Share

Bab 198

Author: Clarissa
Bayu merenung sejenak, lalu menghela napas dengan ekspresi tak berdaya. Dia akhirnya berucap, "Benar juga .... Siapa yang akan mengaku sudah berbuat salah?"

Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik dan membicarakan situasi tersebut. Di sisi lain, tangan Tiffany mengepal erat di sisi tubuhnya. Dia tahu, Sean tidak mungkin tertarik pada wanita seperti Wenda.

Jika Sean benar-benar pria yang mudah tergoda oleh wanita, mana mungkin dia menahan diri pada malam pernikahan mereka?

Dengan gigi terkatup, Tiffany menatap tajam Wenda sambil berseru, "Kamu bohong! Kamu memfitnah suamiku!"

Wenda tersenyum sinis. Dia menatap Tiffany seperti sedang melihat orang bodoh, lalu bertanya, "Aku memfitnah? Kamu pikir aku sebodoh itu untuk mengorbankan harga diriku cuma demi fitnah seorang pria buta?"

"Lagian, kenapa aku harus fitnah dia? Apa yang istimewa dari seorang pria buta hingga aku perlu melakukan itu?" tanya Wenda.

Wajah Tiffany memerah karena marah. Dia membantah dengan suara keras, "Kamu memang
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
good Sean...kasih mereka pelajaran biar jadi gembel sekalian...atau masukin aja k penjara klu mereka g bisa bayar
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 199

    Sean membalas sambil tersenyum, "Oke."Tiffany mengernyit, lalu berbalik dan menggenggam tangan suaminya. Dia memanggil, "Sayang ...."Tiffany tahu, mereka pasti tidak akan memberinya kesempatan untuk membuktikan apa pun karena sudah merencanakannya dengan matang.Kalau Sean tetap berkata seperti itu dan pada akhirnya tidak bisa memberikan bukti, mereka benar-benar harus membayar 1 miliar.Nominal itu membuat Tiffany merasa sakit hati. Saat neneknya sakit dulu, biaya pengobatannya 1,2 miliar. Bahkan saat dia menikah dengan Sean, pria itu hanya mengeluarkan 1,2 miliar sebagai mahar.Sekarang karena jebakan licik dari orang-orang ini, mereka diminta membayar 1 miliar. Mereka jelas akan dirugikan!Melihat kekhawatiran di wajah istrinya, Sean menunduk dan mengecup lembut pipinya sambil berujar, "Percayalah padaku."Santo mencibir sambil melipat tangan di dada. Dia menatap Tiffany dan Sean, lalu berucap dengan sikap merendahkan, "Kalau memang punya bukti, tunjukkan saja!"Sean membalas semb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 200

    "Tunggu." Sean tersenyum tipis sambil menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tenang. Dia berucap, "Chaplin, putar lagi video yang tadi menunjukkan apa yang dikatakan oleh Pak Santo.""Oke." Chaplin dengan patuh menarik mundur bilah waktu di video ponselnya. Dari ponsel, terdengar rekaman percakapan antara Sean dan Santo."Kalau aku bisa membuktikan bahwa aku nggak melakukan pelecehan terhadap Wenda, apa kalian juga akan kasih 1 miliar kepadaku sebagai ganti rugi atas fitnah yang kalian lakukan? Soalnya rasanya nggak nyaman difitnah oleh kalian di depan begitu banyak orang.""Oke. Tapi, kalau kamu nggak bisa menunjukkan buktinya, uang 1 miliar itu nggak boleh kurang sepeser pun!"Setiap kata dalam percakapan itu bergema di dalam ruangan dan membuat suasana menjadi sangat tegang.Raut wajah Santo berubah total. Dia segera berucap, "Itu cuma omongan sesaat. Soalnya aku benar-benar kira Wenda dilecehkan olehmu. Perkataan itu nggak bisa dianggap serius!"Bayu buru-buru mencoba meredaka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 201

    Bayu berucap dengan raut muram, "Kamu bahkan bukan warga desa kami. Apa hakmu berkata kalau aku nggak bisa jadi kepala desa?""Karena kamu nggak cocok," balas Sean.Sean menuangkan secangkir teh sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia memberikannya pada Tiffany dan berkata, "Buat Paman."Tiffany mengerucutkan bibirnya dan membawa cangkir teh itu dengan hati-hati untuk diberikan pada Kendra.Kendra tidak tahu apa rencana Sean, tetapi cara pria itu menangani masalah malam ini memang mengagumkan. Jadi, dia langsung menerima cangkir teh itu dan meminumnya.Saat Tiffany kembali dengan cangkir kosong, Sean melanjutkan dengan tenang, "Kendra adalah pamannya Tiffany, tapi semua orang tahu kalau Tiffany sudah menjadi yatim piatu sejak kecil. Jadi, Paman sudah seperti ayahnya sendiri.""Karena itu, Kendra bisa dibilang adalah ayah mertuaku. Ayah mertuaku sudah puluhan tahun tinggal di desa ini. Hanya karena dia memiliki menantu kaya sepertiku, dia diperas oleh Pak Bayu dan kerabatnya."Sean tersen

