Beranda / Romansa / Dinikahi Ustadz Tampan / Menghirup Udara Bebas

Share

Menghirup Udara Bebas

Penulis: HalSya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sumpah, apa yang Retno bilang bahwa air terjunnya bagus sekali ternyata itu benar 100%. Tumpahan air dari atas gunung dengan ketinggian beratus-ratus meter itu, bener-bener sukses memanjakan semua mata yang menatapnya.

Kalau dari lokasi pondok, kita perlu waktu sekitar 15 menit dengan angkutan umum, lalu dari poros jalan harus berjalan kaki lagi, menaiki gunung untuk sampai di lokasi air terjun Cimajur.

Walaupun capek, tapi semua terbayar lunas saat lihat pemandangan luar biasa ini.

Airnya bener-bener sejuk dan memakan semua energi lelah yang kita rasa selama ini.

Adik-adik yang mengajakku tadi, pada langsung melempar tas gendongnya, saling berlarian untuk melompat dan terjun ke sungai yang menjadi landasan air terjun itu.

Mereka bersenang-senang, sambil menyipratkan air kepadaku yang masih berdiri di bibir sungai.

"Cepetan Mba, lompat ke sini. Airnya sejuk, gak nyesel deh."

"Ayok Mba, sini!" Mereka saling berteriak memanggil namaku. Rasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Profil Dari 6 Hokage

    "Mulai dari aku ya, nama aku Wulan. Umur aku 19 tahun. Aku punya cita-cita pengen jadi dokter. Supaya, orang yang gak mampu kayak aku bisa berobat dengan tenang. Soalnya, bapak aku meninggal dunia pas lagi berobat terkait biaya hehe," paparnya dengan kesedihan yang dibalut senyuman. Hebat, dia bisa menyerang luka itu dengan motivasi."Wulan, aku baru tahu deh cita-cita kamu yang ini. Sekarang giliran aku!"Retno menyahut dan menjadi yang kedua untuk memperkenalkan dirinya. "Aku Retno, aku umur 19 tahun. Habis lulus SMA, aku dimasukkan ke dalam pondok. Karena kalau di pondok gak menghabiskan banyak biaya untuk jenjang pendidikan. Ibu dan bapak cerai, mereka udah hidup masing-masing sama keluarga barunya. Sedangkan aku tinggal sama nenek yang kerjanya sebagai guru SD. Padahal aku suka traveling, mimpiku pengen jadi traveler yang berkunjung ke banyak tempat wisata, tapi sayangnya mimpi itu sampai kapanpun cuma jadi sebatas mimpi."Cerita kedua dari anak santri itu

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Semangat Marah-marah

    Karena sudah adzan magrib, kita semua berlarian begitu sudah sampai di poros jalan menuju ke gerbang pondok. Bagi aku sih gak masalah, tapi bagi mereka, tidak boleh sampai kehabisan waktu sholat magrib, karena pasti bakal jadi sebuah hukuman besar nantinya.Akhirnya kita semua berpisah saat di depan aula utama, mereka berlari ke arah gedung kamar wanita sedangkan aku mempercepat jalan untuk sampai ke rumah Husein.Duh mudah-mudahan Husein belum pulang yah, soalnya aku lagi gak mood ribut malam ini!Melihat keadaan dua rumah yang terang benderang, aku udah yakin kalau mereka sudah pada tiba di rumah, tapi kalau hati kecil masih berharap bahwa Husein belum pulang. Aku sedikit berjalan mengendap-endap masuk ke dalam ruang depan sambil memperhatikan lagi semua yang ada sekitarnya. Ternyata Husein belum ada, syukurlah. Lalu aku melangkah lagi ke dalam kamar, dan begitu membuka pintu, aku melihat lampunya yang masih padam. "Syukurlah dia beneran belum pulang," batinku bersorak.Aku menc

  • Dinikahi Ustadz Tampan    1 Bulan Pernikahan

    "Sebagai istri yang baik, seharusnya kamu tidak jadi keluar dan memilih nunggu aku sampai aku datang. Bukan malah pergi tanpa pamit, apalagi kamu bawa anak-anak santri yang tidak tahu apa-apa. Kalau merasa gak betah ya gak betah saja sendirian, jangan nodai mereka yang sedang menuntut ilmu."Aku gak percaya dengan apa yang baru saja dia ucapkan. "Jadi kamu secara tidak langsung menuduh aku menghasut mereka untuk pergi?" tanyaku dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. "Mungkin saja bila kenyataanya begitu.""Kamu ngerti gak sih Mas, aku gak suka tinggal di sini. Aku gak suka sama pernikahan kita! Aku tersiksa, dan aku menderita. Makanya aku cari cara supaya bisa melepaskan penat itu." Duh, aku udah gak kuat membendung air mata. Dia jatuh begitu saja seiring dengan hati aku yang makin remuk."Tapi harus izin Rey, gak sesuka hati kamu begini.""Berarti Mas gak tepati janjinya!""Astaghfirullah Rey, janji apa lagi? Apa hingga detik ini saya pernah meminta hak saya sebagai suami ka

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Seperti Lembaran Baru

    Aku segera bangun beberapa detik setelah jam alarm berbunyi dengan begitu nyaring. Karena lagi menstruasi, makanya aku sengaja menyetel alarm langsung pada jam 6 pagi, lumayan kan ada jatah tidur satu jam lebih lama dari biasanya. Pantesan aja aku begitu emosional akhir-akhir ini, ternyata mau kedatangan tamu merah toh! Aku ngucek mata untuk mengembalikan penglihatan, setelah itu aku menemukan Husein yang lagi duduk di sofa sambil membaca kitabnya."Udah bangun Rey?"Aku mengangguk lemah, "iya," kataku dan segera berdiri terus merapihkan tempat tidur.Sumpah sih, kehitung tiga hari dari kemarin memang menjadi hari yang amat berat bagi aku, khususnya Husein. Karena ternyata terbukti jelas bahwa membina rumah tangga itu memang gak segampang yang dibayangkan. Kalau ada lomba siapa yang paling tebal kesabarannya, maka Husein lah yang jadi pemenang. Bagaimana tegasnya dia menghadapi aku yang labil banget ini, tapi tanpa emosi yang menyakiti.Dari semenjak perdebatan malam itu, dia terus

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Jadi Asisten Pribadi

    Mau ditolak tapi apa alasannya? Toh juga bukan hal yang bikin tangan aku jadi kesemutan tiap saat kan?"Boleh, tapi ribet gak?""Gak ribet kok, kalau ada telepon dan meminta aku mengisi ceramah, kamu tinggal bilang akan dikabari lagi nanti lewat pesan. Baru kamu masukan jadwal lewat aplikasi ini, dan bisa dilihat sukses atau tidaknya," terang suami aku dan menunjukkan sebuah aplikasi khusus di dalam ponselnya."Jadi aku perlu download aplikasi itu?""No, jangan. Pakai handphone aku saja. Telepon itu juga masuknya lewat ponsel aku.""Kalau pas Mas gak ada di rumah gimana?""Uhm, seluruh jamaah aku yang lama atau baru sudah tahu bahwa waktu calling jadwal sekitar jam tujuh pagi. Lebih dari jam itu saya pasti slow respon.""Oh bagus deh, itu namanya punya komitmen."Apaan sih Rey, sok-sokan banget ngomong yang namanya komitmen padahal dirinya aja plin-plan."Aku gak apa-apa mainkan handphone kamu?""Ya, gak apa-apa lah Rey. Memangnya kenapa dengan kamu pakai ponsel saya?" tanyanya dengan

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Gantengnya Suamiku

    Lo sadar gak sih Rey, punya suami ganteng banget?"Rey? Kenapa melamun?"Pakek ditanya kenapa lagi, anda tuh gak sopan udah bergaya keren di depan mata saya."Gak apa-apa," jawabku spontan. "Oh ya, aku menemukan baju lain yang rasanya belum pernah Mas pakai. Kalau Mas setuju, pakai yang sudah aku pilihkan," kataku sambil menunjuk satu setel baju di kursi.Husein menatapnya dengan bingung. "Iya benar. Selama ini saya memakai setelan yang gampang dicari saja. Terima kasih ya, tentu saya pakai." Dia beranjak ke kursi, dan aku pun tersenyum bersyukur.Melihatnya memakai baju yang ku pilih, rasanya ada rasa bahagia sendiri yang gak bisa diungkapkan. Ternyata melayani suami itu gak harus tentang berhubungan badan yah, memilihkan outfitnya saja mungkin sudah termasuk melayani."Mas, kamu ganteng deh."Husen menghentikan pergerakannya, "apa Rey?""Hah, apa?" Bego banget! Ngomong apa aku barusan!! "Gak apa-apa Mas, tasnya ditenteng aja!" jawabku kelabakan. Bisa-bisanya jujur begitu sih, mudah-

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Harus Segera Diselesaikan

    "Mba duluan ya Retno, nanti kapan-kapan kita lanjutkan lagi ceritanya.""Oke Mba, selamat beristirahat sama ustadz Husein ya!" oloknya dengan senyuman meringis. Mereka itu paling juara kalau suruh godain aku sama Husein, ada aja bahan bercandanya. Kita pun berpisah di depan gedung Ma'had Rois, dia ke kamarnya sedangkan aku pulang ke rumah. Sekarang setelah aku mulai menata hati begini, rasanya pengen cepet-cepet udah ada di rumah sambil nungguin suami pulang. Terus penasaran nih dia ngapain aja di sana dan bawa oleh-oleh apa. Benar-benar bikin otakku bekerja dua kali. Arrgh, aku jadi mesam mesem sendiri deh!! "Lah itu dia udah datang!"Ku percepat langkah kaki supaya bisa segera sampai di rumah pas gak sengaja melihat mobil Husein udah terparkir di teras. "Maasss?" Tapiiii, pas aku sampai di rumah, aku langsung syok banget pas lihat sosok cowok lain yang duduk tepat di depan suamiku. Dan sosok itu gak main-main banget untuk sampai berani menampakkan wujudnya langsung di depan kita

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Cekatan

    "Oh begitu ya, lalu untuk kegiatan santriwati nya bagaimana? Tidak mungkin saya izinkan anda meliput kegiatan wanita," sahut Husein. Duh, ada tanda-tanda dia bakal izinkan sih ini!"Ah, soal itu anda jangan khawatir ustadz, saya ada staf perempuan yang bakal bekerja di bagian santri wanita. Sedangkan saya di bagian santri laki-lakinya.""Za, mendingan lo cari pesantren lain aja deh. Kayaknya selama ini di sini gak pernah ada kegiatan seperti itu. Iya kan Mas?" Aku melirik Husein dengan tatapan cemas, semoga dia ngerti maksud aku."Uhm, sebetulnya pesantren ini sudah pernah melakukan siaran seperti itu dua kali, jadi tidak ada salahnya."Mampus deh lo Rey! Husein udah memberikan lampu kuning ke Reza gitu. Duh, kenapa jadi kacau gini sih? Sumpah, sekarang aku lagi pengen hidup damai loh tapi kenapa malah ada Reza di sini."Nanti Nadine dan Clara juga bisa sesekali main ke sini karena mereka berdua sponsor atas kegiatan aku Rey," sambung Reza lagi.Aku memperhatikan ekpresi laki-laki it

Bab terbaru

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Cinta Sehidup Sesurga

    POV: USTADZ HUSEINAlhamdulillah, jazakumullah ya Allah, tidak lelah lidah hamba mengucapkan kata syukur atas nikmat yang Allah berikan pada saya.Di usia yang menginjak 31 tahun ini, saya hanya ingin menghabiskan sisa waktu yang ada bersama istri, anak-anak, juga ibunda saya.Mereka lah penguat, penyemangat, penyembuh segala kerisauan yang selama ini saya rasakan.Terutama untuk istri saya, dia adalah wanita yang sangat hebat, wanita yang selalu membuat saya jatuh cinta ketika memandangnya. Wanita yang hanya akan saya cintai hingga akhir menutup mata. Apa yang terjadi pada kita terakhir kali di Korea sana, menjadikan saya banyak berpikir untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan. Pertama, urusan apapun itu sebelum saya berkata iya atau tidak sebaiknya didiskusikan dan cari jalan keluarnya.Karena sejatinya, subhanallah wanita adalah mahluk yang harus kita sebagai laki-laki duluan lah yang mengertinya.Semakin kita egois, seorang wanita akan semakin kuat dengan pendiriannya.Saya

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Sepertinya Cerita Yusuf dan Zulaikha

    Aku membanting pintu taksi dengan kuat, setelah sebelumnya memberikan ongkos taksi sesuai tarif.Aku berlari menuju loket informasi, karena 30 menit lagi pukul empat sore."Excuse me, i wanna ask about the plane to Jakarta-Indonesia with Zhara Airline, already departed?"Dia memeriksa komputernya, dan menatap aku lagi. "No yet, now is waiting to boarding pass.""Oh, thank you." Informasi itu cukup meyakinkan aku bahwa aku tidak terlambat, lantas aku langsung saja berlari menuju gate 3 sesuai yang tertera di layar informasi.Aku gak mau kehilangan Akang, aku harus pulang bersama dia. Walau kakiku lelah, tapi aku berusaha mencarinya.Sampai akhirnya aku menemukan seorang laki-laki yang pakaiannya sangat aku kenal. Jas itu, adalah kado ulang tahun dariku, yang katanya jas favorit dan selalu dia pakai dalam momen penting. Dia berdiri menghadap ke jendela sambil memperhatikan prepare pesawat yang siap terbang.Lalu, perlahan-lahan aku berjalan mendekatinya dan dari arah belakang, aku mel

