Share

120. Taksi

Halo, Nak, apa kabar? Kamu sudah keluar dari rumah sakit?”

“Sudah, Pak, udah di rumah Nyonya Hera, tapi saya belum boleh pegang kerjaan rumah.’

“Wah, syukur deh kalau gitu. Bapak harap, kamu dan Tuan Levi awet pernikahannya. Jangan kayak kakak kamu itu.” Kening Rana mengerut dalam.

“Kenapa Mbak Adis, Pak?”

“Juragan mau cari calon bini muda yang ada di Yogyakarta katanya. Wanita itu ada di sana. Kakak kamu bakalan punya madu.”

Mengingat nama kota Yogyakarta, seketika itu juga, ia mengingat nama Luisa. Sudah sejak ia dirawat, Luisa baru sekali mengirimkan pesan padanya. Setelah itu, ponsel Luisa tidak aktif.

“Rana, kenapa diam?”

“Eh, nggak, Pak. Tiba-tiba perut Rana gak enak. Rana mau tidur dulu ya, pak. Bapak dan Mbak Adis sehat-sehat. Besk saya telepon lagi. Asalamualaykum.”

Rana bergegas menutup panggilan pada bapaknya. Lalu dengan gerak cepat pula, ia menekan kontak Luisa, tetapi tidak ada nada sambung di sana. Pasti ponsel wanita itu tidak aktif lagi. Batin Rana.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Winda Ajiwardhana
kesana kemari kok ya blm beruntung kamu Luisa,, dikejar2 2 lelaki maniak
goodnovel comment avatar
Selvie Alia
mg luisa selamat..lanjutt thorr..
goodnovel comment avatar
id.diana ishak
Kes berat ni... si tua bangkak masih try hard ohh, fikir sdah kawin dgn kakknya Rana, xda lagi gila2 dgn Luisa ...mudah2an Luisa selamat.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status