangga.Tadinya aku tidak terlalu memperhatikannya, hingga seseorang menyapanya, "Billy, kami mengganggu kamu bekerja?""Nggak, aku sudah selesai kerja," jawabnya dengan suara rendah yang begitu jernih, mengingatkanku pada pria yang memberiku sapu tangan di hari pernikahan kemarin, yaitu Billy Solene.Suaranya tetap sama, tenang dan jernih, seolah mampu menembus keramaian tanpa kehilangan kejelasannya.Mendengar suaranya, aku secara reflek menoleh, barulah aku melihat jelas wajahnya.Berbeda dari sekilas pandangan yang kulihat saat pernikahan kemarin. Ternyata putra kedua dari Keluarga Solene sangat muda dan

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 23

    "Iya," jawabku sambil mengangguk, tidak berani lagi menatap matanya.Angel berdiri di sampingku, menatapku dengan tatapan penuh rasa ingin tahu dan sedikit menggoda, seolah-olah dia juga menyadari ada sesuatu yang aneh."Pak Billy, silakan angkat tangan sejajar dengan bahu," ujarku dengan sopan sambil mengambil pita ukur yang lebih panjang.Billy berdiri di depanku dan aku berjalan ke belakangnya. Saat mengangkat tangan, baru kusadari bahwa tinggi badannya hampir 190 cm.Untungnya, aku sendiri 172 cm. Jika lebih pendek, aku pasti akan kesulitan dan mungkin harus naik ke bangku untuk mengukurnya.Dia sangat kooperatif, sehingga aku bisa menyelesaikan pengukuran bagian atas tubuhnya dengan lancar.Saat tiba giliran mengukur lingkar pinggang dan pinggul, aku jadi ragu.Haruskah aku mengukurnya dari depan atau dari belakang?Yang lebih aneh lagi, para wanita yang sebelumnya masih berbincang dan bercanda, kini tiba-tiba terdiam. Semua mata tertuju ke arahku.Seketika, aku merasa gugup. Tanp

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 24

    Bahkan melalui kain, aku bisa merasakan ototnya yang kuat dan berisi.Aku memperkirakan secara kasar, raso pinggang ke pinggulnya sekitar 0,8. Dengan bahu lebar, pinggul sempit. serta tinggi badan dan kaki yang panjang, proporsinya hampir sempurna, bisa menyaingi model profesional."Angel, sudah dicatat semua?" tanyaku sambil menoleh ke asistenku, mencoba mencairkan suasana yang sedikit canggung."Sudah, sudah dicatat semua."Aku mengangguk, merapikan alat-alat ukur, lalu bertanya satu per satu pada pelanggan tentang preferensi mereka.Ada yang suka model ketat, ada yang lebih nyaman dengan model longgar. Untuk gaun wanita yang lebih tua cenderung memilih model panjang, sedangkan yang lebih muda lebih suka yang pendek.Aku mencatat semua detail ini di tablet agar nantinya bisa merancang desain yang sesuai keinginan mereka.Setelah semuanya selesai, waktu sudah menjelang siang.Mega mengundang kami untuk makan siang bersama, tapi aku merasa tidak enak dan segera mencari alasan bahwa mas

Latest chapter

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 100

    Meskipun aku tidak menyukai mereka sekeluarga, bagaimanapun dia adalah orang yang lebih tua, demi kesopanan, aku tetap tersenyum dan menyapa, "Halo, tante.""Nora, jadi kamu benar-benar sudah bersama Pak Billy? Dia nggak tahu kamu itu janda? Statusmu ini jelas ... ""Ibu, bukan janda, dia bahkan belum resmi cerai dengan kakak! Kalau sekarang bersama Pak Billy, itu namanya selingkuh!"Ujar Stefi dengan wajah penuh penghinaan dan kemarahan, lalu menggerutu, "Ada apa sih dengan Pak Billy? Kok bisa tertarik dengannya? Selain cantik, apa lagi yang bisa dibanggakan?"Aku bahkan belum mengucapkan satu kata pun, tapi mereka sudah menempelkan label selingkuh padaku. Benar-benar tidak masuk akal.Aku tertawa sinis, "Stefi, otak itu hal yang bagus, sayangnya kamu nggak punya. Kalau kamu mau tahu siapa yang sebenarnya selingkuh, bagaimana kalau kita tanya orang-orang di sini?"Saat itu, peristiwa pernikahan konyol itu sudah jadi bahan tertawaan di seluruh kota. Semua orang tahu kalau Keluarga Joan

