Hannah mulai melepaskan kancing bajunya dan memperlihatkan pakaian dalam berwarna putih. Robin mengernyit dan menjulurkan tangan untuk menghentikan. "Jangan sembarangan!""Tanganmu dingin sekali. Sayangnya ... agak kasar," ujar Hannah. Kesadarannya sedang tidak baik sehingga dia mengira itu adalah tangan Grace. Kemudian, dia meletakkan tangan Robin ke wajahnya yang panas.Robin sedang berkemudi. Tiba-tiba, muncul seekor kucing di depan sana. Dia segera menginjak rem hingga tubuh keduanya terlempar ke depan.Hannah pun kesakitan karena kepalanya terbentur. Seketika, kesadarannya menjadi lebih jernih. Dia bergumam, "Aduh ... sakit sekali ...."Robin menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia ingin menarik tangannya kembali, tetapi Hannah masih menggenggamnya dengan erat. Robin tidak berani terlalu kasar karena takut melukai Hannah. Telapak tangannya sampai berkeringat dingin.Dengan tatapan linglung, Hannah menatap Robin dan berkata dengan heran, "Kenapa kamu grogi begini? Kit
"Apa aku perlu menganalisis reaksi fisiologis normalku menurut ilmu medis?" tanya Robin."Kenapa kamu membosankan sekali sih?" Hannah mengerutkan dahinya dengan kesal."Lain kali jangan minum begitu banyak kalau nggak kuat. Aku kakakmu, jadi nggak bakal melakukan apa pun padamu. Tapi kalau aku orang luar, belum tentu aku berpikiran seperti itu," nasihat Robin."Diam! Aku nggak mau mendengar ceramahmu!" bentak Hannah.Robin pun menutup mulut dan tidak berbicara lagi. Dia selalu mengalah kepada adiknya ini. Dengan demikian, suasana di dalam mobil hening kembali.....Grace naik bus untuk pulang karena Harry masih sibuk bekerja. Ternyata, orang yang bergaji 100 juta per bulan memang sibuk.Setelah Harry selesai bekerja, Grace membawakan susu hangat ke ruang kerjanya. Harry memang merasa sangat lelah. Namun, ketika melihat Grace, kelelahannya itu seketika sirna."Kemari," panggil Harry sambil melambaikan tangannya. Grace masih sulit menerima wajah tampan itu.Grace pun menarik napas dalam-
Grace tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Reporter mulai bertanya tentang rencana pengembangan Grup J.C. Mereka mencemaskan apakah akan ada konflik antara Grup J.C dengan Grup Prayogo?Harry tersenyum tipis dan mengatakan tidak akan. Senyumannya itu sudah cukup untuk membuat semua orang terpesona. Pada akhirnya, reporter bertanya tentang hubungan cinta Harry.Mikrofon terus disodorkan ke mulut Harry. Reporter bertanya, "Pak Harry, ada banyak rumor jahat tentangmu dulu. Sekarang kebenaran telah terungkap. Aku yakin ada banyak wanita yang ingin sekali menikah denganmu. Apa kamu bisa memberi tahu kami tipe wanita yang kamu sukai?""Aku sudah punya pasangan. Kalian nggak perlu repot-repot tentang ini," sahut Harry."Apa kamu bisa membocorkan sedikit informasi tentangnya? Kami semua ingin tahu identitas wanita yang berhasil memenangkan hatimu!" ucap reporter itu."Maaf sekali, sekarang bukan waktunya. Aku akan memberi tahu kalian di kesempatan lain," timpal Harry.Konferensi pers berlangsung
Sakit Grace tidak parah kali ini. Dia hanya demam sehingga cukup istirahat dengan baik. Ketika bangun keesokan pagi, dia tidak sengaja menabrak tubuh seseorang.Sebelum sempat bereaksi, Harry sudah mendekapkannya ke pelukan. Aroma yang menyegarkan ini bukan dari parfum, tetapi seperti aroma daun mint.Hati Grace bergetar. Dia hendak bangkit, tetapi dipeluk Harry erat-erat. Harry berkata, "Jangan bergerak. Dokter bilang demammu baru reda, jadi harus istirahat dengan baik. Aku lelah sekali dibuatmu semalam.""Hah? Memangnya apa yang kulakukan?" tanya Grace."Kamu terus mengingau, menolak disuntik ataupun disentuh. Aku baru bisa tidur tengah malam, makanya aku lelah sekali," sahut Harry.Hati Grace seketika luluh. Dia mendongak menatap Harry yang memejamkan mata. Dari wajahnya, Harry memang terlihat sangat lelah.Grace pun tidak melawan lagi dan hanya berbaring dengan tenang. Sesaat kemudian, Harry tertidur, tetapi alisnya berkerut.Grace merasa tidak tega melihatnya sehingga menjulurkan
