Share

Bab 528

Author: Clarissa
"Aku selalu merasa bersalah atas masalah ini. Seorang pria berperilaku berengsek, bukan berarti istri dan anaknya juga sama." Setelah berkata demikian, Niken melirik ke arah Ronny sekilas dan berkata, "Nggak ada lagi yang mau kubicarakan sama kamu. Silakan pergi."

Ucapannya ini jelas sekali sedang mengusirnya. Ekspresi Ronny menjadi muram setelah mendengarnya.

Ronny menarik napas dalam, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Bu Nancy, aku datang untuk mengingatkanmu dengan niat baik, kenapa kamu begitu menolakku? Sean bukanlah pria yang sepolos dan sejujur yang kamu bayangkan."

Sambil berkata demikian, dia menunjuk ke arah Michael yang berdiri di belakangnya. "Lihat mata anakku? Itu ditusuk buta oleh Sean!"

Nancy mengangguk santai. "Oh."

"Lalu, kenapa masih tersisa satu?"

Ronny tertegun mendengarnya. Wanita itu mengubah posisinya dengan nyaman, matanya memandang jauh ke altar tempat Tiffany dan Sean sedang bertukar cincin.

"Kenapa cuma satu matanya yang terluka?" Dia menoleh sedikit d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
niat jahat yang terus diulang gak akan selalu mulus dan justru akan mencelakai diri mu sendiri Rony, ingat hukum tabur tuai
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 529

    Pernikahan masih berlangsung dengan meriah.Sebagai pasangan pengantin yang menjadi pusat perhatian, Tiffany dan Sean pertama-tama mengucapkan sumpah mereka di hadapan pendeta di gereja. Setelah itu, mereka mulai menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua mereka dengan menuangkan teh untuk Nancy dan Bronson, Derek, serta Darmawan.Saat malam tiba, diadakan sebuah resepsi makan malam yang megah.Tiffany mengenakan gaun merah ketat yang elegan, sementara Sean mengenakan setelan biru tua dengan pinggiran emas. Keduanya bahkan tidak membutuhkan pencahayaan tambahan. Hanya dengan berdiri berdampingan, mereka sudah menjadi pusat perhatian dan menjadi sosok paling bersinar malam ini.Resepsi pun dimulai.Tiffany menggandeng lengan Sean dan memulai prosesi bersulang kepada tamu undangan satu per satu."Capek?" Di sela-sela bersulang, Sean merendahkan suaranya dan mendekati telinga Tiffany sambil bertanya lembut.Tiffany bersandar di lengannya, bibirnya melengkung dalam senyuman bahagia. "

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 530

    Sebab, Sania tidak menyukai Tiffany. Hari ini, meskipun dia tidak datang ke upacara pernikahan, Sania malah menampakkan diri di resepsi malam. Bukankah itu berarti, meskipun dia tidak menyukai Tiffany, di dalam hatinya Sania masih peduli pada adiknya?Sean melepas tangan Tiffany yang menggenggam lengannya, lalu melangkah cepat ke arah Sania. Akhirnya, dia berdiri tepat di hadapannya."Kakak.""Hmm." Sania merogoh saku bajunya, lalu mengeluarkan sebuah amplop merah dan menyerahkannya kepada Sean. "Ini adalah hadiah kecil dariku sebagai seorang kakak."Setelah itu, dia mengangkat kepalanya. Matanya yang berwarna coklat tua menyapu seluruh ruangan. "Nggak mau persilakan aku duduk?"Sean terdiam sejenak, lalu melirik sekelilingnya. Semua kursi di aula sudah hampir penuh. Namun, karena aura dingin dari Nancy, ada kursi kosong di sebelahnya.Sean sedikit mengerutkan kening, lalu melirik ke arah Nancy."Kakak, gimana kalau duduk di sana?""Baiklah, aku akan duduk di sana." Sania tersenyum tip

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 531

    "Ke rumah sakit!" Setelah Charles memeriksa luka di tangan Tiffany, dia langsung mengambil keputusan, "Sepertinya otot dan tulangnya terluka. Harus segera ke rumah sakit!""Baik!"Begitu Charles selesai bicara, Sean langsung menggendong Tiffany dalam pelukannya. "Tiffany, jangan takut."Tiffany menahan rasa sakit, wajahnya pucat, tetapi dia masih tersenyum lembut ke arah Sean. "Aku nggak takut. Cuma sakit sedikit saja .... Aku nggak apa-apa.""Mana mungkin nggak apa-apa!" Untuk pertama kalinya, suara Sean terdengar panik. "Jangan bicara, aku akan bawa kamu ke rumah sakit!""Lalu bagaimana dengan pernikahan ini?" Keringat dingin mulai membasahi dahi Tiffany karena rasa sakit, tetapi dia masih menanyakan hal itu dengan polosnya."Tunda atau jadwal ulang. Kamu yang paling penting. Tanganmu juga yang paling penting!"Ketika Sean berlari keluar dari aula dengan Tiffany dalam pelukannya, tiba-tiba ....Terdengar jeritan tajam!"Ada pembunuhan!!!""Kepala Keluarga Rimbawan!"Teriakan dari dal

