Share

Bab 0002

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sena tidak pernah benar-benar ingat bagaimana ia bisa tiba di rumahnya malam itu. Yang bisa Sena ingat hanyalah dirinya menangis sepanjang perjalanan dan ia mulai berhalusinasi seolah semua orang menatapnya jijik dan mencemooh dirinya yang kotor.

Sena pikir, malam kelamnya sudah berakhir begitu ia tiba di rumah, tapi ternyata ia salah. Sena malah disambut dengan kondisi rumahnya yang berbeda dengan saat ia tinggalkan tadi.

"Ya Tuhan, apa lagi ini? Mengapa lampu rumah menyala? Pintunya juga terbuka. Siapa di rumah? Apa ada pencuri?"

Sena begitu panik dan langsung saja berlari ke arah rumahnya walau langkahnya tertatih karena bagian sensitifnya masih terasa perih. Namun, ia tidak peduli dan segera masuk ke dalam rumah.

"Siapa di sana? Keluar dari rumahku!" pekik Sena dengan gagah berani sambil mengangkat tas selempangnya.

Sena tahu mungkin ia begitu bodoh kalau berpikir tas selempangnya bisa melumpuhkan pencuri, tapi sungguh ia tidak bisa berpikir lagi, ia hanya tahu ia harus menyelamatkan rumahnya, satu-satunya harta yang masih ia punya, peninggalan kedua orang tuanya.

Sena pun terus melangkah ke arah sumber suara di dalam kamarnya dan sambil mengumpulkan kekuatannya, Sena pun membuka pintu kamarnya, berniat menyerang pencurinya.

Namun, ketika melihat sosok yang ada di depannya, perasaan Sena langsung bergejolak tidak karuan. Marah dan benci bercampur menjadi satu.

"Giana! Akhirnya kau pulang juga, akhirnya kau pulang setelah kau menghancurkan segalanya! Kau masih ingat kau punya rumah, hah?

Perbedaan umur di antara mereka yang hanya dua tahun lebih membuat Sena tidak pernah memanggil Giana dengan sebutan kakak. Bahkan banyak yang mengira mereka kembar walaupun wajah mereka sebenarnya tidak begitu mirip.

Giana yang mendengar suara Sena itu pun menoleh dan baru saja akan menyahuti Sena, tapi ia malah menganga menatap penampilan Sena.

"Apa ini, Sena? Apa yang kau lakukan dengan memakai gaunku?" sembur Giana tajam. "Kau mau belajar menjadi pencuri, hah? Lepaskan gaunku dari tubuhmu! Lepas!" bentak Giana sambil menghambur ke arah Sena dan menarik gaun itu dari tubuh Sena.

"Akhh, apa yang kau lakukan, Giana? Aku hanya meminjamnya, aku akan mengembalikannya nanti!"

"Apa aku sudah mengijinkannya? Berani sekali kau menyentuh barangku, Sena! Asal kau tahu kalau gaun ini sangat mahal. Kau bekerja berbulan-bulan saja belum tentu bisa membeli gaun ini. Tapi sial! Apa itu? Gaunnya robek?" pekik Giana saat ia melihat ujung gaun yang sepanjang lutut itu nampak robek.

Seketika Sena pun menatap nanar ke ujung gaunnya yang pasti robek karena pria bengis itu memaksa menariknya tadi.

"Apa yang kau lakukan sampai gaunnya robek, Sena? Dan kau bahkan memakai sepatuku. Bau apa ini? Parfumku juga? Dasar pencuri! Berani sekali kau memakai semua barangku. Sekarang cepat lepaskan! Lepaskan gaunku, Sena!"

"Aku bisa melakukannya sendiri, Giana! Lepaskan tanganmu!" seru Sena sambil menahan tangan Giana yang terus menarik gaun itu sampai gaun itu sedikit melorot dan membuat kulit di atas dada Sena tersibak.

Giana pun sampai menganga sejenak melihat tanda merah di sana. "Tanda apa itu, Sena? Tanda apa di dadamu?"

Sena sendiri sontak menutupi tanda yang pasti dibuat oleh pria bengis itu saat menodainya tadi. Namun, Giana langsung tertawa kesal dan menatap jijik pada adiknya itu.

"Oh, ternyata kau mau belajar menjadi wanita murahan, hah? Apa kau baru saja menghabiskan malam bersama seorang pria, hah? Pasti pria itu yang membuat tanda di tubuhmu kan? Pantas saja aku bisa merasakan aroma parfum mahal seorang pria." Giana sedikit memajukan wajahnya dan ia memejamkan matanya sejenak merasakan aromanya.

"Dasar wanita sok suci! Kau terus menasihati aku setiap kali kita bertemu sampai aku muak mendengarnya, tapi ternyata kau tidak ada bedanya dengan aku. Murahan!" sembur Giana tanpa perasaan.

Hati Sena begitu tertusuk sekarang. Rasanya Sena ingin mengumpat dan berteriak di depan wajah Giana. Sena bisa tahan kalau hanya harus bekerja melunasi hutang, toh Sena sudah melakukannya begitu lama, tapi kalau harus kehilangan masa depannya seperti ini, bagaimana ia masih bisa menghormati kakaknya setelah semua ini?

Sena pun menatap kakaknya dengan tatapan kecewa yang tidak bisa dijelaskan lagi.

"Tahukah kau apa yang terjadi padaku karena kau, Giana? Aku kehilangan kehormatanku karena seorang pria yang mempunyai dendam padamu, apa kau tahu itu?"

Giana yang mendengarnya pun membelalak dan terdiam sesaat. "Apa? Apa maksudmu?"

"Aku dinodai, Giana. Dia bilang kau sudah meninggalkan adiknya dan dia mengira aku adalah kau!"

Giana pun membelalak makin lebar saat ini. Tentu saja ia sudah biasa tidur dengan banyak pria, jadi kehilangan kehormatan bukan hal yang luar biasa lagi bagi Giana. Tapi seseorang yang bisa melakukan hal itu, menangkap dan menodai Sena berarti orang itu pasti bukan orang yang baik dan Giana pun mulai merasa takut.

"Sial! Siapa adiknya saja aku tidak tahu. Tapi kalau dia salah menangkapmu berarti ada kemungkinan dia akan mencariku lagi kan? Aku tidak boleh tertangkap, aku tidak boleh tertangkap!"

Giana pun mulai panik dan kembali mencari sesuatu di dalam laci kamar Sena. Namun, Sena yang mendengar ucapan Giana malah makin sakit hati.

"Aku baru saja dinodai! Tubuhku bahkan masih sakit, tapi kau sama sekali tidak peduli?!" Sena mencoba menunjukkan betapa hancur dirinya di hadapan Giana.

Ia berharap, kakaknya itu mau sedikit berempati. Hanya saja, harapannya terlalu tinggi. Sebab, Giana justru memandang sang adik dengan rendah.

"Kehilangan kehormatan tidak membuatmu mati, Sena. Lain hal jika mereka yang menemukanku. Jadi, jangan manja! Terima saja nasibmu!" desis Giana sambil mulai melempar keluar semua isi laci milik Sena.

"Kau benar-benar tidak punya perasaan, Giana! Jangan bongkar lagi! Sebenarnya apa yang kau cari, Giana?"

Sena mencoba menghentikan Giana, tapi Giana mengempaskan tangan Sena. Terjadi saling menarik dan mendorong antara Sena dan Giana sampai akhirnya Giana mendorong Sena kasar sampai Sena jatuh terduduk di lantai.

"Akh!" Sena meringis dan menatap tak percaya pada kakaknya.

Dan tepat saat itu, akhirnya Giana pun menemukan apa yang ia cari yaitu sertifikat rumah. Giana mengangkat map sertifikat itu sambil tersenyum puas, sedangkan Sena langsung membelalak melihatnya.

"Apa yang mau kau lakukan dengan itu, Giana? Kembalikan padaku!"

Sena menahan rasa sakit di tubuhnya dan bangkit berdiri untuk merebut sertifikat itu dari Giana, tapi dengan cepat Giana mengamankan sertifikat rumah itu.

"Aku akan menjual rumah ini, Sena! Aku membutuhkan banyak sekali uang untuk investasi dan aku harus menjual rumah ini!"

"Jangan gila! Aku tinggal di mana kalau kau menjual rumah ini? Ini satu-satunya peninggalan Ayah dan Ibu, Giana!"

"Ayah dan Ibu sudah mati, mereka tidak akan peduli lagi pada rumah ini dan kau juga bisa mencari tempat tinggal lain, aku tidak peduli. Aku butuh uang, Sena, dan aku harus menjual rumah ini!" seru Giana lagi yang langsung mendorong Sena dan melarikan diri dari rumahnya.

"Berhenti, Giana! Kembalikan padaku! Giana!" Sena berteriak sambil mengejar Giana sampai keluar rumah, tapi terlambat.

Giana sudah masuk ke dalam mobil yang baru saja datang menjemputnya. Sena sempat memukul-mukul kaca mobil itu dan terus memanggil Giana, tapi mobil itu pun langsung tancap gas dan melaju kencang pergi dari sana sampai Sena pun langsung jatuh terjerembab di jalanan depan rumahnya.

"Akhh, Giana! Kembali, Giana! GIANAAA!!!" teriak Sena dengan tangisan yang begitu memilukan.

**
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Qthree Say
jual rumah gak semudah itu fergoso apalagi nama di sertifikat bukan nama Giana,kecuali..digadai secara ilegal. ..tapi itupun harganya pasti murah
goodnovel comment avatar
yusuf suf
emang kudung kiding
goodnovel comment avatar
Zulhan
ceritanya bagus masalah keluarga .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0003

    Sena menatap kosong ke salah satu sudut kamarnya malam itu. Rasanya hampa sekali, semuanya mendadak hilang dalam semalam. Kehormatannya dan juga rumahnya. Sena pun tertawa sambil menangis dengan sangat frustasi di sana. Sena jijik pada dirinya. Bahkan, setelah Sena mandi dan menggosok tubuhnya samp

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0004

    Xander menyeringai menatap wajah cantik Sena yang nampak lebih fresh pagi itu. Walaupun masih ada bekas sembab di sana yang menandakan wanita itu baru saja menangis semalaman, tapi hal itu tidak mengurangi kecantikan Sena sama sekali. Bahkan, Xander sampai memicingkan mata menatap sekali lagi wajah

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0005

    Sena masih menggeram begitu kesal dan frustasi setelah menutup telepon dari Xander. Sena ingin berteriak, mengumpat, dan menangis lagi, tapi mendadak ia teringat kalau Hansel akan menjemputnya dan ia harus terlihat bahagia. Cukup lama Sena menenangkan dirinya sebelum akhirnya ia memutuskan ke toile

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0006

    Suara lantang Xander membuat Sena dan Hansel seketika membelalak bersamaan. "Apa? Siapa yang kau maksud?" tanya Hansel terbata. Hansel yang masih duduk di kursinya pun mendongak menatap Sena. "Sebenarnya ada apa ini, Sena?"Namun, Sena hanya menggeleng. "Jangan dengarkan dia, Hansel! Dia pria gila.

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0007

    "Ah, dasar pria brengsek!" Sena memekik kesal di kamarnya dan ia pun duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Sena meninggalkan Xander tadi dan langsung pulang ke rumahnya tanpa mempedulikan pria itu lagi. Lagipula siapa yang mau berdekatan dengan iblis seperti itu?"Sebenarnya apa salahk

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0008

    Sena membuka matanya pagi itu dan ia pun langsung tersentak saat melihat jamnya. "Astaga, sudah jam sembilan, apa aku akan terlambat lagi?" pekik Sena sambil buru-buru turun dari ranjangnya. Namun, baru saja ia akan melangkah ke kamar mandi, ia pun mendadak tersentak lagi oleh kesadaran bahwa ia s

