Share

Bab 244 Kahve Cafe

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-29 22:47:23
Salwa merasa puas bisa berkenalan dengan dr Resti yang berkarakter supel dan humoris. Dokter senior itu menyambut kehadirannya dengan sangat baik. Terlepas dari privilege yang dimiliki oleh gadis itu-yang merupakan tunangan atasannya. Siapapun akan bersikap baik padanya.

“Makasih dr Resti sudah repot-repot mengajakku berkeliling. Aku akan pulang sekarang. Aku akan membawa barang keperluanku selama di sini dan menjemput Neng. Neng pasti suka dengan Anda. Dia juga anaknya humoris dan banyak bicara.”

Salwa berkata dengan begitu ceria.

Dr Resti justru berfokus pada ekspresi wajah gadis itu saat bicara bukan pada isi yang disampaikannya. Tahi lalat yang bertengger di atas bibir tipisnya benar-benar mempermanis tampilan wajahnya.

‘Pantas, Pak Daniel terpesona pada gadis ini. Wajar sih, gadis ini cantik, energik dan bergairah saat bicara. Um, ya, seorang yang hustle!’ batin dr Resti.

Menyadari tatapan dr Resti yang terlihat kosong Salwa melambaikan sebelah telapak tangannya di depan waj
Piemar

Dear fellow reader, Makasih masih setia membaca kisah Sally-Mister & udah sabar nungguin ceritanya. Just wait it! Info update cerita bisa ikuti Ig @pie_mar2023 (insta story) & ada cast visual tokohnya Luv ya ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 245 Jerat cinta mantan cassanova

    “Um, aku pernah tak sengaja bertemu Kak Raja di kampus, Mister. Dia tersesat mencari ruang TU. Katanya dia sedang mengantar keponakannya.”Salwa berusaha menjawab pertanyaan Daniel dengan tenang berharap agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara Daniel dan Raja. Kendati Salwa memikirkan pendapat Neng Mas tentang ia harus berhati-hati pada Raja. Zaman sekarang tak menutup kemungkinan pagar makan tanaman.Daniel percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Salwa.Namun Salwa belum bisa membaca sikap Raja yang sesungguhnya pada Daniel-yang ia anggap sahabatnya.Hanya saja, Salwa melihat dari satu perspektif. Cara berpakaian Raja seolah meniru cara berpakaian Daniel Dash. Entah apa istilahnya dalam dunia psikologi.“Sally, Mas mau bertemu Raja di ruang kerja. Sally tunggu di situ ya! Soalnya di dalam banyak karyawan cowok. Mas gak mau ‘kan nimpuk mereka satu per satu gara-gara melihatmu!”Salwa cemberut mendengar perkataan Daniel Dash yang terkesan hiperbolis.“Mas Mister, lebay!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 246 Tamu tak diundang

    Di salah satu kamar pondok pesantren Babussalam putri, seorang wanita tengah menangis pilu menyesali sebuah takdir pahit yang harus ia telan akibat perbuatannya.Karena sebuah ambisi telah membuatnya gelap mata, tak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk. Cinta bertepuk sebelah tangan telah menggelapkan nuraninya.Ia sadar, ia sudah melangkah terlampau jauh. Ia telah berhasil mencapai cita dan citta sesuai rencananya. Namun siapa sangka apa yang ia lakukan ternyata takkan mampu menggugah hati seorang insan. Hati Ilham masih tertambat pada satu nama, Salwa Salsabila. Namun karena Ilham seorang yang paham agama. Ia tahu diri bahwa Salwa takkan mungkin ia gapai. Gadis itu pula sudah menambatkan hatinya pada muridnya, Daniel Dash. Lantas, ia memilih berusaha ikhlas dan menerima istri yang sudah ditakdirkan untuknya saat semuanya belum terbongkar. Saat Ilham belum mengetahui sifat buruk Shafiyah-istrinya.“Dengar, Shafiyah! Pikirkan baik-baik keputusanmu! Pernikahan kalian baru seu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-02
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 247 Permintaan maaf dari musuh

    Dengan langkah meragu Salwa mengambil tempat duduk yang kosong di atas sofa di hadapan dua orang gadis dengan penampilan yang berbeda. Namun seketika tatapannya tertuju terlebih dahulu pada seorang gadis yang berada di atas kursi roda. Gadis berwajah Chindo itu terlihat sangat berbeda saat ini. Dulu ia berambut panjang dan suka dikuncir tinggi hingga menampakkan leher jenjangnya. Cara ia duduk dan berdiri pun dengan dagu terangkat menampilkan sifat arogan. Pun, ia mengenakan busana yang minim. Penampilannya saat ini kentara berbeda. Rambutnya dipotong pendek sebahu dengan poni samping yang menampilkan sisi feminimnya. Ia mengenakan kaos oversize berwarna putih dengan celana jeans berwarna biru langit. Air wajahnya terlihat teduh tak lagi angkuh. Lantas tatapan Salwa bergulir pada gadis yang berjilbab lebar mirip dirinya. Ia duduk di sofa sepertinya ia lebih dulu tiba di sana. Gadis itu terlihat modis dengan setelan syari berwarna burgundy. Namun meskipun demikian seperti halnya Vi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 246 Ancaman!

