Share

Bab 274

Penulis: Clarissa
Wanita itu mengenakan celana panjang berpinggang tinggi dan berwarna biru tua serta atasan berlengan pendek dan berwarna hitam. Kedua kakinya ramping. Tubuhnya sangat seksi. Wajahnya yang cantik pun membuat orang-orang tidak bisa mengalihkan pandangan.

Julie mengernyit. "Aku bukan menyuruhmu melihat dia. Lihat pria paruh baya di belakangnya. Bukannya itu Pak Sofyan, kepala pelayan kalian?"

Tiffany termangu dan memandang ke depan lagi. Tadi Sofyan dihalangi oleh orang-orang yang berlalu lalang sehingga Tiffany tidak melihatnya.

Ketika melihat kembali, Tiffany baru menyadari bahwa orang itu memang Sofyan. Dari kejauhan, Sofyan tampak mengobrol dengan wanita itu. Keduanya sama-sama menuju ke lift.

Setelah lift terbuka, Sofyan mempersilakan wanita itu masuk. Tiffany sontak terbelalak. Jika tidak salah ingat, Sofyan dan Rika sama-sama pelayan Keluarga Tanuwijaya. Lantas, Sofyan sedekat itu dengan wanita itu karena mengenalnya atau demi Sean?

Julie menyenggol lengan Tiffany. "Jadi, itu Pak S
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
takut Tiffany salah faham
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 275

    "Julie, sudahlah ...." Julie sudah membawanya ke lift, tetapi Tiffany masih menolak. "Mungkin wanita itu bukan bertemu suamiku. Mungkin juga mereka punya urusan bisnis."Tiffany benar-benar memercayai Sean dan tidak ingin menimbulkan kerepotan untuk Sean. Jika Tiffany membuat kekacauan pada pertemuan bisnis Sean dan meninggalkan kesan buruk kepada orang lain, dia akan merasa sangat bersalah.Julie memelototinya. "Tiff, kenapa kamu ini nggak berwaspada sama sekali sih? Sekarang suamimu nggak buta atau duduk di kursi roda lagi. Dia bahkan sangat pintar berbisnis. Masa kamu nggak takut dia direbut wanita lain?"Tiffany menggigit bibirnya, lalu menatap Julie dengan serius. "Aku nggak takut kok."Julie masih menarik Tiffany. "Aku nggak peduli kamu takut atau nggak! Pokoknya aku mencemaskanmu! Aku nggak bisa melihat kamu ditindas Sean begitu saja!"Kalau itu adalah pertemuan bisnis, Sean seharusnya tidak perlu menyuruh Sofyan pergi, 'kan? Jelas sekali, ada sesuatu yang tidak beres!Julie men

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 276

    "Tentu saja kenal!" Julie mengerlingkan matanya dan langsung duduk di sebelah wanita itu. Kemudian, Tiffany hendak duduk di samping Julie.Julie pun mendorongnya, lalu memutar bola matanya. "Ngapain duduk di sini? Duduk di samping suamimu dong! Kamu takut orang-orang tahu dia suamimu?"Ucapan Julie tentu mengandung makna tersirat. Zara tersenyum tipis, lalu menyesap tehnya. "Rupanya ini istri Sean?"Tiffany hampir terjatuh karena dorongan Julie. Untungnya, Sean menangkapnya dengan gesit. Sean memapahnya, lalu menyuruhnya duduk di sampingnya dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Ceroboh sekali."Wajah Tiffany memerah. Dia hanya bisa duduk di samping Sean tanpa melontarkan sepatah kata pun. Sean menuangkan air lemon untuk Tiffany, lalu tersenyum kepada Zara. "Ini istriku.""Senang bertemu denganmu." Zara tersenyum kepada Tiffany. "Perkenalkan, namaku Zara. Ini pertama kalinya aku bertemu suamimu."Julie mengernyit. Bukan dia berpikir terlalu jauh, tetapi Julie yakin wanita mana pun bis

