Beranda / Rumah Tangga / Dipaksa Menikahi CEO / Salah Paham Berujung Pelaminan

Share

Dipaksa Menikahi CEO
Dipaksa Menikahi CEO
Penulis: Pulungan

Salah Paham Berujung Pelaminan

Penulis: Pulungan
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-14 20:34:49

Brugh! Evan ambruk bagitu ia masuk ke kos-kosan Aira.

"Astagfirullah ... Kak Evan!" teriak Aira histerisnya, lalu meletakkan tehnya.

Aira mendekatinya Evan, tapi ia tidak berani menyentuhnya.

"Duh ... gimana ya? Mana hari udah malam lagi gak ada orang lagi udah sepi ngapain dia ke sini?" gumam Aira panik.

Disisi lain Ibu penjaga warung depan baru saja tutup, saat ia hendak pulang tidak sengaja ia melihat pintu kos Aira masih terbuka.

"Kos masih buka pintunya si neng padahal udah malam?"gumamnya.

Iseng-iseng si ibu tersebut menuju kos Aira beniat memanggil, begitu ia sampai di ambang pintu ia melihat Aira sedang duduk di dekat kepala seorang laki-laki yang tergeletak di lantai.

'Itu bukannya anak Pak Budi, ngapain dia malam-malam di kos cewek? Ada yang nggak beres nih.' batin ibu penjaga warung tersebut pikirannya langsung kemana-mana.

Tanpa pikir panjang, ia langsung menghubungi orang tua Evan yang kebetulan dulu sempat jadi majikannya.

Disisi lain, Aira masih panik harus bagaimana ditambah hari semakin malam.

"Kak..." panggilnya sambil menggoyang-goyangkan lengan Evan.

"Gimana ya? Ini pingsan apa gimana sih, aku nggak ngerti lagi?" ujarnya panik.

Cukup lama ia berusaha menyadarkan Evan, namun hasilnya nihil hingga akhirnya ia pasrah.

"Evan!" panggil seseorang, Aira langsung berbalik melihat siapa yang datang dahinya mengernyit bingung karena tidak kenal.

Orang tua Evan mendekati anaknya kamu duduk disamping Aira.

"Kamu siapanya Evan, Nak?" tanya ibu Evan membuat Aira gelagapan dengan cepat ia menggeleng. 

"Sa--saya cuma tetangganya Bu." jawab Aira takut. 

"Kenapa bisa Evan di sini?" tanya ibunya lagi membuat Aira makin bingung harus menjawab apa. 

"Saya nggak tau Bu tiba-tiba aja Kak Evan ambruk di kos saya." jawabnya jujur, Ibu Evan mengusap lengangnya lembut.

"Jujur saja Nak, kami berdua sebagai orang tua Evan nggak akan marah kok, asal kamu jujur mau jujur biar gak ada salah paham dan fitnah.

Sudah berapa kali Evan kesini?" kali ini Ayah Evan yang bertanya membuat Aira makin bingung.

"Maaf Pak, Bu maksudnya gimana ya? Saya tidak mengerti arah omongannya kemana?

Saya cuma tetangganya dan baru kenal juga ini pertama kalinya Kak Evan kesini, saya juga bingung kenapa tiba-tiba disini" ujar Aira.

"Ya udah gini aja mana nomor telepon orang tuamu." timpal Ibu penjaga warung depan.

Aira langsung memberikan ponselnya lalu ibu penjaga warung tersebut keluar untuk menelpon orang tua Aira. 

"Kenapa Evan bisa begini Nak?" tanya  Ayah Evan lagi. 

"Saya nggak tau Pak, saya juga bingung kenapa Kak Evan masuk ke kos saya tiba-tiba begini." lanjut Aira mencoba memberikan pengertian.

"Baiklah Bapak percaya kok sama kamu, tapi masalahnya orang sekitar sini ada yang melihat kalian begini.

Otomatis pandangannya bakal mereka sangat buruk terhadap kalian berdua makanya Bapak dan Ibu kesini. 

Jadi saran saya sebelum berita ini tersebar kemana-mana, saya minta tolong sama kamu menikah dengan Evan." usul Ayah Evan membuat Aira kaget bukan main.

Deg! "Nggak bisa gitu dong Pak, kami nggak ngelakuin apapun ini salah paham Pak." sanggah Aira tidak terima.

"Kita tunggu Evan bangun dulu sepertinya ia mengkonsumsi obat tidur yang berlebihan." jawab Ayah Evan menenangkan Aira.

Tidak lama kemudian, ibu penjaga warung tersebut kembali masuk dan memberikan ponsel Aira. 

'Ya tuhan cobaan apalagi ini?' batin Aira sambil tangannya mulai gemetar karena takut.

2 jam kemudian kedua orangtuanya sudah sampai membuat Aira langsung berhambur kepelukan ibunya lalu menangis.

" Umi ... Aira gak ngerti apa-apa, Aira juga bingung kenapa Kak Evan disini." terang Aira pada Uminya.

Namun hanya dibalas senyuman oleh Uminya, lalu mengelus kepala putrinya. 

"Jadi gimana Bu keputusannya?" tanya Umi Aira pada Umi Evan. 

"Gimana kalo mereka kita nikahkan saja demi menutup malu kita sebagai orang tua.

Saya berani bilang begini karena anak saya juga sudah kerja sudah berpendidikan dan semoga bisa menjadi suami yang baik." jawab Ayah Evan. 

"Gimana Nak?" tnya Abi pada Aira, namun Aira malah menangis sambil menggeleng.

"Aira belum mau nikah Umi." ucap Aira memelas pada Uminya. 

"Kamu bukan anak kecil lagi sayang, jika kamu gak menikah dengan Evan pasti nama kamu akan tercemar seburuk-buruknya di komplek ini, karena sudah membolehkan laki-laki masuk ke kosmu tengah malam begini." 

Umi mencoba memberi pengertian pada Aira. Tapi nasehat itu malah membuat Aira semakin menangis sesenggukan. 

Tidak lama kemudian Evan bangun dari tidurnya. Kepalanya masih sangat terasa berat, namun ia memaksakan bangun begitu melihat orang tuanya.

Ia juga melihat Aira menangis dipelukan Ibunya membuat Evan bingung. 

"Bu ini ada apa?" tanya Evan pada ibunya.

"Kenapa tidur di kos cewek Nak, coba lihat sekarang jam berapa?" Ibu balik bertanya.

Evan langsung melihat arlojinya sudah  menunjukkan pukul 5.20 sudah masuk waktu subuh. 

"Tadi kepala Evan pusing banget Bu tapi Evan gak ada niatan sama sekali untuk tidur disini." jawab Evan. 

"Kamu punya rumah kan Van luas lagi, kenapa harus disini tidurnya?" tanya Ayahnya lagi, membuat Evan bungkam ia melihat Aira sampai menangis sesenggukan.

"Sekarang kamu lihat nama baik seorang gadis tercemar gara-gara ulahmu. 

Ayah minta kamu tanggung jawab Nak," ucap Ayahnya membuat Evan bingung.

'Tanggung jawab? Apaan sih.' ucapnya dalam hati.

"Tapi Yah ... Evan sama Aira nggak ngapa-ngapain." sanggah Evan. 

"Iya Ayah paham kok, tapi masalahnya kamu di kos cewek sampe subuh apa itu masih baik di mata orang?

Kamu seorang CEO di kantor Ayah tolong jangan buat malu." pinta Ayahnya membuat Evan langsung bungkam.

"Aira boleh kita bicara berdua sebentar?" tanya Evan membuat Aira langsung menoleh.

Aira langsung melihat Uminya yang hanya mengangguk pertanda iya.

Aira  kembali melihat Evan, lalu mengangguk lalu mereka keluar sebentar.

"Saya minta maaf ya atas kejadian ini, tadi saya cuma mau minta maaf tidak lebih.

Tapi ntah kenapa kepala saya pusing banget mulai dari pasar malam tadi." ucap Evan membuka percakapan. 

"Harusnya Kakak minta maaf besok aja, sekarang 'kan begini jadinya." jawab Aira sedikit tegas.

"Ya udah sekarang gini, orang tua kita menuntut kita untuk di nikahkan. 

Saya bakal tanggung jawab tapi saya tau pasti kamu masih belum mau menikah sama dengan saya. 

Jadi setelah kita nikah saya gak nuntut kamu apa-apa.

Rumah saya paling belakang ada kayak kamar lengkap sama kamar mandi dan pintunya dari samping.

Itu cocoknya untuk anak kos, tapi karena saya gak mau kontrakin jadinya kosong.

Nanti kamu tinggal di situ aja tetap lanjutin kegiatanmu sebagai guru begitu juga saya. 

Jadi kita nikah untuk menutup malu orang tua kita masing-masing aja, saya  tau saya salah." terang Evan membuat Aira berpikir sedikit lama, kemudian mau gak mau ia mengangguk.

"Dan satu lagi pernikahan kita rahasiakan aja ya. Cukup kita dan keluarga aja yang tau kalo bisa Tio dan Farra juga gak usah tau, gimana?" usul Evan yang dibalas anggukan oleh Aira.

"Saya gak bakalan nuntut kamu apa-apa, ini semua kita lakukan demi orang tua kita aja." lanjut Evan meyakinkan Aira.

