Share

Ruang Persalinan

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah 4 jam melakukan perjalanan udara, dan 1 jama darat, akhirnya Rangga tiba di ruma sakit, dia bergegas menuju ruang persalinan, kali ini sang istri ngotot akan melahirkan secara normal.

Di luar ruangan ada sang kepala pelayan, dan pelayan lain serta ahli gizi Febby, dan Arkana bergabung di sana. Sementara suster Barbara penjaga Febby ada di dalam ruangan menemani Febby sejak pertama kali di bawa ke rumah sakit.

Rangga mendekati sang istri.

"Sabar ya, sayang," bisik Rangga sambil memberi kecupan lembut di kening istrinya.

Febby merasakan sakit di pinggul, perut, dan bagian lain tubuhnya. Meski rasa sakitnya luar biasa, ia merasa bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. Tidak semua perempuan bisa merasakan momen seperti ini.

"Aku mau kamu yang nemenin aku," ucap Febby sambil meringis.

Febby tentu ingin agar suaminya tahu betapa beratnya melahirkan pewaris kerajaan bisnis Wijaya Group. Ia tidak ingin suaminya menunggu di luar; Febby ingin Rangga tetap berada di sampingnya di ru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Status Baru

    Detik berikutnya, Febby merasakan kebas pada daerah kewanitaannya. Dokter pun memberikan penjelasan kepada Febby mengenai prosedur yang akan dilakukan, agar kedua bayi tersebut bisa dilahirkan tanpa menyebabkan sobekan pada area intim Febby.Tak ada yang bisa Febby lakukan selain mengangguk pasrah. Ia yakin bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh dokter dan tim medis adalah yang terbaik untuknya dan kedua bayinya.Penjelasan dari dokter tadi membuat Febby semakin lemas. Ia tidak berani menatap dokter yang tengah meminta alat-alat medis kepada suster.Jangankan Febby, Rangga saja sudah ketakutan luar biasa. Wajah pria itu pucat pasi, dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi istrinya, terutama melihat bagaimana perjuangan Febby saat ini untuk melahirkan anak-anak mereka."Ayo, Nyonya, bantu dorong, ya," perintah sang dokter.Febby menggenggam tangan Rangga erat-erat, lalu mendorong sekuat tenaga, namun kedua bayi itu masih belum keluar.Febby membua

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bahagianya Menjadi Orang Tua

    Elio Maharaja Putra Rangga Wijaya, nama yang diberikan oleh sang mama untuk si sulung. Elina Maharatu Putri Rangga Wijaya, nama yang diberikan oleh sang papa untuk si cantik berbadan gempal.Saat ini, kedua bayi tersebut berada di ruang perawatan, terlihat dari balik kaca di ruangan tersebut. Gerakan mereka menunjukkan bahwa mereka lahir dengan sehat walafiat; satu tampan dan satu lagi cantik, keduanya begitu menggemaskan.Kebahagiaan menyelimuti Febby dan Rangga saat mereka resmi menjadi orang tua. Setelah melewati proses persalinan yang penuh tantangan dan rasa sakit, Febby akhirnya melahirkan si kembar yang menggemaskan: Elio dan Elina. Meski setiap detik saat melahirkan terasa seperti bertaruh nyawa, Febby merasa semua itu sepadan ketika melihat wajah mungil anak-anaknya.Kebahagiaan yang mendalam dirasakan terutama oleh kedua orang tua si kembar. Mereka sangat bersyukur telah dikaruniai anak kembar. Setelah memberikan nama kepada kedua bayi, kini yang menemani Febby di rumah sa

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Hanya Millikku

    Ditempat berbeda Monica duduk di sofa empuk di ruang tamunya, matanya tak lepas dari layar ponsel. Berita tentang kelahiran anak kembar Febby dan Rangga menghiasi feed media sosialnya. Gambar ceria pasangan itu, dengan senyum lebar di wajah mereka dan bayi-bayi kecil yang terbungkus selimut pastel, membuat hatinya bergetar. “Keduanya sehat dan bahagia,” tulis akun Wijaya Group di postingan tersebut. Monica menggigit bibir, merasakan amarah menggelora dalam dadanya.“Apa ini?” Monica bergumam sambil memandang foto itu dengan tatapan tajam. “Febby merasa sudah mendapatkan segalanya.”Dia menghela napas, berusaha menenangkan dirinya. Namun, perasaan tidak tenang itu terus menjalar. Bagaimana bisa mereka hidup bahagia sementara dia hanya bisa menatap dari kejauhan? Rangga seharusnya bersamanya, bukan dengan wanita itu. Dia mengatur ulang pikirannya, berusaha untuk tetap fokus pada rencananya.Monica beranjak dari sofa, berjalan ke jendela, dan melihat keluar. Jalanan di depan rumahnya

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pulang

    Dua Hari KemudianBaby Elio dan Elina, buah cinta Rangga dan Febby, akhirnya pulang ke rumah setelah tiga hari berada di rumah sakit. Setibanya di rumah, suasana langsung meriah dengan semua pelayan berkumpul di ruang tamu, siap menyambut dua bayi mungil yang akan menjadi pusat perhatian semua orang di rumah itu."Selamat datang, Tuan dan Nona muda Elio dan Elina!" seru salah satu pelayan, disambut tawa bahagia dan tepuk tangan dari yang lain. “Terima kasih,” jawab Luna dan Rangga kompak.Mereka tampak begitu antusias, mengagumi bayi kembar yang baru saja tiba. Beberapa pelayan sudah menyiapkan dekorasi khusus di ruang bayi yang terletak di lantai dua. Ruangan itu didesain khusus untuk si kembar, dengan dua tema yang mencerminkan perbedaan mereka, nuansa biru lembut untuk Elio dan pink manis untuk Elina.Begitu Rangga dan Febby masuk ke ruang bayi bersama si kembar, mereka langsung disambut pemandangan yang begitu indah. Dinding-dindingnya dipenuhi dengan gambar-gambar lucu, pernak-

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Tak Boleh KB

    “Siapa Bi?” tanya Rangga.“Katanya dari Klien bisnis anda, Tuan.”Rangga mengangguk, lalu meminta izin pada Febby untuk menemui tamu yang dimaksud.Ternyata bukan klien bisnisnya yang datang, melainkan asisten dari klien bisnis Rangga membawa banyak perlengkapan bayi untuk Elina dan Elio.Banyak sekali yang ikut bahagia dengan kelahiran si kembar. Setelah menurunkan semuanya dari mobil box, Rangga mengucapkan terima kasih.“Sampaikan salam saya pada atasanmu ya, Mike,” ucap Rangga.“Baik Tuan, saya pamit dulu.”Rangga pun mengangguk dan mengantar sampai halaman depan. Setelah itu kembali masuk ke dalam rumah.Rangga sangat bahagia, ternyata begini rasanya menjadi orang tua, pikirnya. Rangga bersumpah akan menjaga istri dan anak-anaknya dengan segenap jiwa dan raga, dia juga tidak akan membiarkan Febby memakai KB karena Rangga ingin punya banyak anak agar rumahnya ramai. Semua sudah terencana dalam benaknya.****Suasana di rumah besar itu malam ini terasa lebih hangat sejak kepulangan

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Semakin Sayang dan Cinta

    Pagi berikutnya, sinar matahari menembus tirai kamar tidur mereka, memberikan cahaya lembut yang membangunkan Rangga. Dia melirik ke sebelahnya, Febby masih terlelap dengan nafas yang tenang. Senyum kecil tersungging di wajahnya, menyadari betapa hebat istrinya dalam menghadapi peran baru sebagai ibu.Sebelum tangis si kembar memecah kesunyian pagi, Rangga memutuskan untuk bangun lebih dulu. Rangga menuju ke kamar mandi untuk gosok gigi dan membersihkan wajah.Kemudian dia berjalan menuju kamar bayi, memastikan Elio dan Elina masih tidur dengan tenang. Suster Barbara sudah bersiap di sana, menyiapkan botol susu dan perlengkapan pagi untuk si kembar."Selamat pagi, Tuan," sapa suster Barbara dengan senyuman hangat. “Pagi juga suster.”Tangisan Elina mengusik obrolan pagi itu, “saya kasih susu dulu untuk baby Elina Tuan, anda istirahat saja,” kata Barbara.Rangga mengangguk, merasa bersyukur memiliki suster Barbara yang selalu sigap membantu. Kini giliran Elio yang mulai merengek."Te

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Sosok Tak Asing

    Rangga mendekati buah hatinya lagi. Dia akan dengan setia menemani sang istri untuk merawat buah cinta mereka.“Cepat besar ya sayang, jangan kelamaan ambil jatah susunya Papa,” ucap Rangga sambil mengusap lembut pipi Elina. Sementara Elio kembali terlelap di boks bayinya.“Sayang,” panggil Rangga.“Iya sayang?” jawab sang istri.“Aku kapan boleh melakukannya sayang? Kangen tahu. Masih keluar darah gak?” tanya Rangga. Febby mendengus pelan, sejak sehari habis melahirkan sang suami sudah merengek minta jatah.“Aku ini lahiran normal sayang, pastinya lama lah nunggu bersihnya,” jawab Febby.Rangga berdecak, “kalau begitu pakai mulut saja ya sayang? Please,” Rangga merengek seperti anak kecil.Tak punya pilihan lain, dan Febby kasihan juga melihat suaminya gelisah. Setelah Elina kembali tidur pulas, Febby dan Rangga masuk ke dalam kamarnya.“Loh, kok duduk?” tanya Rangga saat sang istri duduk di atas sofa kamar mereka.“Katanya mau pake mulut?” Mendengar itu Rangga tersenyum lebar. Dia

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Serba Kebetulan

    Arka mendongak, matanya membulat kaget. Perempuan itu... Nabila?Wanita itu berdiri dengan senyum lembut yang masih sama seperti dulu. Nabila, cinta pertamanya, yang terakhir kali dilihatnya bertahun-tahun lalu saat mereka masih SMA. Dia tidak percaya matanya. Bagaimana mungkin wanita ini tiba-tiba muncul di depan matanya lagi? Dan di tempat ini?Arka mencoba menenangkan diri, meski tubuhnya terasa kaku. "N-Nabila?" suaranya terdengar bergetar, namun ia berusaha tetap tenang.Nabila tersenyum lebih lebar, lalu melangkah masuk ke ruangan dengan anggun. "Hai, Arka. Lama tidak bertemu." Suaranya masih terdengar sehangat dulu, dan itu membuat jantung Arka berdetak lebih cepat dari yang diharapkannya.Arka langsung berdiri dari kursinya, masih setengah tak percaya. "Iya, lama sekali," gumamnya. Pikirannya langsung berputar-putar, mencoba memahami situasi ini. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Nabila tertawa kecil, senyum di wajahnya tak pernah pudar. "Aku dapat panggilan kerja, Arka. Pek

Bab terbaru

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Tamat

    Arka masih berdiri dengan ekspresi serius, berhadapan dengan Nabila yang tampak gugup. Sebuah kesalahan fatal baru saja terjadi, membuat Nabila harus menghadapi amarah Arka, rekan kerjanya yang juga dikenal sebagai tangan kanan Rangga.“Ma–maaf,” ucap Nabila dengan nada terbata-bata. Matanya menatap meja, tak berani menatap langsung ke arah Arka. “Aku akan memperbaikinya.”Arka menyilangkan tangan di depan dada, ekspresinya tetap tegas. “Sudah seharusnya begitu, Nabila. Jangan campur adukkan masalah pribadi dengan urusan kantor,” tegurnya. “Data ini sangat penting. Kita dibayar untuk bekerja, bukan untuk mengecewakan pemilik perusahaan.”Nada suaranya yang dingin membuat Nabila merasa semakin bersalah. Rekan kerja lain di tempat itu, yang mendengar percakapan mereka, memilih untuk mengabaikannya.Nabila menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu Arka benar, dan ia harus memperbaiki kesalahan ini secepat mungkin. “Baik, Arka,” ucapnya dengan nada penuh penyesalan. “Unt

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pulang Saja

    Arka mengetuk pintu ruang kerja Rangga dengan hati yang sudah terasa berat sejak tadi. Ia tahu, percakapan ini akan melibatkan Nabila, yang terlihat semakin berusaha mendekatinya belakangan ini. Setelah mendengar suara Rangga mempersilakan masuk, Arka membuka pintu dan melangkah masuk bersama Nabila. Mereka duduk berdampingan, meskipun suasana di antara keduanya terasa canggung.Rangga menatap mereka sejenak, matanya tajam namun tetap ramah. Ia memulai pembicaraan, “Arka, saya akan segera mempersiapkan penggantimu-”Belum selesai kalimat itu terucap, Nabila langsung memotong, “Maksud Anda bagaimana, Tuan?”Nada suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu, namun juga sedikit ketakutan. Ia menatap Rangga, mencoba mencari penjelasan dari kalimat yang setengah terucap itu.Rangga tersenyum tipis, mengalihkan pandangannya pada Arka yang tampak tenang. “Arka kan sebentar lagi akan menikah,” lanjut Rangga, nadanya penuh pengertian. “Dia akan menjadi pimpinan salah satu anak cabang Wijaya Group

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Nguping

    “Kalian ini berani-beraninya, ya, ngomongin Mama,” ujar Febby pura-pura marah sambil memandang mereka dengan alis terangkat.Elina dan Elio hanya tertawa kecil, tampak tak terpengaruh oleh wajah pura-pura serius mamanya. “Kami hanya bercanda, Mama!” jawab mereka serempak dengan wajah polos dan senyum lebar, seperti berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak bersalah.Febby menggeleng, lalu tersenyum. “Ya sudah, ayo cepat sarapan dulu. Nanti keburu terlambat ke sekolah,” katanya dengan suara lembut, namun tetap tegas.“Siap, Mama!” balas mereka, masih dalam nada polos dan penuh semangat.Tak lama kemudian, Elina dan Elio mengambil tas mereka, dan bersiap turun ke lantai bawah. Di ruang makan, Rangga, sudah duduk dengan rapi dan tampan dalam setelan kerjanya, menunggu mereka dengan sabar. Di meja itu juga sudah ada nenek mereka, dan Rossa, yang duduk menunggu sambil tersenyum melihat keceriaan anak-anak itu.Melihat kedatangan mereka, Rangga segera berdiri dari kursinya dan dengan penuh kas

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Nyonya Muda Pelit

    Malam telah larut ketika Mayang dan Rossa memasuki kamar. Setelah percakapan hangat bersama keluarga, mereka kini berdua, bersiap untuk beristirahat. Namun, suasana hati Rossa tampak tidak tenang. Ia duduk di tepi tempat tidur dengan pandangan menerawang, sementara Mayang mengamati anaknya dengan lembut dari sudut ruangan."Ma," Rossa akhirnya membuka suara dengan nada pelan, tapi penuh rasa takjub, "Rossa sama sekali nggak menyangka, ternyata Arka bakal mendapatkan hadiah sebesar itu dari Rangga. Padahal tadi kami sempat diskusi, setelah menikah mungkin dia hanya akan pulang ke Sun City setiap akhir pekan. Tapi sekarang… hadiah itu mengubah segalanya. Kami bahkan bisa tinggal di sana bersama Mama."Mayang mendekati anaknya dan duduk di sebelahnya. Ia menggenggam tangan Rossa dengan lembut. "Iya, Sayang. Mama juga nggak pernah menyangka. Kalau Mama ingat-ingat lagi… Mama malu sekali atas apa yang pernah Mama lakukan ke Rangga dulu." Suara Mayang mulai serak. "Mama dulu menghina dia

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Kejutan

    Setelah Arka pamit pulang, Febby, Rangga, dan Mayang masih duduk bersama. Di samping mereka, Rossa duduk tenang, menyimak obrolan sambil tersenyum kecil, namun di wajahnya ada keraguan yang tersirat.Febby yang duduk di sebelah Rossa menatapnya dengan penuh perhatian. "Kakak, rencananya mau menikah di sini atau di kota Sun City?" tanyanya lembut, ingin tahu keputusan kakak tirinya itu. Pertanyaan itu sontak membuat semua mata di ruangan tertuju pada Rossa, menunggu jawabannya.Rossa tersenyum tipis, lalu menghela napas panjang. "Kak Rossa sih inginnya di Sun City saja," jawabnya akhirnya, memandangi mereka satu per satu. "Di sana banyak kenangan yang ingin kami pertahankan, tempat-tempat yang istimewa untukku dan Arka. Lagipula, kami juga akan tinggal di sana setelah menikah... meskipun harus berpisah jarak dan waktu dengan Arka yang akan tetap bekerja di sini." Ada sedikit nada ragu di ujung kalimatnya, seakan-akan perpisahan itu adalah pengorbanan yang tak mudah baginya.Rangga ya

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pembahasan Serius

    “Kamu serius, sayang?” tanya Arka.Rossa mengangguk, “aku serius sayang. Kapanpun aku siap,” ulang Rossa.“Dua bulan lagi ada hari baik, apa kamu mau?”Rossa mengangguk.Arka kembali masuk ke dalam rumah sang atasan, dia minta Rangga dan febby kembali turun sebentar. Mereka pun berkumpul di ruang keluarga rumah mewah Rangga.Suasana hangat penuh kekeluargaan begitu terasa, terutama dengan adanya Febby yang tengah mengandung anak kedua, membawa kebahagiaan tersendiri bagi seluruh keluarga. Melihat Arka yang tampak ragu-ragu, Rangga segera menepuk punggungnya dan mempersilakannya duduk di samping."Ada apa, Ark? Kok wajahmu serius banget?" tanya Rangga, berusaha mencairkan suasana.Arka menarik napas dalam-dalam, memandangi ketiganya satu per satu, lalu berkata, "Saya ingin minta izin, Sama tante, Tuan dan Nyonya. Setelah berdiskusi dengan Rossa, kami memutuskan untuk menikah dua bulan lagi."Pernyataan itu mengejutkan semua orang, terutama Mayang, yang tidak menyangka rencana pernika

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Siap Menikah

    Rangga dan keluarganya bersiap untuk malam spesial mereka. Ia merangkul bahu istrinya, Febby, yang sedang hamil, dengan lembut sembari mengajak kedua anak kembar mereka, Elina dan Elio."Ayo, sayang, kita bersiap," ucapnya dengan suara hangat yang penuh semangat.Bocah kembar berusia empat tahun yang energik, tidak bisa menahan kebahagiaan mereka. Setiap kali diajak makan di luar, mereka tahu pasti bisa memilih menu yang mereka inginkan tanpa batasan. Restoran mewah dengan berbagai pilihan hidangan daging adalah favorit mereka.Si kembar masuk ke dalam kamarnya bersama suster Barbara."Kamu mau daging apa nanti?" tanya Elina sambil memandang adik kembarnya, dengan mata berbinar. Mereka sedang dibantu mengganti pakaian oleh suster Barbara, yang setia menemani mereka setiap hari."Aku mau daging sapi saja, kamu daging ayam saja, nanti kita bagi," jawab Elio, mencoba memberi saran."Oke, tos dulu dong!" Elina mengulurkan tangannya, dan keduanya melakukan tos sambil tertawa kecil.Suster

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Merayakan

    Rangga menatap Febby dengan perasaan yang tak menentu, dia nyaris tak percaya dengan berita yang baru saja ia dengar. Matanya menatap lekat-lekat wajah istrinya, seolah mencari kepastian lebih dalam dari sekadar kata-kata.“Ka—kamu beneran hamil, sayang?” tanyanya dengan suara terbata, penuh harap dan ketidakpercayaan.Febby tersenyum hangat, lalu mengangguk dengan penuh keyakinan. “Iya, sayang. Kita akan punya anak lagi,” jawabnya lembut, seolah kata-katanya itu adalah musik indah yang meresap ke dalam hati Rangga.Seolah tak mampu menahan luapan rasa bahagianya, Rangga menarik tubuh Febby ke dalam pelukan. Air mata jatuh tanpa malu-malu dari kedua matanya, namun ia tak peduli. Dalam hatinya, ia terus-menerus bersyukur pada Tuhan atas anugerah ini. Ia mengusap wajah Febby dengan jemari lembutnya, lalu menghujani pipi, kening, dan bibir istrinya dengan ciuman bertubi-tubi.“Aku bahagia sekali, sayang. Aku benar-benar nggak menyangka kalau Tuhan memberi kita kepercayaan lagi,” ucap Ra

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Hamil

    "Nabila!" panggil Rangga ketika ia sudah ada di lobi. Kebetulan, Nabila juga masih berada di sekitar lobi. Dengan cepat, Nabila mendekati Rangga."Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan."Harusnya sih, saya tidak perlu bicara seperti ini. Saya minta maaf sebelumnya kalau apa yang akan saya ucapkan ini menyinggung perasaanmu," ucap Rangga mengawali kalimatnya, membuat jantung Nabila berdebar semakin kencang."I-iya, Tuan. Ada apa?" tanya Nabila dengan suara lirih."Tolong jangan berharap apa pun lagi pada Arka, apalagi mengejarnya secara berlebihan. Dia bisa menjadi orang yang paling membencimu karena dia sangat tidak menyukai wanita agresif. Dan sekarang, Arka sudah memiliki calon istri, dan mereka akan segera menikah. Calon istrinya itu adalah kakak iparku sendiri. Jadi, jangan coba-coba untuk mengganggu hubungan mereka lagi. Kamu sudah pernah melewatkan kesempatan emas, di mana saat itu Arka benar-benar ingin mengulang kembali hubungan kalian yang pernah terputus," uca

DMCA.com Protection Status