    Salwa mendesah pelan dan merasa gelisah ditatap secara intens oleh pemuda tampan di hadapannya. Meskipun ia menunduk, ia merasa jika tatapan pemuda itu terpacak padanya. Neng Mas yang berada tak jauh dari gadis itu merasa gerah melihat penampakan dua sejoli itu. Rasanya ia ingin melarikan diri dari situasi canggung dari sana kemudian melambaikan tangannya ke arah kamera seraya berkata, ‘aku tak sanggup, Wir!’ “Kenapa gak dimakan? Gak enak ya?” tanya Salwa dengan tatapan yang tertuju pada piring berisi mie kwetiau yang masih utuh. Saat ini mereka tengah menikmati kwetiau yang dibuat Salwa. Sesaat kepergian Shafiyah dan Violeta, Salwa memilih mengulik masakan di dapur. Ia iseng memasak sebelum pergi ke Jakarta sembari menunggu jemputan calon suaminya. Rupanya Daniel datang lebih awal, sehingga mau tak mau gadis itu memasakan untuknya pula. “Mau sebentar lagi,” jawab Daniel Dash dengan ke dua tangan bertumpu pada meja. “Sebentar lagi? Ckck!” Salwa mendecak sebal. “One hour later!!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 249 Mencuri ciuman

    “Bagaimana menurutmu, Mbak? Apakah cocok dengan kamarnya? Saya sudah melakukan renovasi besar-besaran, Mbak. Saya menggabungkan empat kamar menjadi satu kamar khusus untuk Mbak Salwa.” Seorang pemuda berbicara dengan logat Jawa kental, menjelaskan dengan detail ruangan yang akan ditempati oleh Salwa dan Neng Mas selama magang di perusahaan anak cabang PT JD Group di Jakarta. Salwa mengedarkan pandangannya sembari menyimak dengan seksama penjelasan karyawan itu dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, satu sisi gadis berjilbab lavender itu merasa senang bisa mendapatkan tempat tinggal mewah karena konsep dan desain interiornya dibuat mirip seperti hotel. Namun sisi lain, ia merasa apa yang Daniel lakukan berlebihan. Masalahnya saat ini Salwa juga sebagai bagian dari pegawai yang magang dan memiliki status yang sama dengan pegawai lain-yang tinggal di mess yang sama. “Woahhhh! Bagus sekali, Mas. Saya suka sekali! Pertahankan pekerjaan Anda, Mas!” Neng Mas mewakili Salwa berko

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 250 Prasangka?!

    “Apakah kau yakin dengan keputusanmu?” tanya Evan harap-harap cemas. Pasalnya, kondisi Violeta yang lumpuh bisa menjadi bahan bully-an orang yang melihatnya. Apalagi Evan tak bisa selalu menemaninya. Saat ini Evan masih mengikuti program internship kedokteran di salah satu rumah sakit swasta kota Bogor. Sementara itu perawat yang biasa merawatnya hanya datang saat pagi dan sore hari.Violeta mau tak mau harus belajar mandiri untuk tetap hidup normal selama kakinya lumpuh. Ia harus melakukan segala sesuatu sendiri. “Aku yakin, Van! Kalau aku mengandalkan Suster terus aku jadi keenakan. Aku sembuhnya lama. Aku malas dan hanya berdiam diri mengandalkan bantuan,” sahut Violeta dengan penuh keyakinan.Meskipun Violeta berbicara cukup meyakinkan dan percaya diri, Evan tak lantas percaya. Ia tetap merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada sepupunya itu. Evan sudah menganggap gadis itu seperti adik kandungnya sendiri.“Evan, please! Aku hanya menyelesaikan tahun terakhir kuliah, Van! Hanya s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 251 I love you

    Malam itu usai pengajian rutin keluarga di pondok, seluruh keluarga Kiai Umar satu per satu pergi berpamitan ke rumah masing-masing. Kecuali seorang wanita, cucu menantu yang lebih memilih terakhir pulang dari pondok karena ia ingin bicara dengan Kiai Umar, Ustaz Rahman dan Ustazah Aliya. Ia ingin meminta maaf atas kekisruhan yang disebabkan olehnya. Wanita berjilbab biru itu duduk dengan menunduk dalam, menepikan egonya untuk memohon ampunan dan kata maaf pada keluarga yang telah berbuat baik pada mereka. “Abah, Abi dan Ummi, saya mau meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang telah saya perbuat pada kalian. Maafkan saya, karena saya telah dibutakan hawa nafsu dunia. Mencintai Kang Ilham melebihi cinta pada sang pemilik Cinta. Sehingga saya melakukan apapun demi mendapatkan apa yang saya inginkan-” Shafiya menghela nafas panjang, mengambil jeda beberapa detik. Terasa berat sekali ketika ia mengungkapkan keinginan dan rasa penyesalan terbesarnya pada mereka yang telah berbuat b

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 252 Sekretaris pribadi

    Beberapa hari yang lalu, “Apa maksudmu?” tanya Shafiyah dengan suara yang gemetar. Ia begitu ketakutan menghadap Ilham. Ilham sosok pria yang dingin dan jarang sekali tersenyum. Shafiyah pernah melihat beberapa kali senyum Ilham tanpa sengaja saat pria itu mengobrol dengan Zahra dan Salwa. “Kau tuli? Kau takkan pergi kemana-mana! Kau akan pulang!” Ilham menarik koper milik istrinya dan membawanya masuk ke dalam bagasi mobilnya. Shafiyah menahan pergelangan tangan Ilham lalu berkata, “maaf, aku tak bisa ikut bersamamu lagi, Kang. Sungguh, maafkan aku, kita bisa berpisah sekarang. Ah, ya, saya sudah meminta maaf pada keluarga besar Kang Ilham dan …” imbuh Shafiyah terputus saat bibirnya ingin menyebutkan satu nama yang paling ia tak suka namun ia harus belajar menerimanya. Ia juga sudah menepikan egonya, meminta maaf pada gadis itu. “Dan apa?” tanya Ilham menaikan nada suaranya di balik rinai hujan yang semakin deras menyerbu mereka. Mereka kini berada di tepi jalan dengan basah ku

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status