Beranda / Pernikahan / Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami / 126. Hujan Deras yang Berkeringat (21+)

Share

126. Hujan Deras yang Berkeringat (21+)

Penulis: Diganti Mawaddah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Beda Levi, beda pula dengan Jelita yang hampir mati kebosanan di dalam kamar apartemen sederhana. Bolak-balik ia melihat ke arah jendela, khususnya menjelang sore hari karena ada banyak orang lalu-lalang. Memang apartemen yang ia tinggali terletak di daerah sedikit kumuh dan padat penduduk, tetapi suasana sore hari yang ramai cukup membuat seorang Jelita sedikit terhibur.

"Sampai kapan kita seperti ini? Aku bosan," tanya Jelita sambil berdecak kesal.

"Sabar, Non, baru juga berapa hari. Belum setahun." Syabil tertawa.

"Setahun di kamar ini berdua kamu, bisa-bisa aku hamil anak kamu dan itu gak mungkin. Kamu bukan seleraku." Syabil tertawa remeh.

"Saya sudah ada calon istri di kampung. Baik, manis, sederhana, dan yang paling penting adalah masih gadis. Saya suka yang original alami. Bukan hasil operasi plastik." Jawaban Syabil membuat Jelita memutar bola mata malas.

"Lelaki itu, lain di mulut, lain di hati." Jelita naik kembali ke ranjang. Hanya itu yang bisa ia lakukan di apartemen.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Winda Ajiwardhana
yahh ternyata setipis tisu imannya syabil.. yg katanya susah hamil ditangan mak Di ttp bisa gampang hamil syabil.. kasihan calon istrinya dikampung..
goodnovel comment avatar
Carla
apakah ini hanya mimpi??
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
syedih skali karena syabil gk kuat iman...hiks...gk rela aku syabil ama jelita, kasian pacarnya dikampung nungguin malah ditinggal selingkuh ama janda jablay
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   127. Menerima

    Nonton di bioskop, makan es krim, makan makanan enak di restoran, serta membeli beberapa perlengkapan bayi. Usia kandungannya sudah tujuh bulan dan sudah tiba saatnya untuk menyiapkan persalinan. Levi tidak bisa protes karena ia butuh info Luisa. Pria dewasa itu hanya ikut ke sana-kemari sesuai dengan langkah kaki Rana. "Kamu gak capek? Belanjaan ini sudah banyak," tanya Levi sambil mengangkat empat paper bag di tangannya."Sebentar lagi, Tuan. Kita belum beli botol susu dan alat untuk mensterilkan botol.""Untuk apa botol?" tanya Levi bingung. Rana tertawa."Masa Tuan lupa? Saya cuma jadi istri sampai melahirkan dan pasti untuk seterusnya bayi kita pakai botol untuk minum dan makan. Karena kontrak saya habis. Saya harus pergi, bukan begitu?" Levi terdiam. "Apa perjanjiannya seperti itu?" tanya Levi lagi. Ia tidak ingat betul point apa saja yang tercantum dalam kontrak."Iya, Tuan yang buat, masa Tuan lupa? Udah, ini bagus kayaknya. Saya bawa ke kasir ya." Rana berjalan ke arah kasi

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   128. Luisa Memohon

    "Mas, kenapa saya ditahan di sini? Kenapa tidak bebaskan saya? Saya salah apa sama Mas dan majikan Mas?!" Teriak Luisa histeris dari kamarnya. Namun, Tomi tidak mau menyahut. Tugasnya hanya menjaga, serta memastikan bahwa calon istri majikannya tidak kabur. Ia tidak punya wewenang untuk mencampuri urusan rumah tangga majikannya."Mas, tolong saya! Saya lagi hamil. Apa Mas gak punya orang tua? Mas gak punya ibu? Mas gak punya adik atau kakak perempuan? Saya hamil, Mas, tolong saya keluarkan dari sini!" Luisa masih terus berteriak dari kamarnya. Meskipun ia tahu sia-sia, paling tidak dengan berteriak, ia bisa meluapkan emosi. Tidak ada sahutan seperti yang ia inginkan, membuat Luisa akhirnya menyerah. Tengah malam, tidak tahu jam berapa, wanita itu memutuskan untuk mengambil wudhu dan solat. Ia menggunakan mukena yang memang dipinjamkan lelaki yang menyekapknya. Ia tidak mampu membebaskan diri, maka ia minta pada Tuhan untuk membebaskannya dari orang jahat yang hendak mengganggu, serta