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 277

    Julie merasa senang melihat wajah Zara yang memucat. Sepertinya, Sean tidak bodoh. Dia tahu tujuan Julie membawa Tiffany kemari. Makanya, dia sengaja pamer kemesraan di hadapan Zara.Julie menoleh dan berkata dengan lembut, "Jangan keberatan ya. Temanku ini baru nikah, makanya masih mesra sekali. Mereka bukan ingin bersikap nggak sopan di depanmu."Zara melirik Julie sekilas sambil menyahut, "Nggak apa-apa. Dengar-dengar, latar belakang Tiffany kurang baik. Sean sangat hebat. Wajar kalau dia lengket sama Sean."Zara menyesap tehnya dengan santai. Nada bicaranya memang terdengar santai, padahal maksud ucapannya adalah Tiffany cuma wanita kampungan. Jadi, Tiffany tentu harus menjaga suaminya yang kaya supaya tidak direbut wanita lain.Bukan hanya Julie yang memahaminya, tetapi Tiffany juga. Seketika, Tiffany yang sedang mengobrol dengan Sean menjadi murung.Zara mendongak, lalu menutup mulutnya seolah-olah menyadari dirinya salah bicara. "Maaf, Bu. Jangan salah paham. Aku cuma mendengar

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 278

    Tiffany mengernyit sambil merenung, merasa yang dikatakan Julie masuk akal. "Tapi, ini tetap aneh. Kamu nggak ingat wajahku, tapi ingat tanggal lahirku. Metodemu ini salah. Kamu seharusnya ingat wajahku dan bukan tanggal lahirku."Tiffany tersenyum kepada Zara dan menawarkan, "Kalau punya waktu, aku bisa ajari kamu cara menghafal yang baik dan benar. Aku selalu dapat nilai seratus di sekolah lho! Ini karena aku pintar menghafal. Aku punya caranya!"Zara tidak bisa berkata-kata. Siapa juga yang ingin belajar dari Tiffany? Dia tahu wanita ini sengaja! Berani sekali Tiffany menganggapnya pelupa dan bodoh!"Ya, kamu memang harus belajar dari istriku." Sean tersenyum tipis, lalu mengelus kepala Tiffany. "Tadi kami membahas banyak hal, tapi dia lupa semuanya."Sean tersenyum lembut kepada Tiffany dan meneruskan, "Kalau ada waktu, kamu boleh mengajarinya.""Ya." Tiffany mengangguk dengan sungguh-sungguh karena mendapat izin dari Sean. Dengan ekspresi tulus, dia menatap Zara dan berujar, "Jang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 279

    Ketika merasakan tangan Sean menyentuh dadanya. Wajah Tiffany sontak memerah. Dia tanpa sadar ingin mendorong Sean. "Sayang, jangan sembarangan pegang."Sean suka melihat Tiffany yang panik seperti ini. Dia pun makin merajalela. "Aku saja nggak nyangka kamu akan memperhatikan bagian itu saat Zara ada di sini."Tiffany termangu. Seketika, wajahnya menjadi panas. Sementara itu, Sean menyentuh dengan makin berani. Tiffany bisa merasakan suhu tubuh Sean meningkat. Selain itu, kemaluannya juga ....Tiffany buru-buru menepis tangan Sean. "Ja ... jangan sembarangan!"Tempat ini adalah ruang privat restoran. Siapa pun bisa masuk kemari.Napas hangat Sean sekaligus suaranya yang rendah mencapai telinga Tiffany. "Nggak apa-apa. Aku melakukannya dengan istriku. Siapa yang berani melarang?""Selain itu ...." Sean menatap Tiffany dengan tatapan misterius. "Aku benar-benar ingin melakukan sesuatu."Tiffany sontak tercengang. Dia buru-buru mendorong untuk menjaga jarak dengan Sean. "Aku wanita yang t

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 280

    Tiffany menggeleng dengan sungguh-sungguh. "Aku nggak tahu.""Kalau begitu, kamu percaya padaku nggak?""Percaya dong." Tiffany merangkul leher Sean dan menatapnya dengan tatapan tulus. "Kamu suamiku. Masa aku nggak percaya padamu?""Tapi, kamu tetap harus memberiku penjelasan."Tiffany memang memercayai Sean. Namun, Sean tidak seharusnya merahasiakan pertemuannya dengan wanita lain, 'kan? Hari ini Zara, bagaimana dengan hari-hari berikutnya?Sean sendiri yang bilang di antara suami istri harus jujur dan terbuka. Sean menyuruh Tiffany memberitahunya jika Tiffany bertemu pria lain. Aturan ini tidak mungkin hanya berlaku untuk Tiffany, 'kan?Sean memeluk Tiffany, lalu mengembuskan napas. "Aku menemuinya bukan karena dia cantik, juga bukan karena alasan lain."Sean menarik napas dalam-dalam, lalu menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. "Lihat ini."Tiffany mengambil ponsel Sean. Begitu melihat foto tersebut, matanya sontak terbelalak. Itu adalah foto Zara dengan seorang pemuda.Hanya saja