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 99

    Namun, di hadapan Jeff saat ini, situasinya tidak memungkinkan. Aku hanya bisa mencari kesempatan lain.Melihat aku sangat canggung, Billy segera membantuku keluar dari situasi ini, "Ayo, para tamu hampir semua sudah datang, pesta bakalan segera dimulai."Aku mengikuti Billy memasuki aula pesta dan sekali lagi mendapat pemahaman baru tentang arti sebenarnya dari kekuasaan dan status sosial.Di dalam Vila Solene terdapat sebuah bangunan bergaya barat tiga lantai yang berdiri sendiri. Bangunan ini memiliki aula pesta besar, ruang konferensi multifungsi dan klub rekreasi. Banunan ini terpisah dari bangunan utama rumahnya, Sehingga dapat memberikan tingkat privasi yang sangat baik bagi pemiliknya.Dekorasi seluruh bangunan tampak sederhana, tetapi sangat berkelas. Bahkan hiasan yang terlihat sepele pun merupakan koleksi seni bernilai tinggi.Saat ini, aula pesta sudah penuh dengan tamu. Suasana meriah dengan obrolan santai dan tawa para tamu yang jelas berasal dari kalangan atas.Aku melih

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 98

    "Bagaimana kamu menjelaskannya?""Bilang saja nggak ada apa-apa di antara kita. Aku nggak tidur denganmu, kamu juga nggak tidur denganku.""Kamu, seorang gadis menjelaskan hal seperti ini? Bukankah itu malah membuatku terlihat lebih tidak berani bertanggung jawab?""Aku ... " Aku hampir putus asa, malu bukan main dan bertanya, "Jadi harus bagaimana?"Saat kami sedang pusing memikirkan solusi, tiba-tiba terdengar suara seseorang, "Billy, kudengar kamu keluar khusus untuk menjemput tamu penting. Putri keluarga mana yang begitu kamu hormati?"Aku menoleh ke arah suara itu. Dari belakang Billy, seorang pria tinggi dan gagah melangkah mendekat. Aura karismatiknya terpancar jelas.Sebelum Billy berbalik, ekspresinya sudah semakin rumit."Datang juga orangnya," gumam Billy pelan.Mataku membelalak.Apa? Jadi dia ... Jeff Yosi?Aku tidak mengenalnya.Bagaimanapun, Keluarga Yosi dan Keluarga Solene berada di tingkat yang sama, sedangkan Keluarga Tira jelas berbeda kelas, kami tidak pernah berhu

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 97

    "Nggak, nggak! Bukan ... " Aku buru-buru melambaikan tangan, melangkah lebih cepat ke depan, tapi tetap saja tak bisa menahan diri untuk melirik Billy beberapa kali.Dalam hati, aku berdoa semoga saja orang yang mengendarai Bentley malam itu bukan Jeff.Sayangnya, doaku tidak terkabul.Melihat ekspresiku yang aneh dan tampak ragu-ragu, setelah berpikir sejenak, Billy bertanya, "Kamu bertemu Jeff akhir-akhir ini?"Begitu mendengar pertanyaannya, aku langsung paham.Aaaa ... aku ingin lenyap saja dari dunia ini!"Jadi ... apa yang Pak Jeff bilang padamu?" tanyaku pasrah, memutuskan untuk menghadapinya secara langsung.Billy menyipitkan matanya sedikit, lalu menampilkan ekspresi yang sulit dijelaskan, seperti malu tapi juga geli."Maksudmu ... tentang pertengkaranmu dengan Steve? Kamu bilang sudah tidur denganku dan bukan hanya sekali?"Aku langsung tersandung dan hampir saja terjatuh."Hati-hati!" Untung saja Billy sigap menarik lenganku.Wajahku langsung panas membara, sekujur tubuhku t

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 96

    Aku berputar beberapa kali di depan cermin dan merasa cukup puas dengan penampilanku.Tiba-tiba, ponselku berdering. Aku mengambilnya dan melihat nama Billy Solene di layar."Halo, Pak Billy.""Nora, sekitar sepuluh menit lagi, sopir bakal tiba di depan apartemenmu.""Iya, aku sudah siap juga, bakal turun sebentar lagi," jawabku dengan ringan, lalu menambahkan dengan sedikit sungkan, "Benar-benar merepotkanmu harus mengirim sopir untuk menjemputku.""Nggak masalah, jalanan di pegunungan kurang aman di malam hari. Karena aku yang mengundangmu, tentu aku juga harus memastikan keselamatanmu."Sikapnya selalu begitu penuh perhatian dan detail, seolah tak pernah meninggalkan celah.Setelah menutup telepon, aku memasukkan ponsel ke dalam tas, lalu mengecek kembali apakah aku sudah membawa lipstik dan bedak. Setelah memastikan semuanya beres, aku pun berangkat.Di sepanjang perjalanan, perasaanku melambung, tegang sekaligus penuh ekspektasi,Saat ini, aku sudah melupakan semua keraguan yang s

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 95

    Aku baru sadar, tidak heran Steve terlihat begitu lesu dan muram, wajahnya pun tampak pucat."Nora, tolong bantu Dewita. Semua kesalahan di masa lalu itu ulah kami, Aku minta maaf padamu, ya? Kumohon, kasihanilah dia, pergi ke rumah sakit dan bantu dia ... "Sari maju dan meraih tanganku dengan erat. Gerakannya yang tiba-tiba itu sampai membuat anjingku terkejut dan melompat mundur ke belakangku.Keningku semakin berkerut, aku menatap Sari sambil tertawa dingin dalam hati."Benar-benar langka, tak kusangka aku bisa mendengar permintaan maaf darimu dalam hidup ini," kataku dengan nada menyindir."Aku minta maaf padamu, Nora. Aku bakal turuti apapun yang kamu mau, asal kamu mau selamatkan Dewita. Bagaimanapun, dia itu adik kandungmu, dia itu manusia yang hidupnya berharga ... " ujar Sari mulai menangis, tampak benar-benar tidak rela kehilangan putrinya.Sebagai seorang ibu, dia memang terlihat sangat menyayangi anaknya. Dewita pun bisa dibilang beruntung dalam hal ini.Namun, pikiranku m

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 94

    Tak disangka, ternyata Billy juga mengetahuinya.Hal ini membuat suasana jadi agak canggung, terutama karena aku berbohong pada Billy, mengatakan bahwa aku sudah tidur dengan pria di hadapanku ini, bahkan berkali-kali. Memikirkan itu saja sudah membuat lidahku nyaris kelu."Ehm ... dia nggak mau cerai denganku, jadi aku hanya bisa mengajukan gugatan ke pengadilan. Sidangnya akan digelar tanggal 6 bulan depan," ujarku menjelaskan, merasa sedikit bersalah dan tidak berani menatap Billy."Tanggal 6 bulan depan? Masih ada setengah bulan.""Iya, ini sudah sesuai jadwal dari pengadilan, jadi nggak ada pilihan lain.""Iya, nggak perlu terburu-buru," ujarnya menenangkanku, lalu menambahkan, "Tapi dalam kasus gugatan cerai, biasanya sidang pertama itu mediasi, jadi kemungkinan besar nggak akan langsung dikabulkan. Biasanya harus menunggu enam bulan untuk mengajukan gugatan kedua, barulah hakin cenderung mengabulkan perceraian.""Iya, pengacaraku juga sudah mengatakan hal yang sama. Aku harus be

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 93

    Aku tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan diriku sendiri, hanya benar-benar malu sampai tidak bisa mengangkat kepala di depannya.Billy melihat betapa malunya aku, seolah ingin mencari lubang untuk bersembunyi. Dengan sangat sopan, dia menghiburku, "Sesekali bersenang-senang dengan teman-teman itu hal yang baik. Bisa melepaskan rasa penat dan stres di hati. Lagipula, soal kejadian malam itu, selain aku, nggak ada orang lain yang tahu. Jadi tenang saja, aku akan merahasiakannya."Kalimat terakhir itu diucapkannya dengan nada bercanda dan di matanya seperti ada sedikit ... keakraban yang samar.Aku menatapnya dengan ekspresi canggung dan membeku.Beberapa saat kemudian, rasa canggung itu semakin menjadi-jadi, pipiku terasa panas seperti terbakar.Jantungku kembali berdebar kencang dan pikiranku mulai berkelana ke arah yang tidak seharusnya.Insting wanita membertahuku bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dalam hubungan kami, benar-benar tidak biasa.Tapi, aku tidak bisa

  • Ditinggal Tunangan, Bos Besar Mulai Mengejarku   Bab 92

    Wajahku terasa semakin panas.Orang mabuk muntah itu menjijikkan, baunya juga tidak enak.Dan dia, seorang pria kaya raya yang terbiasa hidup bersih dan elegan, malah harus mengurus aku yang muntah-muntah?!Tidak heran saat aku bangun keesokan paginya, tempat sampah sudah bersih.Ternyata dia yang membersihkannya malam itu."Aku baru sadar saat sampai di rumah, tapi ... aku nggak berani meneleponmu. Hari ini malah merepotkanmu, kamu sampai repot-repot mengantarnya ke sini," katanya santai, sepertinya tidak sadar betapa malunya aku saat ini.Kata-kata itu seolah menggelitik saraf kecanggunganku. Aku menatapnya dengan bingung dan bertanya polos, "Kamu ... nggak berani meneleponku?"Billy tersenyum, matanya seakan bersinar dan wajahnya terlihat agak malu."Iya, aku takut kalau kamu melihat jam tangan itu, kamu bakal mengira aku sengaja meninggalkannya sebagai alasan untuk menghubungimu lagi. Sebelumnya, sepertinya ada kesalahpahaman antara kita, hubungan kita juga jadi agak renggang, jadi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status