"Iya." jawab Aira lesu karena tidak ada jalan keluar lagi. 

"Ya udah kalo gitu kita masuk lagi." ajak Evan, lalu berjalan terlebih dahulu yang di ikuti oleh Aira dari belakang.

"Gimana keputusan kalian?" tanya Ayah Evan begitu melihat anaknya dan Aira masuk.

"Baik Yah ...  Evan tanggung jawab akan menikahi Aira dengan syarat diadain di rumah kita bukan di sini." jawab Evan membuat Ayahnya dan kedua orang tua Aira tersenyum. 

"Baik Nak sekarang ayo kita pulang sama Aira juga." ajak Ayahnya, lalu mereka pergi ke rumah orang tua Evan.

*** 

Hari ini pernikahan Aira dan Evan akan di langsungkan. Evan sedang melakukan ijab qabul di bawah, sedangkan Aira sedang di dandani oleh perias.

"Cantik banget ya istrinya Kak Evan gak pernah pacaran gak ada temen cewek.

Eh ... tiba-tiba nikah sama gadis cantik." puji sepupu Evan yang dibalas senyuman oleh Aira. 

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu pertanda ijab qabul sudah selesai.

Bukannya senang Aira malah tiba-tiba menangis. 'kenapa nasibku harus begini?' batin Aira, lalu ia berdiri sambil dituntun oleh keluarga Evan.

"Ayo Kak jangan nangis nanti make up nya luntur."

Begitu pintu terbuka terlihatlah seorang laki-laki yang lebih tinggi dari Aira dengan pakaian pengantin yang ia kenakan.

"Ayo Nak raih tangannya."  suruh Ayahnya membuat Evan tersadar.

'Kenapa saya malah jadi deg-degan ya lihat Aira di dandani begitu ia terlihat lebih dewasa, padahal kan ini settingan.' ucap Evan dalam hati, lalu meraih tangan Aira yang terasa dingin.

Setelah itu Evan membawa Aira turun, lalu duduk berdampingan di pelaminan.

Seharian Aira hanya diam dengan pikiran yang melayang-layang entah kemana.

Sesekali Evan melirik Aira yang sedang duduk di sampingnya.

'Benar nggak ya keputusan saya ini? Tapi udahlah di jalani dulu aja.' lagi-lagi Evan berdebat dengan hatinya sendiri.

***

Malam hari, Aira dan Evan sudah di kamar karena malam ini mereka tidur di rumah orang tua Evan. 

Aira sedang berdiri di depan kaca sambil melepaskan semua yang ada di kepalanya.

Evan yang hendak ke kamar mandi langsung menghentikan langkahnya. 

"Butuh bantuan saya gak?" tanya Evan membuat Aira melihat Evan dari kaca. "Iya Kak." 

Mendengar itu Evan langsung mendekati Aira, lalu ia mulai membantu melepas satu persatu hiasan di kepala Aira.

Sepanjang Evan melepas hiasan yang di kepalanya Aira terus memperhatikan Evan dari kaca.

Setelah selesai Evan tidak sengaja melihat ke arah kaca ia melihat Aira sedang memperhatikan dirinya, buru-buru ia mengalihkan pandangannya. 

"Udah selesai saya mandi duluan." ucap Evan lalu melangkah ke kamar mandi. 

15 menit kemudian Evan sudah keluar dengan segar, melihat itu Aira langsung mengambil baju gantinya, lalu ia masuk ke kamar mandi.

Belum berapa detik Aira kembali keluar dengan kondisi yang sama masih mengenakan gaun pengantinnya.

Evan yang sedang asik dengan ponselnya langsung menoleh melihat Aira. 

"Kamu gak jadi mandi?" tanya Evan karena melihat Aira masih mengenakan pakaian pengantin. 

"Aku gak bisa buka resleting belakang Kak." jawabnya sambil menunduk. 

Evan menelan ludahnya dengan susah payah. "Si--sini saya bantu." ucapnya gugup.

Aira berjalan mendekati Evan lalu ia berbalik. Evan memegang resleting gaun Aira lalu ia menutup matanya kemudian menurunkan resleting gaun Aira.

"Sudah, sana mandi." suruh Evan dengan mata masih terpejam begitu Aira berbalik ia bingung melihat Evan menutup mata.

"Kenapa Kak? Aku pake baju kok di dalam." ujar Aira lalu melanggeng pergi. 

Evan yang kaget dengan ucapan Aira langsung membuka matanya satu persatu.

"Ya mana saya tau." dumel Evan lalu kembali merebahkan dirinya di ranjang.

15 menit kemudian Aira sudah selesai mandi Evan yang melihat itu langsung bangkit dari ranjang.

"Kamu tidur di ranjang biar saya di sofa." ucap Evan. 

"Gak usah Kak, aku aja yang di sofa." tolak Aira membuat Evan menyergit.

"Terserah."jawab Evan acuh, lalu ia kembali menghempaskan tubuhnya di ranjang.

Tanpa membuang waktu, Aira langsung berbaring di sofa karena badannya terasa pegal seharian berdiri menyalami tamu.

Tengah malam Evan tersadar dari tidurnya ia melihat ke arah sofa dan benar saja Aira tidur begitu pulas tanpa selimut. 

Evan langsung berdiri, lalu menarik selimutnya untuk di pakaikan ke Aira.

Perlahan ia menunduk sedikit sambil memakaikan selimut.

'Cantik juga dia kalo di lihat dekat begini.' batin Evan sambil tangannya masih memegang selimut.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Tasya Asna
pernikahan rahasia kok kecapean nyalamin tamu ya
goodnovel comment avatar
amymende
baru baca sudah terasa begonya
goodnovel comment avatar
Hut Abri Susilowati
katanya pernikahannya dirahasiakan, kena pa sampai kecapekan menyalami tamu sampai seharian ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dipaksa Menikahi CEO   Canggung

    Saat asik memandangi wajah Aira tiba-tiba Aira merasa terganggu perlahan ia membuka matanya.Samar-samar ia melihat Evan, sedangkan Evan yang melihat itu langsung kaget dan refleks mundur ke belakang.Tapi sialnya kakinya malah tersandung membuat Evan hampir terjungal ke belakang.Aira yang melihat itu segera menarik tangan Evan dengan kuat membuat Evan terjatuh di atas Aira. Detik kemudian pandangan mereka bertemu, keduanya sama-sama bungkam antara rasa malu dan gugup."K--kak." ucap Aira gugup sambil mendorong dada Evan pelan. Mendengar itu Evan langsung bangkit dari atas Aira."Sorry saya gak sengaja." ucap Evan datar, lalu ia kembali ke ranjang.Dadanya bergemuruh sedangkan Aira setelah Evan pergi ia juga langsung memegangi dadanya.Hampir 15 menit Aira menetralkan jantungnya dan berusaha memejamkan matanya. Namun hasilnya nihil membuat Aira membuka matanya kembali.Sekarang ia menatap langit-langit kamar sedangkan Evan masih bersandar di sudut ranjang sambil memejamkan matanya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Dipaksa Menikahi CEO   Aktivitas masing-masing

    Hari ini Aira begitu semangat berangkat mengajar karena sudah dua hari ia libur demi melangsungkan pernikahan yang sangat kilat menurutnya."Sudah jam 6.30 aku langsung berangkat aja." ucap Aira sambil memperbaiki hijabnya kemudian mengambil tasnya.Tidak lupa ia mengunci rumah kecilnya itu.Disisi lain Evan tertidur setelah sholat subuh. Perlahan ia menggeliat karena hari sudah terang.Saat ia melihat ke arah jendela terlihat jelas Aira sedang berjalan menuju pagar dengan pakaian yang rapi."Kok udah berangkat aja jam segini." ucap Evan sambil meraih ponsel di meja rias.Saat menyalakan ponsel matanya terbelalak melihat hari sudah jam 6.32. "Astaga udah jam segini, mana belum mandi." lanjutnya bergegas ke kamar mandi. Tidak butuh lama Evan keluar dari kamar mandi lalu memakai pakaian kantornya tanpa memasang dasi. "Hari ini mana ada meeting." gumamnya sambil menyisir rambut lalu menyemprotkan parfum.Setelah merasa rapi ia langsung berangkat tanpa sarapan. Ditengah jalan Evan meli

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Dipaksa Menikahi CEO   Masa lalu

    Sampai di rumah kecilnya Aira langsung bersandar di balik pintu sambil memegangi dadanya. "Aku kenapa sih setiap kali ditatap sama Kak Evan pasti jantungku tiba-tiba ngajak marathon? 'Kan malu kalo sampe katahuan sama Kak Evan." ucap Aira lalu melempar tasnya ke kasur.Disisi lain Evan masuk ke rumahnya dengan perasaan yang campur aduk antara senang dan bingung."Ngapain sih baper sama cewek kayak dia." celetuk Evan sambil berjalan menuju kamarnya.***Di bioskop, Farra dan Tio belum tahu kalau Evan dan Aira sudah pulang.Saat Farra menoleh ke samping ia tidak menemukan Aira, ia langsung celingak-celinguk."Mas, Aira sama Mas Evan kok nggak ada?" tanya Farra membuat Tio menoleh ke arahnya."O iya kok nggak ada ya bentar deh Mas telpon." jawabnya. Begitu Tio menyalakan ponselnya ia melihat pesan dari Evan."Oalah, mereka udah pulang rupanya." kata Tio membuat Farra berpikir."Eh Mas ada yang aneh nggak sih sama mereka berdua? Aira nggak ada kabar selama dua hari tapi mereka kayak mak

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Dipaksa Menikahi CEO   Dingin

    Malam harir, Aira sedang memeriksa hasil ulangan murid-muridnya tiba-tiba saja perutnya keroncongan. "Ya ampun nih perut ribut banget dah..." kesalnya sambil memukul perutnya pelan lalu berdiri menuju mencari makanan. "O iya makananku udah abis ludes gak pernah belanja dari sebelum nikah. Ke supermarket terdekat aja dah bisa mati nih lama-lama nggak ada makanan karena malas." lanjutnya, lalu menepuk jidatnya. Aira melihat jam masih menunjukkan pukul 19.30. Ia langsung memakai hijabnya dan memakai jaket kemudian bergegas pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumah Evan. Disisi lain, Evan yang baru selesai sholat isya langsung menuju dapur hendak makan. Saat ia melihat makanan yang ternyata kosong. "Nyari makan di luar aja kali ya sekalian beli sabun ke supermarket." gumam Evan, lalu mengambil kunci mobilnya dan menuju supermarket. Sampai di supermarket, Evan langsung masuk dan mencari kebutuhannya. Disisi lain Aira sedang sibuk mengambil bahan-bahan untuk di masak. 'Wah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Dipaksa Menikahi CEO   Ayah dan Ibu Datang

    Evan masih mondar-mandir memikirkan bagaimana cara memberitahu Aira."Gimana kasih taunya ya kira-kira dia mau nggak ya," gumam Evan."Besok aja gua kasih tau, udah malam juga takutnya dia udah tidur lagi," lanjutnya lalu pergi ke kamar.Pagi hari; Evan yang baru saja selesai mandi langsung menuju lemari. Belum sempat Evan membuka lemari, ia sudah melihat Aira melintas dari jendelanya."O iya gua belum kasih tau dia kalo siang ini Ayah sama Ibu datang." sadarnya sambil menepuk jidatnya dan berjalan keluar kamar, tapi tiba-tiba Evan berhenti dan melihat tubuhnya."Masa gua keluar pake handuk doang yang benar saja nanti dia ngiranya gua mesum lagi, udahlah nanti aja." ucap Evan lalu kembali ke kamar dan bersiap-siap. Hampir setengah jam Evan bersiap kemudian ia masuk ke mobilnya, tapi sebelumnya Evan menuju sekolah Aira.Disisi lain, Aira dan Farra sedang memandu murid-murid untuk piket lapangan.Saat Aira melihat ke arah pagar sekolah, samar-samar ia melihat Evan yang bari saja keluar

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • Dipaksa Menikahi CEO   Gara-gara lingerie merah

    Sore hari; Evan pulang dari kantor sampai di rumah ia melihat kedua orangtuanya sedang duduk sambil nonton televisi."Assalamualaikum Ibu, Ayah." ucap Evan ramah lalu menyalimi keduanya.Aira yang baru saja datang dari dapur, sekarang tepat di belakang Evan."Walaikumussalam, gimana ngantornya aman?" tanya Ayah yang dibalas anggukan oleh Evan sambil tersenyum."Aira mana Bu?" tanya Evan membuat Ibunya terkekeh lalu menunjuk ke arah belakang Evan.Dengan segera Evan berbalik dengan senyum yang begitu manis."Assalamualaikum sayang," ucapnya lalu memeluk Aira.Deg!Kaget! Itulah yang dirasakan Aira sekarang apalagi mendengar kata terakhirnya. Matanya melotot, badannya semua terasa kaku, Aira benar-benar kaget bukan main.'Kak Evan manggil aku sayang terus sekarang malah meluk aku harus gimana, nih?' batin Aira.Evan yang merasa badan Aira kaku langsung mencubit pelan pinggang Aira membuat Aira langsung sadar dan membalas pelukan Evan.Setelah Evan melepas pelukannya, ia langsung menyodo

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-07
  • Dipaksa Menikahi CEO   Ayah dan Ibu Datang Lagi

    Adzan subuh berkumandang, perlahan Evan menggeliat lalu menyalakan lampu.Begitu Evan berbalik ia melihat Aira tidar begitu nyenyak dengan balutan selimut. Begitu Evan berdiri, ia melihat bercak darah di seprai membuatnya tersenyum simpul sambil menatap Aira.'Terima kasih,' batinnya lalu berjalan ke kamar mandi. Pukul 5.30; Aira menggeliat dan melihat ke samping, Evan sudah tidak ada. Pelan-pelan ia bangkit karena merasa sakit di bagian intimnya.Saat Aira berdiri dengan balutan selimut, ia melihat bercak darah Aira langsung melepas seprai dan membawanya ke kamar mandi tidak lupa ia membawa baju ganti.***Pukul 6.20; Aira sudah selesai semuanya tapi ia belum berani keluar karena masih sakit saat jalan.Tidak lama kemudian, Evan masuk ke kamar dengan pakaian yang sudah lengkap ia melihat Aira sedang duduk di ranjang."Kak," panggil Aira membuat Evan berbalik menghadap Aira."Aku nggak ngajar dulu hari ini," sambung Aira membuat Evan diam lalu mengangguk kemudian ia berbalik kembali

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08
  • Dipaksa Menikahi CEO   Minta Lagi

    "Udah belum?" tanya Evan yang masih menghadap pintu."Udah," jawab Aira sambil membentuk jilbab pashminanya, Evan yang melihat Aira begitu polos langsung mendekat."Gini doang?" tanya Evan lagi membuat Aira menyergit."Apanya?" Aira balik bertanya. Evan melihat lipstik di meja Aira, ia langsung mengambilnya."Sini saya pakein kamu benerin hijab aja," lanjut Evan membuat Aira mematung saat Evan mengoleskan lipstik tersebut ke bibirnya."Loh ... gimana bikinnya biar nggak belepotan, ya?" gumam Evan membuat Aira menahan tawa melihat Evan begitu serius, kayak lagi mewarnai yang takut keluar garis.Tanpa membuang waktu Evan langsung mengulurkan jari telunjuknya untuk meratakan lipstik Aira.Aira terus memperhatikan Evan yang begitu serius meratakan lipstiknya."Selesai," lanjut Evan lalu ia mendongak, ia melihat Aira tengah memperhatikannya, sedetik kemudian pandangan mereka beradu."Yuk," ajak Evan mengalihkan pandangannya lalu ia berbalik hendak keluar.Aira terlebih dahulu menarik tanga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-08

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikahi CEO   Ending

    Seminggu telah berlalu, tidak ada lagi pengganggu di rumah tangga Evan dan Aira."Kak," panggil Aira yang tengah melipat kain di atas ranjang, sedangkan Evan sedang bermain dengan Zalfa."Hem," sahut Evan seperti biasa membuat Aira langsung memutar mata malas."Semenjak Mei di tangkap polisi, ini rumah adem-adem aja ya kayak nggak biasa," ucap Aira.Evan yang mendengar itu langsung duduk melihat Aira bingung."Kok nggak biasa sih, kamu senang ada pengganggu disini," tebak Evan, Aira malah menggedikkan bahunya."Nggak suka sih ada pelakor, tapi lebih suka memusnahkan pelakor," ujar Aira membuat Evan mangut-mangut."Kakak yakin nggak bakal ada lagi pelakor?" tanya Aira."Nggak ada Ai, satu aja stres mikirinnya, udah ih jangan sangka buruk terus," jawab Evan santai lalu ia kembali berbaring di samping Zalfa."Okelah, tapi kalo Kakak bohong siap-siap aja jadi pendamping Mei di jeruji," ancam Aira membuat Evan terkekeh."Apaan sih kamu cemburuan banget sekarang, lagian saya tuh udah nggak

  • Dipaksa Menikahi CEO   Masuk jadi pembantu keluar jadi Narapidana

    Evan dan Mei langsung kaget, Mei langsung mengubah ekspresinya menjadi selugu mungkin sebelum ia berbalik."M--mbak," sapa Mei pura-pura sopan membuat Aira langsung mengernyit."Ngapain kamu tengah malam begini sama suami saya?" tanya Aira ketus membuat Mei langsung gelagapan."Anu ... itu Mbak, tadi Pak Evan mau makan katanya saya mau buatin.Yapi tiba-tiba saya lihat di baju Pak Evan ada kecoa," jawab Mei sedatar mungkin membuat Evan mengernyitkan dahinya."Oh saya kira ngapain sampai kamu kayak mau meluk Kak Evan," jawab Aira santai."Ya sudah kamu tidur sana, biar saya aja yang buatin makan." suruh Aira yang dibalas anggukan oleh Mei lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua.'Huh untung nggak ketahuan,' ucap Mei dalam hati sambil berjalan ke kamarnya.Disisi lain, Aira menyiapkan makanan untuk Evan lalu ia menarik Evan ke kamar.Sampai di kamar Evan langsung menutup pintu lalu mengusap dadanya."Hampir tau Ai belum cukup apa buktinya?" tanya Evan dengan nada sedikit kesal membuat