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 281

    Ucapan Sean membuat Tiffany merasa agak bingung. Dia mengatupkan bibir dan menatap Sean sambil berkata, "Maksudmu, ada kemungkinan ... Zara bukan hanya mirip sama kakakmu, tapi ... seseorang telah memasukkan pikiran kakakmu ke dalam dirinya?"Sean terdiam, tidak berkata apa pun. Namun, keheningannya itu sudah cukup untuk membuktikan sikapnya.Tiffany menggelengkan kepalanya. "Itu nggak mungkin ...."Tiffany adalah seorang mahasiswa kedokteran. Dia tahu bahwa dengan kemajuan dunia medis saat ini, tidak mungkin mentransfer ingatan seseorang yang sudah meninggal ke dalam otak orang lain.Bahkan dengan hipnosis pun tidak bisa.Saat SMA dulu, gurunya pernah mengajarkan bahwa jika semua kemungkinan telah disingkirkan, maka jawaban yang tersisa adalah jawaban yang benar meski kedengarannya aneh. Oleh karena itu, Tiffany berkata, "Suamiku, menurutku mungkin saja ... kakakmu masih hidup."Itu satu-satunya penjelasan yang masuk akal. Sean tidak mungkin memberi tahu Zara tentang rahasia antara di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 282

    Tiffany memutuskan untuk tetap berpikiran positif. Memikirkan hal itu, Tiffany langsung bangkit dari tempat tidur dan melompat di hadapan Chaplin. "Ayo, Kakak bawa kamu main air!"Di luar, matahari siang bersinar terik dan menyengat. Tiffany dan Chaplin memegang selang di taman sambil menyiram bunga-bunga dan bermain air dengan riang.Sementara itu, Sean berdiri di jendela ruang kerja di lantai dua, diam-diam memperhatikan mereka.Pemandangan itu membawa pikirannya kembali ke masa 13 tahun yang lalu. Waktu itu ....Kakaknya juga seperti ini. Dia menemani Sean bermain dari lantai atas hingga ke bawah rumah dan berlarian di taman. Setelah orang tuanya meninggal, kakaknya melindunginya dengan sangat baik. Sampai di usia 13-14 tahun, dia masih bisa tetap polos, ceria, dan bersikap positif terhadap kehidupan.Namun kemudian ....Sean memejamkan matanya. Kalau bukan karena Tiffany, dia tidak akan pernah merasakan kehangatan dunia ini lagi. Dia menghela napas dan mengambil sebuah foto dari la

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 623

    "Kila?"Zion mengerutkan kening dalam-dalam. Dia kenal Kila.Kila adalah keponakan dari Filda. Usianya sebaya dengan Quinn. Saat Quinn pertama kali datang ke Kota Kintan untuk bersekolah, Filda bahkan khusus meminta Kila untuk menjemputnya di stasiun dengan alasan bahwa mereka bisa saling menjaga karena seumuran.Quinn menggigit bibirnya. Setelah menyadari bahwa dia kembali keceplosan karena emosinya, dia pun memutuskan untuk tidak menyembunyikan apa pun lagi."Kila yang bilang.""Kila bilang, hidup Kak Zion sekarang sulit, semua karena sebuah insiden malapraktik di masa lalu.""Dia juga bilang, meskipun Kak Zion sudah mengakui bahwa itu adalah kesalahannya, dia merasa bahwa seseorang seperti Kak Zion yang punya karakter baik nggak mungkin melakukan hal seperti itu. Pasti ada sesuatu yang tersembunyi di balik kejadian itu."Zion mundur beberapa langkah, suaranya sedikit bergetar. "Jadi kamu kembali ke kota ini untuk mencekokiku anggur dan memanfaatkan mabukku agar aku mengungkapkan kej

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 622

    Quinn merasa pikirannya kacau balau. Apa yang dilakukan pria ini di sini? Kenapa dia datang bersama Zion?Gadis itu segera bergegas mendekat dan berdiri di antara Sean dan Zion, "Kamu ngancam Kak Zion?"Kalau tidak, kenapa dia terus-menerus membela Tiffany?Memikirkan hal itu, Quinn menggigit bibirnya dan menatap Sean dengan penuh keteguhan. "Dengar, kejadian di kelas waktu itu adalah tanggung jawabku sendiri, nggak ada hubungannya sama Kak Zion!""Kalau kamu mau balas dendam, hadapi aku!"Sean menatap gadis di depannya dengan tertarik. "Sepertinya kamu nggak tahu, orang terakhir yang berbicara seperti itu sama aku sudah dilempar ke laut untuk diberi makan hiu."Pria itu mengeluarkan korek api dari saku dan memainkannya dengan santai. "Kemampuanku mungkin bukan sesuatu yang bisa kamu hadapi."Zion mengernyit dan menarik Quinn ke samping. "Kamu ngapain? Pak Sean itu temanku!""Teman?"Quinn mengangkat alisnya. "Sejak kapan kamu berteman sama orang seperti ini?""Kamu tahu nggak, dia ...

