Share

Bab 527

Penulis: Clarissa
Suasana di dalam gereja begitu khidmat dan penuh kehangatan.

Pastor yang mengenakan jubah emas, berdiri di tengah altar dengan senyum di wajahnya sambil menatap kedua mempelai yang berdiri di hadapannya.

"Sean, apakah kamu bersedia menikahi Tiffany dan menjadikannya istrimu? Berbagi hidup dengannya dalam ikatan suci pernikahan?"

"Baik dalam keadaan sakit maupun sehat, dalam kemiskinan maupun kekayaan, dalam keindahan maupun saat sudah kehilangan pesona, dalam keberhasilan maupun kegagalan? Apakah kamu berjanji untuk mencintai, menghibur, menghormati, dan melindunginya? Serta tetap setia kepadanya sepanjang hidupmu?"

"Aku bersedia."

"Tiffany, apakah kamu bersedia menikahi Sean dan menjadikannya suamimu? Berbagi hidup dengannya dalam ikatan suci pernikahan?"

"Baik dalam sakit maupun sehat, dalam kemiskinan maupun kekayaan, dalam keindahan maupun saat sudah kehilangan pesona, dalam keberhasilan maupun kegagalan? Apakah kamu berjanji untuk mencintai, menghibur, menghormati, dan melindungin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 528

    "Aku selalu merasa bersalah atas masalah ini. Seorang pria berperilaku berengsek, bukan berarti istri dan anaknya juga sama." Setelah berkata demikian, Niken melirik ke arah Ronny sekilas dan berkata, "Nggak ada lagi yang mau kubicarakan sama kamu. Silakan pergi."Ucapannya ini jelas sekali sedang mengusirnya. Ekspresi Ronny menjadi muram setelah mendengarnya.Ronny menarik napas dalam, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Bu Nancy, aku datang untuk mengingatkanmu dengan niat baik, kenapa kamu begitu menolakku? Sean bukanlah pria yang sepolos dan sejujur yang kamu bayangkan."Sambil berkata demikian, dia menunjuk ke arah Michael yang berdiri di belakangnya. "Lihat mata anakku? Itu ditusuk buta oleh Sean!"Nancy mengangguk santai. "Oh.""Lalu, kenapa masih tersisa satu?"Ronny tertegun mendengarnya. Wanita itu mengubah posisinya dengan nyaman, matanya memandang jauh ke altar tempat Tiffany dan Sean sedang bertukar cincin."Kenapa cuma satu matanya yang terluka?" Dia menoleh sedikit d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 529

    Pernikahan masih berlangsung dengan meriah.Sebagai pasangan pengantin yang menjadi pusat perhatian, Tiffany dan Sean pertama-tama mengucapkan sumpah mereka di hadapan pendeta di gereja. Setelah itu, mereka mulai menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua mereka dengan menuangkan teh untuk Nancy dan Bronson, Derek, serta Darmawan.Saat malam tiba, diadakan sebuah resepsi makan malam yang megah.Tiffany mengenakan gaun merah ketat yang elegan, sementara Sean mengenakan setelan biru tua dengan pinggiran emas. Keduanya bahkan tidak membutuhkan pencahayaan tambahan. Hanya dengan berdiri berdampingan, mereka sudah menjadi pusat perhatian dan menjadi sosok paling bersinar malam ini.Resepsi pun dimulai.Tiffany menggandeng lengan Sean dan memulai prosesi bersulang kepada tamu undangan satu per satu."Capek?" Di sela-sela bersulang, Sean merendahkan suaranya dan mendekati telinga Tiffany sambil bertanya lembut.Tiffany bersandar di lengannya, bibirnya melengkung dalam senyuman bahagia. "

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 1

    "Eee ... anu, aku seharusnya melepaskan bajuku dulu atau bajumu dulu?" tanya Tiffany Maheswari dengan hati-hati. Dia berdiri di depan kamar mandi dan hanya membalut tubuhnya dengan handuk.Malam ini adalah malam pertamanya. Pria di depan sana, yang duduk di kursi roda dan menutup matanya dengan sutra hitam adalah suaminya.Ini pertama kalinya Tiffany bertemu calon suaminya. Parasnya lebih tampan daripada yang terlihat di foto. Hidungnya mancung, alisnya tebal, tubuhnya tinggi dan tegap. Ini adalah tipe pria Tiffany.Sayang sekali, pria itu buta dan duduk di kursi roda. Ada yang mengatakan bahwa Sean Tanuwijaya adalah pembawa sial. Ketika berusia 9 tahun, orang tuanya meninggal karenanya. Ketika berusia 13 tahun, kakaknya meninggal karenanya. Kemudian, 3 wanita yang pernah menjadi calon istrinya juga mati.Ketika mendengar rumor ini, Tiffany sangatlah takut. Namun, pamannya bilang mereka baru bisa mengobati penyakit neneknya jika dia menikah dengan Sean. Demi neneknya, Tiffany bersedia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 2

