Share

Bab 193

Author: Clarissa
Sean sedikit terharu. Kenaifan Tiffany sungguh memprihatinkan. Saat ditertawakan dan dicemooh oleh orang-orang, Tiffany tidak memikirkan diri sendiri, melainkan khawatir apakah Sean sedih.

Sean mengembuskan napas. Ketika dia ingin menggenggam tangan Tiffany, dia mendengar suara Kendra yang rendah dan tegas. "Tiff, bawa Pak Sean pulang!"

Begitu Kendra muncul, orang-orang berhenti mengalihkan target mereka dari Tiffany ke Kendra. Seseorang mengejek, "Ckckck, masih berani keluar? Anak gadis yang sudah dibesarkan sebesar ini malah dinikahkan dengan orang buta!"

Penduduk desa lain menyahut, "Iya. Demi ibunya, dia bahkan nggak pikirkan kebahagiaan gadis itu."

Penduduk desa lain menyanggupi, "Benar. Nggak nyangka sekali. Kelihatannya jujur, tapi apapun bisa dia lakukan ...."

Tiffany mengepalkan tangan dengan erat karena komentar orang-orang yang ketus. Kendra memperhatikan reaksi Tiffany lebih dulu. Kendra membentak, "Kenapa marah? Mereka salah omong? Cepat pulang!"

Teriakan Kendra memadamkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
kenapa Wen...takut aib mu terbongkar??...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 194

    Sean berkata lagi, "Ethan yang tinggal di sebelah sudah nikah tiga tahun dan punya dua anak. Dua-duanya seperti Ethan, polos dan imut. Anak cewek kepala desa sudah SMA tahun ini dan nilainya tinggi. Dia mungkin bisa menjadi gadis desa kedua yang diterima di universitas."Sean meneruskan, "Ada juga anjing telantar, namanya Heri. Heri setiap hari berkeliling di desa dan minta makan ke semua rumah ...."....Sean dengan ekspresi kosong menuturkan semua yang Tiffany ceritakan padanya malam itu. Ekspresi Santo makin masam, sedangkan penduduk-penduduk desa di sekeliling menundukkan kepala.Jika tidak diberitahukan oleh Tiffany, bagaimana bisa orang kota yang mulia mengetahui tentang hal-hal di desa? Tiffany sudah pergi ke tempat yang lebih baik, tetapi bersedia mengungkit kampung halaman pada orang lain, serta menceritakan banyak kejadian di desa .... Tiffany benar-benar menyukai dan mencintai desa ini. Mereka malah ....Seorang pria yang tinggi dan kekar berjalan keluar dari kerumunan dan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 195

    Penduduk desa di sekeliling mulai berbisik satu sama lain. Menurut mereka, apa yang Sean katakan itu masuk akal. Meskipun Sean adalah orang cacat, setidaknya Sean jauh lebih baik dibanding suami Wenda yang selalu masuk penjara karena aksi preman. Santo mengatakan Tiffany tidak bahagia karena menikah dengan orang cacat. Apakah kebahagiaan yang dimaksud adalah seperti anaknya sendiri?Omongan Sean tidak hanya membuat para penduduk desa berbisik satu sama lain, juga membuat wajah Santo dan Wenda menjadi amsam.Wenda menggertakkan gigi sambil berteriak, "Kenapa tiba-tiba sebut suamiku? Suamiku memang masuk penjara, tapi dia tetap bisa lindungi aku setelah keluar nanti!"Wenda memelototi Tiffany dengan jengkel. Dia mengejek, "Nggak kayak kamu, malah nikah dengan suami yang cacat. Dia bahkan nggak bisa lindungi kamu!""Benarkah?" ucap Sean sambil tersenyum. Detik berikutnya, Sean langsung bergeser ke depan Wenda dan menamparnya. Lalu, Sean mundur kembali ke sisi Tiffany. "Aku nggak tampar wa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 196

    Itu sebabnya, Ethan memperlakukan Sean dengan sangat ramah. Setelah ketiganya tiba di rumah Ethan, Tiffany langsung berbaur dengan anak-anak di sana. Dia mulai bermain bersama dua bocah yang memanggilnya bibi.Ethan menuangkan secangkir teh untuk Sean sambil bertanya, "Kapan kamu berencana punya anak sama Tiffany?"Sean memegang cangkir teh itu, tetapi matanya tidak pernah lepas dari wajah Tiffany. Melihat caranya menggoyangkan mainan gemerincing untuk menghibur anak-anak, dia tak kuasa membayangkan bagaimana jika suatu hari nanti wanita itu melahirkan anaknya ....Sean membalas sambil tersenyum lembut, "Kami berserah pada takdir."Apabila dikaruniai anak, mereka akan menjaganya dengan baik. Jika Tiffany tak kunjung hamil, Sean akan berusaha lebih keras.Ethan membalas sambil tersenyum, "Kamu harus memperlakukan Tiffany dengan baik. Dia itu kasihan banget. Sejak lahir, dia sudah dibuang ke desa terpencil seperti ini."Ethan menyesap tehnya sebelum melanjutkan, "Tahun ketika Tiffany dit

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 197

    Sean tetap duduk dengan tenang di tempatnya. Matanya masih tertutup oleh kain sutra hitam. Dia tetap makan dan minum dengan santai, seolah-olah tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan Wenda.Wenda mulai melepaskan mantel luar yang dikenakannya, lalu beralih membuka rok dan memperlihatkan tubuhnya yang berminyak dan kurang terawat.Dari balik kain hitam yang menutupi matanya, tatapan Sean memancarkan kemuakan. Namun, dia tahu apa yang sedang direncanakan wanita itu. Itu sebabnya, dia memilih diam dan tidak menghentikannya.Dengan hanya mengenakan pakaian dalam, Wenda berdiri di depan Sean sambil menatapnya untuk beberapa saat. Pria ini benar-benar tampan. Tiffany sungguh beruntung bisa mendapatkan suami seperti ini.Seandainya Wenda bertemu pria ini lebih awal, bahkan jika Sean buta atau lumpuh hingga tak bisa berjalan, dia tetap rela menikah dengannya.Meski di luar Wenda berpura-pura ikut mengejek Tiffany dan menganggapnya menikah dengan pria yang buruk, sebenarnya dia sangat ir

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 198

    Bayu merenung sejenak, lalu menghela napas dengan ekspresi tak berdaya. Dia akhirnya berucap, "Benar juga .... Siapa yang akan mengaku sudah berbuat salah?"Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik dan membicarakan situasi tersebut. Di sisi lain, tangan Tiffany mengepal erat di sisi tubuhnya. Dia tahu, Sean tidak mungkin tertarik pada wanita seperti Wenda.Jika Sean benar-benar pria yang mudah tergoda oleh wanita, mana mungkin dia menahan diri pada malam pernikahan mereka?Dengan gigi terkatup, Tiffany menatap tajam Wenda sambil berseru, "Kamu bohong! Kamu memfitnah suamiku!"Wenda tersenyum sinis. Dia menatap Tiffany seperti sedang melihat orang bodoh, lalu bertanya, "Aku memfitnah? Kamu pikir aku sebodoh itu untuk mengorbankan harga diriku cuma demi fitnah seorang pria buta?""Lagian, kenapa aku harus fitnah dia? Apa yang istimewa dari seorang pria buta hingga aku perlu melakukan itu?" tanya Wenda.Wajah Tiffany memerah karena marah. Dia membantah dengan suara keras, "Kamu memang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 199

    Sean membalas sambil tersenyum, "Oke."Tiffany mengernyit, lalu berbalik dan menggenggam tangan suaminya. Dia memanggil, "Sayang ...."Tiffany tahu, mereka pasti tidak akan memberinya kesempatan untuk membuktikan apa pun karena sudah merencanakannya dengan matang.Kalau Sean tetap berkata seperti itu dan pada akhirnya tidak bisa memberikan bukti, mereka benar-benar harus membayar 1 miliar.Nominal itu membuat Tiffany merasa sakit hati. Saat neneknya sakit dulu, biaya pengobatannya 1,2 miliar. Bahkan saat dia menikah dengan Sean, pria itu hanya mengeluarkan 1,2 miliar sebagai mahar.Sekarang karena jebakan licik dari orang-orang ini, mereka diminta membayar 1 miliar. Mereka jelas akan dirugikan!Melihat kekhawatiran di wajah istrinya, Sean menunduk dan mengecup lembut pipinya sambil berujar, "Percayalah padaku."Santo mencibir sambil melipat tangan di dada. Dia menatap Tiffany dan Sean, lalu berucap dengan sikap merendahkan, "Kalau memang punya bukti, tunjukkan saja!"Sean membalas semb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 200

    "Tunggu." Sean tersenyum tipis sambil menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tenang. Dia berucap, "Chaplin, putar lagi video yang tadi menunjukkan apa yang dikatakan oleh Pak Santo.""Oke." Chaplin dengan patuh menarik mundur bilah waktu di video ponselnya. Dari ponsel, terdengar rekaman percakapan antara Sean dan Santo."Kalau aku bisa membuktikan bahwa aku nggak melakukan pelecehan terhadap Wenda, apa kalian juga akan kasih 1 miliar kepadaku sebagai ganti rugi atas fitnah yang kalian lakukan? Soalnya rasanya nggak nyaman difitnah oleh kalian di depan begitu banyak orang.""Oke. Tapi, kalau kamu nggak bisa menunjukkan buktinya, uang 1 miliar itu nggak boleh kurang sepeser pun!"Setiap kata dalam percakapan itu bergema di dalam ruangan dan membuat suasana menjadi sangat tegang.Raut wajah Santo berubah total. Dia segera berucap, "Itu cuma omongan sesaat. Soalnya aku benar-benar kira Wenda dilecehkan olehmu. Perkataan itu nggak bisa dianggap serius!"Bayu buru-buru mencoba meredaka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 201

    Bayu berucap dengan raut muram, "Kamu bahkan bukan warga desa kami. Apa hakmu berkata kalau aku nggak bisa jadi kepala desa?""Karena kamu nggak cocok," balas Sean.Sean menuangkan secangkir teh sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memberikannya pada Tiffany dan berkata, "Buat Paman."Tiffany mengerucutkan bibirnya dan membawa cangkir teh itu dengan hati-hati untuk diberikan pada Kendra.Kendra tidak tahu apa rencana Sean, tetapi cara pria itu menangani masalah malam ini memang mengagumkan. Jadi, dia langsung menerima cangkir teh itu dan meminumnya.Saat Tiffany kembali dengan cangkir kosong, Sean melanjutkan dengan tenang, "Kendra adalah pamannya Tiffany, tapi semua orang tahu kalau Tiffany sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Jadi, Paman sudah seperti ayahnya sendiri.""Karena itu, Kendra bisa dibilang adalah ayah mertuaku. Ayah mertuaku sudah puluhan tahun tinggal di desa ini. Hanya karena dia memiliki menantu kaya sepertiku, dia diperas oleh Pak Bayu dan kerabatnya."Sean tersen

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status