Share

46

Penulis: Ria Abdullah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-02 23:01:59

Agak lucu mendengar dia mengancamku seperti itu dengan segala kemarahan dan keyakinannya. Bilang apa dia tadi? Ingin memastikan bahwa aku sendiri yang akan minta cerai karena tidak tahan, sungguh lucu ucapannya itu. Aku bahkan sampai tak sanggup menahan gelak tawa. Aku tahu dia akan sulit mewujudkan harapannya itu sebab hubungan yang terjalin antara aku dan suami sudah demikian erat.

Jadi, sulit baginya untuk memisahkan, kecuali---naudzubbilllah-- suamiku sendiri yang memintanya, meminta perpisahan dariku.

*

"Kau nampak cantik dan bersemangat sekali," ucapnya saat masuk dalam rumah, di mana saat itu aku sedang menata meja dan menghidangkan makanan untuk makan malam.

"Iya, kau siapkan makanan yang lezat dan hangat, cuaca dingin dan hujan di luar membuat kita nyaris membeku. Sebaiknya segera ganti baju dan bergabung ke meja makan," jawabku.

"Iya." Dia beranjak ke kamar untuk segera mengganti baju lalu kembali ke meja makan dan mengambil tempat duduknya.

"Pulangmu malam sekali, apaka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    47

    Kalau hanya ingin membuatku menerawang ke angkasa lalu dihempaskan ke dasar jurang yang paling gelap, untuk apa dia mengajakku bercinta dan mencurahkan kerinduan. Buat apa kami mereguk madu asmara kalau akhirnya itu hanya cara untuk mengungkapkan harapannya yang sebenarnya bahwa dia ingin berpisah."Maksudmu, kau ingin berpisah dariku?"Pria itu terdiam, namun tetap menatapku lekat. Tentu saja, kebungkaman seperti itu membuatku semakin yakin bahwa pertanyaanku barusan sudah ada jawabannya. Terlebih saat bola mata itu berkaca kaca. Aku makin yakin bahwa dia sudah mengucapkan hal sesungguhnya yang selama ini dia pendam di hatinya."Kalau begitu untuk apa perlakuan romantis dan madu asmara yang kau berikan jika akhirnya ucapan pahit itu yang meluncur dari bibirmu, teganya kamu!" Aku langsung bangkit, duduk sambil menutup tubuhku dengan selimut. Bola mataku memanas seiring dengan membuncahnya perasaan sedih yang datamh tiba tiba. Tanpa disangka, dengan wajah tanpa dosa dan iba dia bilang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    48

    Tanpa menunggu lama aku langsung mengenakan pakaian lalu keluar dari kamar sambil membawa ponselku. Ku tekan nomor ibu dan langsung ku telepon dia untuk membicarakan tentang penderitaan hati ini padanya."Halo assalamualaikum anakku," sapanya."Walaikum salam, Bu.""Aku mendengar bahwa suaramu agak berat apakah terjadi sesuatu?""Aini ingin bicara pada Ibu," jawabku,. Sewaktu mengatakan itu masa Albi menyusul ke ruang keluarga dia berdiri dengan tatapan penuh makna seakan-akan ingin mencegahku bicara pada orang tuaku namun aku tidak memperdulikannya. "Apakah kamu dan Albi baik-baik saja?" Mas Albi terlihat mendengar percakapan kami, Dia memberi isyarat di lengan kepala kepadaku yang menandakan bahwa aku tidak perlu banyak bicara namun aku tidak menanggapinya."Semuanya sedang tidak baik-baik saja Ibu ... karenanya, Aku menelpon ibu malam-malam begini.""Tiba-tiba juga Ibu tidak bisa tidur dan memikirkan tentang dirimu dan tak lama kemudian kau meneleponku. Katakan apa yang merasakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    49

    Akibat pertengkaran itu, aku dan Mas Albi tidak saling berteguran sampai pagi, meski kusiapkan makanan, tapi aku tidak menemaninya di meja makan. Biasanya sekesal kesalnya aku, aku selalu menyertainya saat menghadapi makanan dan mengantarnya ketika ingin pergi. Kali ini berbeda, aku sungguh kehilangan rasa hormat dan kecewa."Aku pergi dulu," ucapnya sambil mengulurkan tangan padaku.Tanpa kujawab, kusambut uluran tangannya lalu menciumnya, tapi itupun tanpa aku menatap matanya. "Malam nanti, ada acara syukuran keluarga di rumah Tante Hana, dia mengundang kita semua. Aku harap kau bisa meredakan perasaanmu dan pergi denganku.""Hanya kita?""Kita dan Filza, juga anak anak."Aku kembali mendesah dan menjauh pergi darinya. "Tolong, jaga Marwah keluarga kita di depan semua orang. Aku tak mau dicap suami gagal yang hanya bisa menyulitkan istri, aku mohon ....""Cukup kata kata itu, aku sudah meluap mendengarnya, sekarang berangkatlah kerja," ujarku sambil menjauh, membereskan keranjang

