Share

Bab 52

Penulis: Atieckha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bayu tersenyum ke arah Arka, namun pria itu segera menuju ke dalam lift. Arka menyentuh dadanya, merasa lega karena Bayu tak menaruh curiga padanya.

“Syukurlah,” ucap Arka, lantas masuk lebih jauh ke dalam kamarnya. Dia memberi tahu Rangga, semua yang dia lihat di sini terkait kehadiran Kakak dan Mama tiri Febby di sini.

“Tuan, semua kecurigaan kita benar, ternyata Mama tiri Nyonya ada di sini juga,” ucapnya dalam sambungan telepon.

“Mereka sepertinya sengaja ingin menjauhkan aku dari Febby,” keluh Rangga.

“Anda jangan sampai menyerah sama dua kuntilanak pirang itu Tuan, yakinlah kalau Nyonya hanya bekerja di sini. Saya tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada beliau.”

Rangga mengangguk di balik telepon, dia tahu kalau Arka sangat bisa diandalkan, “terima kasih Arka, aku tahu, kamu tak pernah mengecewakan. Sekarang istirahatlah, karena tubuhmu juga pasti lelah.”

“Baik Tuan,” jawabnya.

Tepat pukul 19.00, Bayu dan Febby sudah duduk berhadap-hadapan di sebuah meja restoran dengan rua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 53

    “Sepertinya anda bukan orang asli kota ini?” tanya wanita itu pada Bayu. Bayu mengangguk, “benar aku berasal dari kota Sun City. Datang ke kota ini karena ada pertemuan dengan klien bisnis,” jawabnya. Bayu kembali menyesap red wine di tangannya. “Wowww, berarti anda orang kaya dong. Biasanya kalau pengusaha datang ke sini, pasti disiapkan wanita kalau memang pengusaha itu menginginkannya.” Bayu mengangguk, dia tahu kalau dia mau bisa saja minta pihak hotel menyediakan wanita untuknya, tapi kalau itu terjadi bisa saja citranya buruk di mata Febby. Bayu tak ingin hal itu terjadi. “Aku hanya ingin bersenang-senang di tempat ini saja,” jawabnya. “Kita jadi ke hotel tempat anda menginap atau di ruangan ini saja?” tanya wanita itu dengan gerakan nakal mulai menyentuh aset berharga milik Bayu, hingga sang pemilik mengeluarkan sedahan. “Aku sebenarnya ingin menonton tarian striptis,” ucapnya. “Saya dan rekan saya akan melakukannya untuk anda.” Bayu tersenyum bahagia, matanya be

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 54 Tak Suka Dibantah

    "Kamu ini kenapa sih, Rangga? Sekalinya balas pesan, nyakitin banget, hiks hiks hiks."Febby menangis dengan tangan bergetar sambil mencoba menghubungi Rangga lagi, namun ponsel sang suami malah tak aktif.Febby melempar ponselnya, lalu menangis di dalam kamarnya, sampai tanpa sadar dia akhirnya terlelap. Tepat pukul 18.00 waktu New Capitol, Febby mulai terjaga. Dia ingat sekarang harus bertemu dengan sang atasan untuk membahas proposal untuk besok."Shiiiit!" Febby kembali mengumpat saat menyadari layar ponselnya pecah.Ada satu pesan masuk yang masih bisa dibaca olehnya. Dia berharap pesan itu dari sang suami, nyatanya bukan. Pesan itu dari sang atasan."Jam 18.30, saya tunggu di restoran ya, Feb," kalimat dalam pesan itu membuat Febby segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Saat Febby sudah rapi, dia hendak ke restoran lebih awal, namun ternyata sang atasan pun baru akan menuju restoran.“Feb,” sapa Bayu sambil tersenyum.“Pak,” balas Febby.Mata Bayu menyipit menatap

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 55 Pesta Dansa

    "Ingat, Febby, jangan sia-siakan kesempatan emas ini untuk berkarir. Kamu memiliki pendidikan yang memadai dan latar belakang kerja yang dulu diidamkan banyak orang," ucap Bayu dengan nada serius yang menggema di ruangan itu. Suara gemericik piring dan gelas mulai berkurang, sinyal bahwa restoran di hotel itu akan segera lengang. Febby menatap lantai, masih duduk terpaku, menggenggam erat tangan yang terasa dingin. "Pikirkan baik-baik, menjadi wanita karir yang sukses lebih bernilai di mata pria yang benar-benar menghargai cintamu, bukan hanya tergiur oleh fasad belaka," Bayu menambahkan, dengan pandangan tajam yang menembus relung hati Febby. "Percayalah, Cinta yang sejati itu bukan penuh drama dan keegoisan, sementara makanan tak bisa dibeli dari cinta. Hargai Mama dan Kakakmu yang sudah berjuang sekuat tenaga hingga menjadikanmu seorang anak berpendidikan tinggi." Bayu lalu berdiri, menatap Febby dengan harap. "Sekarang, kembali ke kamar. Besok kita harus berangkat pagi-pagi se

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 56 Dalam Keadaan Polos

    Saat mereka menikmati minumannya, tiba-tiba terdengar MC acara di panggung berseru, “Hadirin sekalian, mari kita sambut Pak Bayu, tamu kehormatan malam ini, untuk bergabung di lantai dansa bersama dengan pasangan lain yang sudah ada di lantai dansa!”Bayu tertawa kecil mendengar seruan MC itu dan menoleh lagi pada Febby. “Nah, itu tanda kalau kita harus ikut. Ayo, Febby, jangan buat saya menari sendiri.”Febby tertegun. Bagaimana dia bisa menolak, apalagi di depan begitu banyak orang yang menanti? Dengan sedikit ragu, dia akhirnya mengangguk.Bayu langsung menggandeng tangannya dengan sopan, memimpin Febby menuju lantai dansa yang sudah mulai dipenuhi tamu. Musik romantis mulai mengalun lebih kencang, suasana berubah menjadi semakin hangat. Pasangan-pasangan sudah mulai berdansa, mengikuti irama lembut yang dimainkan oleh band di sudut panggung.Bayu memegang tangan Febby dengan lembut, sementara tangan lainnya ditempatkan di pinggangnya. "Jangan khawatir, kita hanya mengikuti irama

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 57

    "Tante sengaja kan menjebakku!" seru Bayu dengan penuh amarah.Pria tampan yang sudah mengenakan pakaian lengkap itu melotot ke arah Mayang, seakan menatap wanita itu dengan tatapan membunuh.Dia merasa jijik menyadari ada satu ranjang dan dalam keadaan tanpa busana bersama wanita ini."Jaga bicaramu, Bayu! Kamu pikir aku sudi tidur dengan brondong, huh? Kalau aku mau, sejak dulu aku sudah memilih brondong yang lebih baik dari kamu!" balas Mayang tajam, dengan nada marah yang tak kalah dari Bayu.Mayang benar-benar geram atas tuduhan Bayu yang tak masuk akal. Dia tidak mau Bayu berpikir bahwa dia memiliki ketertarikan pada pria muda seperti Bayu."Lalu, kenapa kita bisa berada dalam satu ranjang, Tante?" tanya Bayu, masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Jelas sekali, dia tidak menyukai lelucon seperti ini. Padahal, Bayu yang meminta Mayang dan Rossa untuk memasukkan obat ke dalam minuman Febby. Tapi kenapa malah dirinya yang terjebak dalam rencana tersebut?Bahkan Bayu suda

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 58

    "Apa yang akan kamu lakukan, Nak Bayu?" tanya Mayang.Saat ini mereka sudah mendapatkan potongan rekaman CCTV dan sekarang keduanya menuju lobi hotel. Mayang dihubungi oleh Rossa, namun dia takut menjawab telepon dari sang anak.Mayang seperti sedang melakukan kesalahan terbesar yang tak mungkin dimaafkan. "Aku akan mencari tahu siapa pelakunya. Tapi ingat, Tante, jangan sampai ada yang tahu kalau Tante dan aku sudah tidur dalam satu ranjang," tuturnya penuh penekanan.Bayu tak ingin masalah ini berkembang ke mana-mana, apalagi jika sampai klien bisnisnya mengetahui apa yang terjadi. Bisa-bisa hancur reputasinya dalam sekejap."Tenang saja, Tante tidak mungkin buka aib sendiri," jawab Mayang. "Sepertinya Tante akan tetap liburan dulu untuk menenangkan pikiran," sambungnya lagi.Bayu mengangguk lalu meminta Mayang untuk segera pergi dari hotel itu. Dia takut jika sampai sang sekretaris melihat keberadaan mama tirinya di kota yang sama dengan mereka."Tapi Tante butuh uang, tolong tran