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 202

    Selain Kendra sekeluarga, kini hanya tertinggal Bayu, Santo, dan Wenda di rumah itu.Sean mendongak dan berucap dengan nada datar, "Minta maaf."Mendengar itu, Bayu yang cukup pintar langsung menarik Santo dan Wenda untuk berlutut. Dia segera memohon ampun, "Pak Sean, tolong maafkan kami ...."Sejak mengetahui mahalnya mobil Sean sore tadi, sebenarnya Bayu sudah sadar bahwa dirinya tidak boleh memprovokasi pria itu. Namun, godaan uang sebesar 1 miliar terlalu besar."Bukan minta maaf padaku, tapi sama Paman dan Tiffany. Kudengar kalian sudah mengejek Tiffany dan menindas Paman sejak lama," ucap Sean sambil mengangkat alisnya.Raut wajah Wenda dan Santo langsung pucat. Meminta maaf pada Tiffany dan Kendra adalah hal yang sangat memalukan bagi keduanya. Namun, daripada membayar ganti rugi sebesar 1 miliar pada Sean, mereka terpaksa meminta maaf."Maaf, Kendra. Aku nggak seharusnya menindas keluarga kalian.""Tiffany, maafkan aku. Aku nggak seharusnya mengejekmu."Kendra dan Indira saling

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 203

    Jarak Desa Maheswari cukup jauh dari Kota Aven. Meskipun Tiffany dan Sean berangkat pagi-pagi sekali, mereka baru tiba di Kota Aven lewat dari pukul 3 sore.Chaplin yang kelelahan setelah perjalanan panjang segera masuk ke kamarnya untuk tidur. Sementara itu, Sofyan juga sudah menunggu Sean untuk menangani beberapa masalah.Tiffany meregangkan pinggangnya. Sambil mencamil sedikit makanan, dia memberi tahu paman dan bibinya bahwa dia sudah pulang dengan selamat. Setelah itu, dia masuk ke kamar untuk beristirahat.Tiffany tidur hingga pukul 4 sore lewat. Telepon dari Garry membangunkannya."Tiffany, kamu sudah pulang, 'kan? Kamu di mana sekarang?" tanya Garry."Tidur di rumah," jawab Tiffany sambil meregangkan pinggangnya.Pria di ujung telepon berdecak pelan, lalu berkata, "Bukannya aku sudah memintamu untuk menemuiku segera setelah kamu pulang?"Tiffany menguap dan menyahut dengan canggung, "Kupikir kita bisa bertemu besok ...." Sekarang sudah sore hari, dia juga masih sangat lelah.Di

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 204

    Bukankah yang seharusnya dipeluk dan dipuji oleh Tiffany adalah Charles? Mengapa dia malah memuji Sean yang buta? Hebat? Apanya yang hebat?Charles-lah yang pergi mencari spesialis dan mengarang kebohongan yang masuk akal. Dialah yang sudah bekerja keras.Sementara itu, Sean hanya menemani Tiffany ke desa dan tidak melakukan apa pun. Alhasil, gadis itu malah memeluk Sean dan memujinya hebat?Charles menggeleng tanpa daya. Sudahlah, jalan pikiran Tiffany memang unik. Apalagi saat gadis itu tengah dimabuk cinta begini. Terserah dia sajalah."Sudah, sudah." Sean mengusap kepala Tiffany dengan lembut dan melepaskan pelukan eratnya sambil bertanya, "Kenapa tiba-tiba bangun?"Tiffany menjawab dengan bibir mengerucut, "Julie mencariku."Sean tidak menyukai Garry. Tiffany tidak mau merusak momen bahagia pria itu dengan menyebut nama seniornya."Pergilah, tapi jangan pulang terlalu malam. Aku dan Charles masih ingin membicarakan sesuatu," ucap Sean sambil mengecup pipi Tiffany.Tiffany mengiaka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 205