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 621

    Dua mobil berwarna merah dan hitam melaju di jalan raya menuju Kota Kintan. Dua jam kemudian, mereka akhirnya tiba di dalam kota. Meskipun hari ini adalah hari liburnya, Tiffany tetap tidak bisa tenang memikirkan pasien-pasiennya.Begitu memasuki Kota Kintan, dia langsung membelokkan mobilnya menuju rumah sakit. Sementara itu, Sean mengarahkan mobilnya ke kantor polisi, membawa Zion bersamanya.Saat Quinn dibawa keluar oleh petugas, rambutnya terlihat berantakan dan wajahnya penuh ketidakpuasan. "Aku sudah bilang, nggak ada yang bisa membujukku! Aku akan membongkar kebenaran tentang wanita itu ...!"Sambil berbicara, dia ditarik keluar oleh polisi. Zion berdiri dengan kedua tangan bersedekap di koridor sambil menatapnya. "Kalau aku yang datang untuk membujukmu?"Suara pria itu terdengar sangat merdu. Quinn langsung terhenti sejenak.Detik berikutnya, dia mendongak untuk melihat ke arah datangnya suara. Matanya membelalak seketika. "Kak Zion?!"Tanpa berpikir panjang, dia langsung melep

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 620

    Sean mengetukkan jari-jarinya ke meja dengan ritme pelan. "Kirimkan rekaman ini padaku."Zion mengangkat kepalanya, menatap Tiffany sejenak. Setelah merasa yakin dengan ketulusan Tiffany, dia akhirnya mengirim rekaman itu ke e-mail Sean. "Apa rencana Anda?" tanyanya."Kalau nggak bisa mendapatkan petunjuk dari motif pelaku, kita bisa mulai dari suara ini. Seseorang yang bisa meniru suara Tiffany sampai 70% mirip dalam waktu singkat bukanlah orang biasa. Setidaknya, dia pasti seorang pengisi suara profesional."Zion menepuk dahinya. "Benar juga!"Dia menatap Sean dengan penuh kekaguman, lalu mengacungkan jempol. "Pintar sekali."Sean hanya tersenyum kecil, lalu berdiri dari sofa. "Kalau begitu, aku dan Tiffany akan pergi dulu. Kalau ada sesuatu, hubungi kami."Setelah berkata demikian, dia berbalik dan melangkah ke sisi Tiffany, lalu mengulurkan tangannya. "Kita sudah cukup lama mengganggu di sini. Saatnya pulang."Setelah mendengar kenyataan yang begitu mengejutkan ini, Tiffany merasa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 619

    "Selain kemungkinan ini, nggak penjelasan lain lagi."Sean mengerutkan kening dalam-dalam dan menoleh ke arah Tiffany. "Kamu punya musuh atau orang yang nggak suka sama kamu di rumah sakit?"Tiffany masih terjebak dalam keterkejutan setelah mendengar rekaman itu. Saat Sean mengulangi pertanyaannya sekali lagi, barulah Tiffany tersadar dari lamunannya.Selama bertahun-tahun ini, hubungannya dengan rekan kerja termasuk sangat baik. Meskipun dia tidak lagi sehangat dulu dalam berinteraksi dengan semua orang, kemampuannya yang luar biasa dan sikapnya yang profesional tetap membuatnya disukai oleh banyak kolega.Tiffany berpikir sangat lama, tetapi dia tidak bisa mengingat pernah berbuat salah pada siapa pun sehingga ada orang yang ingin mencelakainya dengan cara seperti ini."Biasanya Dok Tiff selalu rendah hati. Meskipun keahliannya cukup hebat, dia nggak pernah sombong sama orang. Aku nggak merasa ada orang yang ingin menjebaknya."Zion yang sejak tadi bersandar di kusen pintu pun menghe