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 59

    "Selamat, karena tadi malam kamu sudah lolos dari jebakan maut. Tetap berhati-hati dan jangan mudah percaya pada orang lain."Febby semakin bingung dengan isi pesan tersebut. Jebakan maut? Apa maksudnya? Siapa yang mengirim pesan ini, dan mengapa ada orang yang berniat jahat padanya?Membayangkan hal itu saja membuat Febby bergidik ngeri. Tapi siapa yang mengenalnya di kota ini? Dan kenapa ada yang ingin menyakitinya?Febby segera masuk kembali ke dalam kamarnya setelah memastikan bahwa di lorong hotel tempatnya menginap tidak ada orang yang mencurigakan."Ya Tuhan, kalau pesan ini benar, tolong lindungi aku dari marabahaya," gumam Febby, berdoa pada Tuhan.Setelah itu, dia memeriksa kembali buket bunga yang diterimanya. Tidak ada pesan lain selain yang tadi sudah dia baca. Febby memutuskan untuk meninggalkan buket bunga tersebut di kamar hotel. Dia tidak ingin membawanya pulang ke Sun City agar tidak membuat sang suami berpikir buruk.Ting!Satu pesan masuk ke ponselnya."Febby, kal

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Bab 60

    “Febbyyyyyyyy!” Pekik Rangga haru menghujam ke langit sore saat Rangga melihat istrinya terkapar, terpental oleh sebuah mobil. Dengan suara yang terbata, ia memohon kepada sang pengemudi yang tidak sengaja menabrak istrinya, agar sudi mengantarkannya ke rumah sakit. "Tolong, istri saya perlu pertolongan segera!" serunya dengan putus asa sambil menghubungi Arka.Pemilik mobil, dengan suara gemetar dan ketakutan, membalas, "Maafkan saya pak, saya benar-benar tidak menyadari kejadian itu, semuanya terjadi begitu cepat." Meskipun diliputi kepanikan, dia tetap mengemudikan mobilnya, melaju menuju rumah sakit terdekat dengan cepat. Di dalam mobil, Rangga memeluk istrinya yang tak sadarkan diri, setiap detik terasa seperti abadi bagi hati yang cemas dan takut kehilangan. "Yang penting sekarang adalah selamatkan dia, tolong lebih cepat!" tegas Rangga, matanya yang sembab menatap pengemudi dengan tatapan yang mendesak. Semakin dekat ke rumah sakit, sebuah keajaiban terjadi: setiap lampu l

Bab terbaru

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Tamat

    Arka masih berdiri dengan ekspresi serius, berhadapan dengan Nabila yang tampak gugup. Sebuah kesalahan fatal baru saja terjadi, membuat Nabila harus menghadapi amarah Arka, rekan kerjanya yang juga dikenal sebagai tangan kanan Rangga.“Ma–maaf,” ucap Nabila dengan nada terbata-bata. Matanya menatap meja, tak berani menatap langsung ke arah Arka. “Aku akan memperbaikinya.”Arka menyilangkan tangan di depan dada, ekspresinya tetap tegas. “Sudah seharusnya begitu, Nabila. Jangan campur adukkan masalah pribadi dengan urusan kantor,” tegurnya. “Data ini sangat penting. Kita dibayar untuk bekerja, bukan untuk mengecewakan pemilik perusahaan.”Nada suaranya yang dingin membuat Nabila merasa semakin bersalah. Rekan kerja lain di tempat itu, yang mendengar percakapan mereka, memilih untuk mengabaikannya.Nabila menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu Arka benar, dan ia harus memperbaiki kesalahan ini secepat mungkin. “Baik, Arka,” ucapnya dengan nada penuh penyesalan. “Unt

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pulang Saja

    Arka mengetuk pintu ruang kerja Rangga dengan hati yang sudah terasa berat sejak tadi. Ia tahu, percakapan ini akan melibatkan Nabila, yang terlihat semakin berusaha mendekatinya belakangan ini. Setelah mendengar suara Rangga mempersilakan masuk, Arka membuka pintu dan melangkah masuk bersama Nabila. Mereka duduk berdampingan, meskipun suasana di antara keduanya terasa canggung.Rangga menatap mereka sejenak, matanya tajam namun tetap ramah. Ia memulai pembicaraan, “Arka, saya akan segera mempersiapkan penggantimu-”Belum selesai kalimat itu terucap, Nabila langsung memotong, “Maksud Anda bagaimana, Tuan?”Nada suaranya terdengar penuh rasa ingin tahu, namun juga sedikit ketakutan. Ia menatap Rangga, mencoba mencari penjelasan dari kalimat yang setengah terucap itu.Rangga tersenyum tipis, mengalihkan pandangannya pada Arka yang tampak tenang. “Arka kan sebentar lagi akan menikah,” lanjut Rangga, nadanya penuh pengertian. “Dia akan menjadi pimpinan salah satu anak cabang Wijaya Group

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Nguping

    “Kalian ini berani-beraninya, ya, ngomongin Mama,” ujar Febby pura-pura marah sambil memandang mereka dengan alis terangkat.Elina dan Elio hanya tertawa kecil, tampak tak terpengaruh oleh wajah pura-pura serius mamanya. “Kami hanya bercanda, Mama!” jawab mereka serempak dengan wajah polos dan senyum lebar, seperti berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak bersalah.Febby menggeleng, lalu tersenyum. “Ya sudah, ayo cepat sarapan dulu. Nanti keburu terlambat ke sekolah,” katanya dengan suara lembut, namun tetap tegas.“Siap, Mama!” balas mereka, masih dalam nada polos dan penuh semangat.Tak lama kemudian, Elina dan Elio mengambil tas mereka, dan bersiap turun ke lantai bawah. Di ruang makan, Rangga, sudah duduk dengan rapi dan tampan dalam setelan kerjanya, menunggu mereka dengan sabar. Di meja itu juga sudah ada nenek mereka, dan Rossa, yang duduk menunggu sambil tersenyum melihat keceriaan anak-anak itu.Melihat kedatangan mereka, Rangga segera berdiri dari kursinya dan dengan penuh kas

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Nyonya Muda Pelit

    Malam telah larut ketika Mayang dan Rossa memasuki kamar. Setelah percakapan hangat bersama keluarga, mereka kini berdua, bersiap untuk beristirahat. Namun, suasana hati Rossa tampak tidak tenang. Ia duduk di tepi tempat tidur dengan pandangan menerawang, sementara Mayang mengamati anaknya dengan lembut dari sudut ruangan."Ma," Rossa akhirnya membuka suara dengan nada pelan, tapi penuh rasa takjub, "Rossa sama sekali nggak menyangka, ternyata Arka bakal mendapatkan hadiah sebesar itu dari Rangga. Padahal tadi kami sempat diskusi, setelah menikah mungkin dia hanya akan pulang ke Sun City setiap akhir pekan. Tapi sekarang… hadiah itu mengubah segalanya. Kami bahkan bisa tinggal di sana bersama Mama."Mayang mendekati anaknya dan duduk di sebelahnya. Ia menggenggam tangan Rossa dengan lembut. "Iya, Sayang. Mama juga nggak pernah menyangka. Kalau Mama ingat-ingat lagi… Mama malu sekali atas apa yang pernah Mama lakukan ke Rangga dulu." Suara Mayang mulai serak. "Mama dulu menghina dia

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Kejutan

    Setelah Arka pamit pulang, Febby, Rangga, dan Mayang masih duduk bersama. Di samping mereka, Rossa duduk tenang, menyimak obrolan sambil tersenyum kecil, namun di wajahnya ada keraguan yang tersirat.Febby yang duduk di sebelah Rossa menatapnya dengan penuh perhatian. "Kakak, rencananya mau menikah di sini atau di kota Sun City?" tanyanya lembut, ingin tahu keputusan kakak tirinya itu. Pertanyaan itu sontak membuat semua mata di ruangan tertuju pada Rossa, menunggu jawabannya.Rossa tersenyum tipis, lalu menghela napas panjang. "Kak Rossa sih inginnya di Sun City saja," jawabnya akhirnya, memandangi mereka satu per satu. "Di sana banyak kenangan yang ingin kami pertahankan, tempat-tempat yang istimewa untukku dan Arka. Lagipula, kami juga akan tinggal di sana setelah menikah... meskipun harus berpisah jarak dan waktu dengan Arka yang akan tetap bekerja di sini." Ada sedikit nada ragu di ujung kalimatnya, seakan-akan perpisahan itu adalah pengorbanan yang tak mudah baginya.Rangga ya

