Share

Bab 520

Author: Clarissa
Tiffany bertatapan dengan Bronson, lalu Bronson mengisyaratkan kepada Tiffany untuk bekerja sama dengannya. Tiffany berdeham dan berucap, "Tapi Bu, pingsan karena flu juga cukup parah. Belakangan ini aku sibuk mempersiapkan resepsi, jadi aku nggak sempat jaga kamu. Aku suruh Ayah yang gantikan aku."

Niken menegaskan sembari mengernyit, "Aku nggak perlu dijaga dia. Masih ada Xavier ...."

Sean menyela, "Maaf, Bibi Niken. Aku membutuhkan Xavier."

Niken tidak bisa berkata-kata. Jadi, dia harus dijaga oleh Bronson yang tidak tahu malu ini? Niken menarik napas dalam-dalam.

Saat hendak menentang lagi, Sean berkata, "Kalau Bibi Niken nggak tenang dijaga Paman Bronson, biar aku yang jaga kamu. Bagaimanapun, kamu itu calon mertuaku. Tapi, aku perlu mencari tahu tentang penyakitmu ...."

Sean menambahkan sambil mengernyit, "Aku ingat sepertinya di perpustakaan kota ada ...."

Ucapan Sean membuat Niken panik. Dia tahu Sean adalah orang yang hebat. Sean pasti bisa menyelidiki penyakit Niken dengan mu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 521

    Michael tidak menyangka akan bertemu dengan Tiffany dan Sean dalam situasi seperti ini. Dia mengerutkan alisnya sambil menatap Tiffany dengan dingin dengan satu mata yang tersisa, lalu melirik Sean. "Tumben sekali kalian datang kemari?"Sean juga mengerutkan alisnya. "Kakak.""Jangan panggil aku kakak, aku nggak pantas menerimanya!" Michael mendengus dingin sambil menunjuk matanya yang rusak. "Ini adalah utang yang kalian berdua berikan padaku!"Tiffany yang masih larut dalam kesedihan, langsung terpancing emosi saat mendengar perkataan Michael. Tangan gadis itu mengepal kuat di sisi tubuhnya, matanya merah menatap Michael."Kamu bilang mata itu adalah utang dari kami? Michael, kami sama sekali nggak pernah berutang apa pun padamu! Kamu sendiri yang janji sama kami, kalau kamu berani menyentuhku lagi, maka kamu harus menerima konsekuensinya!""Itu adalah pilihan ayahmu. Dia yang lebih memilih kepentingan bisnis di Grup Tanuwijaya daripada matamu! Coba pikirkan baik-baik, apakah kami ya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 522

    Michael menunjukkan ekspresi penuh kebingungan. "Kalau begitu, beri aku sedikit petunjuk, Ayah. Aku benar-benar nggak mengerti, kenapa kita harus menghadiri pernikahan itu?""Untuk menonton pertunjukan." Ronny tertawa dingin seraya menutup matanya, lalu mengetukkan jarinya di atas meja teh dengan ritme yang lambat."Michael, mungkin kamu nggak tahu. Bahkan banyak orang juga nggak tahu. Dulu, dalang di balik kecelakaan mobil yang menewaskan orang tua Sean ... adalah seseorang bermarga Rimbawan."Michael masih tidak mengerti sepenuhnya. "Marga Rimbawan?""Benar." Ronny tertawa kecil, nada bicaranya penuh dengan ejekan. "Dunia ini memang penuh dengan kebetulan.""Meskipun Sean bisa memaafkan ayah angkat Tiffany atas insiden pembakaran itu, apakah dia bisa memaafkan ibu kandung Tiffany yang merencanakan kematian orang tuanya sendiri?"Mata Michael tiba-tiba membelalak. "Jadi, maksudmu ... Paman dan Bibi ...."Namun, ekspresinya kembali mengerut setelah merenung beberapa saat. "Tunggu, Ayah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 523

    Setelah berpisah dengan Michael, Sean menggenggam tangan Tiffany dan berjalan masuk ke dalam kediaman Keluarga Tanuwijaya.Di dalam, Darmawan sedang bermain catur dengan Sanny.Berbeda dengan sebelumnya yang selalu mengenakan topeng, kini Sanny tampaknya sudah mulai terbiasa dengan tatapan orang-orang. Dia hanya menutupi wajahnya dengan sehelai kain tipis."Kamu ini terlalu banyak berpikir." Darmawan menghela napas sambil menatap papan catur di depannya. "Kalau sudah menerima keadaan, hiduplah dengan baik. Jangan terlalu membebani pikiranmu."Sanny mengerutkan alisnya sedikit, tetapi tetap diam. Sementara itu, Sean menggandeng Tiffany masuk ke dalam ruangan. "Kakek, Kakak."Darmawan menoleh dan tersenyum, "Kalian datang ngantarin undangan, bukan?"Sean mengangguk, lalu meletakkan dua undangan pernikahan di atas meja. "Satu untuk Kakek, dan satu lagi untuk Kakak. Aku cuma ingin menikah sekali dalam hidupku, jadi aku sangat berharap kalian bisa datang."Bukan karena dia ingin pamer atau

