Share

S2-Bab 9

Penulis: Rani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-08 22:28:45

"Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu.

"Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada.

"Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.

Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.

Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini.

"Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.

Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-10
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-12
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 1

    "Kak, minta uang dong." Aisyah mendongak, menatap Sinta, sang adik iparnya yang mengadahkan tangan kepadanya. Walaupun lebih muda beberapa tahun dari Aisyah, tapi perempuan itu sama sekali tidak ada sopan santunnya."Uang Kakak udah habis, Abang kamu belum gajian," ujar Aisyah. "Ih, Kakak kok pelit banget sih padahal 'kan itu uang Abang aku!" bentaknya kesal. "Bukannya Kakak pelit, Sin, uangnya udah habis untuk beli kebutuhan rumah." Aisyah mengelus dadanya, ini bukan kali pertama ia dibentak oleh adik ipar. Memang kerjaan suaminya sangat mapan dan gajinya juga lumayan besar, namun ia harus membayar tagihan listrik, tagihan air, cicilan mobil, kuliah adik iparnya, belanja dapur, belum lagi uang untuk mertua serta adik iparnya yang selalu pergi shopping. Sinta melemparkan gelas yang berada didekatnya dengan sekuat tenaga, ia sangat kesal dengan Aisyah karena tidak memberikannya uang. "Ada apa ini?" Davit yang mendengar pecahan gelas, langsung keluar dari kamarnya dan mendekati du

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 2

    "Siapa perempuan ini, Mas?" tanya Aisyah.Suasana kembali hening, tidak ada yang mengeluarkan suara membuat Aisyah semakin dilanda kegelisahan."Mas, jawab aku! Siapa perempuan ini?" Tidak terhitung sudah berapa kali pertanyaan itu keluar dari mulut perempuan yang tengah di landa pikiran-pikiran buruk.Sebelum menjawab, Davit menghela napas, ia tahu jawabannya akan menyakiti hati dan perasaan istrinya, namun ia tidak ada pilihan lain, ia tidak bisa menyembunyikan hal ini lebih lama lagi."Elsa, perempuan yang didalam rahimnya terdapat darah daging aku." Jawaban Davit membuat Aisyah sangat syok."I-ini enggak benar kan, Mas? Kamu enggak mungkin selingkuhin aku, kan?" Aisyah berusaha berpikir positif, ia masih tidak bisa menerima kenyataan ini.Davit berlutut dihadapan Aisyah lalu memegang kedua tangan perempuan yang bersamanya selama dua tahun."Maafkan, Mas, Syah, ini semua benar dan terima Elsa menjadi madu kamu ya," bujuk Davit lembut.Bulir air mata mengalir deras keluar dari kelop

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31
  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 3

    "Aisyah!" Teriakan Bu Wiwik terdengar di penjuru rumah."Ada apa sih Bu, Pagi-pagi udah teriak?" tanya Pak Bayu sambil mengucek matanya, lelaki paruh baya itu terbangun karena mendengar teriakan istrinya."Lihat Pak, belum ada satupun masakan diatas meja," adu Ibu kesal.Davit, Elsa dan juga Santi juga ikut keluar dari kamar."Ada apa Bu?" tanya Aisyah menghampiri mereka yang sudah berkumpul dimeja makan."Cepat masak, kita udah lapar!" suruh Bu Wiwik."Suruh aja menantu baru kalian yang masak!" balas Aisyah tajam. Kemarin Davit dan Elsa baru saja melangsung pernikahan walaupun tanpa restu istri pertamanya, namun mereka tetap nekad untuk menikah.Hati Aisyah sangat sakit, rumah tangga yang sudah berjalan dua tahun harus hancur karena kedatangan orang ketiga yang ternyata masa lalu dari suaminya apalagi kenyataan bahwa keluarga lelaki itu sudah tahu dari lama bahwa anaknya menjalin hubungan gelap dengan perempuan lain, hati Aisyah benar-benar hancur."Mbak kan tahu aku itu anak seorang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-31