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    50

    "Astaghfirullah," ucap wanita itu. Piring kotor dan sisa makanan tumpah ke atas gamisnya, yang sesungguhnya baju itu lebih cocok dipakai ke acara resepsi dibanding cuma kumpul keluarga. Gayanya seperti pengantin baru atau artis saja. Aku gemas melihatnya, tapi gemasnya bukan iri, semata benci."Mbak, kau menyandungku?""Apa karena aku madumu, jadi segala hal buruk yang terjadi harus kau salahkan padaku?""Mana mungkin aku jatuh tanpa alasan," balasnya kesal, dia kibaskan pakaiannya yang kotor dengan wajah kesal, sementara Mas Albi yang saat itu sedang menggendong Gibran hanya tertegun dan segera bangun."Sudah, sudah, kau bisa bersihkan bajumu lagi, Bunda.""Mana mungkin aku bisa bersihkan bajuku sudah tertimpa noda dan baunya bau ikan, Mbak Aini sudah membuatku kotor dan memaksa diri ini untuk segera pulang.""Jangan menuduhku Filza, hanya karena aku kebetulan keluar dari kamar mandi, tidak berarti aku melakukan sesuatu padamu. Malu lho, sama keluarga, karena di mana pun kamu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    51

    (Bisa tidak kau ceraikan suamiku dan biarkan aku hidup bahagia dengannya)Pesan itu yang masuk ke ponselku saat pertama kali aku terbangun pagi dan membuka untuk melihat waktu. Hanya istighfar dan doa agar wanita itu mendapatkan hidayah yang bisa kulakukan. "Astaghfirullah, sabarkan aku ya Allah," gumamku sambil menghapus pesan itu di ponselku. Aku tak ingin kewarasanku hilang karena membalas pesannya. Tak mau juga buang waktu meneruskan pesan lalu membahasnya dengan Mas Albi. Sekali saja, aku ingin pikiranku dan suamiku tenang.Kuletakkan ponsel di meja lalu turun membuatkan sarapan untuk Fatimah dan Fatin. Kutuang segelas susu hangat lalu memanggil kedua putriku."Umi, tolong kuncir rambut Fatin," ucapnya."Iya, sayang, berikan umi pitanya," ujarku sambil menerima pita dan sisir dari tangan anakku."Abi tidak di sini?""Tidak.""Fatimah lupa bahwa hari ini ada perlombaan, para ayah harus datang untuk memberi semangat pada siswa," ucap anakku sambil duduk di meja makan."Mungkin

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    52

    Setelah diberikan tindakan aku dibiarkan istirahat sejenak di sebuah ranjang yang masih berada di unit gawat darurat Rumah sakit tersebut. Seorang polisi datang lalu menanyaiku kronologi kejadian sementara aku menjawabnya seperti yang ku tahu dan kuingat."Kira-kira Ibu ingat mereka menggunakan motor apa?""Seperti R15 tapi warnanya hitam.""Apa Ibu tahu ciri-ciri orang yang mendorong ibu?""Saya tidak tahu detailnya Pak karena mereka pakai helm dan kejadiannya begitu cepat. Yang pasti mereka ada dua orang laki-laki.""Akan sulit sekali kami mendeteksi pelakunya jika Anda tidak mengenalnya tapi kami akan coba cara lain dengan memeriksa CCTV yang terpasang di jalan semoga kameranya menangkap wajah si pelaku.""Amin, semoga aja Pak, Saya bukannya dendam ingin mereka masuk penjara tapi saya ingin tahu apa keinginan dan motivasi mereka.""Iya, kami pun mau tahu," jawab polisi itu."Terima kasih sebelumnya atas bantuan bapak," ujarku tulus."Sama sama, semoga ibu segera sembuh.""Terima ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    53

