Share

Kenyataan Pahit Aldevaro

Tiba di parkiran rumah, Aldevaro mencoba menjaga sikap. Ia kembali seperti biasa. 

"Akhirnya, sampe juga," ucapnya. "Ayok, para bidadari kita turun," sambungnya dengan nada ceria. 

Aldevaro merangkul Xiera agar jalan beriringan dengannya. 

"Idih ... bibirnya cemberut terus. Ngalahin pantat ayam tau gak?" ejek Aldevaro membuat Xiera tertawa sekaligus kesal dan terjadilah saling kejar mengejar. 

Raffael dan Revalina hanya menggeleng melihat tingkah putra-putrinya dan saling melempar senyum.

"Aww!" rintih Xiera sambil memegang lututnya. 

"Sakit?" tanya Aldevaro. 

"Jelas! Abang, sih, pake ngajak lari-lari, ah!"

"Ye, Adek yang ngejar Abang."

"Sudah, besok kalian sekolah. Sana istirahat. Sudah malam," kata Revalina. 

"Iya, Ma," jawab Aldevaro dan Xiera serempak. Kedua anak itu mencium pipi kanan-kiri sang mama. Pun dengan Revalina, ia selalu menyematkan kecupan di kening mereka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status