Share

Bab 149

Penulis: Clarissa
"Ya sudah kalau kamu nggak mau dipangku." Sean bisa melihat keraguan pada sorot mata Tiffany. Dia tidak memaksa dan berbalik untuk pergi.

Tiffany berdiri di tempatnya sambil menatap sosok belakang Sean. Perasaannya campur aduk.

Genta melirik Tiffany, lalu bertanya dengan mengernyit, "Nyonya, ada apa denganmu? Hari ini, Tuan Sean berhasil memenangkan semua tender. Grup Maheswari mendapat pesanan besar. Tuan Sean mengira kamu bakal senang mendengarnya, makanya menunggumu ...."

"Sejak awal Tuan Sean sudah tahu kamu makan bersama teman di Restoran Violet. Dia nggak mau mengganggumu, juga tahu kamu nggak ingin dia muncul di depan temanmu. Makanya, dia hanya menunggu di sini ...."

"Tuan Sean juga nggak menyuruh orang memanggilmu. Kenapa sikapmu tiba-tiba begitu dingin? Pertama kamu menolak Tuan Sean menyentuhmu, lalu menolak Tuan Sean memangkmu. Aku pasti sedih kalau jadi Tuan Sean ...."

Ini pertama kalinya Genta berbicara panjang lebar begini. Tiffany termangu. Apa benar seperti itu?

Julie
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 150

    Namun, Sean tetap mencela diri sendiri dengan nada bicara sedih, "Tapi, bukannya kamu nggak suka ....""Nggak ada hal semacam itu!" sergah Tiffany. Kemudian, dia menarik napas dalam-dalam dan memegang wajah Sean untuk menciumnya.Suaminya sangat tampan, tidak mungkin berbohong! Suaminya sangat lembut, pasti Valerie yang menipunya! Suaminya sangat rapuh, tidak seharusnya dicurigai! Persetan dengan Valerie! Sean tak tertandingi di muka bumi ini!"Sayang, masih ngambek? Tadi aku nggak bisa berpikir dengan baik karena ngantuk!" Mata Tiffany berkaca-kaca. "Sekarang aku sudah sadar. Aku minta maaf. Aku sudah salah."Melalui sutra hitamnya, Sean menatap Tiffany lekat-lekat. "Kamu salah apa?""Aku nggak seharusnya curiga kamu menipuku." Tiffany menarik napas dalam-dalam. Sean pernah mengajarinya prinsip ini. "Suami istri seharusnya saling percaya! Kamu mungkin menipu orang lain, tapi nggak mungkin menipuku! Aku nggak seharusnya mencurigai penglihatanmu!"Sean memicingkan matanya dan bertanya d

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 151

    Keesokan pagi, Tiffany bangun dan melihat berita. Kabar bahwa Grup Maheswari memenangkan pesanan industri pakaian terbesar di Kota Aven untuk kuartal selanjutnya telah mengejutkan seluruh industri!Tiffany senang hingga melompat di ranjang. Sean yang masih tertidur lelap pun bergerak. Tiffany mematung. Dia baru menyadari dirinya telah mengganggu tidur Sean.Kemudian, Tiffany diam-diam turun dari ranjang. Dia masih tidak bisa menahan kegembiraannya. Semua orang memuji kehebatan Presdir Grup Maheswari! Tentu saja, suaminya sangat hebat!Saking senangnya, Tiffany menyenandungkan lagu saat menyikat gigi. Selesai mandi, dia memakai pakaian rumah dan turun ke lantai bawah.Di ranjang, Sean yang berpura-pura tidur pun diam-diam menyunggingkan senyuman. Istrinya ini mudah sekali puas."Seperti yang diketahui semua orang, mantan Presdir Grup Maheswari memang pebisnis andal. Tapi, fokusnya terletak pada real estat. Setelah berganti pemilik, perusahaan tiba-tiba melakukan bisnis pakaian.""Setela

