Share

Hari-hari yang Manis

Hari-hari terasa lebih indah. Apalagi semenjak Dirga kembali lagi. Sungguh, Dara sepertinya harus menghargai kebersamaan mereka. Perpisahan itu sangat menyakitkan.

Sengaja Dara tidak segera bangun. Memandangi wajah tampan yang tersaji di sampingnya merupakan rutinitas yang tidak akan pernah dia tinggalkan lagi.

"Sayang, sini."

Dara terkejut. Dia pikir Dirga pasti berpura tidur tadi. Cepat-cepat Dara beranjak dari ranjang dan mengabaikan panggilan Dirga tadi. Sayangnya, dia kalah cepat. Dirga lebih dulu menarik pinggangnya dan memeluk tubuh mungilnya.

'Ih, apaan sih, Ga. Ntar Farel bangun loh," tolaknya memberi dorongan di dada pria itu.

"Gak ada. Dia masih tidur."

"Tapi ntar kebangun."

Dirga melonggarkan pelukannya, tapi tetap saja masih susah untuk di lepas.

"Kalau begitu, kita ke kamar mandi saja."

"Hah? Mau ngapain?" tukasnya cengo. Dirga mengerdipkan sebelah matanya. Belum sempat Dara mencerna, Dirga lebih dulu menariknya ke kamar mandi. Mengu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status