Bab terbaru

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 8

    "Kamu ngapain di sini? Kenapa ga istirahat aja di kamar? Kamu pasti masih capek kan?" Zizan menghampiri Rani yang tengah duduk melamun di taman."Gapapa, aku cuma pengen lihat pemandangan di sini," ujar Rani, sebenarnya badannya sangat pegal apalagi setelah ia memaksa berbaring di tempat tidur, namun ia tidak mungkin jujur dengan Zizan, takut lelaki itu tersinggung."Kamu pasti tidak nyaman kan tinggal di asrama?" "Aku tahu asrama di sini sangat jauh berbeda dengan kamar kamu dan aku juga tahu kalau kamu tidak bisa tidur tanpa AC dan tidak bisa tidur di keramaian sedangkan di asrama kamu harus tidur bersama para santri," jelas Zizan.Rani menghela napas. "Mau bagaimana lagi, ini juga sudah menjadi keputusan aku, nyaman ga nyaman, betah ga betah harus aku jalani juga, ga mungkin aku pulang, bisa di coret nama aku dari kartu keluarga.""Kamu bisa tinggal di rumah, keberulan masih ada kamar kosong dan juga sudah ada AC, kamarnya juga lumayan besar walaupun tidak sebesar kamar kamu.""Ga

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 7

    Zizan memasangkan cincin di jari manis Rani, begitu juga dengan Rani, perempuan itu memasangkan cincin di jari manis Zizan.Kedua orang tua mereka serta sahabat Zizan bersorak gembira, sekarang Rani dan Zizan sudah terikat dan tinggal selangkah lagi menuju jenjang pernikahan."Selamat ya, sekarang kalian sudah resmi bertunangan, semoga kalian bisa melewati semua cobaan dan ujian yang terjadi menjelang pernikahan, apapun yang terjadi jangan pernah leapaskan cincin itu dari jari manis kalian, jangan pernah sesekali ingin membatalkan pertunangan ini dan semoga saja kalian berjodoh dan dimudahkan segara urusan pernikahan kalian," ujar Abi memberikan nasihat.Rani terdiam, ia tidak menyangka akan secepat ini terikt dengan seorang lelaki, walaupun hanya pertunangan tapi secepatnya ia juga akan menikah, apa keputusannya ini sudah tepat? Apa ia sanggup menjalani pertunangan ini dengan lelaki yang baru ia kenal? Bagaimana hubungannya dengan Fero? Bagaimana jika pacarnya mengetahui semua ini?E

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 6

    Rani berjalan menuju kelas dengan tidak semangat, hari ini adalah hari terakhir ia menginjakkan kaki di sekolah ini dan hari ini juga ia akan melangsungkan taaruf dengan Zizan, ia sangat dilema, ia tidak dapat membayangkan bagaimana nasibnya ke depan."Lah tumben nih sekolah masih sepi?" tanya Rani heran ia mengambil gawainya untuk memastikan bahwa jam tangannya tidak salah."Sudah jam 07:15 tapi kok masih sepi? Kemana warga sekolah ini? Nala dan Fero juga ga kelihatan batang hidungnya," ujar Rani berdecak.Ia membuka aplikasi berlogo hijau tersebut untuk melihat info grup kelas maupun sekolah tetapi semuanya sepi, tidak ada satupun chat yang masuk."Pada kemana sih orangnya? Padahal parkiran sudah penuh loh," ujarnya sangat penasaran, baru kali ini sekolahnya menjadi semenyeramkan ini, semua orang seperti menghilang ditelan bumi."Heh ada apa?" tanya Rani ketika melihat seorang adik kelas berlari menuju lapangan."Anu kak, Kak Nala dan Kak Angel bertengkar di lapangan, katanya keadaa

DMCA.com Protection Status