Share

Pembuktian

Dirga melirik jam Rolex yang melingkar di pergelangan tangannya. Tak sabar segera menunggu jam makan siang. Gelisah sekali tingkahnya. Dirga memang benar-benar berubah. Tak ada sikap dingin seperti saat pertama kali perjodohan dirinya dengan Dara. Pria, kalau sedang bucin memang menggemaskan, tapi juga menyebalkan.

"Aaah! Lamanya," keluhnya seraya menyandarkan kepalanya ke kursi kebanggaannya. Bibirnya mengulas senyum lebar. Tiba-tiba ponselnya berdering. Segera dia raih dan mengangkatnya.

"Ya, halo?"

"Apa kabar, ini gue, Raka?"

Sontak Dirga menegakkan tubuhnya.

"Hai, Bro. Kabar baik. Gimana kabari Lo?"

"Haha. Intinya lebih baik daripada waktu disana."

"Haha. Dasar. Gimana, ada kabar apa?"

"Begini, besok gue sama Dita mau pulang."

"What the? Sorius?"

"Ya. Bisa tolong jemput kami di bandara? Soalnya semenjak hari itu, Dita belum akur dengan orang tuanya. Jadi... Ya begitulah."

"Siap. Ntar sekalian gue bawa anak sama istri gue. Belum lihat k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status