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 152

    Michael seketika tersadar. Dia melirik Tiffany dengan dingin dan bertanya, "Kenapa? Kamu nggak menyambutku?"Meskipun berusia 20 tahun, wajah Tiffany masih terlihat seperti gadis berusia 15 tahun. Meskipun demikian, tubuhnya justru seksi. Sekalipun memakai celemek, lekukan tubuhnya tetap terlihat jelas.Michael telah bertemu banyak wanita. Harus diakui bahwa paras dan tubuh Tiffany termasuk dalam sepuluh besar. Terutama matanya yang jernih. Cahaya matahari yang menyinari dari jendela pun membuat Tiffany tampak makin bening.Keindahan ini membuat Michael lupa pada semua yang terjadi di antaranya dengan Tiffany sebelum ini. Michael mendekat. "Pagi-pagi sudah pakai begini. Kamu mau rayu siapa?"Tiffany kebingungan. Memangnya apa yang dia pakai? Dia cuma pakai pakaian rumah dan celemek. Faktanya, jika ada pria yang menaksir seorang wanita, meskipun wanita itu hanya memakai karung, mereka tetap akan tergoda.Michael pun yakin Tiffany sedang menggodanya. Tanpa sungkan sedikit pun, dia mendek

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 153

    Sean memeluk Tiffany dan menghiburnya. Sesaat kemudian, Tiffany baru merasa lebih tenang. Kemudian, Sean berkata dengan nada datar, "Chaplin, lepaskan dia."Chaplin mengernyit dan menolak, "Nggak mau! Aku ingin membunuhnya!"Ketika mendengar respons lantang ini, tubuh Michael tak kuasa bergidik. Sean pun terkekeh-kekeh. "Dia kakakku, nggak boleh dibunuh. Tapi, kamu boleh memukulnya.""Oh, oke." Chaplin mengiakan, lalu meninju wajah Michael. Michael benar-benar menyesal karena tidak membawa pengawal kemari."Aku nggak nyangka kamu bakal datang pagi-pagi untuk membuat masalah. Sepertinya kamu terlalu senggang," ujar Sean sambil menggerakkan kursi rodanya ke ruang makan. Tiffany bergegas bangkit dan mengikuti untuk membantu.Sementara itu, Michael telah dilepaskan oleh Chaplin. Dia mengelus wajahnya yang sakit, lalu duduk di sofa. "Kamu juga membuat masalah larut malam. Aku datang kemari cuma untuk membalasmu."Semalam, Michael sedang tidur dengan nyenyak saat Grup Maheswari mendapatkan p

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 154

    Sean tertawa. "Kalau butuh bantuan, kamu seharusnya merendah sedikit. Bersikap yang baik dan minta maaf pada Tiffany. Dengan begini, mungkin aku bakal membantumu."Sebenarnya Ronny tidak bodoh. Dia tahu putranya tidak pintar dalam negosiasi bisnis. Pesanan yang direbut oleh Sean semalam sebenarnya adalah milik Grup Ronny. Karena ingin mengukuhkan posisi Michael di perusahaan, Ronny menyerahkan pesanan itu kepadanya.Sebagai seorang ayah, sekalipun Michael hanya lumpur tak berguna, Ronny harus membuatnya menjadi tembok yang kokoh. Alhasil, satu hari sebelum tanda tangan kontrak, proyek malah direbut oleh tim Sean.Bahkan setelah mendapatkan pesanan itu, Sean membayar beberapa wartawan surat kabar untuk menjadikan berita ini berita utama. Dari pukul 12 malam, berbagai kantor media sibuk memberi selamat kepada Sean dan memujinya. Tujuannya supaya Ronny tahu orang di balik Grup Maheswari adalah Sean.Sean ingin membuat Ronny dan Michael datang dan meminta bantuan padanya. Lagi pula, bisnis

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 155

    Sebelum Tiffany menghabiskan susu kedelainya, Ronny membawa masuk Michael yang pergi dengan marah tadi."Sean, maaf karena aku nggak mendidik Michael dengan baik. Aku mewakilinya minta maaf padamu dan Tiffany," ucap Ronny dengan ekspresi menyesal.Sean tersenyum. Meskipun tahu permintaan maaf ini palsu, setidaknya Ronny lebih serius dalam sandiwaranya daripada Michael.Tiffany meletakkan gelasnya tanpa merespons. Setahunya, paman kedua Sean ini punya sikap yang dingin dan serius. Tiffany sampai tidak berani berkata-kata saat berhadapan dengannya. Ronny memiliki karisma yang bisa membuat orang takut.Jelas-jelas mereka sekeluarga. Darmawan memang berwibawa, tetapi terkesan jauh lebih lembut daripada Ronny."Paman Ronny, aku nggak ngerti kamu bilang apa," ujar Sean sambil menyunggingkan bibirnya. "Kak Michael saja bilang dia nggak buat salah dan nggak perlu minta maaf."Suara Sean terdengar rendah dan lantang. Ini membuat sorot mata Ronny menjadi suram. Ronny sontak menarik Michael dan m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 156

