Darren meraba pipinya-yang bekas dicium oleh Ayumi Fukada. Ia merasa teramat kesal dan merasa telah mengkhianati kepercayaan Nuha kendati kejadian tersebut merupakan sebuah ketidaksengajaan. Ciuman singkat tersebut bukan keinginannya melainkan sebuah kejahatan, mencuri ciuman seseorang.Andaikata Nuha mengetahui insiden tersebut ia pasti akan muntab dan mengabaikannya. Kalau sudah seperti itu Darren takkan bisa fokus bekerja. Baginya kemarahan Nuha ialah sebuah malapetaka.“Maafkan Masmu, Sayang,”Darren menggosok pipinya dengan facial foam beberapa kali. Selain merasa telah mengkhianati istrinya, ia juga merasa dilecehkan oleh wanita bermata sipit tadi.Setelah menggosok beberapa kali pipinya yang terasa telah ternoda, ia membilasnya dengan air yang mengalir dari kran wastafel.Cermin berbentuk oval di hadapannya seolah menyedot perhatiannya. Menariknya pada kenangan silam. Hanya pipi yang disentuh. Namun Darren Dash tak terima.Dulu, Darren Dash bahkan telah menyentuh seluruh tubuh
Darren Dash merasa lega akhirnya ia bisa turun dari maskapai penerbangan Japan airlines untuk kemudian keluar area bandara CGK. Memaksakan diri, Darren memesan tiket penerbangan hari itu kendati jadwal departure pukul enam sore. Tidak apa-apa pulang larut malam. Yang terpenting segera pulang ke Indonesia.Kejadian semalam membuat Darren Dash menyesal bukan main. Hanya karena rasa iba seringkali mengambil alih pikiran Darren dalam memutuskan sesuatu. Ia memang tak melihat sepak terjang Ayumi Fukada selama di sana. Tak pernah terpikirkan secuil pun mengenai kebusukannya.Barulah setelah kejadian semalam Darren Dash sadar jika wanita yang terlihat baik dan terhormat itu terobsesinya padanya dan ia akan melakukan apapun demi menggapai keinginannya. Obsessed!Ayumi Fukada telah melakukan sesuatu hal di luar batas kewajaran. Andaikata Jodi tak datang ke kamarnya malam itu maka sudah dipastikan Darren terjebak oleh permainan Ayumi Fukada.Flashback on“Argh!”Darren Dash mengalami pusing ya
Dua orang gadis berseragam putih-abu kini tengah berdiri di lapangan parkir sekolah MA Alfatma dengan tak sabaran. Beberapa siswa telah mendahului mereka mengeluarkan kendaraan masing-masing untuk pulang. Para siswa pulang lebih awal kecuali para siswa yang mengikuti kegiatan ekskul. Ke dua gadis tersebut mengikuti ekskul olahraga silat tetapi latihan tidak dilaksanakan di sekolah atau lapangan olahraga, akan tetapi di padepokan khusus.Gadis bertubuh jangkung tengah mematut di depan cermin pos satpam sembari meniup-niup ujung pet kerudungnya.Wooss, wooss“Nah, kerudungku sudah rapi dan cantik.” Gadis itu bermonolog sembari berlenggak lenggok mirip seorang selebgram.Ia menaruh telunjuknya di wajahnya, tepat pada tahi lalat yang bertengger di atas bibirnya yang tipis. Tak lama kemudian ia tertawa.“Kalau wajahku tak ada tahi lalat aku merasa aneh. Tapi lebih cantik kayaknya,”Gadis di sampingnya mendelik ke arahnya dengan tatapan intimidatif.“Apa gadis tomboy itu benar-benar sedan
Nuha panik sendiri melihat tubuhnya dalam keadaan polos ketika ia berada di dalam kamar mandi. Ada banyak tanda merah merata di berbagai tempat. Rupanya itu pekerjaan suaminya yang begitu telaten. Ia tersenyum mesem mengingat pergulatan semalam.Tunggu dulu. Mengapa suaminya begitu berselimut gairah malam tadi. Apakah karena menahan rindu. Mungkin itu alasannya. Semoga tak ada alasan lain. Insting seorang istri berbicara.“Darren Dash, lihatlah! Tubuhku merah-merah mirip digigit serangga. Ah, tidak lebih dari serangga. No, aku seperti terkena cacar air.”Nuha mematut di depan cermin di dalam kamarnya, bermonolog sendiri. Memarahi suaminya dengan begitu gemasnya. Marah tapi senang. Senang tapi marah. Begitulah kisah sepasang suami istri yang saling mencintai.Darren mengerutkan keningnya ketika mendengar Nuha ngedumel sendiri di depan cermin. Jantung Darren terkadang tak bisa diajak kompromi ketika melihat suasana hati sang istri. Ia merapalkan doa dalam hati, berdoa dengan begitu khus
Sepulang Aruni, Darren Dash dan Mariyam Nuha memutuskan untuk pergi ke kebun binatang mengajak ke dua bayi kembar mereka. Inisiatif Darren yang ingin sekali mengajak ke dua malaikat kecilnya berlibur bersamanya. Akhir-akhir ini ia merasa sangat hibuk sehingga waktu untuk keluarga terasa sedikit.Darren mengambil cuti dua hari untuk istirahat dan bermain bersama mereka. Mengenalkan mereka dengan alam dan binatang melalui kebun binatang akan lebih menyenangkan daripada buku cerita yang acapkali dibacakan oleh ibunya menjelang tidur.Setelah membayar tiket, Darren melajukan mobilnya memasuki area kebun binatang. Di area kebun binatang yang mereka kunjungi, para binatang dibiarkan berkeliaran sedangkan manusia dikurung dalam kendaraan beroda.Oleh karena itu rombongan mereka hanya bisa melihat para binatang di balik jendela mobil. Sesekali menjulurkan tangan mereka untuk memberi makan mereka. Namun jangan coba-coba kepala yang dijulurkan nanti binatang buas tak bisa membedakan mana mak
Awan kelabu tampaknya berpindah dari langit kemudian merambat masuk ke dalam mobil sedan yang mewangi aroma orang tengah cemburu. Orang yang cemburu buta biasanya pikirannya menjadi keruh yang menyebabkan berprasangka buruk. Mereka akan mendadak dungu dan emosian seperti wanita yang kedatangan tamu bulanannya.Daniel Dash salah satu bagian dari mereka, yang mendadak dungu dan kalau soal marah ia memang memiliki sifat genetis pemarah dari ibunya.“Salwa jawab!” seru Daniel Dash dengan bernada tegas dan serius. Tangannya mencengkram kemudi hingga urat-urat ningratnya kelihatan.Dari tadi Daniel menunggu jawaban soal pertanyaan yang dianggap rumit melebihi soal pitagoras, apa hubungan Salwa dengan pendekar silat bernama Ilham. Bukankah Salwa sudah menjawab bahwa pendekar silat itu bernama guru Ilham. Salah satu guru silat di padepokan. Kesimpulan yang ditarik ialah Ilham seorang guru maka Salwa adalah muridnya. Sesederhana itu Salwa berpikir.Karena mencium aroma tak sedap dari pertanyaa
“Sayang Farah, putrinya Ibu yang shalehah. Itu namanya bayi gajah. Badannya besar, telinganya besar dan ada belalainya. Meskipun badannya besar tetapi tetaplah bayi.”Nuha menjelaskan satu per satu binatang yang menghuni kebun binatang di sana. Ia menunjuk ke arah seekor gajah kendati putri kecilnya menoleh ke arah bayi simpanse.“Farah! Farah! Lihat ke sana Sayang!”Nuha dengan sabar mengarahkan telunjuknya yang lentik menuju bayi gajah yang lucu, imut dan menggemaskan. Dua ekor bayi gajah tengah saling menendang berebut ibunya ingin menyusu. Sementara itu ayah gajah tengah memandangi gajah betina lain yang lebih molek.“Ajah … ajah …” seru Farah meniru suara ibunya. Nuha sontak menganga bahagia mendengar celotehan putri kecilnya. “Good, Sayang! Gajah! Ga-jah! Elephant!”Beberapa wanita yang membawa anak mereka spontan melirik ke arah Nuha yang begitu cerewet mengasuh putrinya. Namun mereka senang melihat pemandangan mengharukan tersebut.Di sebelahnya, suaminya mendapat bagian menje
Nuha semakin menenggelamkan tubuhnya pada tubuh suaminya hingga posisi suaminya terduduk menahan bobot tubuh Nuha. Ia duduk di pangkuan suaminya. Darren mulai merasa resah menghadapi sikap istrinya.“Aku cemburu Mas. Aku sangat cemburu. Aku baru pertama kali merasa begitu cemburu. Ah, tidak, untuk kesekian kali aku cemburu,” bisik Nuha. Sebelah tangannya melingkari pinggang sang suami dan sebelah lainnya mencengkram kerah kaos yang dipakainya dan sesekali memukul dengan gemas.“Iya, Sayang. Karena Mas tahu Nuha pasti cemburu maka Mas tak berniat menceritakan hal itu. Sungguh memalukan! Seorang wanita merendahkan harga dirinya demi memenuhi hasratnya,”Darren mengatakan hal tersebut dengan merinding. Jika Jodi tidak datang maka Darren sudah terjebak untuk ke dua kalinya pada kekhilafan yang sama. Beruntung foto di mana Ayumi Fukada melucuti pakaiannya tidak ada. Tak terbayang reaksi Nuha.Nuha mengurai pelukannya dan bangkit meninggalkan Darren Dash dengan tatapan yang tak dipahami.“K