    Tiffany bertanya dengan heran, "Kalau aku keluar, kamu bisa mandi sendirian?"Bukannya pria ini tidak bisa melihat apa pun? Sean tidak berbicara, tetapi suasana menjadi makin menegangkan.Tiffany bisa merasakan kemarahan Sean. Dia melepaskan handuk gosoknya, lalu berucap sebelum pergi, "Kalau begitu, kamu hati-hati ya. Panggil aku kalau butuh bantuan."Setelah keluar dari kamar mandi, Tiffany tampak gelisah dan terus memandang ke arah kamar mandi. Bagaimana kalau Sean terjatuh dan mati di dalam sana? Mereka baru menikah. Tiffany tidak ingin menjadi janda.Ketika Tiffany sedang mencemaskan Sean, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata sahabatnya, Julie, mengirimnya sebuah video. Judul video itu adalah materi pelajaran.Materi pelajaran? Tiffany mengkliknya dengan heran sambil bertanya-tanya dalam hati, 'Ujian masih lama. Untuk apa mengirimnya materi pelajaran sekarang?'"Um ... ah ... hm ...." Begitu video diputar, terlihat seorang wanita bersandar di atas tubuh seorang pria ....Wajah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 3

    Kemudian, Tiffany berbalik untuk kembali ke dapur. Kedua pelayan itu segera menghentikannya. "Nyonya, nggak perlu."Mereka digaji untuk masak, tetapi semua sudah disiapkan oleh Tiffany. Kalau sampai Sean tahu soal ini, bukankah mereka akan dipecat?"Nyonya, aku dan Rika bertanggung jawab masak sarapan. Kamu baru datang ke rumah ini, nggak mungkin tahu selera Tuan. Sebaiknya jangan membuat masalah di dapur," ujar salah seorang pelayan dengan kesal.Pelayan bernama Rika itu segera menyahut, "Ya, Bibi Prisa benar. Sebaiknya Nyonya istirahat saja.""Tuan nggak makan makanan seperti ini. Dia selalu sarapan roti lapis, ham, dan susu. Sarapan yang Nyonya buat terlalu kuno," ucap Prisa sambil memandang sarapan yang terlihat hambar itu.Ekspresi Tiffany tampak heran sesaat, lalu menjadi suram. Dia menunduk dan mengiakan. "Kalian benar."Orang kaya memang suka bergaya. Di kampusnya, para siswa kaya saja tidak pernah pergi ke kantin untuk makan, apalagi orang sekaya Sean. Tiffany merasa dirinya s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 4

    Suara Sean terdengar sangat dingin, seolah-olah ingin membekukan seluruh ruang makan. Saat berikutnya, buk! Prisa berlutut di lantai dan berujar dengan mata merah, "A ... aku nggak seharusnya bicara begitu dengan Nyonya ...."Sean memang terlihat baik. Namun, jika dia marah, tidak ada yang bisa menanggung amarahnya.Prisa meneruskan, "Tapi, aku nggak berniat jahat! Aku cuma nggak ingin Nyonya masak karena takut dia lelah ...."Sean tersenyum sambil menghadap Prisa dan bertanya, "Makanya, kamu sengaja merusak suasana hati istri baru yang masak untuk suaminya?"Suasana di ruang makan menjadi hening untuk sesaat. Perkataan Sean ini bukan hanya mengejutkan Rika dan Prisa, tetapi Tiffany juga memelotot terkejut. Sean sedang membelanya?Prisa ketakutan hingga gemetaran. Dia menyahut, "A ... aku nggak bermaksud begitu .... Aku nggak membuang masakan Nyonya. Aku dan Rika memakannya ...."Senyuman Sean menjadi makin dingin. Dia mengejek, "Sepertinya kamu lebih mirip majikan di sini daripada aku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 5