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 618

    Tiffany paling memahami seperti apa sifat Zion sebenarnya. Saat insiden itu terjadi, dia bahkan merasa sangat menyayangkannya. Kenapa anak sebaik ini bisa sampai nekat melakukan operasi tanpa izin hanya demi membuktikan kemampuannya?Namun kini, saat dia menatap mata jernih Zion dan mendengar kata-katanya yang penuh ketulusan, Tiffany merasa mungkin selama ini dia terlalu banyak berpikir.Sepertinya, Zion masih sama polosnya seperti dulu."Kamu bisa tunjukkan rekaman itu pada kami?"Sean berdiri dari tempat duduknya. Dia melangkah ke pintu depan klinik, menutup rolling door dan menurunkan tirai jendela, memastikan ruangan tertutup sepenuhnya. Setelah semuanya tertutup rapat, dia berjalan perlahan kembali ke depan Zion."Sekarang cuma ada kita bertiga di sini."Zion tampak ragu.Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia paham maksud Sean. Oleh karena itu, dia menenangkan diri, lalu menatap pria yang berada di depannya. "Begini, Zion.""Aku yakin aku nggak pernah meneleponmu mengenai operasi itu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 617

    Zion menggigit bibirnya dan melirik Tiffany sejenak, lalu melihat ke arah Sean sebelum akhirnya mengusap tangannya dengan gugup. Tubuhnya menyusut di sofa saat berkata, "Aku ... waktu mabuk, aku cuma bilang terus terang sama dia.""Terus terang?"Terus terang apaan! Apakah "terus terangnya" menurutnya adalah memberi tahu Quinn bahwa dia dulu menanggung kesalahan Tiffany?Saat insiden itu terjadi, Tiffany bahkan masih berada di Elupa untuk terapi rehabilitasi dan menahan rasa sakit luar biasa akibat luka bakarnya. Mana mungkin dia bisa menyusun rencana operasi untuk Quinn?Tiffany bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri saat itu, apalagi mengurus operasi orang lain! Dan dia masih berani bilang itu "kebenaran"?"Ya."Zion menghela napas panjang, lalu mengangkat tatapannya yang masih jernih ke arah Tiffany. "Dok Tiff, aku nggak ingin menyembunyikan apa pun darimu. Aku tahu kamu nggak pernah ingin mengakui ini, tapi ...."Dia kembali melirik Sean sebelum melanjutkan, "Tampaknya pria ini

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 616

    Kenapa bisa ...."Ada apa?" tanya Zion Ketika melihat Sean tidak berbicara.Sean menatap Zion dengan tajam. "Tangan Dok Tiff .... apakah cedera itu mengenai otot dan tulangnya?"Zion tampak agak terkejut. Dia teringat pernah melihat laporan medis Tiffany yang tergeletak di atas meja suatu hari."Bisa dibilang begitu." Dia mengepalkan bibirnya sejenak sebelum melanjutkan, "Tapi yang paling parah adalah, tangannya pernah mengalami luka bakar yang sangat serius."Sean terdiam sejenak, ekspresinya berubah. "Luka bakar?"Saat dia hendak bertanya lebih lanjut, pintu klinik tiba-tiba terbuka. Seorang wanita melangkah masuk dengan tenang. Dengan mengenakan mantel merah panjang dan sepatu bot hitam, kehadirannya seketika menarik perhatian.Zion hampir menjatuhkan gelas air yang dipegangnya. Dengan gugup, dia langsung bangkit berdiri dari sofa dan matanya terpaku pada Tiffany. "Dok ... Dok Tiff ...."Tiffany mengangguk ringan ke arahnya, langkahnya tenang saat dia memasuki ruangan. Sebelumnya, d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 615

    Sean mengangkat pandangannya dan menatap Zion dengan tenang. Pria itu mengenakan jas putih dokter, tubuhnya tampak kurus, tetapi wajahnya tidak terlihat licik sama sekali.Dengan senyum santai, Zion bertanya, "Anda wartawan?"Sean mengangguk. "Bisa dibilang begitu.""Tapi menurutku bukan."Zion tersenyum tipis. Tatapannya yang jernih menyapu wajah Sean yang tegas dan berkarakter dingin. "Wartawan nggak punya aura seperti Anda."Sean tersenyum. "Aku punya aura seperti apa?""Elegan, dingin, tidak peduli pada banyak hal di dunia ini, tetapi sangat fokus pada tujuan Anda. Kalau sudah menentukan target, Anda akan mengerahkan segalanya untuk mencapainya."Setelah berkata demikian, dia berbalik untuk menuangkan segelas air, lalu meletakkannya di depan Sean. "Benar nggak apa yang kubilang?"Sean menatapnya dengan lebih dalam. Ada sedikit kilasan kekaguman dalam matanya. "Kalau kamu sudah tahu aku bukan wartawan, kenapa nggak langsung mengusirku?""Karena aku merasa Anda mungkin adalah teman D

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status