"Aku sungguh tidak bisa melanjutkan ini, Bos. Maafkan aku! Aku merasa sangat brengsek, Bos!" Neymar masih terbawa melow saat mereka sudah berada di depan rumah Ilona sambil menunggu Ilona dan Jericko bersiap untuk pergi ke supermarket. Moreno sendiri ni hanya mengembuskan napas panjangnya. "Ak
Wanita di hadapannya bernama Tamara, si tukang bully. Pernah suatu kali wanita itu menyembunyikan sepatu seorang anak di kelas mereka setelah olahraga dan Ilona melihatnya. Saat Ilona melaporkan semua yang sebenarnya, Ilona malah dimusuhi oleh Tamara dan gengnya. Sejak saat itu, Tamara mulai mem
"Semoga kita tidak bertemu lagi dengan mereka! Aku tidak bisa membayangkan kalau semua kebohongan yang kau katakan itu sampai terbongkar, Reno!" "Tapi lepaskan aku! Mereka sudah tidak melihatnya, tidak perlu terus memelukku!" Debar jantung Ilona masih memacu tidak karuan, tapi Ilona yang tadinya
"Wah, ini enak sekali, Kak!" "Benar, ini enak sekali, Bos! Kau memang pintar memasak, Bos!" Jericko dan Neymar nampak sumringah saat menikmati masakan Moreno. Namun, Ilona masih diam saja dan hanya menatap makanan di hadapannya. "Mengapa kau tidak memakannya, Ilona?" tanya Moreno karena Ilona
Jericko pun masih berkutat dengan pikirannya sendiri saat Neymar pun menghampirinya. "Hei, Jericko! Mengapa kau bengong? Mana ponselnya? Sudah mengambilnya?" tanya Neymar yang sudah melangkah mendekat. Tapi Jericko pun langsung menghampiri Neymar dan menariknya menjauh dari rumah agar tidak meng
"Jadi apa yang akan kita lakukan dengan itu, Bos?" Moreno dan Neymar sudah berada di ruang kerja Moreno pagi itu dan entah sudah berapa lama Moreno hanya memandangi berkas petisi yang sudah lengkap itu. "Aku akan memikirkannya nanti, Neymar!" Mereka pun masih sama-sama terdiam saat pintu diketu
Ilona kecewa, benar-benar kecewa. Hubungannya baru beberapa hari dengan Adrian, tapi ia sudah begitu kecewa. Tadi Ilona sempat meminta Adrian mengajaknya saat bekerja agar Ilona tahu di mana Adrian bekerja, tapi Adrian terus menolaknya dengan banyak alasan dan membuat Ilona makin kecewa. Ilona s
"Kurasa kita sudah terlalu lama menumisnya," seru Ilona sambil refleks memundurkan kepalanya sampai kepalanya sedikit menempel ke bahu Moreno. Posisi mereka masih sama dan Ilona mendadak sadar kalau mereka sudah terlalu lama berada dalam posisi ini. "Hmm, baiklah, ini sudah," sahut Moreno akhirn