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   129. Dilarikan ke Rumah Sakit

    Dua orang ajudan itu terus mengetuk pintu kamar apartemen Juragan Andri. Karena sampai malam hari, bos mereka tidak juga keluar kamar. Di telepon pun tidak aktif. Keduanya takut sesuatu yang buruk terjadi pada Juragan Andri.Brak!Mereka berdua mencoba mendobrak pintu kayu kokoh itu, tetapi tidak bisa. Denis akhirnya memutuskan pergi ke bagian resepsionis untuk meminta bantuan. Ia tidak berani mendobrak pintu kamar karena khawatir menimbulkan masalah. Seorang petugas keamanan dan juga salah satu petugas resepsionis menggunakan kartu khusus untuk membuka pintu kamar tanpa mendobrak. "Juragan, ya ampun, pingsan." Satrio dibantu oleh Denis dan satu petugas keamanan membawa Juragan Andri turun dengan lift darurat. Denis mengendarai mobil yang disewa oleh juragan untuk membawa bos mereka itu ke rumah sakit. Juragan Andri langsung masuk IGD rumah sakit. Dengan menggunakan translator di gugel, Satrio menceritakan hal yang terjadi pada majikan mereka. Tentu saja bukan dengan bahasa Thailan

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   130. Adis Sampai di Yogyakarta

    Luisa memperhatikan seluk-beluk kamar yang ia tiduri. Untungnya CCTV kamar tidak ada, tetapi wanita itu yakin, ada CCTV di luar kamarnya. Luisa berjalan ke jendela untuk melihat apakah ia bisa mendobrak jendela itu. Namun, sangat disayangkan jendela itu sudah dipaku mati. Belum lagi teralis yang ada di setiap bingkai jendela. Luisa terduduk lemas di ranjang. Tidak ada celah untuk ya keluar, sedangkan ia sudah tidak tahan ingin keluar dan kembali bersama suaminya.Suara anak kunci diputar dua kali. Tandanya prianya yang biasa datang membawakan makanan, akan masuk untuk mengambil piring kotor, bekas makan siangnya. "Mas, sampai kapan saya di sini? Saya lagi hamil. Saya perlu periksa ke dokter," cecar Luisa dengan begitu memohon . Tomi tidak menyahut. Ia hanya melihat sekilas, lalu segera keluar dari kamar Luisa. Tidak lupa ia meletakkan satu gelas yang isinya berwarna kuning. Aromanya seperti jus mangga."Mas, jawab saya! Sampai kapan...."Brak!Pintu kamar ditutup keras, lalu terdeng

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   131. Diagnosa

    "Ini, makanlah!" Perdana bagi seorang Jelita membuatkan sarapan. Pagi ini di luar hujan. Syabil tidak bisa keluar untuk mencari sarapan. Alhasil, dengan menggunakan bahan yang ada, yaitu mi instan dan juga telur, Jelita berhasil membuat mie goreng ala kadarnya. "Non masak?" tanya Syabil heran. Biasanya, ia yang disuruh masak. Anak bosnya itu mana mau pergi ke dapur, apalagi kalau sampai bau bawang dan kompor."Iya dan kamu harus makan. Ini pertama kali aku masak," jawab Jelita sambil tersenyum."Non gak sakit kan?" tanya pemuda itu lagi. Jelita hanya menyeringai saja. "Nggak, makan dong! Aku udah capek buatnya. Tuh, badan aku sampe basah." Jelita berputar untuk memperlihatkan bagian punggungnya yang tertutup kaus, tetapi basah. "Iyalah, rugi saya gak makan. Non juga makan." Syabil mengambil nasi di rice cooker dan juga mi dalam panci ukuran sedang. Keduanya makan tanpa suara, hanya denting sendok yang beradu dengan piring, lalu suara cecapam keduanya saat mengunyah."Apa gak sebaik

