Malam ini Kania terjaga dan tak bisa memejamkan matanya karena dia merasa pengap tidur di antara Sahila dan Naufal yang mengapitnya. Yang benar saja mereka tidur seranjang. Sebelumnya Kania memang merasa sangat bahagia bisa menyatukan kembali ke dua orang tuanya.Kehadiran Aruni mengembalikan kembali keutuhan rumah tangga mereka. Ide Kania sangatlah tepat dengan mendatangkan Aruni. Saking bahagia malam ini Kania ingin tidur bersama dengan keduanya. Sayang, ternyata bukan ide bagus karena Kania merasa gerah tidur satu ranjang dengan mereka. Kania lupa jika dia sekarang bukan anak remaja lagi, usianya hampir menyentuh dua puluh tahun seusia Nuha. Saat usia kandungan Arunika empat bulan sewaktu mengandung Nuha, Sahila baru mengandung Kania. Oleh karena itu usia Nuha dan Kania tak terlampau jauh jaraknya.Akhirnya dengan mengendap-endap, Kania berhasil meloloskan diri dari pelukan ke dua orang tuanya dengan nafas yang sedikit terengah-engah. Dia menyatukan ke dua tangan ke dua orang tuany
Seorang MC pria membacakan agenda acara pesta pernikahan Mariyam Nuha dan Darren Dash satu per satu sore itu sembari menunggu kehadiran pengantin wanita yang saat ini masih berada di kamarnya dan para tamu undangan yang masih belum lengkap.“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Good evening everyone. Terima kasih atas perhatiannya. Yang terhormat Bapak Jonathan Dash, Ibu Kinanti Wicaksono dan Ibu Arunika serta para hadirin yang saya hormati.Pertama-tama marilah kita berucap syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kita bisa menghadiri acara walimatul Ursy atau resepsi pernikahan Mas Darren Dash dan Mbak Mariyam Nuha hari ini.Baiklah saya akan membacakan susunan acara hari ini. Pertama, pembukaan acara dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran yang akan dibacakan oleh seorang qiraat yang ternyata berasal dari keluarga istri, tepatnya adiknya pengantin wanita bernama Salwa.Ke dua, acara selanjutnya akan ada sambutan yang akan dibawakan oleh Pak Jonathan yang te
Seorang wanita cantik mencak-mencak di luar area resort karena tak bisa mengikuti acara pesta pernikahan Darren Dash dan Mariyam Nuha. Untuk mengikuti acara tersebut setiap tamu undangan akan melewati resort dengan penjagaan yang ketat. Pantai di mana menjadi pusat acara berada di belakang resort tersebut.Wanita yang sudah berdandan cantik mirip model Victoria Secret tersebut marah besar karena tidak diijinkan masuk dengan alasan yang tak bisa diterima oleh akal sehatnya.“Saya akan laporkan pada Pak Jonathan karena Anda tidak sopan pada tamu undangan. Kau tahu siapa saya? Saya Tania Anne Sudibyo, kerabat dekat keluarga Jonathan Dash.”Tania memang datang ke pesta pernikahan Darren Dash atas undangan Kinan. Meskipun Tania tidak bisa menjalin hubungan lagi dengan Darren, Kinan tetap menganggap Tania seperti seorang anak, sama seperti sebelumnya. Mengundang mantan bukanlah masalah yang besar, begitu pemikiran Kinan yang sederhana. Dia percaya tak mungkin Tania berbuat hal bodoh seperti
Begitu Darren menutup pintu saat mereka tiba di kamar pengantin Darren mendorong Nuha ke dinding dan menguncinya dengan satu tangannya menyandar ke tembok. Dia menarik tengkuk Nuha, melabuhkan bibirnya pada bibir tebal kekasihnya. Saling beradu nafas teramat dalam untuk menyalurkan rasa rindu yang menggebu saat ini. Tak peduli mereka masih berpakaian pengantin yang lengkap dan tak nyaman.Mereka melakukannya cukup lama kemudian melepaskan tautan mereka saat keduanya kehabisan pasokan oksigen. Saling berpandangan penuh damba.“I love you,” bisik Darren dengan suara serak ke telinga Nuha.Tanpa aba-aba Darren mengangkat tubuh Nuha dan membawanya ke atas ranjang pengantin yang begitu indah. Kelopak bunga mawar putih yang menghias ranjang dengan berbentuk love berhamburan akibat ulah mereka. Nuha mengalungkan tangannya pada leher sang suami dengan tatapan intens. Namun perlahan detik demi detik tatapan itu berubah menjadi kabut gairah. Darren menandai titik-titik wilayah kekuasaan dan ke
“Dad, apa yang sedang kaulakukan?”Darren bertanya tepat ketika tangannya membuka knop pintu kamar, mendapati sang ayah nyaris terjungkal karena bersandar pada daun pintu. Tentu saja Darren tidak mengetahui ihwal Jonathan yang sama konyolnya seperti Romi mencoba menguping apa yang dilakukan oleh sepasang pengantin.“Um, Daddy mau mengajakmu jogging ke bawah. Siapa tahu kau butuh olahraga tambahan untuk menambah stamina.”Dengan begitu pandainya Jonathan berkelit seolah tak terjadi apa-apa. Wajahnya pula tampak datar. Ke dua tangannya dia rentangkan kemudian tautkan seolah melakukan gerakan pemanasan sebelum melakukan olahraga. Padahal jantungnya jedag-jedug khawatir ketahuan dengan tindakan konyolnya barusan.“Siapa Mas?” tanya Nuha masih berada di dalam kamar. Nuha sedang merapikan ranjang pengantin yang berantakan seperti kapal pecah akibat pergulatan semalam.“Daddy, Sayang,” jawab Darren sembari menoleh ke belakang. Karena khawatir istrinya belum memakai jilbab, Darren hanya mengu
Sinar keemasan mentari pagi mulai mengintip di balik awan. Terasa hangat menerpa kulit. Pagi yang hening di resort milik JD Group mulai ramai oleh para pelayan yang berlalu lalang melakukan aktifitas mereka. Ada yang bagian membersihkan ruangan kamar, taman hingga bagian memasak. Harum aroma masakan dan rempah-rempah mulai tercium hingga ke berbagai sudut area resort. Seorang gadis bertubuh tinggi dalam balutan syari berjalan dengan sedikit tergesa-gesa mencari seseorang di lorong bagian belakang resort yang langsung menghadap ke bibir pantai. Hari ini Kania sudah berkemas akan pulang ke Bogor bersama ke dua orang tuanyaKania tidak ikut sarapan bersama keluarga pengantin karena Naufal harus segera pergi ke kantornya mengurus restoran cabang yang beberapa pekan ini dibuka. Kania sesekali turun ikut membantu sang ayah melihat secara langsung saat para chef yang didatangkan langsung dari Istanbul memasak masakan timur tengah.Semenjak Kania menginap di rumah Aruni dan ikut menyibukan d
Kinanti Wicaksono terlihat panik ketika mendengar Daniel tengah mengamuk. Apalagi yang terjadi padanya. Pasti ada sesuatu yang memicunya. Jonathan yang mendengar aduan Riko hanya mendesah pelan. Dia mulai belajar memaklumi perubahan sikap Daniel yang impulsif. Daniel bisa tiba-tiba marah untuk urusan sepele. Salwa menulikan pendengarannya dan kembali melanjutkan sarapannya hingga bersendawa kecil. Bukan ide bagus ketika dia ingin tahu urusan orang. Kemudian matanya tertuju pada sang ibu yang tengah bersedia menunggunya selesai sarapan sembari memainkan ponselnya. “Ummi, kemana Teh Nuha? Aku dari tadi tidak melihatnya. Apa Teh Nuha sudah sarapan? Bagaimana kalau sakit lambung Teh Nuha kambuh,” cerocos Salwa saat baru menyadari sang kakak tak ikut bergabung di meja makan. Jonathan yang masih berada di sana, menghabiskan puding kelapa tanpa gula hanya mengulum senyum melihat tingkah adiknya Nuha yang begitu perhatian. Apakah karena gadis itu perhatian hingga membuat Daniel tertarik pa
Honeymoon sudah usai, kini pengantin pria dan wanita kembali pulang ke kediaman mereka. Baik Darren maupun Nuha kembali melakukan rutinitas seperti biasa. Darren Dash berangkat ke kantor sedangkan Mariyam Nuha pergi kuliah sebagai anak mahasiswi. Karena kesibukan di kantor, Darren belum bisa mengajak Nuha untuk pergi honeymoon ke luar negeri. Dia hanya menghabiskan honeymoon selama satu minggu di resort. Lagipula sebentar lagi mereka juga akan mengadakan resepsi atau pesta pernikahan selanjutnya di hotel pribadi milik JD Group. Ide perayaan di hotel bintang lima tersebut tentu saja berasal dari Jonathan sebab dia ingin mengumumkan kepada semua orang bahwa anak kebanggaannya Darren Dash telah menikah. Dia juga sudah bosan jika harus berhadapan dengan rekan kerjanya yang selalu menawarkan anak gadis mereka agar bisa bersanding dengan Darren. Nuha tidak mengetahui bahwa suaminya tersebut memiliki banyak penggemar yang mengantri dari kalangan putri konglomerat, sesama pengusaha. Darren
Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak
Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k
Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set
Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal
Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk
Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf
Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan
Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad
“Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap