Share

Bab 3

Penulis: Rani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aisyah!" Teriakan Bu Wiwik terdengar di penjuru rumah.

"Ada apa sih Bu, Pagi-pagi udah teriak?" tanya Pak Bayu sambil mengucek matanya, lelaki paruh baya itu terbangun karena mendengar teriakan istrinya.

"Lihat Pak, belum ada satupun masakan diatas meja," adu Ibu kesal.

Davit, Elsa dan juga Santi juga ikut keluar dari kamar.

"Ada apa Bu?" tanya Aisyah menghampiri mereka yang sudah berkumpul dimeja makan.

"Cepat masak, kita udah lapar!" suruh Bu Wiwik.

"Suruh aja menantu baru kalian yang masak!" balas Aisyah tajam. Kemarin Davit dan Elsa baru saja melangsung pernikahan walaupun tanpa restu istri pertamanya, namun mereka tetap nekad untuk menikah.

Hati Aisyah sangat sakit, rumah tangga yang sudah berjalan dua tahun harus hancur karena kedatangan orang ketiga yang ternyata masa lalu dari suaminya apalagi kenyataan bahwa keluarga lelaki itu sudah tahu dari lama bahwa anaknya menjalin hubungan gelap dengan perempuan lain, hati Aisyah benar-benar hancur.

"Mbak kan tahu aku itu anak seorang pengusaha, semua kebutuhan aku sudah disiapkan oleh para maid dirumah, jangankan masak, nyentuh kompor aja aku enggak dibolehin," ujar Elsa menyombongkan diri.

"Sekarang sudah beda, kamu sudah menjadi seorang istri jadi sudah kewajiban kamu untuk melayani suami kamu, bukan hanya melayani diatas ranjang doang!" seru Aisyah yang membuat mereka sangat geram.

"Aisyah cukup! Sekarang juga kamu siapkan sarapan untuk kita semua!" perintah Davit.

"Kalian masak aja sendiri!" ujar Aisyah tetap pada pendiriannya, sesekali ia memang harus tegas kepada mereka.

"Berani kamu membantah saya! Saya masih suami kamu jadi sudah kewajiban kamu melayani saya!"

"Jadi apa bedanya aku dengan Elsa? Kenapa Mas tidak berani menyuruh istri baru Mas itu membuatkan sarapan untuk Mas? Apa karena dia hamil atau karena dia kaya raya?" tanya Aisyah sangat berani.

"Udah deh Bang, talak aja perempuan kampungan ini, enggak ada yang bisa diharapkan dari dia," ujar Santi memprovokasi Kakaknya.

"Ya, saya memang sudah sering minta ditalak oleh Abang kamu ini tapi sampai sekarang dia tidak mau menalak saya," ujar Aisyah tersenyum miring.

Tidak ada lagi rasa sayang maupun cemburu melihat suaminya bersama dengan perempuan lain, rasa cinta Aisyah sudah benar-benar hilang kepada lelaki yang dua tahun bersamanya.

"Saya Davit Michael dengan penuh kesadaran menjatuhkan talak tiga kepada Aisyah Marisa binti Abdul Rahman."

Bibir Aisyah tertarik menampilkan senyuman tipis, hatinya lega setelah mendengar kalimat talak terucap dari mulut Davit

Walaupun ia belum tahu mau pergi kemana setelah lelaki itu mentalak dirinya, namun keputusannya untuk bercerai sudah mantap, ia sudah tidak sanggup lagi hidup dengan keluarga toxic seperti mereka.

"Dasar perempuan tidak tahu terima kasih, sudah enak hidupnya dinafkahi oleh anak saya tapi sekarang hanya karena masalah sepele dia merasa paling tersakiti." Perkataan Pak Bayu tidak kalah pedas dari yang lain.

