Share

Rahasia Menyakitkan

Penulis: Maheera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-27 23:22:11

Tanganku gemetar menyimpan hasil pemeriksaaan laboratorium ke dalam tas. Seketika aku merasa kosong, benak pun tak mampu berpikir dengan baik. Hasil pemeriksaan yang tertulis di kertas tadi rahasia besar yang melemahkan seluruh sendi-sendi tubuhku. Ingatanku terlempar ke masa lalu, kurang lebih satu setengah tahun yang lalu. Kala itu Rafa membawaku berobat, bahkan setiap satu bulan sekali pasti ada obat dari dokter yang diresepkan untukku. Aku sama sekali tak curiga setiap Rafa memberiku obat terus-menerus setiap hari selama enam bulan. Saking muaknya aku diam-diam membuang obat yang dia berikan.

Aku berkedip untuk menghalau linangan yang berkumpul di kelopak mata. Semua kata-kata kasar yang aku ujarkan selama beberapa hari ini kembali padaku laksana anak panah. Menyasar jantung menciptakan geletar nyeri yang bertubi-tubi. Selama ini aku merasa paling menderita, ternyata lelaki itu menyimpan dukanya sendiri.

"Hampir lupa. Kalau tender ini lolos aku akan membawamu jalan-jalan ke Korea
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Menelan Luka

    Mataku tak lepas mengawasi Riana membungkuk mengambil botol yang lepas dari pegangannya. Raut gadis itu terlihat gugup membuatku semakin yakin ada yang dia sembunyikan. "Rin, bisakah kau menjawab pertanyaanku?" Nada suaraku memohon, tatapanku lekat mengunci wajah gadis tersebut. Riana menghela napas, dia memutar-mutar botol plastik di tangan sebelum menatapku balik. "Maaf, Najwa, aku tidak tahu harus mulai dari mana." Dadaku seperti dihantam batu, kata-kata Riana seakan menjawab prasangkaku. "Kau bisa mulai dari menjawab pertanyaanku. Apa kau mengenal Laila?" Anggukan Riana membuat tubuhku terasa ringan, seolah-olah bangku yang aku duduki amblas ke dasar bumi. "Kau tahu Mas Rafa menikah dengan Laila?" Lagi gadis berhijab lebar itu mengangguk membuat darahku mendidih, nyaris meledak andai tidak beristigfar berkali-kali. Aku menyatukan kedua telapak tangan lalu meremas dengan kuat untuk menentralisir amarah yang meletup-letup di dada. Mataku memanas dan dengan cepat menggenangka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Menangis Di Bawah Hujan

    "Jalan, Pak," pintaku setelah masuk kembali ke dalam taksi, tangisku kembali pecah membuat sang sopir menatapku sekilas dari kaca spion. "Mbak baik-baik saja?" tanya sopir itu setelah aku sedikit tenang. Tatapannya masih ke depan mengawasi jalan raya. "Iya," jawabku singkat sambil menyeka pipiku yang basah. "Kita ke mana, Mbak?" "Mutar-mutar saja, Pak." Aku tak tahu harus ke mana, rasanya kepalaku terasa berat hingga tak bisa berpikir jernih. Beruntung sopir taksi itu tidak bertanya lebih jauh. Malu rasanya menangis di depan orang asing, tetapi kata-kata Ibu Rafa terus terngiang-ngiang di benakku menghadirkan setumpuk rasa kecewa yang menggores dada. Setidakberharga itu aku di matanya. Benakku menggali ingatan apakah aku pernah menyakiti beliau walau sekali saja, hingga sangat besar ketidaksukaannya padaku? "Mas, sepertinya Bunda tidak menyukaiku." "Itu perasaanmu saja." "Masak, sih, Mas? Setiap aku ke rumah Bunda dia selalu diam, seolah-olah tidak berkenan aku menyambangi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Salah Paham Membawa Petaka

    "Aku jatuh cinta padamu saat pertama kali kita bertemu." Lugas sekali kata-kata itu keluar dari mulut Bastian. Aku rasa laki-laki itu sudah tidak waras. Padahal dia tahu dengan jelas aku wanita bersuami. "Sebaiknya aku pulang." Aku bangkit dari kursi dengan cepat sehingga kursi yang aku duduki bergeser ke belakang. "Eh, tunggu, kenapa tiba-tiba? Apa kau marah karena ucapanku tadi?" Bastian menghadang sehingga gerakku tertahan. "Apa kau sadar yang kau ucapkan tadi? Aku bukan wanita lajang, berani sekali kau mengatakan ingin menikahiku." Aku merendahkan suara, tetapi tatapanku menajam ke arahnya. Enak saja bilang cinta, dia pikir aku wanita gampangan yang tak bisa menjaga marwahku? Walau pun luka yang diberi Rafa masih berdarah, tak akan membuatku mencari pelampiasan lelaki lain. Tidak, aku tak serendah itu! Alih-alih Bastian tertawa mendengar racauanku, sepasang matanya menyipit menciptakan kerutan di sudut matanya. "Hei, aku bilang kalau kamu bercerai dengannya, bukan merebutmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Sesal Kemudian Tak Berguna

