Home / Romansa / Dinodai Suami (Gagal Cerai) / Ternoda (Malam Pertama)

Share

Dinodai Suami (Gagal Cerai)
Dinodai Suami (Gagal Cerai)
Author: Agung Ahmad S

Ternoda (Malam Pertama)

Author: Agung Ahmad S
last update Last Updated: 2024-03-14 15:27:24

"Aduh!" pekikku kala seseorang mendorong tubuh ini hingga terjerembab masuk ke sebuah kamar hotel.

"Sial!" umpatku mencoba bangkit setelah terjatuh.

Namun, sama sekali tak pernah aku sangka. Sebuah tangan menyentuh pundak. Terasa hangat dan itu membuatku merinding. Seketika tangan ini ditarik begitu saja olehnya.

"Arshaka!"

Aku terbelalak saat tahu siapa pria yang kini menarik tubuhku hingga kami terjatuh di atas tempat tidur yang sama. 

Apalagi, kini tangannya telah mengunci tubuhku hingga kesulitan bergerak. 

Aku merasa ada yang tidak beres dengannya. Mungkinkah dia minum obat perangsang? Apakah kami dijebak? Tetapi siapa yang menjebak?

Aku berusaha mendorong tubuhnya, tetapi gagal dan tetap berada di bawah kukungannya, tidak bisa bergerak sama sekali. Bahkan, kini ia malah semakin berbuat nekat.

***

Aku adalah istri Arshaka Abraham. Pernikahan terjadi karena aku dijadikan jaminan oleh Bibiku demi kelanjutan perusahaan almarhum mama dan papa. 

Dengan alasan itu, aku dipaksa menikah dengan anak dari penanam saham terbesar di perusahan kami.

Malam ini adalah pertama kalinya aku bertemu dengan pria itu. Kami menikah saat terjadi pandemi virus covid. Menikah secara virtual. Hingga kini pernikahan kami genap satu tahun kurang dua hari. 

Setelah itu, kami bercerai dan aku akan terbebas dari ikatan pernikahan ini sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebelum pra nikah.

Aku kembali bebas seperti dulu lagi. Namun, setelah kejadian malam ini. Mungkinkah aku akan bisa bebas dari cengkraman Saka? Pria angkuh, dingin serta egois itu!

Lelah setelah bermain. Mataku terasa mengantuk hingga aku tak sadar setelahnya.

Esok hari, mata mengerjap dan sosok Saka masih ada di sampingku dengan mata terpejam. Aku mencoba bangkit, tetapi tubuhku terasa sakit semua.

"Aduh," pekikku saat berusaha bangkit.

Aku bertekad untuk bisa segera berdiri dan kabur dari sini sebelum Saka terbangun. Bisa gawat kalau dia mengenaliku.

Dengan cepat, aku segera pergi. Namun sayang, baru juga beberapa langkah. Mata Saka terbuka. Alhasil Saka tahu siapa wanita yang semalam tidur dengannya.

"Mau kemana kau?" tanyanya serak dengan kesadaran belum sepenuhnya.

Tangannya mengambil dompet di atas nakas. Mengeluarkan kartu hitam dan melempar ke arahku.

"Ambillah untuk jasa tadi malam," ketusnya memandang rendah padaku.

"Aku tak butuh uangmu! Karena aku ini ...."

Belom sempat aku menjawab. Ponsel Saka berdering dan dia pun segera mengangkatnya.

"Aku akan segera ceraikan dia. Aku tidak pernah mencintainya sama sekali, bahkan aku juga tidak mengenal dia. Wanita rendahan seperti dia tak pantas menjadi istriku," ucap Saka di sambungan telepon. Entah siapa yang menelpon, aku tak tahu.

Baguslah kalau dia menceraikan aku. Anggap saja malam tadi tak pernah terjadi apa pun antara aku dan Saka.

Aku pergi meninggalkan kamar dan juga kartu yang diberikan oleh Saka saat dia sibuk menelpon. Aku tak butuh uang itu. Selesai dari pernikahan saja sudah bersyukur.

Memesan taksi dan kembali ke rumah adalah tujuan utamaku. Beristirahat dan tidur seharian sepertinya akan membuat tubuhku menjadi lebih baik.