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Pembahasan Serius

    “Kamu serius, sayang?” tanya Arka.Rossa mengangguk, “aku serius sayang. Kapanpun aku siap,” ulang Rossa.“Dua bulan lagi ada hari baik, apa kamu mau?”Rossa mengangguk.Arka kembali masuk ke dalam rumah sang atasan, dia minta Rangga dan febby kembali turun sebentar. Mereka pun berkumpul di ruang keluarga rumah mewah Rangga.Suasana hangat penuh kekeluargaan begitu terasa, terutama dengan adanya Febby yang tengah mengandung anak kedua, membawa kebahagiaan tersendiri bagi seluruh keluarga. Melihat Arka yang tampak ragu-ragu, Rangga segera menepuk punggungnya dan mempersilakannya duduk di samping."Ada apa, Ark? Kok wajahmu serius banget?" tanya Rangga, berusaha mencairkan suasana.Arka menarik napas dalam-dalam, memandangi ketiganya satu per satu, lalu berkata, "Saya ingin minta izin, Sama tante, Tuan dan Nyonya. Setelah berdiskusi dengan Rossa, kami memutuskan untuk menikah dua bulan lagi."Pernyataan itu mengejutkan semua orang, terutama Mayang, yang tidak menyangka rencana pernika

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Siap Menikah

    Rangga dan keluarganya bersiap untuk malam spesial mereka. Ia merangkul bahu istrinya, Febby, yang sedang hamil, dengan lembut sembari mengajak kedua anak kembar mereka, Elina dan Elio."Ayo, sayang, kita bersiap," ucapnya dengan suara hangat yang penuh semangat.Bocah kembar berusia empat tahun yang energik, tidak bisa menahan kebahagiaan mereka. Setiap kali diajak makan di luar, mereka tahu pasti bisa memilih menu yang mereka inginkan tanpa batasan. Restoran mewah dengan berbagai pilihan hidangan daging adalah favorit mereka.Si kembar masuk ke dalam kamarnya bersama suster Barbara."Kamu mau daging apa nanti?" tanya Elina sambil memandang adik kembarnya, dengan mata berbinar. Mereka sedang dibantu mengganti pakaian oleh suster Barbara, yang setia menemani mereka setiap hari."Aku mau daging sapi saja, kamu daging ayam saja, nanti kita bagi," jawab Elio, mencoba memberi saran."Oke, tos dulu dong!" Elina mengulurkan tangannya, dan keduanya melakukan tos sambil tertawa kecil.Suster

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Merayakan

    Rangga menatap Febby dengan perasaan yang tak menentu, dia nyaris tak percaya dengan berita yang baru saja ia dengar. Matanya menatap lekat-lekat wajah istrinya, seolah mencari kepastian lebih dalam dari sekadar kata-kata.“Ka—kamu beneran hamil, sayang?” tanyanya dengan suara terbata, penuh harap dan ketidakpercayaan.Febby tersenyum hangat, lalu mengangguk dengan penuh keyakinan. “Iya, sayang. Kita akan punya anak lagi,” jawabnya lembut, seolah kata-katanya itu adalah musik indah yang meresap ke dalam hati Rangga.Seolah tak mampu menahan luapan rasa bahagianya, Rangga menarik tubuh Febby ke dalam pelukan. Air mata jatuh tanpa malu-malu dari kedua matanya, namun ia tak peduli. Dalam hatinya, ia terus-menerus bersyukur pada Tuhan atas anugerah ini. Ia mengusap wajah Febby dengan jemari lembutnya, lalu menghujani pipi, kening, dan bibir istrinya dengan ciuman bertubi-tubi.“Aku bahagia sekali, sayang. Aku benar-benar nggak menyangka kalau Tuhan memberi kita kepercayaan lagi,” ucap Ra

  • Disangka Anak Magang, Suamiku Ternyata Bos Besar   Hamil

    "Nabila!" panggil Rangga ketika ia sudah ada di lobi. Kebetulan, Nabila juga masih berada di sekitar lobi. Dengan cepat, Nabila mendekati Rangga."Iya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya sopan."Harusnya sih, saya tidak perlu bicara seperti ini. Saya minta maaf sebelumnya kalau apa yang akan saya ucapkan ini menyinggung perasaanmu," ucap Rangga mengawali kalimatnya, membuat jantung Nabila berdebar semakin kencang."I-iya, Tuan. Ada apa?" tanya Nabila dengan suara lirih."Tolong jangan berharap apa pun lagi pada Arka, apalagi mengejarnya secara berlebihan. Dia bisa menjadi orang yang paling membencimu karena dia sangat tidak menyukai wanita agresif. Dan sekarang, Arka sudah memiliki calon istri, dan mereka akan segera menikah. Calon istrinya itu adalah kakak iparku sendiri. Jadi, jangan coba-coba untuk mengganggu hubungan mereka lagi. Kamu sudah pernah melewatkan kesempatan emas, di mana saat itu Arka benar-benar ingin mengulang kembali hubungan kalian yang pernah terputus," uca

DMCA.com Protection Status