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 532

    "Pada akhirnya, istri Raymond jadi ikut meninggal. Hari itu, sebenarnya Bibi Niken cuma ingin menabrak mati Raymond seorang diri."Sean duduk di bangku panjang, tangannya mengepal begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Dia mengangkat wajahnya dengan dingin dan menatap Xavier dengan tajam, "Aku nggak ingat ayahku punya dendam sama Keluarga Rimbawan atau Keluarga Japardi!""Bukan dengan keluarga mereka, tapi dengan Bibi Niken." Xavier menutup matanya sejenak, lalu berbicara dengan tenang, "Kamu pasti pernah mendengarnya.""Setelah Bibi Niken menjadi kepala Keluarga Rimbawan, hal pertama yang dia lakukan adalah memburu satu per satu pria yang pernah menodainya."Xavier menatap wajah Sean yang semakin kelam, "Ayahmu, adalah salah satunya."Perkataan itu bagaikan palu yang menghantam dada Sean dengan keras. Tangannya menggenggam begitu erat hingga hampir berdarah. Dia berkata dengan suara serak, "Kamu bohong!""Benar atau nggak, bukan aku atau kamu yang bisa menentukan. Semua pria it

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 533

    Tiffany terbangun dan langsung menyadari bahwa tangan kanannya telah dibalut seperti kepompong."Ibu ...!" Begitu membuka mata, pikiran pertama yang muncul di benaknya adalah Nancy. Gambaran terakhir yang dia lihat sebelum pingsan adalah tubuh Nancy yang berlumuran darah saat dibawa ke ambulans.Tubuh ibunya sudah sangat lemah .... Apakah dia bisa bertahan ...?"Bibi Niken baik-baik saja." Xavier bangkit dari duduknya, mengambil bantal dan menyelipkannya di belakang Tiffany agar dia bisa bersandar dengan nyaman."Entah apakah Sania ragu-ragu di detik terakhir atau tangannya terpeleset," lanjutnya. "Tapi, dia nggak sampai melukai organ vital Bibi Niken. Jadi, nyawanya masih terselamatkan.""Haus?" Dia mengangkat gelas. "Mau aku ambilkan air?""Iya."Setelah mendengar kabar itu, Tiffany akhirnya bisa bernapas lega. Dia hendak menerima gelas yang diberikan Xavier, tetapi baru sadar bahwa tangan kanannya sudah tidak bisa digunakan.Xavier juga menyadari hal itu. Dia tersenyum tipis dan men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 534

    "Nggak tahu." Xavier mengangkat bahu. "Mungkin dia ingin memastikan sesuatu."Setelah berkata demikian, ekspresinya menjadi serius. Dia menatap Tiffany lekat-lekat. "Tapi, Tiff .... Aku sarankan kamu mulai mempertimbangkan kembali hubunganmu dengan Sean."Tiffany terdiam. Wajahnya perlahan menjadi pucat. "Apa maksudmu ...?"Mereka baru saja mengadakan pernikahan. Baru saja memulai kehidupan yang bahagia. Baru saja ... memulai segalanya."Aku bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan pribadi orang lain."Xavier tersenyum tipis dan menggeleng. "Kamu bisa lihat sendiri. Aku memang menyukaimu, tapi aku nggak pernah mencoba mengganggu atau mencampuri hubunganmu dengan Sean.""Aku nggak suka ikut campur dalam kehidupan orang lain. Tapi, Tiff ... hubunganmu dengan Sean ... terlalu banyak rintangan."Pria itu menghela napas pelan. Jantung Tiffany berdebar kencang. Namun, dia tetap tersenyum, meski senyumnya semakin hambar. "Kenapa? Bukankah aku dan Sean baik-baik saja? Hanya karena kakakny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 535

    Kata-kata Xavier membuat hati Tiffany terasa nyeri seakan ditusuk berulang kali. Gadis itu menggenggam tangannya erat.Ibunya ....Demi dirinya, ibunya rela melepaskan namanya, dendamnya, dan meninggalkan segalanya. Karena dia mencintai Sean, ibunya rela melupakan apa yang telah dilakukan ayah Sean padanya dan memilih untuk menerima Sean ....Tiffany memejamkan mata. Hatinya terasa hangat sekaligus menyakitkan. Nancy benar-benar telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk berkorban.Setengah hidupnya dia habiskan untuk Bronson.Setengah hidupnya lagi ...."Kamu tenangkan diri dulu." Xavier menarik napas dalam, lalu berbalik pergi.Setelah pria itu pergi, hanya Tiffany yang tersisa di kamar rumah sakit. Dia bersandar di kepala tempat tidur, menatap dinding putih pucat di hadapannya dengan pikiran yang berkecamuk.Entah kenapa, wajah kedua orang tuanya dan semua kebaikan mereka padanya terus bermunculan di benaknya. Begitu pula dengan segala perhatian dan kelembutan Sean selama ini.Setela

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 536

    Sementara itu, Tiffany adalah putri dari musuh yang membunuh orang tua Sean. Seharusnya Sean tidak akan memilih Tiffany. Hati Tiffany hancur.Julie menepuk bahu Tiffany, lalu mendesah dan menghibur, "Semuanya akan berlalu. Tiffany, jangan sampai dendam di generasi sebelumnya memengaruhi hubunganmu dan Sean. Hak pilih ada di tanganmu."....Dalam beberapa hari selanjutnya, Sean sama sekali tidak mencari Tiffany. Jadi, Tiffany melakukan operasi, bangun karena mimpi buruk setiap hari, dan menjenguk Niken sendirian.Niken yang bersandar di kepala tempat tidur tersenyum dan menasihati, "Tiffany, jangan sampai hidupmu terpengaruh karena masalah Ibu."Tiffany memanggil, "Ibu ...."Niken memandang ke luar jendela, lalu melanjutkan, "Ibu nggak hidup bersamamu selama 19 tahun. Ke depannya Ibu juga nggak bisa menemanimu, begitu pula ayahmu. Dia bukan orang yang perhatian."Niken meneruskan, "Kalau kamu mengakui ayahmu, itu berarti kamu harus menjaganya. Hidupmu nggak akan begitu sempurna seperti

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status