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   132. Bagian dari Karma

    Suara pekik Bu Gina bisa didengar oleh Denis dan Satrio. Wajah mereka berdua pucat, karena merekalah yang sudah tiga harian ini berhubungan dengan Juragan Andri. Keduanya menghampiri dokter yang tengah berbicara dengan Bu Gina."Dok, bagaimana cara HIV bisa tertular? Karena kami berdua yang terus bersama bos kamu?" tanya Denis dengan panik. "HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, seperti air liur, darah, air mani, cairan di organ intim wanita, dan juga air susu ibu yang terjangkit HIV. Mas berdua bisa melakukan pemeriksaan lengkap seperti antigen, PCR dan juga NATs. Bisa lewat rekomendasi saya. Jika memang kalian berdua khawatir. Saya akan berikan pengantar pemeriksaannya." Denis dan Satrio mengangguk serentak. "Dok, gabung saja total pemeriksaan dua orang ajudan ini dengan tagihan kakak saya. Saya yang akan bayar semua.""Tidak bisa, Bu, mereka akan tetap menjalani tes masing-masing dengan nota biaya yang masing-masing juga.""Baik, Dok, saya paham." Denis dan Satrio pergi me

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   133. Pekerjaan untuk Syabil

    Denis dan Satrio dinyatakan negatif HIV. Hasil pemeriksaan darah, antigen, PCR, semua aman dan bagus. Hasil urine pun baik. Tebakan darah juga normal. Keduanya bersih dari virus mematikan itu. Denis dan Satrio terus bersyukur tidak henti-hentinya karena sudah diselamatkan dari penyakit mematikan yang bisa membuat mereka dijauhi keluarga. Kini keduanya sudah berada di depan ruangan isolasi Juragan Andri. Di dong kaca menjadi pembatas karena tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Denis mengangkat kertas bertuliskan 'Kami negatif Juragan dan kami ijin mengundurkan diri. Kami hanya minta upah kerja di sini dan ongkos pulang. Mohon maaf tidak bisa membantu lebih lanjut'Juragan Andri menggelengkan kepala, tetapi adiknya; Bu Gina yang berdiri di depan mereka, mengangguk setuju."Ayo, ikut saya ke depan!" Bu Gina menggiring keduanya keluar dari ruangan isolasi. Duduk di kursi tunggu yang tidak jauh dari lift. "Berapa horor yang dijanjikan adik saya, selama kalian ikut menemaninya di si

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   134. Adis Kembali Datang

    "Halo, Tom, lu ada di dalam rumah?" "Iya, Den. Lu di mana? Masih di Thailand apa udah balik?""Gue lagi di Jakarta. Di rumah sakit. Satrio dan gue harus periksa lagi.""Loh, kenapa? Terus Juragan Andri gimana?" "Lu punya nomor telepon istri muda juragan gak? Kalau ada, gue minta.""Gak ada. Kenapa emang? Juragan Andri gak suka ditelepon sama bini mudanya. Dia juga larang gue buka pintu rumah ini jika bini mudanya datang.""Waduh, sampe segitunya ya. Ini sih, gue bukan mau nakutin lu. Juragan positif HIV.""Hah? Kena HIV? Kok bisa?""Ya, bisa, orang doyan jajan. Icip ranjang sana-sini. Meskipun berkedok nikah siri, tetap saja aneh. Masa sebulan bisa dua kali. Setahun bisa delapan sampai sepuluh kali, ha ha ha ....""Waduh, gue kudu periksa juga dong! Lu serius nih?""Iya, gue serius. Udah sana lu tes antigen, PCR sama NAts. Minta tambahan biaya sama adik juragan. Nanti gue kasih kontaknya.""Oke, makasih, Den. Semoga lu dan Satrio sehat ya."Tomi langsung bangun dari duduknya. Ia men