"Udah, sekarang aku mau berangkat ke kantor dulu!" Lelaki tersebut pergi dengan penuh amarah, ia tidak menyangka rumah tangganya hancur karena perempuan dimasa lalu yang sampai sekarang belum bisa ia lupakan, sebelumnya ia mengira Aisyah akan akan menerima kehadiran Elsa sebagai madunya, namun kenyataannya jauh berbeda, perempuan itu sangat menolak untuk dimadu.

Sesampainya dikantor, Davit berjalan dengan sangat dingin, ia tidak memperdulihan para karyawan yang menyapa dirinya.

Sesampainya didalam ruangan, Davit menghempaskan bokongnya disofa panjang yang berada didalam ruangan tersebut, ia mengusap kasar wajahnya.

"Lo kenapa sih?" tanya Aska--sahabat serta rekan kerjanya.

"Gue pusing karena kehadiran Elsa, rumah tangga gue hancur, Aisyah menolak untuk dimadu dan keluarga gue semakin membenci Aisyah," jawab Davit.

"Iya lah, mana ada perempuan yang mau dimadu, lagian keluarga lo juga keterlaluan dengan Aisyah, hanya karena dia dari kampung, dia selalu dipandang rendah oleh keluarga lo apalagi sekarang lo malah bawa masa lalu masuk ke dalam rumah tangga kalian, enggak habis pikir gue dengan jalan pikiran lo," ujar Aska mengeluarkan unek-unek yang selama ini ia pendam.

"Gue kira Aisyah akan menyetujui keputusan gue apalagi selama ini dia enggak pernah membantah perkataan gue dan dia juga selalu menerima perbuatan keluarga gue tapi sekarang dia sangat berubah, dia sudah mulai melawan gue dan pagi ini gue sudah mentalak dirinya."

"Kalau gue jadi Aisyah, gue juga akan melakukan hal yang sama, ingat Bro, kesabaran orang ada batasnya mungkin sekarang Aisyah sudah lelah dengan semua perbuatan kejam kalian."

Davit hanya diam mencerna semua perkataan Aska, sebenarnya ia juga kasihan melihat sang istri yang selalu direndahkan oleh keluarganya, namun terkadang ia merasa istrinya yang terlalu berlebihan menanggapi semua perlakuan orang tua serta adiknya.

"Gue cuma mau bilang jangan pernah tinggalkan berlian demi seonggok sampah," ujar Aska memperingati.

"Percuma rumah tangga gue dengan Aisyah juga sudah hancur, gue yakin dia akan memohon minta rujuk dengan gue, bisa apa dia tanpa gue," ujar Davit dengan penuh percaya diri.

"Ekhem!" Mereka langsung terdiam melihat lelaki yang sedang berdiri diambang pintu.

Bab terkait

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 4

    "Mohon maaf Pak, saya permisi." Aska bergegas keluar dari ruangan Davit. "Saya cuma mau mengingatkan sebentar lagi kita akan meeting dengan klien besar, semua berkas yang saya suruh kerjakan sudah selesai 'kan?" tanya Alexander Wilian--CEO Angkasa Group. "Semuanya sudah selesai Pak tapi sepertinya berkasnya ketinggalan," ujar Davit menunduk, ia merutuki diri sendiri karena telah melupakan berkas yang sangat penting. Alex menghembuskan napas kasar. "Kenapa bisa ketinggalan? Sekarang juga kita pergi ke rumah kamu setelah itu baru ke tempat klien." Davit kembali teringat dengan mantan istrinya, biasanya semua keperluannya selalu disiapkan oleh Aisyah, namun sekarang perempuan berlesung pipi itu sudah pergi dari hidupnya. "Ayo berangkat!" Teriakan dari sang atasan membuyarkan lamunan Davit, lelaki itu bergegas menghampiri Alex yang sudah keluar dari ruangan. Sesampainya di rumah berlantai dua dengan cat berwarna putih, Davit keluar dan bergegas masuk kedalam rumah. "Astagfirullah k

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 5

    "Aku dimana?" Aisyah melihat kesekeliling ruangan, ia mengernyit bingung ketika tidak mengenali ruangan tersebut."Non udah sadar?" Seorang perempuan paruh baya mendekati Aisyah dengan membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih."Aku dimana, Bi?" tanya Aisyah kepada perempuan tersebut,"Non lagi dirumah Tuan Alex," jawab Bi Asih--maid di rumah tersebut.Aisyah bingung kenapa ia bisa berada di rumah ini dan siapa Tuan Alex? Sepertinya ia tidak mengenali lelaki itu."Non istirahat saja disini, bibi sudah membuatkan bubur untuk Non, sebentar lagi Tuan Alex akan pulang," ujar Bi Asih lembut."Makasih Bi." Aisyah tersenyum, ia sangat berterima kasih dengan lelaki itu karena telah menolong dirinya."Bibi keluar dulu, jangan lupa buburnya dihabiskan, kalau butuh sesuatu panggil aja Bibi," ujar perempuan tersebut sebelum meninggalkan Aisyah.Aisyah memakan bubur dengan lahap kebetulan perutnya memang belum diisi dari pagi.Selesai makan, Aisyah ingin berjalan keluar kamar, namun tiba-t

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 6

    "Kamu suka dengan kontrakannya?" tanya Alex kepada Aisyah yang sedang melihat-lihat kontrakan."Suka sih tapi kayanya kontrakan ini mahal, aku takut engga bisa bayar apalagi aku belum punya kerjaan," ujar Aisyah."Aku sebenarnya sedang cari asisten pribadi, kalau kamu berkenan kamu boleh kerja dengan aku," tawar Alex.Aisyah menimbang-nimbang tawaran Alex, sebenarnya ia tertarik, namun melihat keadaannya yang baru bercerai dengan Davit membuatnya terpaksa menolak tawaran lelaki tersebut karena tidak enak jika dilihat oleh orang, ia juga tidak ingin membuat orang sekitarnya semakin membenci dirinya."Maaf, bukannya aku engga mau tapi kamu tahu sendiri kan aku tuh baru saja pisah dengan suamiku, nanti malah menimbulkan masalah baru," tolak Aisyah sehalus mungkin.Alex menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, jujur, ia sangat berharap Aisyah akan menerima tawaran darinya, namun harapannya sirna."Maaf banget ya dan makasih untuk semua kebaikan yang telah kamu berikan." Sebenarnya perem

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 7

    Tibalah hari dimana Aisyah akan resmi bercerai dengan Davit."Kamu udah siap?" tanya Nenek menghampiri Aisyah ke kamarnya."Insyaallah Aisyah sudah siap Nek, Aisyah akan berusaha tegar untuk menerima semua cobaan ini, mungkin Aisyah dan Mas Davit tidak berjodoh."Jujur didalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih menyimpan nama suaminya, namun mengingat perlakuan mertua serta iparnya, ia menjadi lebih mantap untuk bercerai."Sabar ya Neng, Nenek tahu ini berat tapi kamu harus bisa jalani ini semua, Nenek yakin kamu perempuan kuat dan tegar pasti bisa melewati ujian ini.""Iya makasih ya Nek, maaf dulu Aisyah engga mau mendengarkan perkataan Nenek, seandainya dulu Aisyah menuruti perkataan Nenek pasti ini semua engga akan terjadi," ujar Aisyah penuh penyesalan."Jangan pernah menyesali semua yang sudah terjadi, sekarang kita keluar yuk, di depan ada seseorang yang sedang menunggu kamu.""Siapa Nek?" tanya Aisyah mengerutkan keningnya, sepertinya ia tidak ada janji dengan siapapun.

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 8

    "Makan dulu Neng." Nenek mengetuk pintu kamar Aisyah, berharap perempuan itu akan keluar karena sedari pagi cucunya belum menampakkan batang hidungnya.Sudah tiga kali sang Nenek mengetuk pintu, namun tidak ada sahutan dari Aisyah, Nenek mulai khawatir, ia takut terjadi sesuatu dengan perempuan tersebut."Buka pintunya Neng, jangan bikin Nenek khawatir!" Perempuan lanjut usia itu sangat panik, ia menggelengkan kepala ketika pikiran-pikiran buruk terlintas dikepalanya.Nenek menelpon Alex, hanya lelaki itu yang bisa membantunya."Hallo Nak Alex, maaf Nenek mengganggu waktunya, Nenek sangat minta tolong agar Nak Alex bisa segera datang kesini, Aisyah ....""Baik Nek, sekarang juga Alex akan kesana!" Alex mematikan sambungan telepon lalu segera berangkat ke rumah perempuan yang sangat ia cintai.40 menit kemudian, Alex datang dengan napas tidak beraturan, kekhawatiran terlihat dari wajahnya."Apa yang terjadi Nek?" tanya Alex menghampiri Nenek yang sedang berdiri di depan pintu kamar Ais

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 9

    Semakin hari kedekatan mereka semakin dekat, Alex dengan telaten merawat Aisyah yang sedang sakit dan itu semua tidak lepas dari pengawasan sang Nenek."Aku udah gapapa, lebih baik kamu pergi saja ke kantor, ga enak izin terus, jangan karena kamu bos kamu malah seenaknya, seharusnya kamu bisa memberikan contoh yang baik untuk para pekerja agar mereka juga nyaman kerja dengan kamu." Bukannya Aisyah tidak menghargai perhatian dari Alex, namun ia rasa perhatian dari lelaki itu terlalu berlebihan.Alex rersenyum, ingin rasanya lebih lama lagi berada disisi perempuan itu, namun ia tidak ingin Aisyah berpikiran buruk tentangnya."Baiklah, aku permisi dulu, kalau butuh sesuatu telpon saja aku.""Makasih ya, hati-hati bawa mobilnya, maaf bukan maksud aku ngusir kamu tapi aku cuma engga mau kamu melupakan pekerjaan karena aku," ujar Aisyah merasa tidak enak hati."Iya santai aja." Setelah berpamitan dan mencium tangan sang Nenek, Alex berlalu pergi meninggalkan kontrakan yang sederhana tersebu

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 10

    "Eh ada mantan menantu," ujar Bu Wiwik ketika ia berpapasan dengan Aisyah di sebuah warung sembako.Perempuan itu berpenampilan sosialita, ia pergi ke komplek itu karena mengadakan arisan di rumah salah satu temannya, namun betapa terkejutnya ia ketika kembali bertemu dengan perempuan yang pernah menjadi istri dari anaknya."Hati-hati dengan perempuan itu, kelihatannya saja alim tapi aslinya dia itu suka goda suami orang," bisik Bu Wiwik kepada para ibu-ibu yang sedang berbelanja disebuah warung sembako.Aisyah yang juga berada disekitaran mereka memejamkan matanya untuk meredakan amarahnya, ia tahu siapa yang sedang disindir oleh mantan mertuanya itu."Bu kalau ngomong dipikir dulu, jangan sampai merusak nama baik orang, nanti bisa di bawa ke jalur hukum loh," ujar Bu Inem--pemilik warung memperingati perempuan paruh baya tersebut."Saya berbicara sesuai fakta, kalian tahu dia itu mantan menantu saya, beruntung mata anak saya cepat terbuka dan mentalak perempuan murahan ini!" sarkas

