Brugh,Terdengar suara orang yang jatuh. Beberapa pasang mata menyisir setiap sudut sekolah dengan tatapan waspada. Mereka tengah mengincar seseorang seperti seekor harimau yang memburu mangsanya.Gadis yang mereka cari cukup gesit hingga pandai bersembunyi. Rok panjang nan lebar tak menghalangi langkahnya untuk berlari.“Huh! Aduh kenapa bisa kena sih,”Gadis itu akhirnya bisa bernafas lega kendati ekor matanya tetap bergerak-gerak waspada.Ia jatuhkan tubuhnya di balik ruang kelas yang kosong. Tangannya sibuk meraih tumbler. Agaknya berlarian keliling lapangan membuat merasa letih luar biasa. Tindakannya justru semakin mempersulit dirinya.Dengan gerakan cepat ia memutar tutup botol dan segera menengak air tetapi belum sampai air itu mengalir melalui jalan tenggorokannya ia sudah memuntahkannya kembali. Seorang gadis mematung di hadapannya tiba-tiba dengan tatapan yang intimidatif.UhukByurrrSalwa tersedak air dan menumpahkan isi air dari dalam tumbler hingga membuat pakaiannya b
Salwa dan Neng Mas berpisah di depan gerbang sekolah karena arah rumah mereka berbeda. Hari itu Salwa tidak mengayuh sepeda sebab ia diantar oleh ibunya.Naasnya, ia mengatakan pada ibunya jika pamannya akan menjemputnya tetapi ternyata ia tak bisa dihubungi. Aruni hanya bisa mengantar Salwa ke sekolah dan tak bisa menjemputnya karena ia harus pergi ke Jakarta mengikuti seminar tentang agribisnis di era digital.Berasal dari desa sama sekali tak menyurutkan langkah Aruni untuk berpikir maju dan modern. Ia terus mengupgrade ilmu dan wawasannya demi mengembangkan hasil perkebunan yang ia kelola.Alhasil Salwa menaiki kendaraan umum.Di tengah perjalanan tiba-tiba mobil yang ia naiki mogok. Sementara itu angkutan umum menuju rumahnya teramat langka sebab daerah pelosok pedesaan. Ia harus menunggu lima belas menit hingga dua puluh menit untuk memperoleh angkutan umum berikutnya.Ia mematung di tepi jalan dengan raut bingung. Mana daya ponselnya mati, ia tak bisa pulang dengan memesan kend
Mobil sedan mewah berkonfigurasi empat orang penumpang telah mendarat di pekarangan rumah Aruni dengan selamat. Kedatangannya disambut oleh nyanyian alam dan suara cicit burung pipit yang terlihat melompat dari satu dahan ke dahan berikutnya. Mereka bersembunyi di balik dedaunan rimbun yang terhempas akibat dersik angin.Sepertinya sepasang burung pipit yang cerewet tersebut ialah sepasang kekasih. Mereka melakukan aksi kejar-kejaran dengan begitu sukacita. Ah, Daniel berandai kembali jika dirinya dan gadis itu mirip sepasang burung pipit yang tengah beradu kasih. Bukan main senangnya hati Daniel. Begitu turun dari kendaraannya, tak henti-hentinya Daniel mengagumi keindahan alam yang terletak di kaki gunung tersebut. Gunung yang menjulang tinggi tampak jelas berwarna biru lazuardi dipagari perkebunan dan persawahan yang membentang hijau. Seperti tengah menatap lukisan-lukisan alam yang ditorehkan pada sehelai kanvas.Pertama kalinya Daniel mengunjungi rumah itu. Rasanya rempah-rempah
Tepat sasaran. Wanita itu melakukan selebrasi dengan mengepalkan ke dua tangannya ke udara!Terlalu euforia, betul!Bidikan anak panah mengenai papan target. Target pertama dan ke dua telah tuntas. Kini menuju target ke tiga yaitu target sebuah nama dr Ernest Rajendra SpA. Seorang dokter anak keturunan Jerman-Jawa. Senyum seringai terbit di wajah wanita bertubuh jangkung tersebut. Tak hanya senyum kini ia tertawa dengan lebar menyusuri foto-foto yang ditempel di dinding ruang kerjanya.Ada banyak foto baik berasal dari surat kabar maupun hasil cetak film terpampang secara acak pada dinding beton. Mulai foto monokrom hingga berwarna-warni nyaris menghiasai separuh tembok beton yang berukuran lebar tersebut.Namun foto yang dipajang di sana bukan foto pemandangan alam atau objek wisata sebagai objek fotonya. Biasanya ia mengumpulkan hasil foto dengan menggunakan kamera DSLR miliknya.Namun foto-foto dramatis yang ia kumpulkan dalam bentuk kliping awalnya. Sebuah gambar naratif yang se