    Setelah tersadar kembali, Tiffany memungut ponselnya dengan panik. Dia mendongak menatap Garry, lalu bertanya, "Kak, rupanya kamu kerja di sini?"Garry menyunggingkan senyuman manis. Dia mengelus kepala Tiffany dengan penuh kasih sayang sambil menegur, "Sebenarnya berapa usiamu? Kenapa ceroboh seperti anak kecil?""Dua puluh tahun," jawab Tiffany dengan mata berbinar-binar.Garry memalingkan wajah dan terkekeh-kekeh, lalu bertanya, "Kenapa kamu datang ke rumah sakit?"Tiffany menunjuk ruangan di belakang sambil membalas, "Temanku sedang mengobrol dengan kakak sepupunya."Garry melirik jam dan berujar, "Sudah waktunya jam makan siang. Temanmu mungkin nggak akan keluar secepat itu. Kebetulan aku mau makan siang. Gimana kalau kutraktir?"Tiffany berpikir sejenak, lalu mengetuk pintu untuk berpamitan dengan Julie, "Aku pergi sebentar."Garry berjalan di depan dengan wajah berseri-seri dan Tiffany mengikuti dari belakang. Sepertinya dari SMA 2, Tiffany sudah mengagumi pria ini.Saat itu, pe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 6

    Suasana di vila menjadi menegangkan. Sean melirik beberapa botol obat di atas meja. Tebersit kilatan dingin di matanya saat berkata, "Ternyata istriku pergi ke rumah sakit demi aku. Aku malah menyalahkanmu."Tiffany tidak bodoh. Dia tentu memahami makna tersirat pada ucapan Sean. Sean memberi isyarat tangan kepada pelayan di samping. Kepala pelayan segera menghampiri dan mengambil beberapa botol obat itu.Tiffany merasa kurang percaya diri. Dia bertanya, "Kamu menyuruh kepala pelayan menyimpannya karena nggak ingin makan ya?"Tiffany bisa merasakan kekesalan pada Sean. Sean tersenyum tipis dan berujar, "Makan saja dulu."Suara Sean terdengar sangat dingin dan rendah. Hal ini membuat Tiffany merasa gugup. Sepertinya, pria ini benar-benar marah.Tiffany mengepalkan tangan dengan erat. Mereka baru menikah 2 hari, tetapi dia sudah membawakan obat untuk Sean. Apakah ini terkesan kurang pantas? Apakah Sean mengira Tiffany membelikannya obat karena tidak menyukai kondisinya?Tiba-tiba, Tiffan

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 529

    Pernikahan masih berlangsung dengan meriah.Sebagai pasangan pengantin yang menjadi pusat perhatian, Tiffany dan Sean pertama-tama mengucapkan sumpah mereka di hadapan pendeta di gereja. Setelah itu, mereka mulai menyampaikan rasa terima kasih kepada orang tua mereka dengan menuangkan teh untuk Nancy dan Bronson, Derek, serta Darmawan.Saat malam tiba, diadakan sebuah resepsi makan malam yang megah.Tiffany mengenakan gaun merah ketat yang elegan, sementara Sean mengenakan setelan biru tua dengan pinggiran emas. Keduanya bahkan tidak membutuhkan pencahayaan tambahan. Hanya dengan berdiri berdampingan, mereka sudah menjadi pusat perhatian dan menjadi sosok paling bersinar malam ini.Resepsi pun dimulai.Tiffany menggandeng lengan Sean dan memulai prosesi bersulang kepada tamu undangan satu per satu."Capek?" Di sela-sela bersulang, Sean merendahkan suaranya dan mendekati telinga Tiffany sambil bertanya lembut.Tiffany bersandar di lengannya, bibirnya melengkung dalam senyuman bahagia. "

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 528

    "Aku selalu merasa bersalah atas masalah ini. Seorang pria berperilaku berengsek, bukan berarti istri dan anaknya juga sama." Setelah berkata demikian, Niken melirik ke arah Ronny sekilas dan berkata, "Nggak ada lagi yang mau kubicarakan sama kamu. Silakan pergi."Ucapannya ini jelas sekali sedang mengusirnya. Ekspresi Ronny menjadi muram setelah mendengarnya.Ronny menarik napas dalam, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Bu Nancy, aku datang untuk mengingatkanmu dengan niat baik, kenapa kamu begitu menolakku? Sean bukanlah pria yang sepolos dan sejujur yang kamu bayangkan."Sambil berkata demikian, dia menunjuk ke arah Michael yang berdiri di belakangnya. "Lihat mata anakku? Itu ditusuk buta oleh Sean!"Nancy mengangguk santai. "Oh.""Lalu, kenapa masih tersisa satu?"Ronny tertegun mendengarnya. Wanita itu mengubah posisinya dengan nyaman, matanya memandang jauh ke altar tempat Tiffany dan Sean sedang bertukar cincin."Kenapa cuma satu matanya yang terluka?" Dia menoleh sedikit d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 527

