Share

Bab 191

Author: Clarissa
Saat Tiffany dan Sean sampai di rumah Suganda, Suganda masih tidur. Melihat Tiffany membawa masuk seorang pria yang matanya ditutupi kain hitam, pria lusuh itu terbengong sejenak.

Pada akhirnya, Suganda tersenyum. Dia bertanya, "Mau berobat?"

Tiffany mengangguk. Dia menjawab, "Mau cek ... kesuburan."

Pagi tadi, Tiffany sudah minta Garry mengabari Suganda bahwa akan menggunakan dalih untuk mengecek kesuburan. Suganda menyahut, "Oh."

Lalu, Suganda membawa mereka ke meja di samping yang kotor. Suganda menaruh bantal kecil ke meja. Dia berkata, "Sini tanganmu."

Tiffany dengan patuh mengulurkan tangannya. Suganda mengernyit ketika melakukan pemeriksaan palpasi. "Hasil palpasimu ...."

Mata Tiffany membelalak. Dia bertanya, "Kenapa?"

Tebersit kecanggungan di mata Suganda. Dia menjawab, "Nggak kenapa-napa. Nggak susah kalau mau punya anak."

Setelah itu, Suganda menoleh pada Sean. Dia berujar, "Giliran kamu."

Sean mengernyit. Sebenarnya, Sean tidak terlalu memercayai dokter desa. Akan tetapi,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
Gerry cari mati dia, mau macem" kamu Gerry, dasar gak tau diuntung
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
syukurlah...Suganda orang baik
goodnovel comment avatar
Norzian Abd Rahman
tlg jawab segera. Saya nak budget top up saya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 192

    Tiffany dengan murung membawa Sean pulang dari Desa Kurniawan ke Desa Maheswari. Baru sampai di gerbang Desa Maheswari, mereka berpapasan dengan Santo yang membawa banyak barang. Diikuti oleh Wenda yang matanya merah."Benar-benar sial!" tukas Santo sambil mencibir ketika melihat Tiffany dan Sean. Santo menatap Tiffany dengan ekspresi mata yang dingin. Dia mengejek, "Sudah nikah sama orang cacat, dia masih nggak tahu malu dan bawa pulang. Kenapa Kendra bisa pungut gadis nggak tahu malu begini?" Wenda juga memperhatikan mereka. Dia mengernyit dan mendorong Santo. Wenda mengimbau, "Ayah, jangan ganggu mereka. Si buta itu bukan orang biasa."Saat suami Wenda dipenjarakan oleh polisi kemarin malam, pergelangan tangannya yang terkilir masih belum sembuh!Santo mendengus, lalu menoleh ke belakang dan memelototi Wenda. Dia menghardik, "Daniel sudah masuk penjara, nyalimu juga ikut dipenjara? Buat apa takut pada orang buta ini?""Sayang, ayo kita pergi," ucap Tiffany. Dia tidak ingin punya ka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 193

    Sean sedikit terharu. Kenaifan Tiffany sungguh memprihatinkan. Saat ditertawakan dan dicemooh oleh orang-orang, Tiffany tidak memikirkan diri sendiri, melainkan khawatir apakah Sean sedih.Sean mengembuskan napas. Ketika dia ingin menggenggam tangan Tiffany, dia mendengar suara Kendra yang rendah dan tegas. "Tiff, bawa Pak Sean pulang!"Begitu Kendra muncul, orang-orang berhenti mengalihkan target mereka dari Tiffany ke Kendra. Seseorang mengejek, "Ckckck, masih berani keluar? Anak gadis yang sudah dibesarkan sebesar ini malah dinikahkan dengan orang buta!"Penduduk desa lain menyahut, "Iya. Demi ibunya, dia bahkan nggak pikirkan kebahagiaan gadis itu."Penduduk desa lain menyanggupi, "Benar. Nggak nyangka sekali. Kelihatannya jujur, tapi apapun bisa dia lakukan ...."Tiffany mengepalkan tangan dengan erat karena komentar orang-orang yang ketus. Kendra memperhatikan reaksi Tiffany lebih dulu. Kendra membentak, "Kenapa marah? Mereka salah omong? Cepat pulang!"Teriakan Kendra memadamkan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 194

    Sean berkata lagi, "Ethan yang tinggal di sebelah sudah nikah tiga tahun dan punya dua anak. Dua-duanya seperti Ethan, polos dan imut. Anak cewek kepala desa sudah SMA tahun ini dan nilainya tinggi. Dia mungkin bisa menjadi gadis desa kedua yang diterima di universitas."Sean meneruskan, "Ada juga anjing telantar, namanya Heri. Heri setiap hari berkeliling di desa dan minta makan ke semua rumah ...."....Sean dengan ekspresi kosong menuturkan semua yang Tiffany ceritakan padanya malam itu. Ekspresi Santo makin masam, sedangkan penduduk-penduduk desa di sekeliling menundukkan kepala.Jika tidak diberitahukan oleh Tiffany, bagaimana bisa orang kota yang mulia mengetahui tentang hal-hal di desa? Tiffany sudah pergi ke tempat yang lebih baik, tetapi bersedia mengungkit kampung halaman pada orang lain, serta menceritakan banyak kejadian di desa .... Tiffany benar-benar menyukai dan mencintai desa ini. Mereka malah ....Seorang pria yang tinggi dan kekar berjalan keluar dari kerumunan dan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 195

    Penduduk desa di sekeliling mulai berbisik satu sama lain. Menurut mereka, apa yang Sean katakan itu masuk akal. Meskipun Sean adalah orang cacat, setidaknya Sean jauh lebih baik dibanding suami Wenda yang selalu masuk penjara karena aksi preman. Santo mengatakan Tiffany tidak bahagia karena menikah dengan orang cacat. Apakah kebahagiaan yang dimaksud adalah seperti anaknya sendiri?Omongan Sean tidak hanya membuat para penduduk desa berbisik satu sama lain, juga membuat wajah Santo dan Wenda menjadi amsam.Wenda menggertakkan gigi sambil berteriak, "Kenapa tiba-tiba sebut suamiku? Suamiku memang masuk penjara, tapi dia tetap bisa lindungi aku setelah keluar nanti!"Wenda memelototi Tiffany dengan jengkel. Dia mengejek, "Nggak kayak kamu, malah nikah dengan suami yang cacat. Dia bahkan nggak bisa lindungi kamu!""Benarkah?" ucap Sean sambil tersenyum. Detik berikutnya, Sean langsung bergeser ke depan Wenda dan menamparnya. Lalu, Sean mundur kembali ke sisi Tiffany. "Aku nggak tampar wa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 196

    Itu sebabnya, Ethan memperlakukan Sean dengan sangat ramah. Setelah ketiganya tiba di rumah Ethan, Tiffany langsung berbaur dengan anak-anak di sana. Dia mulai bermain bersama dua bocah yang memanggilnya bibi.Ethan menuangkan secangkir teh untuk Sean sambil bertanya, "Kapan kamu berencana punya anak sama Tiffany?"Sean memegang cangkir teh itu, tetapi matanya tidak pernah lepas dari wajah Tiffany. Melihat caranya menggoyangkan mainan gemerincing untuk menghibur anak-anak, dia tak kuasa membayangkan bagaimana jika suatu hari nanti wanita itu melahirkan anaknya ....Sean membalas sambil tersenyum lembut, "Kami berserah pada takdir."Apabila dikaruniai anak, mereka akan menjaganya dengan baik. Jika Tiffany tak kunjung hamil, Sean akan berusaha lebih keras.Ethan membalas sambil tersenyum, "Kamu harus memperlakukan Tiffany dengan baik. Dia itu kasihan banget. Sejak lahir, dia sudah dibuang ke desa terpencil seperti ini."Ethan menyesap tehnya sebelum melanjutkan, "Tahun ketika Tiffany dit

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 197

    Sean tetap duduk dengan tenang di tempatnya. Matanya masih tertutup oleh kain sutra hitam. Dia tetap makan dan minum dengan santai, seolah-olah tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan Wenda.Wenda mulai melepaskan mantel luar yang dikenakannya, lalu beralih membuka rok dan memperlihatkan tubuhnya yang berminyak dan kurang terawat.Dari balik kain hitam yang menutupi matanya, tatapan Sean memancarkan kemuakan. Namun, dia tahu apa yang sedang direncanakan wanita itu. Itu sebabnya, dia memilih diam dan tidak menghentikannya.Dengan hanya mengenakan pakaian dalam, Wenda berdiri di depan Sean sambil menatapnya untuk beberapa saat. Pria ini benar-benar tampan. Tiffany sungguh beruntung bisa mendapatkan suami seperti ini.Seandainya Wenda bertemu pria ini lebih awal, bahkan jika Sean buta atau lumpuh hingga tak bisa berjalan, dia tetap rela menikah dengannya.Meski di luar Wenda berpura-pura ikut mengejek Tiffany dan menganggapnya menikah dengan pria yang buruk, sebenarnya dia sangat ir

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 198

    Bayu merenung sejenak, lalu menghela napas dengan ekspresi tak berdaya. Dia akhirnya berucap, "Benar juga .... Siapa yang akan mengaku sudah berbuat salah?"Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik dan membicarakan situasi tersebut. Di sisi lain, tangan Tiffany mengepal erat di sisi tubuhnya. Dia tahu, Sean tidak mungkin tertarik pada wanita seperti Wenda.Jika Sean benar-benar pria yang mudah tergoda oleh wanita, mana mungkin dia menahan diri pada malam pernikahan mereka?Dengan gigi terkatup, Tiffany menatap tajam Wenda sambil berseru, "Kamu bohong! Kamu memfitnah suamiku!"Wenda tersenyum sinis. Dia menatap Tiffany seperti sedang melihat orang bodoh, lalu bertanya, "Aku memfitnah? Kamu pikir aku sebodoh itu untuk mengorbankan harga diriku cuma demi fitnah seorang pria buta?""Lagian, kenapa aku harus fitnah dia? Apa yang istimewa dari seorang pria buta hingga aku perlu melakukan itu?" tanya Wenda.Wajah Tiffany memerah karena marah. Dia membantah dengan suara keras, "Kamu memang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 199

    Sean membalas sambil tersenyum, "Oke."Tiffany mengernyit, lalu berbalik dan menggenggam tangan suaminya. Dia memanggil, "Sayang ...."Tiffany tahu, mereka pasti tidak akan memberinya kesempatan untuk membuktikan apa pun karena sudah merencanakannya dengan matang.Kalau Sean tetap berkata seperti itu dan pada akhirnya tidak bisa memberikan bukti, mereka benar-benar harus membayar 1 miliar.Nominal itu membuat Tiffany merasa sakit hati. Saat neneknya sakit dulu, biaya pengobatannya 1,2 miliar. Bahkan saat dia menikah dengan Sean, pria itu hanya mengeluarkan 1,2 miliar sebagai mahar.Sekarang karena jebakan licik dari orang-orang ini, mereka diminta membayar 1 miliar. Mereka jelas akan dirugikan!Melihat kekhawatiran di wajah istrinya, Sean menunduk dan mengecup lembut pipinya sambil berujar, "Percayalah padaku."Santo mencibir sambil melipat tangan di dada. Dia menatap Tiffany dan Sean, lalu berucap dengan sikap merendahkan, "Kalau memang punya bukti, tunjukkan saja!"Sean membalas semb

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 775

    Tiffany mengerutkan alis. "Kamu ... sudah kenal Xavier dari dulu?"Kalau tidak salah ingat, sebelumnya Xavier pernah mengatakan dia dan tunangannya belum kenal lama.Saat itu, Miska sadar dirinya keceplosan. Dia buru-buru menutup mulutnya dan terbatuk. "Aku ... dulu aku adik kelasnya.""Dia itu idola di sekolah kami, jadi kami semua kenal dia. Tapi, dulu dia nggak kenal aku. Kami baru kenal akhir-akhir ini."Sambil bicara, gadis itu menunduk dan wajahnya memerah. "Aku dari dulu sudah kagum sama Kak Xavier. Aku sangat bahagia bisa sampai sejauh ini sama dia."Miska mendongak, suaranya tegas dan sungguh-sungguh. "Kak Tiff, kamu bisa bantu aku nggak?""Aku ingin nikah dengannya, nggak peduli dia bakal siuman atau nggak. Dia bilang dia nggak punya banyak teman, hubungannya sama keluarganya juga nggak terlalu dekat. Satu-satunya cewek yang paling dia suka pun sudah menemukan kebahagiaannya sendiri.""Aku benar-benar takut, nanti kalau dia koma terlalu lama, nggak akan ada yang merawat dia .

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 774

    "Aku ... akan pergi darimu. Aku nggak akan membiarkan orang lain tahu gimana kamu membalas kebaikanku, nggak akan membiarkan mitramu memutuskan kerja sama denganmu ...."Sean menyeringai dingin, mengangkat kakinya untuk menepis tangan itu, lalu melangkah menuju pintu. "Aku nggak peduli gimana orang lain memandangku.""Mitraku juga nggak akan memutuskan hubungan cuma karena orang nggak penting sepertimu. Kamu terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri."Setelah itu, Sean melirik perawat yang berjaga di pintu dan tampak ketakutan setengah mati. Dia berkata, "Kamu bisa istirahat sekarang. Mulai hari ini, kamu nggak perlu lagi melayaninya.""Suruh rumah sakit usir dia dari kamar ini. Aku bisa merawat penyelamat hidupku sendiri. Nggak perlu merepotkan orang lain."Usai memberi instruksi, Sean kembali menoleh pada Chaplin. "Setelah urusan selesai, antar dia ke kantor polisi sama Pak Genta. Biarkan dia reuni dengan adiknya."Selesai berbicara, dia pun berbalik dan pergi. Teriakan Vivi menggema d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 773

    Vivi menatap kosong ke arah mata dingin tak berperasaan milik Sean. Perasaan putus asa perlahan merayap ke dalam hatinya.Dulu, dia selalu mengira kelembutan Sean padanya adalah tanda ketertarikan. Dia bahkan sempat merasa bangga. Untung saja, wanita itu sudah mati. Jika tidak, Sean pasti akan berterima kasih dan berutang budi pada wanita itu.Dirinya adalah penyelamat hidup Sean. Sean begitu baik padanya. Jika Sean tidak bisa menemukan mantan istrinya, kemungkinan besar dia akan menjadi satu-satunya calon istrinya di masa depan.Lagi pula, selama tiga tahun berada di sisi Sean, dia melihat sendiri bagaimana Sean menolak banyak gadis dari keluarga terpandang, menolak banyak wanita yang datang mendekat.Semua orang iri padanya. Dia punya kesempatan untuk menyelamatkan Sean, punya status sebagai penyelamat Sean.Tak berlebihan jika dibilang, kalau Tiffany tidak kembali, langkah Vivi selanjutnya adalah menggoda Sean untuk tidur dengannya. Bagaimanapun, hanya kepada dia Sean bersikap lembu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 772

    Dia ingin kamar rawat inap, Sean berikan.Dia ingin Sean merawat adiknya, Sean turuti.Dia bilang ingin mobil agar bisa melihat pemandangan di luar, Sean belikan.Karena selama ini, Sean selalu percaya bahwa kaki Vivi menjadi cacat karena dia menyelamatkannya.Saat kejadian kebakaran dulu, Sean dijebak dan diberi obat di jamuan makan. Saat hidupnya sudah di ambang kematian, yang menyelamatkannya ternyata adalah seorang wanita. Sejak saat itu, hatinya selalu diliputi rasa bersalah.Terlebih lagi, wanita itu sampai harus kehilangan kemampuan berjalan selama 3 tahun demi dirinya.Namun, yang tak pernah disangka oleh Sean adalah ketulusannya selama ini, ternyata dimanfaatkan semena-mena oleh orang lain.Lebih tak disangka lagi, di balik wajah lembut dan anggun Vivi, tersembunyi hati yang begitu busuk dan menjijikkan.Situasi sudah sampai titik ini, tetapi Vivi masih membujuk Tiffany untuk bekerja sama menipunya!Tak lama kemudian, mobil tiba di Rumah Sakit Pusat. Sean turun dari mobil deng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 771

    Sean memeluk Tiffany, diam-diam menunggu hukuman yang akan diterimanya.Dia mengira Tiffany diam begitu lama pasti karena sedang memikirkan hukuman yang sulit dan berat untuknya.Tidak disangkanya, setelah menunggu sekian lama, Tiffany justru tersenyum manis. "Hukumannya ... mulai sekarang kamu yang harus antar Arlo dan Arlene ke sekolah setiap hari!"Sean tertegun, lalu mengecup bibirnya dengan lembut. "Oke."Bagi orang tua lain, mengantar anak ke sekolah pagi-pagi mungkin terasa merepotkan. Namun, bagi Sean, itu justru sebuah kebahagiaan.Karena dulu dia pernah sebodoh itu sampai melewatkan 5 tahun pertumbuhan anak-anaknya. Andai saja waktu itu dia lebih yakin, andai saja dia bisa menemukan Tiffany lebih cepat .... Sayangnya, waktu tidak bisa diputar kembali.Jadi, ketika Tiffany mengatakan dia harus mengantar anak-anak ke sekolah, Sean tersenyum manis sambil berujar, "Akan kulakukan dengan senang hati."Tiffany bersandar dalam pelukannya, merasakan kehangatan tubuh pria itu. Senyuma

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 770

    Akhirnya, Sean merebahkan Tiffany di atas ranjang besar di kamar tidur vila.Kamar tidur berada di lantai 2, dengan jendela kaca yang sangat besar. Dari tempat tidur, hamparan laut luas bisa terlihat jelas.Sinar matahari masuk menembus jendela kaca, menyinari seluruh ruangan dengan cahaya keemasan yang hangat.Sean menindih tubuhnya, menatapnya dengan penuh kasih sayang. "Tiff.""Kenapa ...?" Tiffany mulai gemetaran, menatap pria di atas tubuhnya dengan gugup.Terakhir kali ditindih di ranjang ini, dia benar-benar dibuat tak berdaya oleh Sean, sampai seluruh tenaganya terkuras. Bahkan, dia sempat mencicipi masakan Sean yang begitu buruk.Sekarang setelah 5 tahun berlalu, kembali berada di situasi seperti ini membuat hati Tiffany dilanda kecemasan."Kenapa kamu nggak kasih tahu aku?" Mata Sean yang hitam menatap lekat-lekat dengan perasaan cinta. "Kamu rasa seru main rahasia-rahasia begini?"Tiffany tertegun. "Ka ... kamu ngomong apa sih?""Aku sudah tahu semua." Sean menunduk, menatap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 769

    Sean menggenggam setir mobilnya, tangannya sedikit membeku.Dia menatap kaca spion tengah dengan ekspresi geli, melihat wanita yang tampak terkejut sekaligus tersentuh itu. "Aku cuma nyatakan perasaan ke kamu, perlu mikir sejauh itu?"Wajah Tiffany memerah. Dia mengintip ke arah Sean dengan hati-hati melalui kaca spion. "Aku cuma merasa aneh saja ...."Suara wanita itu lembut dan agak manja. "Ngapain kamu tiba-tiba ngomong kayak gitu? Nggak ada angin, nggak ada hujan."Genggaman Sean di setir semakin kencang. Dia mengatakan itu bukan tanpa alasan! Semuanya ada alasannya!Sean menatap wanita yang duduk di kursi belakang, hatinya penuh dengan emosi. Selama 5 tahun, dia terus mencari Tiffany.Bahkan saat Sean belum menemukannya, Tiffany tetap nekat menyelamatkannya dalam kebakaran besar yang terjadi 3 tahun lalu.Setelah menyelamatkannya, Tiffany malah tidak mengatakan sepatah kata pun. Kalau dibandingkan dengan Vivi yang selama 3 tahun ini terus mengklaim dirinya sebagai penyelamat dan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 768

    Awalnya, Sean masih begitu yakin orang yang menyelamatkannya di tengah kebakaran saat itu adalah Tiffany. Namun, Mark dan Charles terus menjelaskan padanya bahwa orang yang berada di ambang kematian pasti akan berhalusinasi. Lama-kelamaan, dia juga merasa semua itu hanya halusinasi. Setelah kemunculan Vivi, dia benar-benar percaya Tiffany tidak pernah menyelamatkannya.Namun kini, perasaan Sean benar-benar bergejolak saat teringat kembali dengan perkataan Zion dan melihat buku kenangan di tangannya. Yang berarti orang yang menyelamatkannya saat kebakaran tiga tahun yang lalu adalah Tiffany.Satu menit kemudian.Rika yang baru saja turun tangga dan hendak mulai membersihkan rumah pun mengambil pel lantai. Saat Sean tiba-tiba turun dari lantai atas sambil memegang buku kenangan dan melangkah menuju pintu keluar, dia kebingungan. Tadi Sean berkata ingin mengantar jaket untuk anak-anak, sekarang malah hanya membawa sebuah buku.Saat tangannya hampir menyentuh gagang pintu, Jason berhenti s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 767

    Sean mengantar kedua anaknya ke TK."Kamu ayahnya Arlo dan Arlene?" tanya bibi di TK itu dengan ramah.Sean menggandeng tangan kedua anaknya, lalu menganggukkan kepalanya dan menjawab dengan tenang, "Ya.""Serahkan saja anak-anak padaku."Bibi itu menarik tangan Arlo dan Arlene sambil tersenyum, lalu mengingatkan Sean, "Belakangan ini cuacanya mulai dingin dan ramalan cuaca juga bilang hari ini akan turun hujan. Sepertinya pakaian Arlo dan Arlene terlalu tipis. Bisakah kamu pulang dan mengambil jaket untuk mereka? Sistem imun anak kecil masih lemah. Kalau nggak menjaga mereka tetap hangat, mereka akan mudah masuk angin."Setelah ragu sejenak, Sean menganggukkan kepala. "Baik."Sean langsung mencari jaket di dalam lemari setelah kembali ke rumah, tetapi tidak menemukan yang cocok. Saat hendak menelepon Tiffany, pandangannya tiba-tiba tertuju pada koper yang terletak di bawah tempat tidur Arlo.Dia pun menepuk keningnya. Saat Tiffany ikut dengannya ke Kota Aven, Tiffany pasti sudah menyi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status