Seorang pemuda baru saja turun dari mobil sedan yang dikendarainya dengan sesekali bersenandung lagu romantis dan bersiul. Tak seperti saat ia keluar rumah di mana air mukanya tampak lusuh, kepulangannya membuat suasana hati dan perasaannya berada dalam fase sangat baik. Rupanya kehadiran seorang gadis bisa membawa perubahan besar dalam dunianya.“Kau dari mana?”Jonathan yang tengah duduk di taman melihat Daniel Dash yang baru saja pulang dari Kanada sudah langsung pergi lagi dan baru pulang saat malam menjelang.Daniel Dash menghampiri Jonathan dengan senyum yang berinai-rinai.“Aku mencari udara segar, Dad,” tukas Daniel Dash memeluk sang ayah sebentar kemudian berjalan menuju kamarnya. Mencari udara segar hingga malam. Sungguh tak masuk akal.Sebelah alis Jonathan terangkat. “Daniel, katanya mau ketemu si kembar?” tanya Jonathan kembali. Sepengetahuannya Daniel sangat merindukan mereka dan ingin segera bertemu mereka. Hal tersebut menjadi alasan kepulangannya ke Indonesia.“Besok
Darren meraba pipinya-yang bekas dicium oleh Ayumi Fukada. Ia merasa teramat kesal dan merasa telah mengkhianati kepercayaan Nuha kendati kejadian tersebut merupakan sebuah ketidaksengajaan. Ciuman singkat tersebut bukan keinginannya melainkan sebuah kejahatan, mencuri ciuman seseorang.Andaikata Nuha mengetahui insiden tersebut ia pasti akan muntab dan mengabaikannya. Kalau sudah seperti itu Darren takkan bisa fokus bekerja. Baginya kemarahan Nuha ialah sebuah malapetaka.“Maafkan Masmu, Sayang,”Darren menggosok pipinya dengan facial foam beberapa kali. Selain merasa telah mengkhianati istrinya, ia juga merasa dilecehkan oleh wanita bermata sipit tadi.Setelah menggosok beberapa kali pipinya yang terasa telah ternoda, ia membilasnya dengan air yang mengalir dari kran wastafel.Cermin berbentuk oval di hadapannya seolah menyedot perhatiannya. Menariknya pada kenangan silam. Hanya pipi yang disentuh. Namun Darren Dash tak terima.Dulu, Darren Dash bahkan telah menyentuh seluruh tubuh
Darren Dash merasa lega akhirnya ia bisa turun dari maskapai penerbangan Japan airlines untuk kemudian keluar area bandara CGK. Memaksakan diri, Darren memesan tiket penerbangan hari itu kendati jadwal departure pukul enam sore. Tidak apa-apa pulang larut malam. Yang terpenting segera pulang ke Indonesia.Kejadian semalam membuat Darren Dash menyesal bukan main. Hanya karena rasa iba seringkali mengambil alih pikiran Darren dalam memutuskan sesuatu. Ia memang tak melihat sepak terjang Ayumi Fukada selama di sana. Tak pernah terpikirkan secuil pun mengenai kebusukannya.Barulah setelah kejadian semalam Darren Dash sadar jika wanita yang terlihat baik dan terhormat itu terobsesinya padanya dan ia akan melakukan apapun demi menggapai keinginannya. Obsessed!Ayumi Fukada telah melakukan sesuatu hal di luar batas kewajaran. Andaikata Jodi tak datang ke kamarnya malam itu maka sudah dipastikan Darren terjebak oleh permainan Ayumi Fukada.Flashback on“Argh!”Darren Dash mengalami pusing ya
Dua orang gadis berseragam putih-abu kini tengah berdiri di lapangan parkir sekolah MA Alfatma dengan tak sabaran. Beberapa siswa telah mendahului mereka mengeluarkan kendaraan masing-masing untuk pulang. Para siswa pulang lebih awal kecuali para siswa yang mengikuti kegiatan ekskul. Ke dua gadis tersebut mengikuti ekskul olahraga silat tetapi latihan tidak dilaksanakan di sekolah atau lapangan olahraga, akan tetapi di padepokan khusus.Gadis bertubuh jangkung tengah mematut di depan cermin pos satpam sembari meniup-niup ujung pet kerudungnya.Wooss, wooss“Nah, kerudungku sudah rapi dan cantik.” Gadis itu bermonolog sembari berlenggak lenggok mirip seorang selebgram.Ia menaruh telunjuknya di wajahnya, tepat pada tahi lalat yang bertengger di atas bibirnya yang tipis. Tak lama kemudian ia tertawa.“Kalau wajahku tak ada tahi lalat aku merasa aneh. Tapi lebih cantik kayaknya,”Gadis di sampingnya mendelik ke arahnya dengan tatapan intimidatif.“Apa gadis tomboy itu benar-benar sedan