    Hari telah beranjak sore dengan matahari yang sudah menguning ketika keluarga mertua dan ipar iparku pulang. Mereka berkomentar dan menyelamiku mencium pipi kiri dan kanan lalu melambaikan tangan."Istirahatlah dengan tenang dan jaga dirimu Kau pasti bisa melewati semua ini," ucap Kak sara, kakak ipar tertuaku."Iya, Kak, terima kasih.""Filsa akan mengurus rumahmu Jadi kau tidak perlu khawatir, tidak usah sungkan juga dengannya karena dia datang ke sini atas kemauannya sendiri. Kupikir kau harus memberinya kesempatan Jika dia ingin berbuat baik.""Semoga saja begitu, aku akan menyerahkan padanya dan pasrah kepada Tuhan sisanya.""Aku pergi dulu.""Iya, Kak. Terima kasih.""Tidak masalah."*Kini tinggallah kami bertiga, ada anak anak juga dan mereka sedang di ruang bermain, sebenarnya kedua Anakku sangat bahagia ketika adik mereka satu-satunya laki-laki datang ke rumah. Mereka bermain dengan akrab dan terlihat saling mencintai. Aku bahagia melihat kerukunan yang tercipta meski anak a

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    54

    "Fatimah, kembalilah ke kamarmu Bunda ingin bicara dengan tante Filza!" Suruhku pada Fatimah, putriku mengangguk dan beranjak keluar."Bicara apa?" tanya Filza penasaran."Ini penting.""Baiklah, katakan," ucapnya sambil melipat tangan di dada."Ehm, begini Filza. Aku ingin kau jujur, sebenarnya apa kau tahu sesuatu tentang hal yang terjadi padaku?""Apa maksud Mbak?""Sudahlah lupakan saja, kalau memang kau tidak tahu apa apa. Aku hanya penasaran Siapa yang tega melakukan ini padaku padahal selama hidupku aku tidak pernah punya musuh. Aku bersumpah siapapun yang sudah melakukannya ... jika aku sampai tahu maka aku akan membuatnya sangat menderita," ucapku geram. Filsa yang terlihat merasa tersinggung hanya tertawa gugup sambil kembali mengangsurkan nampan makanan ke arahku."Makanlah karena kau harus minum obat," ujarnya."Aku tak akan minum obat selain pemberian Mas Albi.""Tapi apa bedanya, ini kan obatmu, ini dari dokter," ucapnya lagi."Kau benar, aku hanya harus berhati hati sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05

Bab terbaru

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    121

    Ah, kenapa jadi begini lagi. Hmm, kalau aku diam saja, maka kisah lama akan terulang kembali. Sebenarnya secara tidak langsung Mas Albi juga menyimak percakapan kami, hanya saja ia pura pura tidak mendengar dan tidak peduli."Oh, hehe, benarkah? Uhm ... kurasa kau akan punya kehidupan lebih baik setelah ini. Kau tumbuh jadi wanita yang terbuka dan mendewasa sekarang.""Aku menyesal tidak bersikap baik seperti ini dari dulu.""Sudahlah, jangan ungkit masa lalu, karena dari sana kita membuat kesalahan dan belajar untuk tidak mengulanginya lagi. Ayo makan" ucapku sambil meraih sendok saji.Di meja kaca, terhidang aneka lauk dan sayur yang dia letakkan dalam mangkuk kaca dengan sisi keemasan, piring dan gelas terlihat mewah dan ditata cantik di meja, ada gulai ayam, tumis brokoli wortel, ikan sambal dan aneka makanan lain. Aku benar benar terkejut bahwa wanita ini akhirnya bisa mengurus rumah dan menyambut tamu dengan baik."Kelihatannya enak," gumamku sambil duduk dan mencicipi makanan i

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    120

    "Kalau kau ragu untuk memulai percakapan maka aku yang akan menghubungi filsa untukmu," ucapku lembut."Ya, tolong lakukan itu," jawabnya dengan binar mata penuh harap."Kuharap dia merespon baik dan kita bisa bertemu dengan damai, tanpa air mata dan luka lagi.""Semoga saja," desah Mas Albi sambil menganggukkan kepala.*Setelah Mas Albi ke kantor, tugas tugas rumah sudah beres, aku segera mengambil inisiatif untuk menghubungi mantan maduku yang kini tinggal dengan kedua orang tuanya.Kupencet nomor ponselnya dan berharap bahwa itu masih nomor yang sama namun ternyata sudah tidak aktif. Untungnya aku menyimpan nomor telepon rumah ibunya Filza jadi aku segera menghubunginya."Halo, Assalamualaikum Bu," sapaku berhati hati."Halo, walaikum salam, Nak Aini, apa kabar Nak? kok tumben baru menelpon sekarang ya?""Begini Bu, Mas Albi ingin menjumpai Gibran," jawabku."Oh tentu saja, kalian bisa mendatanginya ke rumah," jawab Ibunya Filza."Apakah itu akan baik Bu?""Tentu saja, tak ada ma