    "Ayah, maaf, tapi aku benar-benar kecewa. Selama ini aku menerima kekurangan Najwa tanpa pernah mengeluh. Bahkan, aku menutupi fakta kalau dia mandul agar tak rendah diri. Namun, apa balasannya padaku?"Aku menatap nanar ke arah Rafa, belum cukup luka yang dia gores kini di depan Ayah dan Bastian membuka aibku. Terbuat dari apa hati lelaki itu?"Sudah cukup kau merendahkan putriku?" Suara Ayah bergetar, aku bisa melihat hati lelaki itu sama hancurnya denganku. "Aku yang membesarkannya dengan tanganku, melihatnya tumbuh dan berkembang. Aku sangat tahu putriku tak akan berbuat hal sekeji itu. Dan kau sebagai suami harusnya mengenal seperti apa istrimu. Tanya hatimu, apa mungkin dia melakukan perbuatan hina yang kau tuduhkan?"Aku mendekat ke Ayah. Membiarkan tangisku pecah di balik punggungnya. Baru tadi pagi menata hati, menerima kekuaranganku. Baru tadi pagi aku belajar ikhlas harus berbagi suami, tetapi kini lelaki itu menghancurkan semuanya. Di mana cinta untukku dia letakkan?"Maaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-27
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Tertutup Jalan Pulang

    Aku tidak mengira permintaan itu keluar dari bibir Bastian. Apa yang dicari lelaki itu dariku? Bukankah dia mendengar kalau aku wanita yang tidak sempurna. Mana mungkin ada lelaki yang tidak menginginkan buah hati. Mungkin awalnya bisa menerima, tetapi waktu yang bergulir bisa merubah pikiran seseorang. Seperti Rafa, aku tak mengira lelaki yang awalnya sangat mencintaiku berubah menjadi monster, menyakitiku tanpa merasa bersalah."Bagaimana, kamu setuju?" Pertanyaan Bastian menarik kembali kesadaran kalau lelaki itu masih duduk di hapadanku."Aku belum resmi bercerai. Lagipula tak ada niat sama sekali untuk menikah lagi." Aku menjawab pelan, nyeri perlahan merayapi sekujur tubuh. Bagiku pernikahan cukup sekali seumur hidup, tapi malang tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih. Pernikahanku kandas menyisakan trauma mendalam."Pikirkanlah lagi. Kau mungkin tak percaya kalau aku menyukaimu sejak pertama bertemu, tapi bukan itu saja alasanku mengajakmu menikah."Dahiku berkerut mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Sakit Jiwa

    Ayah tak main-main dengan ucapannya, sebab esoknya aku melihat berkas salinan berita acara dari pengadilan agama di atas meja. Demi putrinya Ayah menjelma dari lelaki lemah-lembut menjadi sangat tegas. Tentu saja, apalagi yang bisa diharapkan dari biduk rumah tangga yang pondasinya telah hancur. Aku membaca sekilas jadwal sidang pertama akan dilangsungkan satu bulan lagi. Aku menghela napas menghalau kenangan bersama Rafa yang mencoba mengusik benak. Aku tak mau lagi mengingat masa lalu, semua telah aku tinggalkan di belakang meski harus tertatih menambal setiap luka di dada."Kau jangan takut, Ayah akan menemanimu di sidang perceraianmu nanti."Aku mengangguk pelan sambil meletakkan berita acara ke dalam map kembali. "Aku minta maaf mengecewakan Ayah, tapi Najwa sudah berusaha sebaik mungkin, tidak dikira Rafa tak bisa menahan lidahnya."Ayah tersenyum, aku tahu dia mati-matian menahan nyeri di dada, karena rumah tangga putri satu-satunya kandas di depan matanya sendiri."Ayah yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Tenanglah Ayah