    Suasana di dalam gereja begitu khidmat dan penuh kehangatan.Pastor yang mengenakan jubah emas, berdiri di tengah altar dengan senyum di wajahnya sambil menatap kedua mempelai yang berdiri di hadapannya."Sean, apakah kamu bersedia menikahi Tiffany dan menjadikannya istrimu? Berbagi hidup dengannya dalam ikatan suci pernikahan?""Baik dalam keadaan sakit maupun sehat, dalam kemiskinan maupun kekayaan, dalam keindahan maupun saat sudah kehilangan pesona, dalam keberhasilan maupun kegagalan? Apakah kamu berjanji untuk mencintai, menghibur, menghormati, dan melindunginya? Serta tetap setia kepadanya sepanjang hidupmu?""Aku bersedia.""Tiffany, apakah kamu bersedia menikahi Sean dan menjadikannya suamimu? Berbagi hidup dengannya dalam ikatan suci pernikahan?""Baik dalam sakit maupun sehat, dalam kemiskinan maupun kekayaan, dalam keindahan maupun saat sudah kehilangan pesona, dalam keberhasilan maupun kegagalan? Apakah kamu berjanji untuk mencintai, menghibur, menghormati, dan melindungin

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 526

    Tiffany juga tak bisa berbuat apa-apa. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah menemani ibunya dengan baik di sisa waktu yang dimilikinya ....Beberapa wanita itu masih sibuk bercanda di dalam kamar ketika Sean datang bersama rombongan pengiring pria. Sebelum hari pernikahan, Julie dan Zara sengaja mencari beberapa trik iseng di internet untuk mengerjai pengantin pria.Salah satunya adalah menyembunyikan sepatu pengantin wanita.Julie yang licik mengikat salah satu sepatu Tiffany di kakinya. Dengan gaun pengantin yang lebar dan menjuntai, tidak ada yang bisa melihat bahwa di balik rok itu tersembunyi sebuah sepatu.Namun, rencana yang begitu matang tetap saja tak bisa luput dari pandangan tajam Sean.Dengan satu tatapan darinya, Mark langsung menangkap Julie dan menekannya ke ranjang, sementara tangannya dengan cekatan menyelinap ke balik gaunnya dan mengambil sepatu yang tersembunyi.Namun, Mark dan Julie sama sekali tak menyangka bahwa Zara dan Charles telah bersiap dengan kamera

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 525

    Dua hari kemudian, pernikahan megah Tiffany dan Sean diadakan di hotel paling mewah di Kota Aven, Hotel Prosper. Demi pernikahan mereka, Mark bahkan secara khusus melakukan renovasi darurat pada hotel tersebut.Di hari pernikahan, Tiffany sudah bangun sejak pukul empat pagi.Saat penata rias sedang merias wajahnya, Julie dan Zara malah asyik bercanda sambil saling mengomentari bentuk tubuh masing-masing. Sambil bercanda, mereka juga sibuk meminta satu sama lain untuk mengencangkan tali gaun pendamping pengantin yang mereka kenakan.Tiffany yang duduk diam di meja rias, tak bisa bergerak karena harus dirias. Akhirnya, dia hanya bisa mengeluh dengan nada kaku, "Kalian berdua berisik sekali!""Hanya kali ini saja!"Julie menoleh ke arah Tiffany dan menyeringai, "Hari ini kamu yang menikah, jadi kami boleh berisik.""Lain kali kalau aku yang menikah, pasti aku nggak bakal punya waktu buat ribut sama dia. Jadi, waktu itu kamu bisa menikmati ketenangan."Zara mengernyitkan dahi, "Kenapa haru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 524