Tiba di rumah pagi hari dengan pakaian yang berantakan dan rambut awut-awutan karena aku memang tidak sempat menyisir apalagi cuci muka. Biarin aja bau iler. 

"Sudah pulang," sapa Bibi dengan wajah sumringah.

"Sudah," balasku acuh.

"Dapat uang berapa dari Saka?" tanyanya.

Sontak hal itu membuatku kaget. Ternyata semalam yang menjebak aku adalah nenek lampir ini. Kurang ajar memang!

"Aku tidak menerima uangnya," sahutku.

Plak!

"Dasar bodoh! Aku menjebak biar kamu dapat uang banyak. Tapi malah kamu sia-siakan!" hardiknya tak terima jika aku tak mengambil uang pemberian Saka.

Tak masalah jika hanya ditampar. Aku sudah terbiasa sejak kedua orang tuaku meninggal. Aku selalu mendapatkan perlakuan buruk dari bibiku.

"Bukankah Bibi sudah dapat banyak uang dari pernikahan aku? Selama ini aku selalu dijadikan kambing hitam untuk memeras harta keluarga Abraham. Bibi pikir aku tidak tahu kelakuan kalian selama ini!"

"Itu juga untuk kemajuan perusahaan! Nanti juga hasilnya buat kamu," balasnya tak mau kalah.

"Oh ya!" Mataku memandangnya nyalang. "Dengan membalik nama perusahaan menjadi atas nama Rihana! Begitu?"

Seketika bibir Bibi terkatup. Untung saja aku tidak pernah mau tanda tangan apa pun yang berasal darinya. Aku sudah tahu tabiat asli wanita itu seperti apa. 

Wanita itu akan mengambil alih semua data perusahaan membalik nama atas dirinya. Dasar wanita busuk!

Aku pergi begitu saja meninggalkan Bibi. Daripada meladeni wanita lampir itu, mending pergi tidur. Rasanya masih sangat perih luar biasa. Semoga lekas membaik setelah beristirahat.

"Ingat Nilam! Kalau bukan karena aku, kamu pasti sudah luntang-lantung di jalan!" teriaknya dan aku tak peduli. Membiarkan wanita itu mengoceh hingga mulutnya berbusa, sekalian saja nyuci rumah. Mayan lah.

Suara ponsel berdering membuatku kian jengkel. Tidak bisakah mengganggu aku besok saja. Hari ini sedang ingin beristirahat!

Gegas aku menggeser layar dan menerima telepon karena suara dering tak kunjung berhenti.

"Ada apa? Jangan ganggu aku! Telepon besok saja!"

Seketika mata membelalak saat mendengar suara jawaban di seberang telepon. Sial!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
berapa sih umur mu, koq kayak kerbau yg dicucuk hidungnya. apa otak dan umur mu belum cukup utk mengambilalih perusahaan ortumu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Siapa Dia?

    "Ada apa? Jangan ganggu aku! Telepon besok saja!" "Nilam, kamu kenapa? Suaramu meninggi? Ada masalah?" tanya Mami mertuaku. Ah sial memang! Aku pikir tadi orang kantor. Malu sendiri kalau begini. Terdengar sangat tidak sopan. "Aduh maaf, aku baru saja bangun tidur, Mam. Ada apa?" tanyaku berubah ramah. Tentu aku tidak mungkin bilang jika semalam aku dan Saka baru saja melakukan malam pertama karena dijebak oleh Bibi. Terdengar mustahil dan akan membuat Mami mengira jika aku sengaja menjebak demi menghindari perceraian. "Oh begitu. Besok datang kemari. Kita bahas soal pernikahan kalian, sesuai dengan kontrak," ujarnya sebelum mengakhiri panggilan. "Baik, Mam." Selesai menelpon. Aku masuk ke dalam kamar. Mematikan telepon agar bisa beristirahat dengan tenang. Bibi berkali-kali mengetuk pintu. Aku tak peduli. Dasar wanita ular. Gara-gara dia aku kehilangan keperawanan bersama suamiku sendiri. Nasib! Waktu sudah sore. Seharian aku belum makan sama sekali. Lapar. Tentu. Gegas aku

    Last Updated : 2024-03-14
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Gawat Nih

    Aku masih bergeming, tidak menjawab ataupun menoleh. "Hei, mau aku antar pulang?" tawarnya lagi dan kini tangannya menyentuh pundakku. Terpaksa aku menoleh. Awalnya aku pikir dia adalah Saka. Ternyata bukan. Lalu siapa dia? Aku tidak kenal. "Em ...." "Aku Aditya Zavir, kamu lupa ya." Pria itu tersenyum setelah menyebut namanya, sedangkan aku malah bengong. "Nilam Cahaya, aku Aditya Zavir. Si boneng," imbuhnya karena aku masih shock. Bagaimana tidak kaget coba. Wajahnya sangat jauh berbeda. Tampan. Sekitar 10 12 sama Saka. Kalau Saka, dia memang tampan dan rupawan. Sayangnya dia pria dingin dan angkuh. Kalau Aditya, dia memang baik. "Aduh lama nggak ketemu, Dit. Maaf," balasku canggung. "Nggak apa-apa, ayo aku antar pulang." Tanpa menunggu persetujuan. Aditya menggandeng tanganku masuk ke dalam mobilnya. Pria itu mengantarkan aku pulang. "Nanti mobilnya biar diambil bengkel. Besok pagi akan diantarkan ke rumah oleh karyawanku," ujarnya setelah kami masuk ke dalam mobil. "Te

    Last Updated : 2024-03-14
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Hampir Saja

    POV Arshaka Malam ini aku merasakan ada yang aneh pada diriku setelah minum segelas bir dari pelayan hotel. Tak biasanya aku merasa pusing dan tubuh terasa panas. Tiba-tiba saja muncul suatu perasaan yang tidak biasa pada diriku. Kebetulan saat aku sudah tidak tahan, ada seorang wanita duduk di lantai. Aku langsung memegang pundaknya dan menarik tubuhnya. Tak peduli dari mana dia dan siapa dia. Bagiku, malam ini aku bisa menyalurkan keinginanku. "Diam!" sentakku saat dia berusaha berontak. "Kau di sini! Itu artinya kau siap dengan resikonya. Nikmati saja! Bukankah ini sudah menjadi pekerjaanmu!" Aku tak peduli dengan rintihannya. Namun, anehnya, dia sama sekali tidak menangis. Hanya berusaha berontak dan menolak. Tapi baguslah, aku tak perlu mendengar suara tangisnya. *** Ketika mata mengerjap, sosok wanita itu sudah berdiri di hadapanku dengan mengendap-endap. Entah apa yang akan dia lakukan. Aku langsung menyentak dan memberikan bayaran baginya. Namun anehnya, kartu yang aku

    Last Updated : 2024-03-14
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Malam Sial

    Seketika aku pun panik. Saka datang. Lalu bagaimana jika dia tahu bahwa yang kemarin malam bersamanya di hotel adalah aku, istrinya. Sedangkan dia menganggapku wanita rendahan. Pasti dia akan semakin jijik jika tahu itu aku. Saat aku mendengar suara langkah kaki Mami menaiki tangga. Gegas aku berpamitan pada pelayan agar tidak bertemu dengan Saka. Bisa semakin terhina jika dia tahu aku lah wanita yang malam kemarin tidur dengannya. Sebelum hal itu terjadi. Menghindar dari Saka sepertinya lebih baik. Toh semua surat sudah aku tanda tangani. Jadi, tidak ada lagi urusan antara aku dan juga keluarga Abraham. Aku berjalan mengendap-endap dari pintu belakang. Sialnya, aku malah memakai mobil sport. Kepergianku pasti terdengar oleh kuping Saka. Dari kaca spion, aku melihat Saka memperhatikan mobilku dari balkon kamarnya. Untung saja aku memakai kacamata hitam saat masuk dan keluar rumah. Jika pun dia melihat cctv, aku bisa aman. Idih, kepedean sekali aku nih. Mana mungkin Saka bakalan

    Last Updated : 2024-03-14
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Surat Apa?

    Mataku terus memindai setiap sudut ruangan. Namun, tidak aku temukan sosok Saka sama sekali. Ah, bukankah tadi dia pamit ke toilet. Apa aku cari ke toilet aja ya?Ide gil4. Nanti kalau beneran itu dia. Bisa makin bahaya dong."Ehem." Suara deheman muncul di belakangku."Nilam Cahaya, apa kabarnya?" tanyanya sok ramah."Masih sendiri aja, nggak laku ya," cibirnya. Mulutnya masih pedas seperti dulu. Emang dasar julid!"Nggak, dia adalah tunanganku sekarang. Kenapa?" Aditya muncul untuk membela. Sejak dulu, dialah orang yang selalu membelaku dari Si mulut julid itu."Kamu ... kayak kenal deh. Tapi siapa?" Putri mulai mengingat Aditya."Aditya Zavir," sahut Aditya dan Putri pun kaget."Aditya yang ....""Iya Aditya yang giginya tonggos, yang dulu sering kamu hin4 itu. Lelaki yang tidak akan laku karena memiliki gigi tonggos," tegas Aditya membuat mulut Putri seketika terkatup."Cie cie." Vika muncul secara tiba-tiba. Memang titisan demit deh kayaknya tuh anak. Eh, tapi ngomong-ngomong d

    Last Updated : 2024-03-14
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Terjebak

    "Apa? Tanda tangan surat? Ok, aku akan segera ke sana."Tanda tangan surat apa? Kok aku jadi kepo gini sih."Aku harus pulang, kata kakakku aku harus tanda tangan surat pengalihan perusahaan.""Loh katanya dia ....""Dia sudah mendapatkan warisan dari Opa, makanya perusahaan yang dia pegang selama ini diberikan padaku sesuai dengan perjanjian. Siapa saja yang mau menikah, maka dia akan mendapatkan perusahaan pusat dan cabangnya akan dibagi aku dengan adikku," jelasnya, sedangkan aku masih bingung, tapi juga ikut bersyukur."Terus perusahaan barunya?" tanyaku berharap jika bukan kakak Aditya yang memegang."Tetap kakakku yang pegang, dia yang pandai mengembangkan perusahaan. Diantara kami bertiga, hanya dia yang pandai mengambil keputusan," jawab Aditya yang menjadikan harapanku sia-sia.Pasti kakak tiri Aditya tegas. Dia dipercaya oleh papinya. Saat membayangkan wajah kakak tiri Aditya, kenapa wajah Saka yang ada dalam pikiranku. Dari sifat dan watak yang diceritakan oleh Aditya, Sak

    Last Updated : 2024-04-02
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Akan Aku Wujudkan Keinginan Opa

    POV ArshakaSetibanya di ruang keluarga. Aku tidak menemukan istriku. Sepertinya dia kabur saat aku sedang menaiki tangga. Sebab, terdengar suara deru mobil keluar dari depan rumah ketika aku tiba di ruang keluarga.Gegas aku berlari ke arah balkon. Aku sangat penasaran dengan wajah dari istriku itu. Dan sayangnya, aku tetap saja tidak bisa melihat wajahnya sama sekali.Kaca mobil tertutup rapat, sehingga menyulitkan aku untuk melihatnya. Bikin aku semakin penasaran saja."Dia sudah tanda tangan kontraknya dan juga surat cerai!" seru Mami hingga terdengar dari arah balkon."Baguslah kalau begitu. Itu artinya aku akan segera menjadi pemegang perusahan utama," jawabku keluar dari kamar yang dulu sering aku tempati, tetapi tidak dengan sekarang.Mami hanya terdiam. Tidak menyahut apalagi membalas. Terlihat aneh sih, tapi biarlah. Lebih baik aku istirahat saja. Mumpung hari ini aku free. Sekali-kali tidur di siang hari kayaknya enak juga.Aku kembali masuk ke dalam kamar. Rapi dan masih s

    Last Updated : 2024-04-02
  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Salah Sasaran

    Seketika aku menelan saliva dengan kasar mendengar suara Saka dari seberang telepon. Ya Tuhan, apa malam ini Saka akan ....Kejadian malam kemarin saja masih membekas dalam ingatan. Dan ini ... membayangkan saja aku sudah merasa takut. Apalagi suara Saka terdengar sangat menakutkan.Mendengar suara Saka membuatku bergidik ngeri. Apalagi suara itu sama persis saat Saka berbisik tepat di belakang telingaku seraya mencvmbu.Apa jangan-jangan dia emang kecandvan obat seperti itu? Kok ngeri sekali bayanginnya.Ibarat kata, sekali mencoba kok jadi tuman."Mari, Non, saya antar," ucap seorang pria berbadan kekar yang disebut Rul.Entah namanya siapa, mungkin Ruli, Amrullah, atau bisa jadi Ruliyah."Kemana?" tanyaku khawatir.Sebab, sambungan telepon juga belum terputus, sedangkan Saka sudah terdiam.Mami mengambil ponsel dari tanganku dengan cekatan."Segera ajak dia ke apartemen Saka!" Perintahnya terdengar gusar.Semakin mencekam saja keadaannya. Apa yang akan Saka lakukan nanti?Terus gim

    Last Updated : 2024-04-03

Latest chapter

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Indah Pada Waktunya

    Pria renta itu bangkit dari duduknya lalu beralih memandangku. Tatapannya tajam. Hal itu membuatku khawatir dan takut.Apa jangan-jangan Opa tidak suka jika dia memiliki cicit laki-laki?Namun, rasa ketakutan seketika sirna setelah kakek berucap."Baby boy?"Aku mengangguk."Opa senang mendengarnya. Dia akan menjadi pewaris setelah Saka. Terima kasih banyak Nilam," ujar kakek ia mendekat lalu mengusap lenganku."Sama-sama, Kek," jawabku."Aku pikir tadi kakek akan marah," imbuh Saka yang ternyata dia memiliki ketakutan yang sama."Enggak dong, apa pun anak yang dilahirkan. Opa tetap menerimanya. Jaga istri dan anakmu ya," kata kakek kembali ke posisi semula. Duduk di hadapan Saka."Siap, Opa," balas Saka."Ah iya, hari ini Opa rencananya mau menengok Aditya. Apa kalian mau ikut?" tawar Opa."Boleh," jawab Saka, "bagaimana Nilam? Kamu mau ikut?" tanya Saka dan aku pun mengangguk.Siang itu aku, Opa dan Saka berkunjung ke sel. Setibanya di sana, Vika juga sedang menemui Aditya. Saat kam

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Membuat Penasaran

    Saat sedang bucin-bucinan. Tiba-tiba ada aja yang ganggu. Suara pintu diketuk. Entah siapa yang datang.Beberapa saat kemudian, seorang suster muncul di ambang pintu. Wanita cantik berpakaian serba putih itu mendekat. Namun, Saka tetap tidak mau melepaskan genggaman tangannya."Sayang, malu," bisikku dan Saka tetap tidak menggubrisnya."Maaf ya, Tuan, permisi," kata suster mengganti infus yang sudah habis."Iya, Sus, jangan lama-lama ya. Segera keluar karena saya mau bicara penting dengan istri saya," balas Saka dan suster itu pun patuh."Baik, Tuan," jawabnya lalu pergi setelah urusannya selesai."Mau bicara apa sih? Sampai ngusir suster segala?" tanyaku ketika kami kembali hanya berdua di dalam kamar ini."Cuma mau bilang jadilah istriku hingga maut memisahkan kita. Aku mencintaimu Nilam Cahaya," balasnya membuatku tersipu.Kenapa setelah kejadian tadi, Saka berubah semakin romantis. Apa jangan-jangan otaknya juga ikut geser?Aku memegang kening Saka dan beralih mengusap-usap wajahn

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Jagakan Dia Untukku Tuhan

    Saka terjatuh dengan perut terluka. Gegas aku terkesiap memegangi kepalanya karena kesadaran Saka berangsur menghilang. Matanya mulai terpejam. Namun, aku berusaha membuatnya tetap sadar.Entah apa yang terjadi tadi, aku hanya menoleh dan membalas lambaian tangan Vika. Dan tiba-tiba Saka sudah terluka serta tubuhnya limbung, jatuh di atas paving."Sayang, kamu pasti kuat. Bertahan, ya," lirihku disertai dengan tetesan air mata yang tak bisa dibendung lagi.Beberapa orang mendekat dan bersiap membantu Saka."Ya ampun, Saka." Vika datang dan bersiap membantu Saka, membawanya ke rumah sakit."Tolong segera bawa ke mobil. Biar saya yang antarkan ke rumah sakit," ujar Vika.Tanpa menjawab, beberapa dari lelaki yang ada di sampingku langsung mengangkat tubuh Saka dan membawa ke dalam mobil."Ayo," ajak Vika membantuku berdiri.Di area parkiran sebelah kiri, terdengar suara riuh warga. Satpam dan beberapa warga tersebut telah mengamankan seseorang. Pakaiannya acak-acakan dan rambut awut-awut