    Setelah membayar ongkos taksi aku berlari menuju bagian informasi. Menurut si penelepon Ayah dibawa ke rumah sakit dengan mobil sehat milik masjid. Aku bertanya kepada perawat yang bertugas tentang pasien yang baru masuk karena serangan jantung. Tak butuh waktu lama aku tahu di mana Ayah berada. Langkahku terseok-seok menyusuri selasar rumah sakit sesuai arahan perawat tadi. Rongga dadaku terasa sesak seakan ada yang menahan laju napasku. Bahkan, oksigen yang kuhirup dengan rakus tak bisa melonggarkan tenggorokanku."Mbak Najwa!" Hanif melambai ke arahku. Wajah pemuda tanggung itu pucat-pasi, aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. Aku gegas menghampiri Hanif yang hampir dua tahun terakhir selalu ikut menemani Ayah ke berbagai tempat untuk mengisi acara pengajian."Nif, gimana Ayah?" Aku bisa mendengar suaraku bergetar ketika bertanya. Berbagai asumsi buruk berbondong-bondong menerobos tempurung kepalaku."Belum tahu, Mbak. Wak haji sedang diperiksa dokter." Hanif menunjuk ke ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Bodohnya Aku

    "Aku dan Bastian akan menikah."Kata-kata Najwa berhasil membuatku terdiam. Tidak mungkin mantan istriku itu secepat ini mendapatkan penggantiku, kecuali keduanya sudah berhubungan jauh sebelum kami bercerai. Jangan-jangan Najwa memang berselingkuh saat kami masih terikat pernikahan? Aku menatap keduanya bergantian dengan sorot tajam."Kamu pasti bohong, kan? Kamu mengatakan ini agar aku menyerah, kan?" Terdengar sangat percaya percaya diri ucapanku. Persetan perubahan di raut lelaki yang namanya Bastian itu."Mas, sebaiknya kamu pulang ke anak dan istrimu. Jangan sampai Laila menuduhku memelet kamu, karena kamu selalu ke sini. Aku ingin hidup tenang."Datar sekali nada suara Najwa, seolah-olah hubungan kami selama enam tahun ini tak berarti lagi. Semua gara-gara Laila! Awas saja wanita itu nanti, akan aku beri pelajaran agar tidak ikut campur urusanku. Aku tahu setelah talak tiga yang aku ucapkan malam itu, tidak mungkin aku dan Najwa kembali bersama, kecuali dia menjanda lagi untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29

Bab terbaru

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Ending

    Aku memperhatikan dokter memeriksa Athar dengan perasaan tak menentu. Cemas, takut, dan marah campur aduk di dadaku. Aku tak melihat luka di tubuh bocah lelaki itu, tetapi yang aku takutkan pengalaman dicu-lik akan mengendap di benaknya dan menjadi trauma berkepanjangan. Sampai saat ini aku bahkan belum memaafkan kelalaianku menjaga Athar. Padahal sebelumnya aku sangat berhati-hati, mungkin inilah yang dinamakan sedang tidak beruntung? "Bagaimana anak saya, dok?" Aku langsung bertanya ketika dokter tadi selesai memeriksa Athar. "Dia mengalami dehidrasi, sepertinya dia tidak mendapat asupan makanan dan minuman lebih dari delapan belas jam." Da-daku seperti digodam besi mendengar penjelasan dokter. Jangankan delapan belas jam, Athar makan teratur tiga kali sehari, bahkan mulutnya tidak berhenti ngemil tiap jam. Membayangkan dia harus menahan lapar dan haus selama itu membuat amarahku kembali berkobar. Aku berjanji Risa harus membayar perbuatannya dengan tinggal di hotel prodeo selam

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Semoga Semua Baik-Baik Saja

    "Tante, aku lapal!" Aku berteriak dengan kesal lalu menatap Athar tajam. "Berisik! Bisa diam gak? Lama-lama aku sum-pal mulutmu pakai batu!" Aku menunjukkan batu apung sebesar tinju orang dewasa kepada Athar. Suara rengekannya membuat kepalaku terasa pecah. Apalagi dia selalu memanggil Uminya. Najwa, wanita itu berhasil membuatku malu di media sosial. Aku terpaksa menonaktifkan akun tok-tokku agar tidak diserang lagi oleh netizen. Niatku mencari simpati malah dimentalkan Najwa. Seseakun yang aku yakin dia dalang di belakang layar membuat postingan tandingan sehingga semua tuduhan yang aku arahkan padanya luruh sendiri. Aku tidak mengira dia merekam percakapan kami. Benar-benar wanita licik. Akibat dari postingannya itu aku harus kehilangan follower sampai ribuan. Padahal aku sudah mendapat beberapa endorsan yang belum sempat kuposting. Rencana mendapatkan u-ang dari akun tok-tok gagal total, ditambah lagi sindiran teman-teman di dunia nyata yang juga berteman denganku di sosial med

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Terlacak

    Tangisku tak kunjung berhenti, dadaku pun terasa semakin mengkerut membayangkan nasib Athar. Harusnya aku tak membiarkan dia pergi sendiri, harusnya aku yang membeli makanan untuknya. Kata-kata pengandaian terus bermain di kepalaku menikamkan rasa bersalah ke dalam dada. Ya, Tuhan ... di mana putraku? Siapa yang telah membawanya?"Sayang, apa yang terjadi?" Mendengar suara Bastian aku mengangkat kepala, ada setitik rasa lega hadir melihat lelaki itu tergopoh-gopoh menghampiriku."Mas, Athar ...." Aku tak sanggup meneruskan kata-kataku, sesak di rongga dada belumlah tuntas memantik tangisku kembali pecah."Annisa, ada apa? Di mana Athar?" "Gak tahu, Pak. Tadi kata yang punya warung makan Athar udah balik ke toko, tapi dia juga gak bisa memastikan Athar sudah masuk atau belum." Annisa menceritakan kronologi kejadian dari awal sampai akhir.Aku bisa merasakan usapan di punggung serta helaan napas berat dari mulut Bastian. Aku tahu ini kelalaianku, tak seharusnya membiarkan Athar pergi

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Ke mana Athar?

    "Sayang, ponselmu dari tadi bunyi. Kayaknya notifikasi dari tiktok." "Oh, ya?" Aku melirik ponsel yang kuletakkan di atas bufet kecil di sudut ruang makan. Aku tersenyum, pasti akun bodong yang aku buat sudah ramai dengan komentar-komentar julid khas netizen plus enam dua, apalagi topiknya tentang pelakor. Biasa, kan, kalau ada bau-bau wanita pengganggu pasti akan dikerubungi seperti semut menemukan gula. "Ada apa? Kok, senyum-senyum gitu?" Bastian yang sedang menyuap bubur ayam melirikku dengan tatapan penasaran. Aku menarik kursi dari meja makan lalu duduk di sebelahnya. "Kamu ingin tahu atau ingin tahu banget?" Aku balik bertanya sambil bertopang dagu dan menatap Bastian dengan sorot menggoda. "Ck, kalau seperti ini pasti seru. Memangnya ada apa?" Bastian mengelap mulutnya. Dia memang penyuka bubur ayam, sebentar saja makanan itu sudah tandas. "Begini." Aku menghadapkan wajah dan tubuh ke arah Bastian, suatu kebiasaan bila ingin bicara sesuatu yang serius. "Kemarin aku pecat

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Kicauan Calon Pelakor

    "Pak Bastian di mana?" Risa celingak-celinguk mencari keberadaan Bastian. Wajahnya memucat, tetapi dia sangat pandai mengendalikan diri sehingga tidak terlihat panik. "Untuk apa kau bertanya di mana suamiku?" "Sa, saya ...." Aku bersedekap dan menyandarkan punggung ke sandaran kursi menunggu apa jawaban Risa. "Tadi Pak Bastian nyuruh saya masuk. Saya pikir ...." "Kamu pikir itulah kesempatan untuk merayu suami saya, begitu?" Bukannya takut, Risa malah menantang mataku. "Syukurlah kalau Ibuk sudah tahu. Jadi, saya tidak perlu menyembunyikan lagi perasaan saya." Aku berdecak dan geleng-geleng kepala mendengar pengakuan lugas Risa. Tak ada ketakutan di rautnya berkata seperti tadi. Sungguh kepercayaan diri yang tidak berada di tempatnya. "Lalu setelah saya tahu apa yang kamu harapkan?" "Saya harap Ibuk bersedia menerima saya sebagai madu. Tenang saja, walau saya lebih muda, tetapi saya tidak akan menguasai Mas Bastian." Mas? Aku tertawa dalam hati mendengar Risa sangat percay

