Xander terus mengumpat di ruang kerjanya saat ia menelepon Sena tapi Sena tidak pernah mengangkat teleponnya, bahkan tidak lama kemudian, ponsel Sena pun tidak aktif lagi. "Sial, apa wanita sialan itu mencoba kabur dariku? Beraninya dia melakukannya! Dasar brengsek!" Xander pun terus menggebrak me
"Apa ini sudah waktunya Giana pulang kerja, Bik? Mengapa lama sekali? Aku sudah tidak sabar lagi ingin bertemu dengan Giana." "Sabar, Andrew. Namanya orang kerja memang lama." "Tapi katanya dia bekerja di kantor Kak Xander kan? Mengapa Kakak tidak membiarkannya pulang cepat? Aku merindukannya, Bik
Sebuah mobil melintas dengan begitu cepat memecah genangan air di setiap jalan yang ia lewati. Terkadang mobil itu memperlambat lajunya agar sang pengemudi dapat mengamati di sepanjang jalan yang sudah terlihat buram saking derasnya hujan malam itu. "Sial, sebenarnya ke mana kau pergi, Sena? Entah
"Jangan, Xander! Jangan!" Air mata Sena terus bercucuran saat Xander akhirnya berhasil melepaskan kemeja dan pakaian dalamnya hingga tubuh bagian atas Sena langsung polos dan terpampang di hadapan Xander. Sena pun sontak menyilangkan kedua tangan di depan dadanya dan ia begitu ketakutan kalau Xand
"Bagaimana, Bik? Kapan Kak Xander dan Giana pulang? Aku sangat mencemaskan Giana." Ekspresi wajah Andrew terlihat begitu cemas saat Bik Arta sudah menutup teleponnya dengan Xander dan Bik Arta pun hanya bisa menatap Andrew dengan jantung yang berdebar kencang. Tentu saja Bik Arta tidak bisa menyal
"Sial, butuh berapa jam untuk mengeringkan rambutmu dengan hair dryer kecil ini, Sena! Mana rambutmu panjang dan tebal! Membuatku kesal saja!" rutuk Xander yang akhirnya menyerah karena rambut Sena tidak kunjung kering. Xander pun mengibaskan tangannya yang sudah pegal karena mengeringkan rambut Se
Xander langsung mematung mendengar permintaan Sena dengan syara yang begitu lirih. Xander sempat berpikir bahwa Sena benar-benar mengenalinya dan memintanya tinggal, tapi ternyata Sena hanya mengigau. Kedua mata Sena masih terpejam dengan raut wajah yang begitu gelisah dan butiran keringat yang kem
Cahaya matahari masuk melalui celah jendela dan membuat Sena pun menyadari kalau hari sudah pagi. Tapi tubuh Sena yang masih terasa pegal membuat Sena benar-benar malas bergerak. Sena pun masih terus memeluk gulingnya yang pagi ini terasa begitu nyaman dan hangat. Bahkan, Sena menyurukkan wajahnya
Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo
"Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor
Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada
Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t
Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri
"Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya
Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir
"Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye
Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda