Share

VIII

Author: missingty
last update Last Updated: 2021-09-23 16:04:10

Perhelatan besar untuk menyambut sang tuan rumah digelar di kediaman Pangeran Hitam. Tapi sebelum ke kediamannya, Illarion Black atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Hitam memberi hormat terlebih dahulu pada sang Raja Abraham di ruang peristirahatan pribadinya. Raja tua itu masih terbujur lemah di atas ranjang yang tertutup oleh kelambu mewah berwarna merah maron. Pangeran Hitam berlutut memberi hormat pada sang Raja.

“Kali ini Exilas?” tanya Raja sedikit parau tapi tak sedikit pun mengurangi karisma yang dimiliki penguasa Anarka itu.

“Ya,” jawab Pangeran Hitam singkat.

Raja tua itu terkekeh. “Sebuah kemenangan besar kau dapatkan, tapi kenapa nada suaramu seperti kau kalah perang, Rion?”

“Maaf,” jawab Pangeran Hitam singkat sekali lagi. Tak berminat sedikit pun menjawab panjang lebar pertanyaan sang Raja.

Sedikit bangkit dari sandaran kepala kasurnya, Raja tersenyum sinis. “Ah rupanya kau masih membenciku, Rion.”

Pangeran Hitam masih bergeming dari tempatnya, hanya menatap tajam ke Raja tanpa memperlihatkan emosi sedikit pun di wajahnya. Raja Abraham benar, Illarion Black sangat membenci ayahnya. Jika kebenciannya pada Ratu Minerva dapat dengan mudah ia tunjukkan kepermukaan, maka kebenciannya pada Raja Abraham selalu Pangeran Hitam kubur dalam-dalam. Illarion Black memiliki alasan tersendiri bersikap seperti itu.

“Terima kasih atas hadiah yang kau berikan” ujar Raja Abraham sambil melirik kubah kaca kecil berisi jari manis Raja Exilas lengkap dengan cincin naga tanda kekuasaan yang telah diawetkan. “Hanya saja hadiahmu tak bisa menutupi pengkhianatan kecil dari perintah yang telah kuberikan, Rion.”

Pangeran Hitam menautkan kedua alisnya. “Maksud baginda Raja?”

“Istrimu, ia tak pernah sekalipun memberi salam hormat untukku. Hal ini bukan karena kau meninggalkannya sendiri ‘kan?” tegas sang Raja ketimbang bertanya. “Aku memberimu perintah menikah dengan keluarga Ratu bukan untuk menghinanya, Rion.”

“Sial!” batin Pangeran Hitam, tiba-tiba bayangan gadis berkulit seputih salju dengan manik secantik batu ametyst melintas di kepalanya. “Sa-saya akan memberi hormat bersamanya, segera!” ujar Pangeran Hitam sedikit gugup.

Mendengar kepanikan di nada suara Pangeran Hitam, Raja tersenyum. “Baiklah, kali ini kuanggap itu bukan masalah besar. Lanjutkanlah pestamu, kau berhak menikmatinya.

Pangeran Hitam hanya mengangguk sebagai balasan, tapi sebelum ia pamit undur diri sang Raja bergumam pelan. “Aku harap kau bahagia dengan pernikahanmu, Rion.”

Hingar bingar lantunan musik terdengar hingga luar istana, rakyat di luar istana kerajaan pun ikut serta menikmati jamuan hasil perang dengan suka cita. Saat Pangeran Hitam masuk ke aula pesta, semua bangsawan hingga prajurit menangkat gelas-gelas mereka bersorak dengan menyebut bangga nama pria tampan itu.

“Kejayaan untuk Pangeran Hitam!” teriak Jendral Andreas yang diikuti seluruh tamu yang hadir. Gemuruh suara terdengar hingga luar, rakyat pun turut mengumandangkan hal yang sama.

Ratu tersenyum kecut mendengar itu. Sebagai kepala pemerintahan sementara, Ratu mau tak mau harus menghadiri acara itu mewakili sang Raja. Ratu Minerva semakin geram saat melihat tingkah laku anak tunggalnya di acara itu, Pangeran Alexander yang mabuk berat tampak menari-nari bersama para wanita dan para tamu yang hadir terlihat menertawakannya.

“Si ‘domba’ itu hanya mampu mempermalukanku saja!” rutuk sang Ratu.

“Adikku! Kau semakin tampan!” ujar Pangeran Alexander sambil memeluk Pangeran Hitam. Pria dengan manik hitam itu hanya berdiri kaku tanpa niat membalas pelukkan hangat itu.

“Ah adikku yang manja tak seperti dulu lagi, ia selalu menangis saat aku tak ada di sisinya,” lanjut Pangeran Alexander sambil tertawa masih merangkul Pangeran Hitam. Para bangsawan kebingungan menanggapi candaan Pangeran Alexander, mereka takut kehilangan nyawa jika harus menertawai Pangeran Hitam.

“Hei! Ku dengar kau telah menikah, kenapa tak mengundangku?” ujar Pangeran Alexander sambil menepuk-nepuk pipi Pangeran Hitam, bau alkohol menguar dari mulut pria itu. Pangeran Hitam membalas perlakuan itu dengan tatapan dingin dan rahang yang mengeras.

“Bawa pulang Pangeran Alexander!” perintah Ratu Minerva yang tiba-tiba berdiri di hadapan mereka. Sedikit keributan terjadi saat Pangeran Alexander yang mabuk berat tak ingin pergi dari sana dan enggan melepas pelukannya dari Pangeran Hitam.

“Selamat atas kemenanganmu, Pangeran Illarion,” ujar Ratu Minerva dengan senyuman yang tampak dipaksakan. “Aku akan undur diri sekarang, begitupun dengan Pangeran Alexander-“ terdengar teriakan Pangeran Alexander yang ingin balik ke tempat pesta, “yang sudah sangat ingin pulang,” lanjutnya.

Pangeran Hitam yang malam itu mengenakan pakaian serba hitam dengan ornamen singa emas di dadanya tampak tersenyum sinis sambil menelengkan kepala. “Seekor domba.”

“Domba! Kau menyebut Pangeran Alexander seekor domba?!” pekik Ratu Minerva sambil membelalakan matanya. “Bocah busuk ini berani-beraninya menghina putraku!” umpat Ratu Anarka itu dalam hatinya. Para tamu tampak tegang melihat perdebatan itu dan mulai mencuri-curi dengar. 

Pangeran Hitam menaikkan sebelah alisnya. “Aku hanya menawari domba guling, Ratu. Bukankah malah kau yang mengatakan ‘Pangeran Alexander seekor domba’?” tanyanya balik sembari tertawa licik.

Ratu Minerva mengepalkan kedua tangannya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih kemudian berbalik pergi meninggalkan kediaman Pangeran Hitam. Ia tak ingin berdebat lebih panjang dengan Pangeran Hitam di acara yang dipenuhi kaki tangan dan para kolega pria tampan itu. Suasana pesta yang tadi sempat memanas sudah kembali meriah seperti semula.

Pangeran Hitam merasa bosan, ia tampak menyelinap ke balkon menghindari keramaian pesta. Dan Andreas yang melihat hal itu ikut menyusul ke luar ruangan.

“Ah! Tuan di sini!” seru Andreas.

Pangeran Hitam berbalik sambil memperlihatkan sorot mata malas. “Kenapa kau kesini? Tak bisakah kau diam saja di dalam sana?” tukas Illarion Black kesal.

Andreas tersenyum. “Apa acaranya tak menyenangkan, Tuan? Atau kau ingin beberapa gadis di tempat tidur menemanimu?” Pengawal setia Pangeran Hitam itu masih ngotot untuk membuat Tuannya bahagia malam ini. Mereka sudah berperang empat bulan dan meraih kemenangan besar, itu hal yang harus dirayakan bukan dengan berdiam sendirian di balkon, bukan?

Mendengar kata ‘gadis’ tiba-tiba Rion mengingat sosok yang membebani pikirannya sedari tadi. “Mana gadis itu? Aku tak melihatnya sedari tadi.”

Andreas menautkan alisnya telihat bingung. “Siapa?”

“Ck, gadis itu siapa sih namanya? White? Sesuatu White? Ah! Aku lupa!” tanya Rion lebih kepada dirinya sendiri.

Andreas masih tak mengerti, gadis mana yang tiba-tiba diingat Tuannya. Hal ini sangat langka bahkan ia sendiri sebagai orang yang selalu berada di samping Pangeran Hitam, tak mengingat seorang gadis pun yang dekat dengan pria bersurai gelap itu.