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Bibit Pelakor

    "Kita tunggu Umi, ya. Belum lapar, kan?"Aku tersenyum melihat Athar menggeleng, tetapi tangannya sibuk memasukkan keripik kentang ke dalam mulut. Pipi gembulnya bergoyang membuatku tak tahan ingin mencubitnya."Katanya tunggu Umi, kok, ngemil?" Lagi terdengar protes Bastian. Dia sesekali melirik Athar yang tenang duduk di atas kursi, sementara tangan lelaki itu sibuk mengaduk sesuatu di dalam wajan."Kelipik Umi enak, Bi. Athal suka, Umi pintel masak." Dia menjawab dan mengacungkan jempol ke Bastian untuk memvalidasi ucapannya."Cuma Umi? Masakan Abi juga enak lho." Athar lagi-lagi menggeleng. "Lebih enak masakan Umi."Aku tertawa kecil mendengar balasan Athar, dia memang belum bisa melapalkan huruf R dengan baik. "Wah, makasih, sayang. Umi pinter karena masak Abi yang ngajarin." Aku menghampiri keduanya dan ikut menyela obrolan mereka, lalu memeluk pinggang Bastian yang tersenyum ke arahku.Bastian tersenyum. "Pagi, sayang." Satu kecupan ringan dibubuhkan di dahiku. Gimana tidurny

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Lingerie Seksi

    Aku mengecup pipi gembul Athar dengan pelan agar tidurnya tidak terusik. Senyumku mengembang melihat dia sudah tumbuh besar. Tak terasa lima tahun berlalu sejak membawa bayi merah itu ke rumah, kini dia tumbuh menjadi bocah periang dan menggemaskan. Athar sangat pintar, di usia yang belum cukup enam tahun dia sudah lancar membaca. Dia juga hapal beberapa surat pendek, karena sejak usia satu tahun aku mengajarkannya membaca ayat-ayat suci tersebut dalam setiap kesempatan. Sebelum tidur, saat bangun, dan di sela-sela bermain. Tidak ada yang mengira kalau dia putra angkatku dan Bastian, sebab wajahnya semakin lama menyalin parasku. Entah mitos atau kenyataan, orang-orang bilang walaupun tidak memiliki hubungan darah, tetapi bila lama hidup bersama paras pun akan menyerupai dengan siapa dia tinggal. Aku tidak mempermasalahkan benar atau tidak, yang penting Athar tumbuh sehat tidak kurang satu apa pun."Athar sudah tidur?" Pertanyaan Bastian menyambutku ketika keluar dari kamar Athar.Aku

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Doa Menembus Langit

    'Terima kasih diriku telah berhasil bertahan hingga detik ini. Maafkan aku yang telah banyak menyusahkanmu. Untuk ke depan ayo kita saling mencintai, karena aku hanya punya kamu begitu pula sebaliknya. Aku tersenyum membaca barisan kata-kata yang lewat di beranda Instagramku. Kalimat yang mampu membuat mataku terasa hangat. Entah kebetulan atau sedang menyentilku agar tidak terus-menerus larut bersama kesedihan, konten-konten yang serupa sering FYP di akunku. Seperti sedang menasehati hidup ada pasang-surutnya. Tidak semua yang diinginkan baik menurut Tuhan, adakalanya kita dipaksa menerima kenyataan yang jauh berbeda dari ekspetasi. Meski tak suka, sebagai manusia kita bisa apa kalau Sang Mahakuasa tidak ridho dengan keinginan kita. Aku menghela napas dalam lalu melabuhkan pandangan ke pohon mangga yang daunnya bergoyang diembus angin. Satu tahun sudah sejak kehilangan calon bayi, aku mulai membuka diri. Awalnya sulit, karena aku telanjur melambung dengan anganku sendiri. Rencana-r

  • Diselingkuhi Suami Diratukan Preman Miliarder   Ruang Kosong

    Daya di tubuhku seakan tersedot keluar melihat Najwa jatuh terduduk ke atas paving block di pekarangan rumah kami. Aku hendak mengejarnya, tetapi satu orang penjahat berusaha memukuliku hingga aku harus melumpuhkan terlebih dulu. Beruntung tetangga dan beberapa orang pemuda yang dihubungi oleh satpam perumahan sudah berkumpul membuat kelima penjahat itu berhasil dibekuk dengan mudah. Aku menghampiri Najwa dengan langkah lebar lalu berjongkok di sampingnya. "Kamu tidak apa-apa?" Cemas mencengkeram dadaku ketika melihatnya meringis kesakitan sambil memegang perut. "Sakit, Mas, perutku." Najwa merintih, bola mataku seakan hendak melompat dari tempatnya melihat darah mengalir di sela kakinya. "Mas, darah, anakku ...." Tangis Najwa pecah, rautnya berubah pucat pasi, dia terlihat sangat kesakitan. Aku mengangkat tubuh Najwa sambil berteriak agar seseorang membuka pintu mobil untukku. Jantungku seolah-olah hendak pecah ketika rasa takut semakin menjadi-jadi menyusupkan pikiran buruk tent

DMCA.com Protection Status