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 524

    Saat di rumah Keluarga Tanuwijaya tadi, Darmawan hampir berlutut dan memohon pada Tiffany agar orang tuanya bisa menjaga Sean dengan baik. Namun, kenyataannya bisnis dan koneksi Sean di luar negeri ....Mark pernah mengatakan bahwa kekuatan bisnis Sean hanya lebih lemah sedikit daripada Keluarga Japardi. Dia juga bilang bahwa Sean adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa mengendalikan bisnisnya dari Kota Aven, mengelola segalanya dari kejauhan, dan tetap berkembang pesat."Di Elupa, banyak orang menyebutnya sebagai seorang genius. Namun bagi kakeknya, Sean hanyalah seorang pria yang membutuhkan dukungan mertuanya agar bisa bertahan.Tiffany menggigit bibirnya, lalu menoleh ke arah Sean. "Kamu nggak kesal Kakek salah paham padamu?"Sean tersenyum tipis dan menggeleng pelan. "Aku lebih suka kalau semua orang mengira aku bangkit karena pengaruh orang tuamu."Tiffany tertegun. "Kenapa?"Tatapan pria itu dalam dan teduh, bibirnya melengkung dengan senyum samar. "Dengan begitu, semua o

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 525

    Dua hari kemudian, pernikahan megah Tiffany dan Sean diadakan di hotel paling mewah di Kota Aven, Hotel Prosper. Demi pernikahan mereka, Mark bahkan secara khusus melakukan renovasi darurat pada hotel tersebut.Di hari pernikahan, Tiffany sudah bangun sejak pukul empat pagi.Saat penata rias sedang merias wajahnya, Julie dan Zara malah asyik bercanda sambil saling mengomentari bentuk tubuh masing-masing. Sambil bercanda, mereka juga sibuk meminta satu sama lain untuk mengencangkan tali gaun pendamping pengantin yang mereka kenakan.Tiffany yang duduk diam di meja rias, tak bisa bergerak karena harus dirias. Akhirnya, dia hanya bisa mengeluh dengan nada kaku, "Kalian berdua berisik sekali!""Hanya kali ini saja!"Julie menoleh ke arah Tiffany dan menyeringai, "Hari ini kamu yang menikah, jadi kami boleh berisik.""Lain kali kalau aku yang menikah, pasti aku nggak bakal punya waktu buat ribut sama dia. Jadi, waktu itu kamu bisa menikmati ketenangan."Zara mengernyitkan dahi, "Kenapa haru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 526

    Tiffany juga tak bisa berbuat apa-apa. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah menemani ibunya dengan baik di sisa waktu yang dimilikinya ....Beberapa wanita itu masih sibuk bercanda di dalam kamar ketika Sean datang bersama rombongan pengiring pria. Sebelum hari pernikahan, Julie dan Zara sengaja mencari beberapa trik iseng di internet untuk mengerjai pengantin pria.Salah satunya adalah menyembunyikan sepatu pengantin wanita.Julie yang licik mengikat salah satu sepatu Tiffany di kakinya. Dengan gaun pengantin yang lebar dan menjuntai, tidak ada yang bisa melihat bahwa di balik rok itu tersembunyi sebuah sepatu.Namun, rencana yang begitu matang tetap saja tak bisa luput dari pandangan tajam Sean.Dengan satu tatapan darinya, Mark langsung menangkap Julie dan menekannya ke ranjang, sementara tangannya dengan cekatan menyelinap ke balik gaunnya dan mengambil sepatu yang tersembunyi.Namun, Mark dan Julie sama sekali tak menyangka bahwa Zara dan Charles telah bersiap dengan kamera

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 527

    Suasana di dalam gereja begitu khidmat dan penuh kehangatan.Pastor yang mengenakan jubah emas, berdiri di tengah altar dengan senyum di wajahnya sambil menatap kedua mempelai yang berdiri di hadapannya."Sean, apakah kamu bersedia menikahi Tiffany dan menjadikannya istrimu? Berbagi hidup dengannya dalam ikatan suci pernikahan?""Baik dalam keadaan sakit maupun sehat, dalam kemiskinan maupun kekayaan, dalam keindahan maupun saat sudah kehilangan pesona, dalam keberhasilan maupun kegagalan? Apakah kamu berjanji untuk mencintai, menghibur, menghormati, dan melindunginya? Serta tetap setia kepadanya sepanjang hidupmu?""Aku bersedia.""Tiffany, apakah kamu bersedia menikahi Sean dan menjadikannya suamimu? Berbagi hidup dengannya dalam ikatan suci pernikahan?""Baik dalam sakit maupun sehat, dalam kemiskinan maupun kekayaan, dalam keindahan maupun saat sudah kehilangan pesona, dalam keberhasilan maupun kegagalan? Apakah kamu berjanji untuk mencintai, menghibur, menghormati, dan melindungin

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 528

    "Aku selalu merasa bersalah atas masalah ini. Seorang pria berperilaku berengsek, bukan berarti istri dan anaknya juga sama." Setelah berkata demikian, Niken melirik ke arah Ronny sekilas dan berkata, "Nggak ada lagi yang mau kubicarakan sama kamu. Silakan pergi."Ucapannya ini jelas sekali sedang mengusirnya. Ekspresi Ronny menjadi muram setelah mendengarnya.Ronny menarik napas dalam, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Bu Nancy, aku datang untuk mengingatkanmu dengan niat baik, kenapa kamu begitu menolakku? Sean bukanlah pria yang sepolos dan sejujur yang kamu bayangkan."Sambil berkata demikian, dia menunjuk ke arah Michael yang berdiri di belakangnya. "Lihat mata anakku? Itu ditusuk buta oleh Sean!"Nancy mengangguk santai. "Oh.""Lalu, kenapa masih tersisa satu?"Ronny tertegun mendengarnya. Wanita itu mengubah posisinya dengan nyaman, matanya memandang jauh ke altar tempat Tiffany dan Sean sedang bertukar cincin."Kenapa cuma satu matanya yang terluka?" Dia menoleh sedikit d

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status