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Kebenaran Yang Terungkap

    Apa yang sebenarnya terjadi? Hatiku mulai gelisah.Bukannya langsung ganti, Saka malah mendekat padaku dan melempar amplop ke arahku yang masih duduk di tepi ranjang."Apa itu!" Matanya memandang nyalang padaku."Apa maksud kamu?" tanyaku heran mengapa wajah Saka langsung berubah 90° seperti ini.Aku membuka isi amplop tersebut. Seketika tak percaya dengan apa yang ada di depan mata."Aku bisa jelaskan, Saka. Pria ini ....""Siapa dia? Katakan sejujurnya padaku, Nilam!" sentak Saka.Hal yang aku takutkan menjadi kenyataan. Aditya mengirim surat, berisikan tentang cinta dan lain sebagainya. Namun, tulisan itu bukan tulisan tangan Aditya. Pandai sekali dia memfitnah. Dia sama liciknya dengan bibi. Apa aku jujur saja pada Saka. Sudah terlampau basah, sekalian aja nyebur."Dia itu a ...."Belum sempat aku berucap. Di luar rumah terdengar suara orang berteriak. Gegas Saka turun karena terdengar jeritan yang sangat keras. Sedangkan Aku sendiri hanya melihat dari balkon.Sungguh kejam, Adit

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Amplop Misterius

    Vika langsung bersimpuh di hadapanku. Wanita itu memohon padaku. Apa jangan-jangan ...."Ada apa, Vik?" tanyaku khawatir.Saka muncul di ambang pintu. Pria itu langsung mendekat dan membantu Vika bangun lalu mendudukkannya di sofa.Entah apa yang terjadi dengan Vika. Saat dia akan mengatakan apa yang terjadi. Tiba-tiba Aditya datang lalu memukul pintu dengan keras hingga membuatku kaget.Brak!Aku terkesiap dengan menutupi hidung menggunakan apa saja saat Aditya mendekat. Demi meyakinkan jika aku benar-benar tidak tahan bau parfum. Vika sendiri tidak memakai parfum karena tidak ada bau sama sekali pada tubuhnya saat kami berdekatan. Selama ini aku sengaja memblokir banyak kontak, termasuk Aditya dan Vika. Sengaja aku menghindar dari mereka, terutama Aditya.Aditya masuk lalu menyeret Vika dengan kasar. Saka langsung bertindak. Dia memang pria dingin, tetapi tak pernah berlaku kasar terhadap istri meski dia dulu sangat membenciku. Namun, kenapa Aditya bersikap demikian pada Vika. Sebe

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Mulai Curiga

    POV Arshaka"Ya Allah, Opa!"Gegas aku mendekat dan membantu Opa yang jatuh pingsan saat akan menaiki tangga. "Papa!" Mami dan papi ikut mendekat.Papi membantuku membawa Opa ke dalam mobil. Mami pun sama. Ia duduk di belakang menjaga kepala Opa. Sedangkan papi duduk di jok depan.Aku sendiri harus masuk ke kamar. Mengambil kunci di dalam tas. Kebetulan saat itu, Nilam juga akan menyusul keluar."Kamu di rumah saja, takut kelelahan," ujarku memintanya kembali masuk rumah."Tapi, Sayang ....""Nggak usah tapi-tapi, buruan masuk. Ini sudah malam. Kamu sedang hamil. Jaga baik-baik anak kita, ini adalah cicit yang diharapkan oleh Opa." Aku meyakinkan Nilam seraya mengusap perutnya yang masih rata.Wanita itu mengangguk dan nurut. Dia kembali masuk rumah bersamaku. Memasuki kamar bersama. Sebelum aku pergi, kukecup keningnya beberapa saat."Semoga Opa baik-baik saja," lirihnya."Amin," balasku lalu berpamitan dan segera mengantar Opa."Bang," panggil Aditya tetapi aku tidak menjawab. Kese