Harry tahu tingkat kecerdasan calon istrinya. Dia bisa membuat Grace tunduk dengan mudah."Latar belakangku kurang bagus. Meskipun aku putri Keluarga Lugiman, aku nggak punya status apa pun di keluargaku," jelas Grace."Kebetulan sekali, statusku juga rendah. Aku putra Keluarga Prayogo, tapi nggak punya status penting di keluargaku," balas Harry.Grace membelalakkan matanya dan tidak bisa berkata-kata. Sesaat kemudian, dia akhirnya berkata, "Sebentar! Aku memang nggak jelek, tapi aku bukan wanita tercantik.""Sama. Aku juga nggak jelek, tapi aku bukan pria tertampan di dunia ini," sahut Harry."Aku ... aku pendek. Payudara dan bokongku juga tepos!" lanjut Grace."Aku juga sama. Masih ada pria yang lebih tinggi dan kekar dariku," timpal Harry dengan santai."Aku ...." Grace berusaha memeras otaknya untuk mencari kesenjangan di antara mereka. Namun, Harry terus membuatnya kehabisan kata-kata.Ketika Grace masih kebingungan, Harry sontak mengetuk kepalanya dan berujar, "Kapasitas otakmu k
"Katakan saja, aku akan mendengarkanmu," ujar Harry."Kamu nggak akan memberiku kesempatan untuk mengatakannya," balas Grace."Bukannya tadi kamu bilang kamu bodoh? Aku justru merasa kamu cerdas. Kamu terus memikirkan cara untuk meninggalkanku. Besar sekali nyalimu," ucap Harry dengan ekspresi agak suram.Melihat ini, Grace pun bergidik ngeri. Dia buru-buru menjelaskan, "Aku melakukan semua itu karena cemas padamu!""Aku sudah sangat berterima kasih kalau kamu nggak membuatku cemas. Kamu nggak perlu cemas padaku. Aku justru senang kalau kamu menimbulkan kerepotan untukku. Oke?" Harry tampak serius.Grace kalah telak kali ini. Dia baru tahu Harry begitu pintar bersilat lidah. Grace hanya melontarkan 1 kalimat, tetapi pria ini membalasnya dengan 10 kalimat! Harry ingin menindasnya ya?"Sudahlah! Aku makin kesal kalau berdebat denganmu! Aku mau gosok gigi saja!" ujar Grace sambil mengambil sikat giginya dengan kesal. Harry pun merasa lega melihatnya.Selesai mencuci wajah dan menyikat gig
"Aku akan membawamu melihatnya lain kali. Nanti kamu akan tahu," ujar Harry."Serius? Oke, oke!" Grace tampak bersemangat."Besok para karyawan akan pergi tamasya. Aku bawa staf departemen keuangan. Kamu ikut ya. Izin saja dari kuliah. Lagi pula, aku yang selalu mengajarimu," tutur Harry."Tamasya? Kamu yakin? Nggak ada yang tahu tentang hubungan kita, 'kan? Masa aku ikut?" Grace menggaruk kepalanya dengan cemas.Grace merasa sangat tertekan! Calon suaminya adalah pria tampan yang kaya raya! Grace tidak ingin mengekspos hubungannya supaya Harry tidak diincar wanita lain!Harry mencubit hidung Grace, lalu tersenyum sambil berkata, "Staf boleh membawa keluarga. Kamu ikut Hannah saja."Harry sengaja memilih departemen keuangan, bahkan mengizinkan pekerja magang ikut agar Grace bisa bertamasya. Begitu mendengar Hannah ikut, Grace langsung mengangguk dengan bersemangat.....Keesokan hari, Grace yang sudah selesai berkemas bersiap-siap untuk berangkat. Dia akan bertemu Hannah dulu. Mereka a
Mereka tiba di onsen. Bagian tengahnya adalah batu besar dan sekat. Setelah mengganti jubah mandi, mereka pun masuk ke air.Di sini juga disediakan anggur. Kadar alkoholnya tidak terlalu tinggi, jadi Grace meminumnya. Wanita paling suka bergosip. Itu sebabnya, suasana di onsen menjadi sangat bising."Ya ampun! Ternyata bos kita jauh lebih tampan dari yang terlihat di TV ya! Dia tampan sekali waktu duduk di barisan depan bus!""Andai saja aku bisa menikah dengannya! Pasti bahagia sekali! Sudah tampan, kaya lagi! Cuma beberapa wanita yang pantas bersanding dengannya! Tapi, dia pasti bisa menemukan banyak wanita cantik di ibu kota! Sebaiknya kita nggak ikut-ikutan deh!""Belum tentu! Gimana kalau Pak Harry suka wanita seperti Cinderella?""Hah? Masa Pak Harry menyukai wanita miskin yang berdada kecil sepertimu?"Beberapa orang itu pun tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Sementara itu, Grace bersembunyi di pojok sambil menunduk menatap payudaranya. Dia tak kuasa menghela napas. Menyebalka
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g
"Sepertinya ... memang begitu," ucap Grace. Grace berusaha keras mengingat kembali, memang seperti itu. "Lalu ... kali ini gimana? Kalian berpelukan tadi!" kata Grace dengan jengkel."Aku tahu kamu sedang sembunyi. Aku tunggu kamu ambil tindakan. Mana tahu kamu membiarkanku tunggu begitu lama. Aku hampir pingsan karena parfumnya," ujar Harry dengan ekspresi polos sambil menggelengkan kepala.Grace bertanya, "Kamu tahu aku akan ambil tindakan?""Kalau nggak, awas kamu habis pulang," kata Harry dengan nada dingin. Berbeda dengan sikap yang lembut tadi, Harry mengernyit dan mata rampingnya menjadi lebih gelap. "Aku tahu kamu nggak peka. Kalau kamu masih nggak ambil tindakan di saat ini, kamu bukan peka, tapi nggak cinta aku. Menurutmu, kamu pantas mati nggak?" ucap Harry dengan suara dingin dan tegas yang mengguncang hati orang.Benar .... Bagaimana mungkin Grace tidak mengambil tindakan? Harry adalah pria yang dia putuskan untuk menghabiskan waktu bersama selama sisa hidup. Sekalipun
Grace meneguk segelas air lemon tanpa sungkan."Lemonnya segar, baru diperas oleh pelayan tadi. Bisa isi ulang terus," kata Harry dengan suara lembut. Grace-lah yang memberitahunya bahwa minuman gratis juga bisa terasa lezat. Dulu, Harry yang angkuh tidak pernah memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Sekarang, karena Grace, Harry merasa ada banyak hal yang dapat memicu rasa kebahagiaan.Usai minum, Grace menoleh pada Harry dengan marah. Setelah menuntaskan masalah dengan Sherline, sekarang giliran pria bajingan ini.Grace berucap, "Harry, aku kira aku sudah memahamimu dengan sangat baik setelah sekian lama kita bersama. Tapi, sekarang aku baru sadar aku terlalu naif."Grace melanjutkan, "Kalau kamu nggak suka aku atau ingin mencari wanita lain di luar, kamu bisa beri tahu aku. Nggak perlu pura-pura marah dan bilang akan menungguku dua tahun. Kamu nggak merasa kamu munafik? Sudah beri janji, tapi nggak ditepati. Mending nggak usah beri janji!"Grace meneruskan, "Malam ini, kita bicar
Grace memakai sandal tanpa hak sehingga tidak setinggi Sherline, juga tidak punya aura kuat seperti Sherline. Grace sangat kurus, seperti kurang gizi. Akan tetapi ... tubuhnya tegak seperti tiang yang tidak akan bengkok.Grace mendongak dan menatap lurus pada Sherline dengan mata yang jernih. Sherline mengernyit karena hatinya tersentak kaget. Dia bahkan ... tidak berani bertatapan dengan Grace. Pada saat ini, Grace seperti binatang yang mengamuk. Meskipun bertubuh kecil, Grace memiliki sifat yang liar."Kamu berani? Kamu pasti bohong. Memangnya kamu nggak takut malu?" tukas Sherline.Grace menjawab, "Aku nggak takut! Kenapa aku harus merasa malu? Bukan hanya aku yang nggak lulus ujian! Aku berani beri tahu semua orang kalau tunangan Harry Prayogo bodoh soal matematika dan hanya bisa masak. Lalu, kenapa? Aku suka mereka makan makanan ala barat buatanku. Aku bahagia kalau mereka suka.""Kamu adalah guru yang mendidik anak orang. Memangnya kamu mau ajari orang lain bagaimana cara jadi p
Harry berujar, "Ya, itu benar. Apa kamu punya keunggulan lain? Misalnya, latar belakang keluarga?"Sherline menjawab, "Aku ... keluargaku biasa-biasa saja. Orang tuaku hanya pengusaha kecil, tapi mereka berbudi pekerti. Aku nggak akan membuat Pak Harry malu.""Jadi, keunggulanmu nggak banyak." Harry berkata dengan tidak berdaya, "Tunanganku adalah nona dari Keluarga Adhitama. Dia cantik dan pintar. Gimana bisa kamu bandingkan? Bisa-bisanya kamu minta kesempatan untuk bersaing dengannya secara adil? Dia sudah menang dari awal. Aku nggak bodoh. Kamu kira aku nggak bisa bedakan mana yang baik dan nggak?"Harry melanjutkan dengan tenang, "Kalau kamu terus menempel denganku, tunanganku akan keluar dan pukul kamu."Sherline mengernyit karena kebingungan. Dia bertanya, "Apa maksud ...."Sebelum Sherline selesai berbicara, seorang gadis kurus berlari keluar dari pojok. Bahkan sebelum bisa melihat tampang gadis itu, Sherline sudah ditarik dari kursi sehingga jatuh duduk di lantai."Aku anggap k