  • Dipaksa Menikahi CEO   Akting

    "Ayo masuk, kamar kamu di disana," ajak Aira mempersilahkan Mei masuk. Sedangkan Evan hanya mematung melihat keduanya.'Apa ini mimpi?' batin Evan begitu Aira dan Mei melewatinya.Beberapa menit kemudian Aira kembali menghampiri Evan yang masih bingung."Kak," panggil Aira dari samping membuat Evan langsung menoleh."Ayok ke kamar," ajak Evan lalu berjalan terlebih dahulu yang diikuti oleh Aira.Begitu mereka masuk Aira langsung menutup pintu dan Evan merebahkan putrinya di ranjang."Ai maksud kamu apa?" tanya Evan kesal. Tapi Aira malah tersenyum membuat Evan semakin kesal."Ai kamu tahu kan Mei itu-" ucapan Evan terhenti saat Aira membungkam mulutnya."Shut ... jangan keras-keras ngomongnya nanti dia dengar," ucap Aira pelan yang dibalas anggukan oleh Evan.Kemudian Aira memberi tahu tujuannya pada Evan. Sedangkan Evan hanya bisa mengangguk mendengar penuturan Aira."Apa kamu yakin itu akan berhasil?" bisik Evan."Kita liat aja nanti," jawab Aira sambil melipat kedua tangannya membu

  • Dipaksa Menikahi CEO   Ketinggalan di Kantor

    Bagitu Aira sampai di ambang pintu kamar, ia melihat Evan sedang menggendong Zalfa sambil melantunkan sholawat. Aira tersenyum lalu ia perlahan mendekati keduanya.Begitu sudah sampai di belakang Evan, ia langsung melingkarkan tangannya di pinggang Evan lalu ia menoleh dari samping."Kak," panggil Aira lembut membuat Evan sedikit menoleh."Hem," lagi-lagi Evan hanya mendehem membuat Aira langsung bingung. Aira langsung melepaskan tangannya dari pinggang Evan lalu berjalan ke depan Evan.Aira mengambil alih Zalfa dari gendongannya lalu ia kembali merebahkan Zalfa ke ayunan. Setelahnya Aira langsung berdiri di depan Evan sambil menatap manik itu dalam-dalam."Kok di rebahin sih, saya masih mau gendong," ucap Evan, Aira langsung senyum lalu menggeleng."Kakak kenapa? Ada masalah kah?" tanya Aira lembut, Evan yang mendengar itu langsung duduk di sisi ranjang yang diikuti oleh Aira."Mei," jawab Evan singkat membuat Aira langsung mengangkat kedua alisnya."Perempuan gatal itu ganggu Kakak

  • Dipaksa Menikahi CEO   Pembantu gagal

    "Andi," sapa Evan tidak percaya melihat Andi datang pagi-pagi begini."Abang ngapain pagi-pagi ke sini? Emang nggak ngajar? tanya Aira bingung."Nggak, mata kuliahnya batal," jawab Andi santai."Terus Naya mana? Kenapa nggak ikut sekalian? tanya Evan."Naya masih di kantor mungkin siangan saya jemput," jawab Andi."Kalau cuma sendirian ngapain datang sih," ucap Aira dengan nada kesal membuat Evan terkekeh mendengarnya."Apaan aku datang bukan mau liatin kamu, tapi mau lihatin ponakanku, minggir!" Ketus Andi lalu ia masuk begitu saja."Tuh kan, pagi-pagi udah bikin kesal," rengek Aira sambil menarik tangan Evan membuat Evan tersenyum."Yuk istirahat lagi kamu nggak boleh stres dulu, bawa santai aja," ucap Evan sambil membantu Aira jalan."Aira," panggil seseorang membuat mereka kembali berbalik, detik kemudian Aira tersenyum."Alhamdulillah, akhirnya Ibu datang juga ini siapa Bu?" tanya Aira karena bingung Ibunya membawa perempuan yang masih muda seumuran Evan."Oh ini namanya Meisari,