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0009

    Sena masih mematung mendengar ucapan wanita di hadapannya. Apa ia salah dengar? Sena yang sebelumnya merasa ia begitu beruntung, tapi sekarang mendadak ia merasa begitu sial.Seolah diangkat tinggi ke langit dengan diterima bekerja dan ia dihempaskan lagi ke bumi dengan langsung dipecat lagi pada ha

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0010

    Jantung Sena masih berdebar begitu kencang dan Sena membelalak lebar menatap pria brengsek bernama Alexander Sagala yang entah dari mana datangnya dan mendadak menolongnya. Xander sendiri melirik Sena sekilas sebelum ia kembali menatap pria mandor itu dengan penuh kebencian. "Siapa yang mengijinka

Bab terbaru

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0510

    Rumah keluarga Moreno dan Ilona dihias begitu cantik hari itu. Mereka mengadakan sebuah pesta sederhana untuk merayakan satu bulannya bayi kembar mereka, Mateo dan Zanneta. Tentu saja sederhana untuk Moreno, tidak sederhana bagi Ilona karena Moreno mengundang semua warga kampung ke rumah, bahkan Mo

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0509

    "Aakkhh, sakit sekali, Reno! Sakit sekali!" Ilona memekik kesakitan saat ia sudah berada di ruang bersalin malam itu. Beberapa bulan telah berlalu dan saat yang Ilona nantikan pun tiba yaitu saat di mana kedua bayi kembarnya akan segera lahir. Ilona sudah memutuskan untuk melahirkan secara nor

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0508

    Saat Ilona masih begitu menikmati awal kehamilannya, Adrianna sendiri juga begitu menikmati akhir kehamilannya. Di umur kehamilan yang sudah masuk ke sembilan bulan, nafsu makan Adrianna pun makin bertambah sampai Tobias kewalahan mengikuti kemauan Adrianna yang sangat banyak. Tentu saja terkada

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0507

    Moreno dan Ilona langsung pergi ke dokter keesokan harinya setelah melihat hasil tespek Ilona. Mereka belum berani memberitahukan kabar bahagia itu pada orang lain selain Sena sebelum melakukan USG untuk memastikan kehamilan itu benar adanya dan tanpa gangguan. Ilona pun menunggu dengan begitu t

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0506

    Saat Tobias dan Adrianna masih begitu bahagia setelah pulang dari bulan madu, tidak begitu dengan Ilona yang sebenarnya juga sangat bahagia, tapi ia kelelahan dan sakit. Sena sampai mengunjungi rumah Moreno setiap hari untuk merawat menantunya yang lemas itu padahal Sena hanya masuk angin. "Teri

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0505

    "Tobias, pelan-pelan!" Adrianna memekik tertahan saat akhirnya dirinya dan suaminya melewatkan malam pertama pernikahan dengan begitu menggebu. Tobias sendiri sama sekali tidak mau menunggu sedikit pun untuk memiliki istrinya lagi dan lagi. Dan Adrianna pun hanya bisa pasrah melayani suaminya

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0504

    Tiga bulan setelah pernikahan Moreno dan Ilona, semua anggota keluarga pun bersiap berangkat ke Paris karena Tobias dan Adrianna akan menikah secara privat di Paris dan langsung berbulan madu di sana. Begitu juga dengan Moreno dan Ilona yang akan ikut berbulan madu keliling Eropa setelah menghadir

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0503

    "Kau lelah, Sayang?" Moreno dan Ilona akhirnya kembali ke kamar hotel mereka setelah serangkaian acara pernikahan yang melelahkan namun membahagiakan itu. Mereka mengadakan dua kali pesta di pagi dan di malam hari dan Ilona pun memakai gaun pengantinnya sepanjang hari sampai rasanya begitu menye

  • Dinodai CEO Kejam   Bab 0502

    Sejak awal Ilona melangkah, Moreno sudah menahan napasnya sejenak melihat pengantin wanita yang paling cantik yang pernah ia lihat. Gaun Ilona sama sekali tidak berlebihan, gaunnya sederhana tanpa banyak hiasan apa pun tapi terkesan mewah dan elegan. Ilona terlihat cantik luar biasa dengan danda

DMCA.com Protection Status