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    119

    "Kau yakin dengan ini? Jika kau merasa tidak baik-baik saja, Gibran boleh kau titipkan dulu pada kami?""Tidak usah, aku sudah rindu anakku dan ingin membawanya pulang.""Tapi Filza ....""Tolong kemasi barang Gibran!" Wanita itu memberi penekanan dengan perintahnya yang terdengar sangat tegas."Baiklah," gumamku lirih. "... Kami memang tidak berhak menahan anakmu tetap di sini Jadi kau tidak perlu terlalu tegang dan marah.""Aku akan berterima kasih jika kau melakukannya dengan cepat Mbak," jawabnya."Iya, baiklah." Aku beranjak ke kamar sambil memperhatikan wajah Mas Albi sementara pria itu hanya terlihat bingung dan tercenung.Kukemasi barang barang Gibran, pakaian selimut, batal, botol susu hingga buku edukasi dini yang setiap malam kubacakan untuknya. Entah kenapa, hatiku merasa sangat berat dan sedih, ada rasa sulit melepaskan dan tidak rela, juga rasa sesak yang menghimpit hati. Aku tahu Gibran bukan anakku, tapi kehadirannya membawa cahaya baru dalam hidupku. Ya Tuhan ... kena

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    118

    Dua Minggu berlalu setelah percakapan terakhir Mas Albi dengan fIlza, sudah berhari hari wanita itu tak pernah menghubungi lagi, tak memberi kabar atau biasanya meminta Mas Albi untuk mendatanginya.Entah dia sudah berubah pikiran atau hanya sedang sibuk dengan pengobatan, aku tak tahu. Fokusku sekarang adalah mengurus anak dan suami, malah aku beruntung sekali kalau Mas Albi tidak diganggu ganggu lagi.*"Sedang apa Um?" Tanya suamiku yang mendekat di teras belakang."Menjahit," jawabku sambil memperlihatkan kain di tangan dan jarum."Kau tampak ceria, apa ada hal yang membuatku senang.""Lebih tepatnya hal yang membuat kita senang," balas Mas Albi."Apa itu aku penasaran sekali," jawabku antuasias."Lihatlah ini," ucapnya sambil menyodorkan brosur padaku. Brosur itu adalah informasi sebuah perumahan dengan gambar hunian berlantai dua yang terlihat modern dan mewah."Apa ini?""Kupikir rumah kita terlalu kecil untuk 3 orang anak, dan anggota keluarga boleh jadi akan bertambah lagi, j

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    117

    Itu yang selalu aku ajarkan pada diriku dan kuyakinkan pada hatiku, bahwa suatu hari semua masalah ini akan berakhir dan kami akan hidup bahagia.Boleh jadi kisah yang berputar sekarang ini hanya tentang hidupku dan kegilaan Filza, tentang Mas Albi yang masih saja galau dan kasihan pada mantan istrinya. Tentang aku yang kadang-kadang baik dan merasa iba pada orang yang berbuat zholim, tidak bisa kupungkiri perasaan hatiku selalu ingin bersikap tulus pada orang lain. Mungkin itu sudah alami terjadi.Kubaringkan diriku di dekat suami dan Gibran yang tertidur pulas dengan posisi saling memeluk. Kurapikan rambutku agar tidak berserakan di bantal lalu menyelimuti diri. Mas Albi yang posisinya berada di antara aku dan Gibran segera membalikkan badan dan memeluk diri ini dengan erat."Sayang, aku rindu denganmu," bisiknya."Hmm." Aku hanya menggumam dalam kegalauan pikiranku yang kadang kadang berkecamuk tentang wanita yang sedang dirawat di seberang sana."Bolehkah kita melakukannya malam

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    116

    "Mas ...." Kupandang suami untuk beberapa saat, dia juga seperti memberi isyarat sebuah harapan akan hatiku tergerak oleh tangisan bocah itu."Kumohon, Aini ...." Mas Albi akhirnya meminta dariku. "Tolong kasihani anakku, dia mencintaimu sebagai ibunya," ucap Mas Albi dengan tatapan sendu."Ah, baiklah." Aku pun tak tega jadinya.Kuhampiri nenek Gibran, kuambil balita itu dari pelukannya lalu menggendongnya dengan erat. Air mataku menetes, pun neneknya yang tak kuasa menahan sedih."Gibran, ternyata hatimu sudah lekat dengan ummi ya?" tanya neneknya sambil mengelus punggung bocah itu. Anak Filza langsung tenang begitu aku memeluk dan menggendongnya dengan penuh kasih."Kalau begini, dia pasti akan menangis dalam pengasuhan Ibu," ucap Ibunda Filsa dengan sedih. "Dibawa bertemu Bundanya juga kondisi bundanya tidak baik, khawatir Gibran akan ditolak dan membuat anak itu sedih.""Kami akan membawanya pulang," ujar Mas Albi meyakinkan ibu."Sungguhkah?""Iya, Bu. Tidak ada alasan untuk men

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    115

    Di sinilah aku sekarang, di rumah sakit, duduk di bawah pohon angsana yang rindang sambil berhadapan dengan ibunda filsa saya yang mentari di jam 08.00 pagi sangat menghangatkan dan juga menyebarkan pikiran, jadi kurasa ini waktu yang tepat untuk bicara.Sepanjang malam aku sudah memikirkan apa yang dikatakan anakku, kurasa di merawat Gibran adalah tanggung jawab yang benar-benar memberatkan untukku karena jika terjadi apa-apa tentu diri ini yang pertama disalahkan."Jadi tolong sampaikan, apa yang ingin kau katakan?""Aku ingin kembalikan Gibran kepada ibu," ucapku."Tapi, kau lihat sendiri situasi kami sekarang.""Aku yakin Ibu punya anggota keluarga yang Ibu percayai, Aku ingin kembalikan tanggung jawab itu kepada Ibu karena aku tidak ingin disalahkan jika terjadi apa-apa.""Justru di rumahmu dan di dalam pelukanmu tempat teraman bagi anak itu.""Kenapa Ibu mempercayaiku? Aku hanya ibu tiri untuk Gibran.""Aku tahu hatimu sangat tulus dan luas untuk menerima dan memaafkan kesalahan

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    114

    "Ah, tidak, aku hanya lalai. Pikiran tidak akan mengganggu fokusku mengendara. Saat itu ada lubang besar, aku tidak memperhatikannya saat karena saat itu sedang melihat ponsel. Aku berusaha untuk menghindari lubang itu Tapi secara cepat sebuah mobil datang dari arah berlawanan hingga aku pun membanting setir dan menabrak pembatas jalan. Mobilku terbalik dan masuk ke ceruk jalanan. Aku bersyukur masih bisa selamat, karena Andai mobil itu meledak tentu aku tidak akan bisa bertemu istriku sekarang.""Oh begitu ya, tapi kamu harusnya lebih hati-hati. Masih banyak loh orang-orang yang membutuhkan kamu di sekelilingnya," ucap Lena dengan berdecak kecil. Nampaknya dari gestur, wanita itu ingin menunjukkan perhatian dan tertarik pada suamiku."Makasih perhatiannya, aku akan lebih berhati hati.""Lihat kan, kamu hampir patah kaki, tanpa kamu situasi di kantor kacau dan tidak terkendali. Ada beberapa hal yang tidak bisa kami handle kecuali atas pengaturanmu.""Aku berjanji aku akan segera kemba

  • Dipaksa Akrab dengan istrinya    113

    (Apakah Filza mendatangi kalian?) Pesan itu datang dari ibunda filsa saat aku baru saja menyelimuti suamiku yang kembali tertidur.(Tadi sempat datang, tapi sudah pergi beberapa waktu yang lalu saya yakin dia sudah kembali ke sana.) Aku segera menjawab pesannya.(Tapi sampai saat ini anakku belum kembali juga, di mana dia ya.)(Kalau dia tidak kembali, kira-kira dia ke mana?) Mau tidak mau aku pun penasaran dan merasa sedikit panik. Apakah dia pergi ke suatu tempat untuk melakukan tindakan nekat atau hanya sekedar jalan-jalan untuk menghibur diri. Ah, meresahkan sekali. (Ibu kurang tahu. Tolong bantu ibu untuk menemukan filsa, dia tidak menjawab telepon Ibu.)(Aduh, bagaimana ya ....) Aku jadi bingung untuk melakukan apa. (Tolong minta Abi untuk menghubungi filsa hanya Albi yang bisa membuat filsafat menurut.)(Tapi dia baru saja tertidur dan tidak bisa diganggu lagi, suami saya sedang sakit kepala dan merasa lemah, badannya sakit semua.)(Tolong lakukan sesuatu demi Ibu ...)Aduh

DMCA.com Protection Status