Bab terbaru

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   260. Ekstra part

    "Ma, Kevin gak bersalah, Ma. Wanita itu memfitnah Kevin. Kevin gak tahu apa-apa soal Dion dan Kevin gak kenal wanita itu!" Kevin terus merengek pada mamanya dari balik jeruji besi. "Mama justru bingung sama kamu. Kalau kamu gak kenal, kenapa wanita bernama Elsa itu punya semua buktinya? Dia sampai punya struk pembayaran hotel, villa, bukti chat ponsel, bukti transfer, dan rekaman suara kamu berencana mencelakai lelaki bernama Dion. Mama gak bisa bantu kamu, Kevin. Mama harap kamu bertaubat! Pantas Tuhan tidak ijinkan Mama berbesan dengan Bu Rana, ternyata emang anak Mama yang gak pantas bersanding dengan putri mereka.""Mama, semua itu fitnah! Mama harus percaya Kevin." Namun yang dilakukan wanita adalah segera beranjak dari penjara. Tujuannya hari ini adalah pergi ke rumah orang tua Elsa. Ya, ia harus mendengar cerita tentang Elsa dan juga Kevin.Bu Dian terheran-heran melihat kedatangan seorang wanita yang tidak ie kenal."Ibu siapa ya?" tanya Bu Dian yang saat ini sedang menimang

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   259. Pengantin dan Keputusan

    Dewasa(21+) Romi dan Mutia sudah tiba di Bali. Tiket honeymoon pemberian Elsa tentu saja saja tidak akan dilewatkan oleh keduanya. Ya, Elsa-lah yang memberikan Romi tiket bulan madu sebagai hadiah pernikahan kedua suaminya. Sampai kapan pun Elsa merasa tidak akan bisa membalas semua kebaikan dan juga ketulusan suaminya. Pemuda yang menjadi tersangka atas skandal yang ia susun bersama kekasihnya Kevin. Sebuah foto dikirimkan Mutia pada Elsa sebagai informasi bahwa mereka sudah sampai di kamar pengantin yang dipesan oleh Elsa. Selamat berbulan madu. Itulah pesan yang dibalas oleh Elsa. Mutia memperlihatkan balasan pesan pada suaminya. “Aa yakin kalau Mbak Elsa baik-baik saja? kenapa diterima hadiah bulan madu seminggu ini. Mahal banget loh,. Padahal papa juga mau kasih tiket bulan madu, tapi udah keduluan Mbak Elsa,” kata Mutia tisak enak hati. Romi tersenyum hangat, lalu menarik Mutia dalam pelukannya. “Ing

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   258. Senangnya Dalam Hati, Punya Dua Istri

    “Kamu ini, Pa, gak dapat ibunya, tetap saja terobsesi dengan keluarganya. Anak sendiri masih muda, cantik kaya, malah dapatnya suami orang. Nambah anaknya pula.” Rana terus menggerutu di kursi orang tua pengantin. Wanita itu masih tidak ikhlas jika putrinya menikah dengan Romi; anak dari wanita yang dahulunya digilai suaminya. Ditambah posisi Romi saat ini masih istri dari Elsa yang baru tiga puluh dua hari yang lalu melahirkan, tentu saja pernikahan yang seperti terburu-buru ini mengundang banyak gosip di luaran sana. “Ma, anaknya saling suka, kok. Kenapa kita harus gak setuju? Romi itu anak baik. Solatnya rajin dan juga pintar. Dia belum lulus aja udah dapat kerjaan. Pernikahannya dengan Elsa itu kecelakaan, bukan seperti pernikahan lainnya. Mama gak perlu khawatir, anak perempuan kita pasti senang dan bahagia bisa menikah dengan pujaan hatinya.” Levi tersenyum pada para tamu undangan yang sedang berjalan ke arahnya untuk bersalaman. Di seberang kursi orang tua ada L