    Saat di rumah Keluarga Tanuwijaya tadi, Darmawan hampir berlutut dan memohon pada Tiffany agar orang tuanya bisa menjaga Sean dengan baik. Namun, kenyataannya bisnis dan koneksi Sean di luar negeri ....Mark pernah mengatakan bahwa kekuatan bisnis Sean hanya lebih lemah sedikit daripada Keluarga Japardi. Dia juga bilang bahwa Sean adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa mengendalikan bisnisnya dari Kota Aven, mengelola segalanya dari kejauhan, dan tetap berkembang pesat."Di Elupa, banyak orang menyebutnya sebagai seorang genius. Namun bagi kakeknya, Sean hanyalah seorang pria yang membutuhkan dukungan mertuanya agar bisa bertahan.Tiffany menggigit bibirnya, lalu menoleh ke arah Sean. "Kamu nggak kesal Kakek salah paham padamu?"Sean tersenyum tipis dan menggeleng pelan. "Aku lebih suka kalau semua orang mengira aku bangkit karena pengaruh orang tuamu."Tiffany tertegun. "Kenapa?"Tatapan pria itu dalam dan teduh, bibirnya melengkung dengan senyum samar. "Dengan begitu, semua o

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 523

    Setelah berpisah dengan Michael, Sean menggenggam tangan Tiffany dan berjalan masuk ke dalam kediaman Keluarga Tanuwijaya.Di dalam, Darmawan sedang bermain catur dengan Sanny.Berbeda dengan sebelumnya yang selalu mengenakan topeng, kini Sanny tampaknya sudah mulai terbiasa dengan tatapan orang-orang. Dia hanya menutupi wajahnya dengan sehelai kain tipis."Kamu ini terlalu banyak berpikir." Darmawan menghela napas sambil menatap papan catur di depannya. "Kalau sudah menerima keadaan, hiduplah dengan baik. Jangan terlalu membebani pikiranmu."Sanny mengerutkan alisnya sedikit, tetapi tetap diam. Sementara itu, Sean menggandeng Tiffany masuk ke dalam ruangan. "Kakek, Kakak."Darmawan menoleh dan tersenyum, "Kalian datang ngantarin undangan, bukan?"Sean mengangguk, lalu meletakkan dua undangan pernikahan di atas meja. "Satu untuk Kakek, dan satu lagi untuk Kakak. Aku cuma ingin menikah sekali dalam hidupku, jadi aku sangat berharap kalian bisa datang."Bukan karena dia ingin pamer atau

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 522

    Michael menunjukkan ekspresi penuh kebingungan. "Kalau begitu, beri aku sedikit petunjuk, Ayah. Aku benar-benar nggak mengerti, kenapa kita harus menghadiri pernikahan itu?""Untuk menonton pertunjukan." Ronny tertawa dingin seraya menutup matanya, lalu mengetukkan jarinya di atas meja teh dengan ritme yang lambat."Michael, mungkin kamu nggak tahu. Bahkan banyak orang juga nggak tahu. Dulu, dalang di balik kecelakaan mobil yang menewaskan orang tua Sean ... adalah seseorang bermarga Rimbawan."Michael masih tidak mengerti sepenuhnya. "Marga Rimbawan?""Benar." Ronny tertawa kecil, nada bicaranya penuh dengan ejekan. "Dunia ini memang penuh dengan kebetulan.""Meskipun Sean bisa memaafkan ayah angkat Tiffany atas insiden pembakaran itu, apakah dia bisa memaafkan ibu kandung Tiffany yang merencanakan kematian orang tuanya sendiri?"Mata Michael tiba-tiba membelalak. "Jadi, maksudmu ... Paman dan Bibi ...."Namun, ekspresinya kembali mengerut setelah merenung beberapa saat. "Tunggu, Ayah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 521

    Michael tidak menyangka akan bertemu dengan Tiffany dan Sean dalam situasi seperti ini. Dia mengerutkan alisnya sambil menatap Tiffany dengan dingin dengan satu mata yang tersisa, lalu melirik Sean. "Tumben sekali kalian datang kemari?"Sean juga mengerutkan alisnya. "Kakak.""Jangan panggil aku kakak, aku nggak pantas menerimanya!" Michael mendengus dingin sambil menunjuk matanya yang rusak. "Ini adalah utang yang kalian berdua berikan padaku!"Tiffany yang masih larut dalam kesedihan, langsung terpancing emosi saat mendengar perkataan Michael. Tangan gadis itu mengepal kuat di sisi tubuhnya, matanya merah menatap Michael."Kamu bilang mata itu adalah utang dari kami? Michael, kami sama sekali nggak pernah berutang apa pun padamu! Kamu sendiri yang janji sama kami, kalau kamu berani menyentuhku lagi, maka kamu harus menerima konsekuensinya!""Itu adalah pilihan ayahmu. Dia yang lebih memilih kepentingan bisnis di Grup Tanuwijaya daripada matamu! Coba pikirkan baik-baik, apakah kami ya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status