“Keluarga Ratu Minerva yang ku nikahi,” jelas Pangeran Hitam.

“Maksud Tuan wanita dengan penampilan aneh itu?” tanya Andreas keheranan. Mereka sudah empat bulan di medan perang, dan sekarang Rion bisa meniduri wanita manapun yang ia mau. Tapi kenapa ia tiba-tiba mengingat wanita dengan kulit pucat itu?

“Mana dia? Kenapa ia tak pernah sekalipun memberi salam pada Baginda Raja. Apa ia tak pernah diajarkan sopan santun menjadi seorang Lady?” tanya Illarion balik tak mempedulikan Andreas yang keheranan.

“Kurasa karena ia tak memiliki akses ke kerajaan. Dia masih di kediamannya semula, rumah Duke Broke.”

Rion tampak terkejut. “Tunggu ... maksudmu ia masih di sana?”

“Bukankah anda sendiri yang mengatakan bunuh siapapun mata-mata yang tinggal di kastil Black? Dan gadis itu sudah pasti mata-mata. Tuan tak mungkin meninggalkannya di istana sementara kita pergi berperang, kan?” ujar Andreas meyakinkan kalau keputusan meninggalkan gadis itu di rumah orang tuanya adalah tindakan yang benar.

“Jadi dia masih di rumah Duke- ah siapa namanya tadi, yang di Sulli?”

Andreas mengangguk, masih keheranan. “Jika Anda mau, aku akan memintanya menghadap Tuan, besok,” tawar Jenderal pasukan berkuda itu. Jarak Sulli dan ibu kota kerajaan Anarka memang tak begitu jauh, hanya saja Andreas masih tak ingin tuannya menghabiskan waktunya dengan perempuan penyakitan itu.

“Ah sial! Pantas saja Raja berkata seperti itu,” seru Rion. “Kau besok susul aku dengan kereta kuda, kita harus menjemput gadis itu. Segera!” perintah Pangeran Hitam sebelum meloncat dari balkon kemudian menghilang dari pandangan Andreas.

“Gadis itu merepotkan Tuanku saja,” geram Andreas yang tak sempat menahan kepergian Pangeran Hitam.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
mush aidah
menarik....lnjut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   IX

    Pangeran Hitam menembus dinginya malam dengan berkuda. Tujuan yang di tempuh tak begitu jauh, hanya sekitar beberapa jam saja dibanding ke kota-kota lain yang harus memakan waktu berhari-hari dari ibu kota Anarka. Sedikit cemas mengingat perkataan Raja tadi, Illarion jadi mengingat perkataanya ketika meninggalkan kediaman gadis itu terakhir kali. “Kita balik keperbatasan dan bawa semua pengawal. Dia akan aman karena syarat dari Raja sangat melindunginya, ia pun masih keluarga sang Ratu. Lagipula Raja tak memberi syarat bahwa aku harus bersamanya selama setahun.” Rion tak menyangka celah kecil dari perintah Raja yang ia temukan dianggap sebagai sebuah pengkhianatan oleh Raja. “Pria tua itu benar-benar ingin aku berkubang dengan keluarga setan wanita,” umpat Pangeran Hitam sambil terus memacu kudanya menuju Sulli. Sesampai di sana, Illarion Black heran melihat kediaman keluarga Broke yang temaram, tak semegah terakhir seperti terakhir kali yang ia ingat. Dan ha

    Last Updated : 2021-09-23
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   X

    “Duduk? Kurasa kau sudah tak menyayangi nyawanmu lagi! Benar-benar kurang ajar, hanya karena ku nikahi kau jadi besar kepala dan berani memerintahkanku untuk duduk! Kau kira aku binatang apa! Eh... .” Tiba-tiba Rion menyadari sesuatu, terlebih saat Amanda kembali berteriak hal yang sama, tapi kali ini tangan putih itu menunjuk pada kucing hitam yang sekarang sedang duduk manis sambil menjilat-jilat kaki depannya.“Nama kucing itu-,“ Rion menghentikan kalimat tanyanya.Amanda yang berlinang air mata menatap pria itu dengan ketakutan. “Ma-maaf sa-saya benar-benar minta maaf, Tuan. Tapi saya memberi nama kucing itu jauh sebelum saya mengenal Tuan. Saya benar-benar minta maaf....” Amanda masih mengucapkan beribu kali kata ‘maaf’ sambil bersujud dengan tubuh gemetar, sedangkan di sampingnya si kucing dengan polosnya masih menjilat-jilat tubuh berbulu hitamnya.Rion tercenung menyadari apa yang terjadi, ia nyaris saja me