    Atmosfer di kafe berubah hening.Tiffany menatap Garry dengan alis berkerut dan berkata, "Kak Garry, kamu bilang ... suamiku nggak buta dan dia berbohong padaku?"Garry mengangguk dengan serius dan membalas, "Ya. Bukannya nggak bisa disembuhkan, diagnosis Pak Suganda menunjukkan kalau dia nggak buta."Garry menjelaskan sekali lagi, "Dia nggak buta. Dia berbohong padamu.""Nggak mungkin. Dia nggak akan bohong," bantah sambil Tiffany menggelengkan kepalanya dengan tegas.Tiffany tersenyum dan menambahkan, "Kak Garry, kamu salah paham sama suamiku. Dia bukan pembohong, apalagi bohong padaku. Kami suami istri, nggak ada alasan baginya untuk membohongiku."Tiffany berucap dengan mata berbinar, "Biarpun suamiku seorang pembohong, dia nggak akan pernah berbohong padaku."Sean pernah berkata bahwa hal terpenting dalam hubungan suami dan istri adalah kepercayaan. Untuk mendapatkan kepercayaan, dibutuhkan kejujuran.Berhubung Sean menasihatinya tentang kejujuran, artinya pria itu juga memegang p

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 206

    'Semoga nggak ada badai yang terjadi setelah malam ini. Entah apa yang ada di pikiran Tuan Sean. Dokter Charles jelas-jelas sudah menyusun rencana pengobatan mata yang diakui bisa membuatnya sembuh dalam tujuh hari, tapi dia malah ingin memberi tahu Nyonya Tiffany kebenarannya malam ini,' batin Sofyan.Sofyan tak kuasa menghela napas. Dia merasa majikannya tidak perlu repot-repot seperti itu. Namun, Sean khawatir Tiffany salah paham jika mengetahui kebenarannya dari orang lain.Padahal dengan karakter Tiffany, seharusnya dia tidak akan marah setelah mengetahui kebenarannya, 'kan? Sofyan hanya bisa menuruti instruksi Sean. Dia lanjut mengusir para pelayan. Mereka tidak berhak mencampuri urusan majikan.Setengah jam kemudian, setelah Tiffany selesai memasak ikan, vila menjadi sunyi senyap. Sepertinya, Sofyan telah mengusir semua pelayan.Tiffany melepaskan celemeknya, lalu menaiki tangga. Di ruang kerja, Sean sedang duduk di kursinya sambil merenungkan sesuatu. Entah mengapa, dia tidak m

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 609

    "Aku mengenalmu lebih baik dari siapa pun."Ketika kalimat itu diucapkan dengan suara rendah oleh Sean, hati Tiffany tak kuasa bergetar. Baik lima tahun yang lalu maupun sekarang, kalimat ini selalu membawa kehangatan aneh setiap kali mendengar Sean mengatakannya.Terutama di saat seperti ini. Mereka telah terpisah selama lima tahun penuh. Lima tahun sudah cukup untuk mengubah banyak hal, cukup lama untuk membuat seseorang menjadi pribadi yang benar-benar berbeda.Namun, setelah bertemu lagi dan di saat dirinya difitnah, Sean masih bisa duduk dengan tenang di kursi belakang mobilnya dan berkata, "Aku mengenalmu lebih baik dari siapa pun."Perasaan dan ketulusan seperti ini membuatnya tersentuh. Tiffany menarik napas dalam-dalam. Senyuman tipis terukir di sudut bibirnya. "Kalau begitu, terima kasih, Pak Sean.""Sama-sama, Dok Tiff." Sean menyandarkan kedua lengannya di belakang kepala. "Tapi, kulihat tadi ada beberapa mahasiswa yang mengambil foto di kelas. Aku rasa masalah ini nggak ak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 608

    "Malam ini aku masih ingin makan pangsit buatanmu."Tiffany memutar matanya. "Nggak mood buat."Dia benar-benar tidak mengerti kenapa tiba-tiba muncul seseorang yang ingin memperjuangkan keadilan untuk Zion, seolah-olah dia adalah orang jahat di sini.Cedera tangan Tiffany sangat parah dulu. Setiap beberapa waktu, dia harus pergi ke Elupa untuk menjalani perawatan.Suatu kali, saat dia sedang dalam perjalanan untuk berobat, rumah sakit menerima pasien dengan kondisi medis yang sangat kompleks.Tanpa mengabari Tiffany, Zion merasa kondisi pasien sangat mirip dengan salah satu kasus yang pernah dia tangani bersama Tiffany sebelumnya.Demi membuktikan kemampuannya, dia nekat mengajukan diri untuk menangani operasi, bahkan berbohong kepada rumah sakit bahwa rencana operasinya adalah hasil arahan Tiffany.Saat itu, kondisi pasien cukup mendesak. Karena pihak rumah sakit tidak dapat menghubungi Tiffany, mereka pun memercayai Zion.Akibatnya, terjadi insiden medis yang cukup besar. Jika bukan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 607

    Quinn tertegun sejenak, baru menyadari bahwa Sean sedang menyindirnya dengan kata-katanya sendiri. Wajahnya langsung memerah karena marah. "Aku hanya nggak tahan melihat ini terjadi!""Kalau begitu, ada satu pertanyaan." Sean tersenyum tipis. "Bahkan kamu, seorang mahasiswa biasa, bisa nggak tahan dan tahu soal 'kebenaran' ini. Tapi anehnya, rahasia sebesar ini bisa tersembunyi begitu dalam, sampai-sampai seluruh dunia medis Kota Kintan nggak mengetahuinya dan butuh mahasiswa sepertimu menegakkan keadilan?"Wajah Quinn langsung pucat pasi. Dia menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Tiffany sudah melangkah naik ke podium dengan ekspresi tenang. Hanya alisnya yang berkerut sedikit."Tentang insiden malapraktik Zion, aku jarang membicarakannya. Dia adalah murid pertamaku dan dulu adalah rekan terbaikku. Saat insiden itu terjadi, aku benar-benar sedih dan terpukul.""Aku nggak ingin orang lain menghakimi dirinya dan aku juga memahami perasaannya saat itu. Tapi, dia mema

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 606

    Semakin berbicara, Quinn semakin emosi. Hingga akhirnya, dia langsung menangis tersedu-sedu.Dia menepis tangan satpam yang menahannya, suaranya penuh dengan isak tangis. "Tiffany! Jangan kira aku nggak tahu rahasiamu! Kamu punya dua anak! Kamu juga punya seorang suami!""Tapi, pria yang selalu ada di sisimu ini sudah mengejarmu sejak lama! Kamu bukan hanya tidak menolaknya, tapi bahkan pernah masuk hotel bersamanya!"Setelah berkata demikian, Quinn langsung menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. Di foto itu, terlihat Tiffany sedang membantu Sean masuk ke hotel setelah makan malam di restoran. Saat itu, Sean mengalami sakit perut karena makan makanan yang terlalu pedas.Karena sudut pengambilan gambar, foto itu tampak seperti Tiffany tersenyum bahagia sambil menggandeng lengan Sean dengan mesra.Foto itu ditambah dengan tuduhan yang dilontarkan Quinn, membuat seluruh kelas langsung gempar!Di Kota Kintan, Tiffany adalah ahli bedah jantung nomor satu. Dia adalah sosok yang dihormati da

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 605

    Menghadapi tuduhan tak berdasar dari Quinn, Tiffany tersenyum dingin. Tak ada lagi kelembutan di matanya seperti sebelumnya.Tiffany tahu bahwa bersikap terlalu baik hanya akan membuat seseorang dimanfaatkan dan dirugikan.Dia menatap Quinn dengan tatapan dingin. "Aku bermain dengan banyak orang? Aku bahkan nggak ingat aku pernah 'bermain' denganmu. Apa aku perlu membuktikan dengan fakta bahwa aku sudah punya anak untuk memberitahumu aku ini bukan lesbian?"Kata-kata Tiffany membuat seluruh ruangan kelas tiba-tiba sunyi. Sesaat kemudian, para mahasiswa mulai tertawa terbahak-bahak.Quinn tertegun, mungkin dia tidak menyangka Tiffany akan menanggapinya dengan kalimat seperti itu.Namun, dia segera tersenyum sinis, menatap Tiffany dengan dingin. "Akhirnya kamu menunjukkan sisi aslimu. Aku sudah berkali-kali bilang pada Kak Zion kalau kamu ini munafik, tapi dia nggak percaya!""Sekarang akhirnya kamu memperlihatkan wajah aslimu, 'kan? Kamu sama sekali nggak baik, nggak manis, dan cuma wan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 604

    Namun, tak pernah sekali pun Xavier mengirimkan mawar, apalagi buket sebesar ini.Selain itu, sejak setahun yang lalu, setelah Tiffany meminta Xavier untuk tidak lagi mengirimkan bunga, dia memang tidak pernah lagi menerima bunga dari Xavier."Bu, ini dari suamimu ya?" Seorang mahasiswi di barisan terdepan tersenyum menatap Tiffany. "Kamu beruntung sekali!"Tiffany tertawa dengan canggung. Karena dia memiliki dua anak, banyak orang sering bertanya tentang ayah dari anak-anaknya.Akhirnya, Tiffany dan Xavier sepakat bahwa di depan orang lain, mereka akan mengaku sebagai pasangan suami istri. Dengan begitu, Tiffany bisa menolak para pria yang mencoba mendekati, sekaligus menghindari pertanyaan tentang mengapa dia menjadi ibu tunggal.Jadi, di mata banyak orang, Xavier memang adalah suaminya. Hanya beberapa orang yang tahu bahwa hubungan mereka sebenarnya lebih seperti saudara."Cih." Mahasiswi yang tadi bertanya, Quinn, tersenyum mencela. Di tengah kerumunan yang merasa iri terhadap Tiff

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 603

    Sore itu, Tiffany memiliki kelas di Universitas Kedokteran Kintan. Seperti biasa, dia mempersiapkan materi sesuai dengan kebiasaan mahasiswa dan memulai kelas tepat pukul 2 siang.Sebagai dokter bedah jantung terbaik di Kota Kintan, Tiffany sangat percaya diri bahwa dia bisa memberikan materi dengan baik.Namun, di kelas sore itu, dia bertemu dengan seorang mahasiswi yang sengaja mencari gara-gara. "Bu."Saat sesi tanya jawab, seorang mahasiswi berdiri dan menatap Tiffany. "Apakah semua penyakit jantung bisa disembuhkan?"Tiffany mengangguk. "Secara teori, kalau jantungnya nggak hancur total, dengan kemajuan medis saat ini, semua penyakit jantung dapat diobati."Mahasiswi itu menyipitkan matanya. "Tapi, kalau sejak awal sebuah jantung sudah rusak, apakah jantung itu bisa diperbaiki dengan keahlianmu?"Tiffany segera menyadari bahwa yang dimaksud oleh mahasiswi itu bukan "jantung" yang sedang dibahas dalam kelas.Namun, dia tetap tersenyum lembut. "Nggak ada jantung yang sejak awal rusa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 602

    Tiffany mengernyit, keluarga Sanny?"Maksudmu Conan?" Dia mengerutkan kening dan hendak membuka data rawat inap Sanny. "Kenapa? Perlu menghubungi keluarganya untuk pembayaran? Kenapa nggak langsung ke bangsalnya saja?""Bukan, bukan!" Suster muda itu buru-buru menggeleng, wajahnya memerah karena gugup.Suster lain tersenyum penuh arti ke arah Tiffany. "Kami bukan membicarakan suaminya! Tapi ... adiknya. Kudengar adiknya masih lajang lho!"Tiffany tertegun. "Adiknya?" Sean?"Ya." Para suster mulai saling mendorong dengan wajah memerah. "Dia ganteng banget!""Kudengar dia juga kaya raya. Uang itu nomor dua, yang penting itu wajahnya! Apalagi, auranya begitu luar biasa. Setiap gerak-geriknya buat orang jatuh hati ...."Setelah bergosip panjang lebar, mereka akhirnya memandang Tiffany dengan penuh harapan. "Dok Tiff, kamu 'kan sudah nikah. Kamu pasti nggak ngerti perasaan kami para jomblo saat melihat pria berkualitas tinggi ....""Kami sudah berdiskusi lama dan akhirnya memutuskan untuk m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 601

    "Karena aku bukan bagian dari Keluarga Tanuwijaya. Aku tahu kapan harus bersikap profesional."Tiffany tersenyum menatap Conan dengan tatapan sedingin es. "Jangan berpikir terlalu jauh. Aku bersedia mengoperasi Sanny bukan karena ingin berdamai dengan Keluarga Tanuwijaya, juga bukan karena aku memilih untuk memaafkan.""Pertama, aku adalah seorang dokter dan dia adalah pasien. Tugas seorang dokter adalah merawat pasien. Karena kalian datang ke rumah sakit kami, sudah menjadi kewajibanku untuk memberikan yang terbaik.""Kedua, penyakitnya hampir sama dengan yang dialami ibuku dulu. Aku mengoperasinya karena penyakit ini sangat langka dan aku telah meneliti kasus ini selama hampir lima tahun. Aku butuh praktik."Setelah mengatakannya, Tiffany mendongak menatap Conan. "Masih ada pertanyaan?"Conan membuka mulutnya, tetapi tidak bisa berbicara. Sesaat kemudian, dia menarik napas dalam-dalam. "Kalau begitu, karena penyakit istriku sama seperti yang dialami ibumu, ke depannya ...."Tiffany m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status