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   257. Mendadak Mulas

    "Selamat Pak Romi, bayinya lelaki dan lahir dengan selamat, meskipun baru delapan bulan di dalam perut.""Alhamdulillah, apa saya bisa melihat istri saya, Dok? Istri saya beneran gak papa?""Nggak papa, Pak, semuanya sehat selamat. Lagi disiapkan dulu untuk pindah kamar ya. Bayinya juga dibersihkan dulu, baru nanti bisa diazankan.""Berat badannya berapa, Dok?" tanya Bu Diana menyela."Beratnya tiga kilogram lebih dua ons. Panjangnya empat puluh sembilan. Normal semua dan tampan." Romi tersenyum senang sambil menoleh pada mertuanya. "Alhamdulillah, terima kasih banyak, Dok." Semua orang yang ada di sana ikut senang dengan kabar yang diberikan dokter, termasuk Luisa dan suaminya. Meski mereka tahu yang lahir bukanlah cucu dari benih anak mereka, tetapi mereka tidak keberatan dan tetap menerima Elsa. "Selamat Romi, terima kasih sudah menjaga Elsa dengan baik. Bunda gak sangka anak lelaki Bunda bisa hebat sekali seperti ini," ucap Luisa sembari memeluk putranya. Romi terharu, hingga ad

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   256. Persiapan Pernikahan

    "Mama gak habis pikir sama kamu, Elsa. Apa maksud kamu membiarkan Romi menikahi gadis bernama Mutia? Romi itu suami kamu. Dia peduli sama kamu, Elsa. Kamu hamil dan dia juga sayang sama anak kamu!" Bu Diana hampir menangis saat mengetahui kabar bahwa Romi baru saja melamar gadis bernama Mutia. "Gak adil buat Romi, Ma. Sampai saat ini saya gak tahu bagaimana saya di masa lalu. Saya juga gak ngerti hubungan saya dan Romi seperti apa. Ternyata Romi punya wanita yang ia suka, begitu juga sebaliknya. Romi terlalu baik, Ma. Gak mungkin Elsa tega mengambil Romi. Setelah anak ini lahir, Elsa akan melepas Romi. Ini sudah keputusan Elsa. Romi pun setuju. Mama gak usah khawatir, Elsa gak papa. Elsa udah anggap Romi itu adik Elsa. Benar dia sayang Elsa, tapi sebagai kakak, bukan pasangan karena Romi menyukai dan mencintai Mutia. Bulan depan mereka akan menikah, dua Minggu menjelang saya HPL, semoga saja berjalan lancar." Bu Dian memijat keningnya. Ia tidak bisa begitu saja merubah keputusan putr

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   255. Berdamai dengan Takdir

    "Mbak Elsa mau tinggal di sini?" Romi menatap Elsa tidak percaya."Iya, mau di sini saja nginep lagi. Rumah bunda kamu adem." Romi merapikan baju kemeja yang hari ini ia pakai ke kampus. Pemuda itu tidak keberatan saat istrinya membantu mengancingkan beberapa kancing kemeja bagian bawah. "Saya mau kuliah.""Iya, yang bilang kamu mau konser itu siapa? Kuliah aja. Aku mau di sini. Ini kan rumah suamiku." Elsa memegang kedua pipi Romi sambil tersenyum."Boleh? Kalau gak boleh, aku cium, nih!" pemuda itu tidak punya pilihan selain setuju. Elsa tertawa, lalu mengambil tas ransel Romi untuk dibawa ke depan."Aku tunggu di ruang makan ya." Romi menatap pintu yang tertutup kembali. Tidak ada debat di jantungnya, seperti bila ia berdekatan dengan Mutia. Murni sikapnya pada Elsa adalah bentuk perhatiannya sebagai suami. Ditambah Elsa yang sedang amnesia bersikap begitu baik, maka tidak ada alasan baginya untuk membalas sikap buruk Elsa sebelum kejadian kecelakaan itu. Gegas ia menyemprotkan p