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   Bab 11

    "Jawab Nek, apa yang kalian sembunyikan dari aku?" desak Aisyah. Perempuan itu tidak sengaja mendengar perkataan mereka ketika ia keluar dari kamar hendak menghampiri sang Nenek dan Alex."Ga ada apa-apa Neng, kamu cuma salah dengar, kita ga ada menyembunyikan apapun dari kamu," elak Nenek, perempuan lanjut usia itu belum siap mengatakan semuanya, ia belum siap melihat cucunya kecewa untuk kesekian kalinya."Aku ga mungkin salah dengar Nek, jelas-jelas tadi kalian sedang membicarakan sesuatu yang tidak boleh aku ketahui. Segitu tidak bergunakah aku sampai Nenek main rahasiaan sama aku?"Hati Nenek tersentuh, ia tidak tega dan tidak ingin menyakiti hati dan perasaan Aisyah, Nenek menatap Alex lalu mengangguk, mungkin memang ini waktu yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya."Sebenarnya Alex ini adalah teman masa kecil kamu, kamu ingat kan lelaki yang dulu selalu menjaga dan melindungi kamu? Ya, lelaki itu adalah Alex," jelas sang Nenek."Jadi Alex itu Willi?" tanya Aisyah memastika

Bab terbaru

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 14

    "Kenapa pada natap aku seperti itu? Aku ada salah?" tanya Rani sedikit tidak nyaman dengan tatapan dari mereka."Kita cuma kaget aja tiba-tiba kamu langsung ngajakin Gus Zizan nikah," jawab Bagas mewakili yang lain."Emangnya ada yang salah? Bukannya setelah lamaran harus segera menikah?" tanya Rani lagi."Tidak ada yang salah tetapi perkataan kamu itu sangat sulit untuk dicerna," jawab Ivan, sedangkan Zizan dan kedua orang tuanya hanya bisa bungkam."Aku benar-benar ingin segera menikah dengan Gus Zizan, tenang saja aku akan tetap menyelesaikan sekolah aku," ujar Rani berusaha meyakinkan."Menurut kamu definisi menikah itu seperti apa?" tanya Zizan. Sekarang hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Orang tua serta sahabatnya sengaja keluar agar memberikan waktu untuk mereka berbicara empat mata."Menyatukan laki-laki dan perempuan di ikatan janji suci sehingga mereka hidup bersama serta diberikan keturunan yang soleh dan soleha."Zizan tersenyum, lalu berkata, "Menikah bukan hany

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 13

    "Kenapa kalian diam? Tadi Abi dengar kalian sedang adu mulut bahkan terdengar hingga luar," tanya Abi.Diperjalanan ingin ke UKS melihat keadaan calon menantu, Abi dan Umi tidak sengaja mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang adu mulut dan suara itu sangatlah mereka kenali, beruntung disekitaran sedang sepi jadi tidak ada santri yang mendengar, mereka mempercepat langkahnya agar segera sampai ke UKS.Sesampinya di dekat pintu UKS, mereka berhenti sejenak memastikan bahwa suara tersebut benar berasal dari dalam ruangan tersebut, mereka menghela napas dan perlahan masuk."Gapapa Abi, cuma sedikit kesalahpahaman saja," jawab Zizan akhirnya."Nak, di dalam suatu hubungan pasti selalu ada ujiannya apalagi sekarang kalian sedang berada di masa pertunangan yang sangat rawan akan cobaan, tetapi Abi selalu berharap agar kalian bisa melewati semua ujiannya bersama-sama dan menyelesaikannya dengan kepala dingin, jangan sampai ego kalian menghancurkan hubungan yang telah kalian ja

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 12

    Rani terbangun lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 04.50, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhu, ia harus segera ke Masjid sebelum teman asramanya datang biar mereka tidak curiga karena tidak melihat Rani di tempat tidur."Abi, Umi," sapa Rani ketika tidak segaja berpapasan dengan calon mertuanya tersebut."Bagaimana tidurnya nyenyak?" tanya Umi mengusap rambut Rani yang tertutup ketudung mocca tersebut."Nyenyak banget Umi," jawab Rani tersenyum mengembang."Kamu mau ke Masjid ya? Ayo kita bareng saja," ajak Abi, ia bahagia karena perlahan perempuan tersebut sudah bisa membiasakan dirinya di Pesantren dan terlihat Rani juga sudah rajin solat lima waktu, ia juga tidak pernah mendengar calon menantunya itu berbuat keributan."Maaf Abi tapi kayanya ga usah deh, Umi sama Abi duluan saja, Rani sungkan jika nanti ada santri yang lihat, bisa berpikiran macam-macam mereka karena aku dekat dengan kalian padahal notabenya aku santri baru di sini," jelas R

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 11

    Jam sudah menunjukkan pukul 22.15 WIB Rani bersiap-siap untuk pergi ke rumah orang tua Zizan, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak mengganggu para temannya yang sudah memejamkan mata."Kamu mau kemana?" tanya Najwa yang terlihat sudah berdiri dari tempat tidur.Rani membalikkan badannya, ia tersenyum gugup. "Eh kamu mau ngapain?" tanya Rani balik bertanya."Seharusnya aku yang tanya kamu mau kemana? Kok kaya mencurigakan gitu?" tanya Najwa dengan mata memicing. "Ayo jujur kamu mau kemana? Apa mau kabur?""Ihh kamu ini suudzon mulu, aku mau ke dapur ambil minum," jawab Rani gugup."Kamu mau kemana?" tanya Rani masih penasaran kenapa perempuan itu terbangun."Aku mau ke toilet," jawab Najwa."Oh ya udah aku pergi dulu ya, kebetulan stok minum aku udah habis," ujar Rani beralasan, ia yakin kali ini alasannya sedikit meyakinkan."Jangan lama-lama biasanya nanti ustadzah datang untuk melihat para santri, bisa bahaya kalau kamu ga ada di asrama," ujar Najwa, benar saja terkadang ustadzah

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 10

    "Tidak baik marahan terlalu lama," ujar Umi membuyarkan lamunan Rani."Eh Umi," ujarnya tidak lupa mencium tangan yang hampir keriput tersebut."Kenapa? Sini cerita sama Umi, apa Zizan menyakiti perasaanmu sehingga kalian marahan seperti ini?""Engga kok Umi, Gus Zizan ga pernah menyakiti aku tapi hanya saja aku butuh waktu untuk mencerna semua yang terjadi, jujur aku sedikit merasa tersindir dengan kajian Zizan tadi Subuh, aku tahu aku telah melakukan kesalahan besar tapi aku belum bisa untuk melupakannya begitu saja.""Umi paham bagaimana perasaanmu dan Umi percaya perlahan kamu akan bisa terbiasa dengan Zizan, kalian hanya kurang komunikasi saja makanya masih terlihat canggung dan untuk masalah pacar kamu yang di kota, sekarang kamu masih berkabar tidak dengannya?"Rani menggeleng, ia tidak tahu bagaimana kabar lelaki tersebut, bahkan Fero sepertinya tidak punya niatan untuk mencari keberadaan dirinya."Sebaiknya kamu solat istikharah minta petunjuk kepada Allah karena tempat yang

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 9

    "Rani bangun, kita solat subuh dulu yuk," ujar Nada membangunkan perempuan yang baru saja menjadi sahabatnya itu."Bentar lagi Nad," ujar Rani dengan mata yang masih terpejam, ia baru saja bisa tidur tetapi malah dibangunkan oleh Nada."Ini udah masuk waktu subuh Ran, ayo kita ke musholla, nanti telat loh," ujarnya memaksa perempuan itu untuk bangun.Rani duduk, ia bersusah payah membuka matanya. "Emangnya harus banget ya kita solat Subuh berjamaah? Apa ga bisa nanti aja? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.Nada menghela napas, ia harus memperluas kesabarannya menghadapi perempuan dihadapannya ini."Kita sebagai umat muslim harus segera melaksanakan solat lima waktu terutama solat Subuh karena banyak keistimewaan dan manfaatnya.Dalam sebuah Hadis riwayat Ibnu Majah dan Thabrani mengatakan barang siapa salat subuh berjamaah, maka dia dalam perlindungan Allah. Selain itu kita juga akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda, pahala tersebut tidak hanya di