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Menghindar

    "Dit." Suara itu mengagetkanku."Apa yang kamu lakukan?" Saka muncul tiba-tiba."Ah ini, semalam Nilam jatuh di kamar mandi. Badannya selamam panas dan sekarang aku sedang mengeceknya. Apakah demamnya sudah turun atau belum." Aditya langsung melangkah mundur.Mendengar itu, Saka bergegas mendekat lalu memegang keningku."Kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan janin kita?" tanyanya khawatir.Ingin rasanya aku jujur pada Saka saat ini juga. Tetapi mata Aditya melotot, mengancamku."Gimana, Dit?" tanya Saka saat aku menatap ke arah Aditya."Dia baik-baik saja, kok, janinnya juga baik-baik saja," balas Aditya membual.Entahlah, kenapa Aditya berubah sifatnya menjadi seperti monster. Dia berubah kejam seperti ini."Ya ampun, maaf ya, aku semalam mengurus semua keperluan Opa. Aku tidak sempat pulang. Walaupun ada mami, mami Nafa, papi dan salman. Opa tetap tidak mau aku tinggal. Alhasil aku menunggu dia semalaman. Baru pagi ini aku bisa pulang," ujar Saka merasa bersalah seraya mengusap-usap

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Malam Kelam (Kehormatan Yang Direnggut Paksa)

    Dua Minggu berlalu, aku dan Saka kini sudah saling melengkapi. Perubahan sikapnya pun drastis. Pria itu lebih banyak waktu untukku daripada bekerja. Puji syukur atas semua anugerah dari-Nya."Sayang, dua hari lagi acara pernikahan Aditya dan Vika. Untuk malam acara resepsi, kita menginap di rumah mami Nafa, ya," pinta Saka dan aku membalas dengan anggukan.Apa pun yang Saka katakan aku ngikutin saja. Menginap di rumah mami Nafa untuk satu malam setelah acara pernikahan Aditya, karena acara resepsi dilakukan pada malam hari. Namun, siapa sangka jika malam itu akan menjadi malam kelam bagiku. Di mana Aditya masuk ke dalam kamar secara tiba-tiba. Padahal malam ini adalah malam pertama baginya dan juga Vika. Aditya masuk ke dalam kamar dan menguci rapat pintunya. Sedangkan Saka saat ini sedang mengantarkan Opa periksa ke rumah sakit. Tadi, pria baya itu sempat pingsan ketika akan beranjak ke kamarnya, mungkin karena kelelahan. Namun, hingga dini hari. Saka belum juga kembali."Apa yang

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Egois

    POV AdityaAku benar-benar benci dengan keadaan ini. Mengapa harus Nilam, wanita yang aku cintai.Meski aku sudah berusaha untuk melupakan dia. Tetap saja hati ini masih untuknya. Bahkan, dua hari lagi aku dan Vika akan menggelar acara pertunangan. Namun, tetap saja hatiku untuk Nilam.Ikhlas? Sebuah pertanyaan ataukah pernyataan? Namun, jawabku tetap tidak. Aku tidak ikhlas melepaskan Nilam begitu saja. Mungkin mulut bisa berkata demikian, tetapi dari lubuk hatiku yang paling dalam. Cintaku tetap utuh dan tetap sama seperti sebelumnya."Hei, ngelamunin apa sih?" tanya Vika kala kami sedang makan malam bersama keluarga besar Abraham."Ah ini cuma ingat kata Opa aja kalau dia sedang mengerjai Saka dan Nilam," jawabku lalu menceritakan jika Opa berpura-pura meminta Saka pergi ke luar negeri demi menguji cinta Saka terhadap Nilam."Mengapa kalian tidak jujur saja? Kasihan sekali Nilam dan Saka, pasti mereka sangat sedih harus berpisah," balas Vika.Justru aku ingin itu menjadi kenyataan

DMCA.com Protection Status