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   254. Rumah Mertua

    "Halo, Bun, assalamualaikum." Elsa menyapa sembari mencium punggung tangan ibu mertuanya yang berkurang lebar. Luisa, hari ini ia kedatangan tamu spesial. "Wa'alaykumussalam." Luisa memperhatikan wajah putra dan juga menantunya bergantian."Kalian sudah makan?" "Sudah, Bunda, saya makan makanan di klinik tadi. Boleh duduk ya, Ma." "Oh, iya, duduk aja!" Luisa sedikit canggung. Ia tidak suka dengan Elsa, itu sudah jelas, tetapi Elsa yang malam ini datang ke rumahnya adalah Elsa yang tengah amnesia. "Mau minum apa?" Romi menurunkan ranselnya."Mau air putih saja. Apa saya boleh ambil sendiri ke dalam? Saya mau lihat-lihat rumah mertua." Elsa tersenyum lebar. Sekali lagi Luisa menatap Romi dengan penuh tanda tanya. Putranya itu hanya tersenyum tanpa berkata apapun ."Ada di sebelah kanan." Luisa menunjuk dapurnya. Elsa berjalan melewati mertuanya dengan sedikit membungkuk sopan. "Kenapa dia?" tanya Luisa tanpa suara pada Romi."Lagi bener," jawab Romi juga tanpa suara. Pemuda itu men

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   253. Istri Kedua

    "Gadis yang kemarin pacar Romi?" Elsa menaruh kembali gelas yang hampir saja menyentuh bibirnya. "Bukan, Ma, hanya dekat saja." Elsa meneruskan minum susu ibu hamil."Masih muda. Teman kampus?" Elsa mengangguk."Kayaknya suka Romi." Elsa tersenyum."Iya, kelihatan kok. Kalau tidak suka, mana mungkin berani ke sini hanya ingin tahu kenapa pesannya tidak dibalas." "Lalu kamu?" Bu Dian penasaran dengan raut wajah putrinya."Biasa saja. Tidak cemburu juga. Kehidupan Romi di luar sana bukan sepenuhnya menjadi urusan Elsa. Apalagi masalah hati. Elsa kira, mungkin akan bisa terus menjadi istri Romi, tetapi karena Elsa hamil dan Romi sebenarnya punya kekasih, lebih baik kami berpisah, Ma. Elsa gak papa.""Nak, k-kamu harus tarik ucapan kamu tadi," ujar Bu Dian terkejut. Elsa menggelengkan kepala."Kami masih bisa silaturahmi seperti saudara, Ma. Mama jangan khawatir." Elsa bangun dari duduknya sambil membawa piring kue berisi brownies.Bu Dian hanya bisa menatap kasihan pada putrinya. Nasib

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   252. Siapa Mutia?

    "Jadi kalian pacaran?" tanya Elsa pada Romi dan Mutia. "Kami teman, Mbak," jawab Mutia jujur. "Lalu, ada apa ke sini? Apa kamu belum tahu bahwa Romi sudah menikah?" tanya Elsa tanpa memutus pandangannya terhadap Mutia."Sudah tahu, hanya A Romi udah gak ke kampus dua hari. Saya kira sakit. Wa saya gak dibalas, hanya dibaca saja." Elsa tersenyum pada suaminya. "Karena dia sedang menjaga saya. Jangan sungkan, kalian bicara saja, saya gak mau ganggu. Saya mau istirahat.""Biar saya bantu, Mbak," ujar Romi sudah berdiri untuk memapah Elsa."Aku belum jompo." Elsa mencebik, lalu berjalan masuk ke kamar.Kini, Romi dan Mutia ada di taman belakang. Mutia canggung berduaan saja dengan Romi di rumah mertua lelaki itu."Jadi, apa yang membawa kamu sampai di sini? Kamu nekat sekali," kata Romi sambil menggaruk rambutnya yang tidak terlalu gatal. "Mutia hanya ingin tahu kabar A Romi. Karena pesan Mutia gak dibalas.""Aku gak papa, Mutia. Terima kasih atas perhatian kamu. Sekarang aku masih su

DMCA.com Protection Status