    Last Updated : 2021-09-23
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   XI

    Amanda tampak berpikir sejenak, kemudian ia memeras kain steril itu sambil membuka mulutnya dan menelan cairan merah yang menetes dari perasan itu. Rion berdecih. “Kau bisa saja menahan cairan itu dengan lidahmu.” Mendengar Rion yang tampak kurang puas dengan cara pembuktiannya, Amanda kembali memeras kain kemerahan itu dan meneteskan ke matanya, tak lupa ia juga meneguk sedikit cairan merah di cawan yang berada di atas meja. Rion tersenyum saat melihat kerutan di dahi gadis berkulit putih itu. Amanda tampak menahan mati-matian rasa pahit yang sekarang menjalar di lidahnya. Gadis itu berdiri tegak di hadapan Pangeran Hitam, menunggu jikalau ada reaksi dari tindakannya barusan. Beberapa menit berlalu, Amanda mulai tampak gugup karena tatapan tajam Illarion yang seolah mempelajari dirinya. “Menjijikan, kulit yang putih seperti ular derik seperti kata Gisella, pasti ia berpikir seperti itu,” batin Amanda sambil menunduk memperhatikan kulitnya. “Dan rambu

    Last Updated : 2021-09-29
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   XII

    “Kau kira sekarang jam berapa Amanda! Kau belum menyiap-,“ teriakan Nesa terhenti di sana, saat sebuah belati melintas cepat di sampingnya dan langsung tertancap sempurna pada bingkai pintu kayu jati di belakangnya. Mata pelayan itu terbelalak tak percaya, di hadapannya -lebih tepatnya- di atas ranjang Amanda duduk pria tampan dengan tatapan keji menatap ke arahnya. “Apa begini cara pelayan di kediamanmu membangunkan majikannya?” tanya Rion dingin pada Amanda. Sedangkan gadis bersurai perak itu tak bereaksi apapun, ia hanya menatap beku pada belati yang baru saja di lemparkan oleh Rion. Dan Nesa tak kalah terkejutnya karena ia lah yang dilempari senjata tajam itu. Pelayan itu tak menyangka mendapat pengalaman menuju kematian justru dari pria tampan bertelanjang dada yang persis Dewa Ares di pagi hari cerah ini. “Aku akan membuat keluarga pelayan ini menerima peti matinya sekarang juga.” Mendengar itu Nesa berlutut sembari memohon. “Ma-ma

    Last Updated : 2021-10-01
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   XIII

    Amanda mengigit bibirnya panik, ia benar-benar bingung ketika pagi tadi Pangeran Hitam hendak sarapan. “Aku akan membawakannya ke kamar,” tawar Amanda. “Aku tak terbiasa makan di kamar, tunjukkan saja jalan ke ruang makan,” tukas Rion dengan nada memerintah. Ruang makan adalah salah satu tempat di kediaman keluarga Broke yang Amanda hindari, karena keluarga tirinya sangat tak menyukai kehadirannya ketika mereka sedang bersantap. “Menjijikan.” Begitu kata mereka, yang langsung melemparkan makanan itu ke arah Amanda, karena nafsu makan mereka menghilang begitu saja akibat kehadiran gadis itu. Namun, di sinilah mereka, di depan ruang makan milik mewah keluarga Broke. Dan Amanda semakin panik saat mengetahui keluarganya belum selesai sarapan. “Lanjutkan sarapan kalian,” ujar Pangeran Hitam sembari mengangkat tangan kanannya seolah menolak salam hormat khas Anarka yang Ben Broke lakukan. Amanda yang berada di belakang Pangeran Hitam

    Last Updated : 2021-10-02
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   XIV