  • Dipaksa Menikahi CEO   Aira pulang dari rumah sakit

    Sampai di rumah, Farra langsung turun dan berlari masuk ke rumah. Di ambang pintu ia melihat Tio sedang duduk menyadarkan tubuhnya ke sisi sofa sambil memejamkan matanya.Perlahan Farra mendekatinya, ia melihat satu kaki Bayu celananya di lipat hingga ke lutut. Farra duduk disampingnya suaminya tersebut lalu tangannya terulur memegang tangan Tio."Mas," panggil Farra lembut membuat Tio membuka matanya, lalu menoleh ke samping."Kamu udah pulang sayang," ucap Tio yang dibalas anggukan oleh Farra."Mas kecelakaan dimana? Kok bisa kecelakaan? Kata tukang urutnya Mas kenapa?" cecar Farra sambil air matanya mulai menggenang. Tio yang mendengar itu langsung tersenyum, lalu tangannya terulur mengusap wajah Farra."Jangan nangis nggak apa-apa kok, tadi aku sama Dian buru-buru mau ngambil berkas ke perusahaan lain. Jadi naik motor biar cepat, tapi itulah nasib kami tabrakan. Mas kakinya keseleo tapi Dian nggak kenapa-kenapa," terang Tio membuat Farra menangis."Harusnya aku nungguin Mas dulu t

  • Dipaksa Menikahi CEO   Aqila Zalfa

    Cukup lama ia menyaksikan keduanya, membuat Aira mulai bosan terus memejamkan matanya.[Halo Van, kamu diamana?] tanya Ayah yang sedang telponan dengan anaknya.[O iya iya, kalo gitu Ayah sama ibu sarapan ke bawah dulu ya cepat naik] jawab Ayah, Aira hanya bisa mendengar percakapan itu."Ayok sayang kita sarapan dulu, Evan udah mau nyampe." ajak Ayah yang dibalas anggukan oleh Ibu. Setelah melihat keduanya keluar Aira langsung menghembuskan nafas lega, lalu membuka matanya lebar-lebar."Huh ... akhirnya, capek juga ya pura-pura pingsan." gumamnya lalu matanya kembali menoleh ke arah bayinya. Detik kemudian bibirnya tersenyum melihat bayinya juga sudah bangun.Aira berusaha duduk pelan-pelan menggunakan tangannya untuk menahan tubuhnya supaya bersandar ke sisi ranjang."Ih ... anak Bunda udah bangun," panggil Aira sambil melambaikan tangannya saat melihat bayinya bergerak-gerak."Bunda pengen banget gendong kamu sayang," gumam Aira sambil manatap putrinya itu.Disisi lain yang Evan bar

  • Dipaksa Menikahi CEO   Aira Melahirkan

    ***Sebulan kemudian, saat Aira hendak sholat tiba-tiba ia merasa perutnya sakit, ia langsung memegangi perutnya."K--kak," panggilnya sambil satu tangannya memegangi sisi ranjang.Evan yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung kaget melihat Aira kesakitan dengan segera ia berlari mendekati istrinya tersebut."Kenapa sayang? Ka--kamu mau melahirkan?" tanya Evan panik sambil memegangi Aira yang meringis."Oke-oke aku buka pintu dulu sabar, sabar," ucap Evan menenangkan Aira, lalu ia berlari membuka pintu dan pintu mobil kemudian ia kembali berlari ke dalam."Sini saya gendong," lanjut Evan lalu ia dengan sekuat tenaga menggendong Aira yang masih meringis. Kemudian ia mendudukkan Aira di dalam mobil."Kamu sabar ya sayang, kita ke rumah sakit," ucap Evan tak henti-hentinya melihat Aira. Sedangkan Aira sama sekali tidak menjawab pertanyaan suaminya itu yang ia tahu sekarang perutnya sangat sakit."Kak ... Hiks," ringis Aira membuat Evan tidak tega."Sabar sayang, dikit lagi sampai,

  • Dipaksa Menikahi CEO   Bertamu

    Siang hari Aira sudah pulang ngajar, ia langsung menuju kantor Evan. Begitu sampai ia berpapasan dengan Ayah mertuanya."Ayah," panggil Aira saat melihat Ayahnya hendak masuk, Ayah langsung berhenti lalu berbalik."Eh menantu Ayah, udah selesai ngajarnya?" tanya Ayah saat melihat Aira."Udah Yah," jawab Aira lalu menyalam tangan Ayah."Yuk kita masuk, Evan di ruangannya kayaknya." ajak Ayah yang dibalas anggukan oleh Aira.Begitu sampai di depan ruangan Evan, Ayah buru-buru meninggalkan Aira karena mendapat telpon Aira hanya tersenyum melihatnya.Detik kemudian Aira melihat ke ruangan Evan ada beberapa karyawan di dalam."Lagi rapat penting kali ya? Ya udah deh nggak usah masuk dulu, tapi aku kemana Kak Naya nggak dateng?" gumam Aira lalu ia berjalan menuju lift.Dari dalam ruangan, Samar-samar Evan melihat Aira melintas dari depan pintu ruangannya."Oke itu dulu yang kalian kerjain, silahkan keluar. Saya ada keperluan sedikit," ucap Evan buru-buru.Kemudian si berlari keluar terlebih

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status