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 8

    "Kamu ngapain di sini? Kenapa ga istirahat aja di kamar? Kamu pasti masih capek kan?" Zizan menghampiri Rani yang tengah duduk melamun di taman."Gapapa, aku cuma pengen lihat pemandangan di sini," ujar Rani, sebenarnya badannya sangat pegal apalagi setelah ia memaksa berbaring di tempat tidur, namun ia tidak mungkin jujur dengan Zizan, takut lelaki itu tersinggung."Kamu pasti tidak nyaman kan tinggal di asrama?" "Aku tahu asrama di sini sangat jauh berbeda dengan kamar kamu dan aku juga tahu kalau kamu tidak bisa tidur tanpa AC dan tidak bisa tidur di keramaian sedangkan di asrama kamu harus tidur bersama para santri," jelas Zizan.Rani menghela napas. "Mau bagaimana lagi, ini juga sudah menjadi keputusan aku, nyaman ga nyaman, betah ga betah harus aku jalani juga, ga mungkin aku pulang, bisa di coret nama aku dari kartu keluarga.""Kamu bisa tinggal di rumah, keberulan masih ada kamar kosong dan juga sudah ada AC, kamarnya juga lumayan besar walaupun tidak sebesar kamar kamu.""Ga

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 7

    Zizan memasangkan cincin di jari manis Rani, begitu juga dengan Rani, perempuan itu memasangkan cincin di jari manis Zizan.Kedua orang tua mereka serta sahabat Zizan bersorak gembira, sekarang Rani dan Zizan sudah terikat dan tinggal selangkah lagi menuju jenjang pernikahan."Selamat ya, sekarang kalian sudah resmi bertunangan, semoga kalian bisa melewati semua cobaan dan ujian yang terjadi menjelang pernikahan, apapun yang terjadi jangan pernah leapaskan cincin itu dari jari manis kalian, jangan pernah sesekali ingin membatalkan pertunangan ini dan semoga saja kalian berjodoh dan dimudahkan segara urusan pernikahan kalian," ujar Abi memberikan nasihat.Rani terdiam, ia tidak menyangka akan secepat ini terikt dengan seorang lelaki, walaupun hanya pertunangan tapi secepatnya ia juga akan menikah, apa keputusannya ini sudah tepat? Apa ia sanggup menjalani pertunangan ini dengan lelaki yang baru ia kenal? Bagaimana hubungannya dengan Fero? Bagaimana jika pacarnya mengetahui semua ini?E

  • Disia-siakan Suami, Diratukan CEO Tampan   S2-Bab 6

    Rani berjalan menuju kelas dengan tidak semangat, hari ini adalah hari terakhir ia menginjakkan kaki di sekolah ini dan hari ini juga ia akan melangsungkan taaruf dengan Zizan, ia sangat dilema, ia tidak dapat membayangkan bagaimana nasibnya ke depan."Lah tumben nih sekolah masih sepi?" tanya Rani heran ia mengambil gawainya untuk memastikan bahwa jam tangannya tidak salah."Sudah jam 07:15 tapi kok masih sepi? Kemana warga sekolah ini? Nala dan Fero juga ga kelihatan batang hidungnya," ujar Rani berdecak.Ia membuka aplikasi berlogo hijau tersebut untuk melihat info grup kelas maupun sekolah tetapi semuanya sepi, tidak ada satupun chat yang masuk."Pada kemana sih orangnya? Padahal parkiran sudah penuh loh," ujarnya sangat penasaran, baru kali ini sekolahnya menjadi semenyeramkan ini, semua orang seperti menghilang ditelan bumi."Heh ada apa?" tanya Rani ketika melihat seorang adik kelas berlari menuju lapangan."Anu kak, Kak Nala dan Kak Angel bertengkar di lapangan, katanya keadaa

DMCA.com Protection Status