Share

120. Bersepeda Santai (S2)

Ditanya seperti itu oleh Ira, Bian pun salah tingkah. “Lho, maksud aku bukan begitu. Maksudnya aku tuh ... ah, iya. Salut sama dia. Aku bangga ada pribumi yang masih semangat belajar,” jelas Bian, gugup.

“Oooh, kirain kamu naksir sama anak kecil,” ledek Ira. Entah mengapa hatinya merasa lega. Namun ia pun merasa konyol karena mencurigai anak kecil.

“Ya gak mungkinlah. Aku masih normal. Masa naksir sama anak kecil. Kalau sama kamu mungkin,” jawab Bian, kelepasan.

Ira terkesiap mendengarnya.

Bian pun terkejut saat menyadari ada yang salah dengan ucapannya. “Aku masuk dulu, ya. Kamu mau nunggu di mana?” tanyanya, berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia berharap Ira tidak mendengar ucapannya barusan.

“Aku tunggu di dekat pos aja,” jawab Ira. Ia pun tidak ingin membahas hal itu lagi. Meski sebenarnya ia sempat ge'er saat Bian mengatakan kemungkinan naksir dirinya.

“Ya sudah, ayo!” ajak Bian. Mereka berjalan ke pintu masuk markas tersebut.

“Sore, Ndan!” sapa anak buah Bian yang sedang be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status