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Ini Pilihan Terbaik

    Aku heran, hatiku sepertinya mati sampai gak merasakan kesedihan sama sekali, bahkan sampai Akang lah yang mengantar aku sampai memesankan taksinya.Aku malah justru merasa bangga pada diri sendiri, karena aku berhasil menang dalam pertempuran kali ini.Biarlah, Akang merasakan rasanya harus mengalah dalam satu situasi.Ingat tidak? Dalam keadaan hamil, aku harus merelakan dia kuliah di luar negeri? Tiga tahun lamanya.Masa kali ini, untuk beberapa bulan aja dia gak sanggup? Gantian dong!Aku menatap ke luar jendela dan memperlihatkan bangunan yang tinggi dan megah itu. Kapan aku bisa setenar itu di sini?Tapi kok lama-lama, mataku ngantuk ya? Rasanya, aku pengen tidur sekejap saja untuk menghilangkan rasa kantuknya. Akhirnya, perlahan-lahan, kelopak mataku mulai sayu, dan pandanganku sedikit kabur. Sepertinya aku tertidur!!***"Jeogiyo Agashi, ulineun dochaghaeshi-imida." ( Permisi Mba, kita udah sampai)"Jeogiyo Agashi? Jhaisso-yeo?" (Apa kamu tidur?)Hah, Akang!!!!Gak sengaja aku

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Satu Jam Lalu

    Satu Jam Yang Lalu~~~~Aku membuka pintu kamar hotel, karena keputusan aku sudah bulat, untuk sekali ini aja, izinkan aku menggapai impianku, biarkan suamiku mengalah, karena gak melulu harus aku yang kalah.Tapi setibanya aku diluar kamar hotelku, Akang kembali menghentikan langkahku dengan rasa panik yang luar biasa."Ya Allah Ay, tidak bisa kah berikan saya kesempatan untuk bicara sama kamu?"Ku jawab dengan menggelengkan kepala.Ada orang yang lewat, baik itu sesama tamu hotel, atau pegawai yang melihat keributan dari kita berdua. Tapi sesudahnya, mereka langsung saja acuh, karena rata-rata orang di sini, sangat tidak peduli dengan urusan orang lain."Oke sayang, oke! Ayo kita masuk dulu ke dalam dan biarkan saya sholat sunah dua rakaat dulu."Masuk ke dalam? Tidak mau lah, tentu! Sama saja menyuruh aku untuk berubah pikiran lagi, seandainya aku masuk ke dalam. "Aku mau pergi sekarang!" "Oke, Ay oke! Tunggu 10 menit di luar sini saja, ya. Kamu mau pergi dengan ridho saya atau t

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Aku Ingin Kembali

    Aku ingat, aku ingat laki-laki itu siapa.Aku ingat semua yang aku alami bersamaan laki-laki itu, dia adalah suamiku. Dia adalah laki-laki yang aku cintai, laki-laki yang cuma menjaga pandangan matanya untukku. Laki-laki yang mencintai aku lebih dari dirinya sendiri.Ya Allah, ini apa? Kenapa aku kembali pada tubuhku di lima tahun yang lalu?Kenapa dia tidak mengenali aku, kenapa dia berkata aku bukan muhrimnya.Sial! Aku mengumpat berkali-kali, tapi rasanya kata-kata itu tidak bisa dikeluarkan dari dalam mulutku. Aku hanya mengatupkan bibir, sambil terus mengeluarkan air mata yang semakin deras ini.Aku gak mau kehilangan dia!Aku gak mau dia tidak mengenali aku!Ya Allah, ingin rasanya aku teriak dan berkata dia suami aku! Mataku melihat dia yang sedang duduk bersila itu, sambil memegang mikrofon dan membaca sholawat pembuka.Bagaimana cara aku mengingatkan laki-laki itu, supaya dia juga ingat bahwa kita suami istri?"Ay, kenapa kamu nangis?" Seorang laki-laki bernama Reza itu tiba

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Kenangan Apa ini?

    Sepertinya tubuh aku dipaksa untuk melewati detik demi detik yang lagi berjalan ini, walaupun serasa seperti melayang, karena kaki aku tidak terasa menapak di bumi. Dari aku selesai mandi, pakai baju gamis yang udah disediakan, memakai riasan, aku seperti gak hidup.Menatap wajah aku di cermin, semua begitu abu-abu. Apa aku berada dalam dimensi lain? Apa aku sedang traveler ke lain waktu?Semua ambigu sekali.Tapi ya sudahlah, mungkin badan aku lagi gak sehat, jadinya pikiran aku kacau. Aku pun segera memakai jilbab, yang sebelumnya benda itu sangat jarang aku sentuh.Potongan sebuah momen pun tiba-tiba terlintas dalam benakku, ketika aku memasang jarum pada jilbab ini."Demi Allah, saya janji tidak akan pernah menyentuh tubuh Mba jika bukan Mba yang mengizinkannya. Saya janji tidak akan mengekang hidup Mba jika mba tidak melewati batas. Silakan hidup seperti biasanya, jika hijab masih berat silakan lakukan pelan-pelan. Cukup berbusana yang menutup tangan dan kakinya, ingsyallah saya

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Siapa Dia?

    Hoaaammm... Alarm ini, kalau gak dimatikan rasanya bakal terus berdering sampai kiamat. Dengan malas aku meraih ponselku dan meski tanpa melihatnya, aku udah berhasil mendiamkan bunyi-bunyian yang melengking itu.Setelah menggeliat ke kiri dan ke kanan, aku menguatkan diri untuk bangun meski medan magnet antara tubuhku dam kasur ini kuat sekali."Jadwal gue, apa aja hari ini?"Tanggal 28 Januari, jadwal Reynata adalah pemotretan produk air mineral, dan icon ekspedisi yang terbaru. Syukurlah, mereka memakai aku untuk menjadi brand ambassador-nya, mereka gak salah pilih artis.Setelah dirasa tubuhku siap berdiri, aku langsung turun ke lantai bawah menemui menegerku."Morning Rey Kim, nyenyak tidurnya?"Aku sedikit terpaku melihat rumahku yang tertata lebih rapi, dan digelar karpet juga banyak hidangan di sana."Apa ini Om?" (panggilan Reynata untuk Pak Danu.)"Loh gimana sih, lupa ya? Hari ini kan selamatan rumah lo Rey, sekarang berkat kerja keras lo memilih peran itu, lo udah menghas

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Perdebatan Sengit

    "Akang, aku dapat tawaran ini. Main di sebuah drama, jadi pemeran figuran. Untuk jilbab, nanti akan diganti rambut palsu, dan jangan khawatir sama baju. Aku akan dikenakan baju panjang setiap scene-nya"Setelah berdiri sekian lama, bertatapan dengan sangat serius sama Akang, aku pun berhasil mengatakan hal tersebut. Bahwa aku mendapat tawaran.Dia terdiam sambil melakukan aktivitasnya lagi mengemas baju ke dalam koper."Siap-siap, sebentar lagi kita berangkat ke Bandara," ujarnya tanpa melihat aku dan dapat dipastikan dia tidak mengizinkan aku mengambil peran ini."Kenapa? Aku bilang aku dapat tawaran, dan aku harus tinggal selama beberapa bulan untuk menyelesaikan proses syuting." Rasanya aku gak mau kalah, kali ini."Apa sih? Kamu itu sudah menikah, ada anak kamu di rumah, nunggu uma nya.""Apa artinya aku gak dibolehkan?""Buat apa kamu bertanya jika kamu sudah tau jawabannya?"Siap banget aku kalau disuruh bertengkar hari ini, sudah lama kita gak beradu otot. Selama ini aku seperti

  • Dinikahi Ustadz Tampan    Tawaran Sebuah Peran Di Drama

    "Maaf ya, Rey selama ini gak pernah jadi istri yang neko-neko sama Akang. Untuk sekali aja."Aku cuma berkata itu pada Akang, sebelum akhirnya aku memutuskan untuk turun ke lantai lobi dan bertemu pak Danu di sana. Dia menunggu aku di kursi khusus tamu dengan dua cup kopi di atas meja."Hai, lama ya nunggu?" sapa aku setelah duduk di hadapannya."Rey, Rey Reynata Adizti anak gue hellooo?? Bisa-bisanya lo nikah sama laki kek gitu? Apa hidup lo sama sekali gak tersiksa?"Sebelumnya, aku gak pernah terima kalau ada satu pun orang yang menghina Akang dengan contoh perkataannya apapun. Tapi aneh banget, aku seakan setuju sama Pak Danu dan baru saja berpikir "selama ini, aku bahagia karena memang bahagia atau karena terpaksa?" Aku berjuang mati-matian, mengurus anak aku saat berpisah dengan Husein, berjuang mati-matian mencari bukti untuk membela namanya. Tapi, untuk aku sendiri mana?"Dengerin Rey, lo gue ambil dari agensi menyebalkan itu, gue rawat lo, gue naikin nama elo sampai tenar G

DMCA.com Protection Status