    Sekarang Amanda berdiri di depan kediamannya dan bersiap menaiki kereta kuda yang akan membawa gadis itu ke istana. Pasangan suami istri Broke tampak bahagia mengantar Amanda, sedangkan Gisella masih berwajah muram.Brenda membuat perpisahan itu tampak dramatis. “Kembalilah dengan banyak uang, jika tidak jangan harap kau punya tempat untuk pulang,” bisiknya saat memeluk Amanda sambil menahan jijik. “Ingat baktimu pada orang tua,” nasihat Brenda dengan penekanan setelah melepas pelukannya pada Amanda.“Hanya itu barangmu?” tanya Pangeran Hitam sambil menatap koper kecil yang berada di samping Amanda.Amanda mengangguk pelan, isi lemarinya yang tak lebih dari tiga potong baju beserta pakaian dalamnya sudah berada di koper kecil itu, ditambah lukisan tua keluarganya.Kereta kuda berjalan perlahan, Amanda menatap kediaman keluarga Broke yang mulai menjauh. Sepertinya ini kali pertama aku pergi meninggalkan rumah seumur

    Last Updated : 2021-10-03
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   XV

    Perjalanan dari gerbang istana hingga pintu utama istana Pangeran Hitam memakan waktu lima kali perputaran jam pasir, hal ini disebabkan luasnya halaman istana itu. Kelam dan dingin, kata itulah yang muncul di benak Amanda saat melihat istana megah yang di hiasi batu marmer berwarna kehitaman terpadu sempurna dengan warna emas yang menambah kesan mewah. Warna kelam juga turut menghiasi halaman istana yang ditumbuhi mawar hitam, anggrek hitam, dan berbagai macam tumbuhan lainnya yang Amanda tak mengetahui namanya, dan kesemuanya entah bagaimana bisa senada berwarna gelap. Di tangga pintu masuk utama terlihat para pelayan telah berbaris sempurna menunggu kedatangan tuan mereka. “Selamat datang Tuan,” ucap Andreas menyambut Pangeran Hitam sambil memberi gesture salam khas Anarka yang diikuti oleh seluruh pelayan istana. “Apa Tuan berhasil membujuk gadis itu datang? Hamba juga mengirimkan dua belas peti perhiasan dan hadiah, agar mereka bersedia

    Last Updated : 2021-10-04
  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   XVI

    “Keluarga Ratu itu menipu kita, dia sama sekali bukan dari kelas Bangsawan Duke seperti yang kita duga, Tuan,” papar Andreas. “Lantas? Keluarganya hanya ‘grand duke’?” tanya Illarion, yang dijawab gelengan kepala oleh Andreas. “Sekelas marquis? Tidak,” Rion menautkan alisnya. “Earl?” “Baron, Tuan. Gadis itu berkasta baron.” Illarion tertawa keras. “Bahkan bukan viscount! Tapi baron?! Penyihir tua itu benar-benar sedang meremehkanku! Sudah kuduga gadis itu pikir bisa menipuku dengan wajah polosnya.” “Anda bisa mengatakan sang Ratu menipu pernikahan ini pada Baginda Raja, Tuan. Sebaiknya segera agar sebelum mereka menganugrahinya gelar ‘Duke’,” saran pengawal setia Illarion. Pangeran Hitam menyentuh dagunya.”Biarkan saja keadaan seperti ini,” ucapannya barusan membuat Andreas bingung. “Bukannya dengan ini Tuan bisa membuktikan perjanjian ini berat sebelah?” Rion melihat ekspresi keberatan di wajah pengawalnya. “Hanya dela

    Last Updated : 2021-10-05

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Extra Chapter 3

    Awalnya aku selalu melihat ia seperti wanita yang dingin dan tak pernah tersenyum, ekspresinya selalu datar. Ia mirip sepertiku, kecuali satu hal. Gadis berkulit pucat itu selalu gemetar dan terlihat ketakutan. Manik matanya tak pernah benar-benar menatapku, ia selalu menatap kakiku. Entahlah mungkin sepatu kulitku lebih menarik ketimbang parasku, menurutnya. Tapi penampilan yang tak biasa itu cukup menarik perhatianku. Selanjutnya, kupikir untuk membunuh gadis itu secara perlahan. Menyiksanya dulu mungkin? Bagaimanapun ia adalah keluarga wanita iblis itu. “Ma-maaf.” “Maaf, Tuan…” “Maaf.” Itu ucapan yang sering ia lontarkan dari bibir merah cherry dengan tangan gemetar dan tubuh membungkuk. Hanya puncak kepalanya saja ya

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Extra Chapter 2

    “Aku hanya mengundang orang-orang yang terpilih saja untuk datang ke pesta ulang tahunku,” seru seorang anak gendut dengan leher berlipat. Nyaris seluruh anak di sekolah itu berharap diundang ke pesta cucu Duke Serafin, kakek Samuel yang terkenal kaya itu sangat memanjakan bocah gendut yang sekarang sedang berkacak pinggang dengan sombong. Tapi perhatian anak-anak di kantin dengan interior mewah itu langsung terpecah begitu melihat Maximiliam memasuki cafetaria yang menghubungkan asrama laki-laki dan perempuan itu. Beberapa gadis sedikit menjerit melihat kedatangannya. “Ck!” decak Samuel dengan raut muka tak suka. “Kau tak akan kuundang,” ujarnya sambil menunjuk Max yang melintas di depannya. “Aku juga tidak mengharapkannya,” jawab Max yang duduk meletakkan nampannya di sebelah Niana. Tawa pelan berbisik me

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Extra Chapter 1

    “Berkemaslah, kita langsung balik ke Ibu Kota,” perintah Illarion pada para anak buahnya yang masih masih tergeletak horizontal setelah dua hari menggempur pemberontak di wilayah perbatasan. Sebenarnya Kaisar Hitam enggan keluar dari Ibu Kota, atau lebih tepatnya meninggalkan Amanda. Permaisurinya itu ia tinggalkan setelah nyaris sebulan pernikahan mereka diakui publik. Tapi pemimpin pemberontakan kali ini jauh lebih cerdas dan kuat dibanding sebelumnya, karena itu Illarion Black turun tangan. Setelah Illarion masuk ke dalam tenda hitamnya, erangan pelan keluar dari mulut para prajurit itu. “Astaga Kaisar benar-benar manusia apa seorang monster? Tuan ingin kita segera balik ke ibu kota tanpa membiarkan kita bernapas terlebih dahulu,” keluh seorang prajurit yang baru saja kehilangan tiga gigi depannya karena perkelahian semalam.

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   Terima Kasih Pembaca ^^

    Hai, perkenalkan saya penulis cerita ini dengan nama pena missingty.Terima kasih sudah mengikuti kisah Amanda White dan Illarion Black sejauh ini, dan yah, kita sudah berada di chapter terakhir kisah ‘Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam’. Terima kasih untuk support teman-teman pembaca semua, di note ini juga missingty ingin meminta maaf jika tulisan yang missingty buat jauh dari ekspektasi dan keinginan para pembaca sekalian.Sebagai permintaan maaf, mungkin diantara para pembaca masih ada merasa plothole yang mengganjal di novel online ini, atau mungkin penasaran dengan beberapa kisah yang tidak disebutkan di cerita ini. Silahkan komentar di bawah ya, mungkin nanti missingty akan buatkan bab epilog untuk itu.Sekali lagi terima kasih kepada akak-akak pembaca sekalian, salam sayang dari missingty. I* inspirasikuh.

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXVIII. Kidung

    Ekspresi menyedihkan yang Illarion tampilkan setelah mendengar perkataan Amanda itu membuat Karak kembali menggaungkan tawanya di ruang bawah tanah itu. “Karma! Kau dengar! Itu Karmamu Illarion!” ucap pria tua itu di sela sela tawanya yang tampak mengerikan.“Jangan tinggalkan aku lagi Amanda,” pinta Illarion terdengar lemah mengikuti langkah gadis itu menuju pintu.Amanda mempercepat langkahnya sembari berurai air mata. Perpisahan dan pergi sejauh mungkin dari Illarion Black adalah pikiran Amanda saat ini.“Galela!” teriak lelaki bertubuh tinggi besar yang hanya beberapa langkah dibelakangnya itu.Amanda menghentikan langkahnya mendengar Illarion mengeluarkan nama lain dari mulutnya.“Kau tak ingin memaksanya memintamu untuk kembali padaku kan Amanda?” tanya Illarion dengan suara lirih seakan penuh kesedihan, tapi tatapan mata dari iris kelam itu terlihat sangat dingin.“Apa maksudmu?” tanya Amanda mengabaikan asas kesopanan den

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXVII. Orang Lama

    Mata ungu Amanda langsung terbelalak mendengar nama itu. Karak adalah nama pria yang meracuni Illarion saat pesta dansa di ulang tahun baginda Raja Abraham dahulu. Saat itulah mereka bertemu Galela dan Balton yang menyelamatkan Illarion dan memberikan penawar racun itu.‘Apa karena itu, Illarion menyiksa pria ini? Karena ia pernah diracuni olehnya?’“Kau sepertinya mengenalku?” tebak Karak sembari menyipitkan matanya. Rantai-rantai di punggungnya ikut berderak. “Ah kemampuanku memang luar biasa.”‘Aku tak perlu ikut campur hal ini, sebaiknya aku pergi saja.’“Hei, apa kau tak menyimpan dendam pada pria itu?”Amanda yang bersiap balik kembali menghentikan langkahnya. “Karena?”“Mengorbankanmu.”“Apa maksudmu?” tanya Amanda.Karak kembali terkekeh pelan sebelum menjawab pertanyaan Amanda. “Kau kira siapa yang meracuni Raja? Raja terdahulu.”“Ha?” gumam Amanda tampak bingung. ‘Selama ini aku memang penasar

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXVI. Masa Lalu

    Wajah Putri Hera langsung pucat pasi. “Tentu saja warna musim semi itu yang paling pas seperti warna daun yang berguguran,” ujar Amanda sambil tersenyum dan menepuk lengan kakak iparnya itu.“Ah iya ten-tentu saja,” balas Putri Hera dengan senyum kaku.“Kami membahas warna gaun yang pas di musim semi, Tuan.”“Oh,”  gumam Illarion kemudian naik ke dalam kereta kuda itu. “Kakakku akan berhenti di Istana Utama, ia akan tinggal sementara waktu di sana untuk mempersiapkan pesta pernikahan kita,” jelas Illarion pada Amanda.“Ah! Terima kasih, Putri Hera. Kuharap aku tidak merepotkanmu.”“Oh tentu saja tidak, aku senang akhirnya melakukan ini setelah sepuluh tahun menanti pernikahan kaisar,” balas Putri Hera tampak tertawa. Tapi hal itu malah membuat Amanda menautkan keningnya. ‘Kenapa Putri Hera terlihat sangat tidak nyaman di sebelah adiknya sendiri?’Akhirnya Amanda White dan Illarion Black  sampai di is

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXV. Menghindar

    Ancaman Illarion barusan membuat Putri Hera tercekat, matanya yang berkaca-kaca akibat tamparan di pipi barusan masih menatap tajam adik tirinya itu.“Tuan? Putri Hera?” panggilan lembut dari arah belakang Illarion Black memecahkan suasana tegang diantara dua kakak beradik lain ibu itu.Putri Hera langsung balik berlalu tanpa pamit pada Amanda sambil memegang pipinya yang memerah.“Putri Hera,” panggil Amanda pelan, kemudian balik menatap Illarion. “Putri tidak apa-apa?”Illarion kembali tersenyum manis dihadapan istrinya. “Ia tidak apa-apa, sepertinya kakakku terlalu mabuk di pesta dansa barusan.”Amanda menggumam pelan. “Aku akan membuatkan teh pereda pengar untuknya.”Namun, Illarion malah menggendong ala pengantin si gadis berkulit pucat yang sekarang mengenakan pakaian dengan warna senada rambutnya itu. Sama-sama merah muda.“Tak perlu, biarkan para pelayan yang mengurusnya. Malam ini kau hanya perlu mengurus diriku saja,” ti

  • Dipaksa Menikahi Pangeran Kejam   CCXIV. Ancaman

    ‘Harusnya aku menyuruh orang untuk menjemputnya,’ batin Illarion sambil mencari-cari Amanda di antara ratusan tamu undangan yang hadir. Hingga lengkungan di wajahnya terbentuk lebar ketika melihat sosok berkulit seputih salju melewati pintu masuk utama aula tempat diadakan pesta dansa itu. Semua mata kembali mengikuti arah langkah Illarion Black sembari berdecak kagum melihat kesempurnaan fisik milik pemimpin pasukan paling mematikan di seantero Benua Hitam itu, hingga napas mereka tertahan ketika Kaisar Hitam berlutut di hadapan seorang wanita. “Siapa dia?” “Kudengar ia putri Duke Gree, bukannya ia sakit-sakitan dan memiliki anak diluar nikah?” Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dalam nada rendah tak berani meny

DMCA.com Protection Status