    "Rekam dia. Aku mau bukti sebagai jaminan. Kalau Kak Michael masih berani macam-macam dengan Tiffany lain kali ...." Sean menyesap tehnya dengan santai.Kemudian, Sean melirik Ronny dari sutra hitamnya dan meneruskan, "Kalau kejadian seperti ini terulang lagi, aku bakal menyebarkan rekaman ini ke internet."Usai berbicara, Sean tidak lupa menambahkan pukulan untuk Ronny. "Gimana, Paman? Kamu rasa ideku ini bagus nggak?"Ronny menggertakkan giginya. Namun, nada bicaranya tetap dipenuhi belas kasih. "Sangat bagus. Michael memang bodoh. Dia juga pelupa. Dengan cara ini, dia nggak mungkin lupa lagi."Sean tersenyum tipis. "Paman Ronny memang bijaksana."Chaplin pun mengambil ponselnya, lalu mengarahkannya ke wajah Michael. "Lihat kemari!""Lihat bapakmu!" maki Michael sambil menggertakkan giginya. Ini jelas-jelas adalah penghinaan besar! Kalau sampai video ini tersebar, bagaimana dia bisa berkarier lagi di masa depan? Dia juga akan kehilangan teman! Namun ...."Cepat minta maaf pada Tiffan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 157

    Begitu mendengarnya, Michael akhirnya tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia menggertakkan gigi dan menyerbu ke depan. "Kamu mempermainkan kami ya?"Ronny menarik Michael dengan tenang. "Sean, kamu nggak seharusnya begini. Aku pamanmu. Selain itu, aku yang mendapat pesanan itu duluan. Kamu tiba-tiba merebutnya begitu saja. Aku mengerti ambisimu. Tapi, agak kelewatan kalau kamu menolak kerja sama ini, 'kan?"Ronny menarik napas dalam-dalam. "Begini saja. Aku bakal mengalah sedikit. Kamu 60%, aku 40%. Gimana?""Aku mau 70% dan 30%," sahut Sean yang tersenyum tipis."Kamu ini!" Michael menggertakkan giginya. Grup Ronny awalnya bisa mendapat 100% dari pesanan ini. Kini, pesanan itu direbut oleh Sean dan Sean meminta pembagian 70 serta 30 persen? Bukankah ini namanya memberi uang kepada Sean."Sepakat." Ronny memejamkan matanya dan berdeham. "Aku akan suruh orang membuat kontrak sekarang juga. Hari ini kita tanda tangan kontrak.""Oke." Sean tersenyum tipis. "Kalian sudah boleh pergi."Tata

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 471

    Tiffany duduk di sofa sambil menatap kedua pria di depannya. Setiap kata yang mereka ucapkan jelas terdengar olehnya. Setiap kalimat yang mereka sampaikan, dia mengerti maksudnya.Namun, dia tetap merasa tidak memahami apa pun.Kenapa dia tiba-tiba menjadi anak Keluarga Japardi? Kenapa pamannya, Kendra, tiba-tiba dianggap sebagai penculik anak? Kenapa dia sekarang disebut sebagai putri dari pemimpin Keluarga Japardi dan Keluarga Rimbawan?Bagaimana mungkin dia memiliki orang tua yang begitu luar biasa? Lalu, jika memang begitu, mengapa sepanjang hidupnya dia selalu dihina, dicap bodoh, dan dianggap tidak lebih dari seorang gadis desa yang sederhana?"Aku tahu ini sulit untuk kamu terima," ujar Derek sambil tersenyum pasrah. Dia mengambil setumpuk laporan hasil tes DNA dari tasnya dan meletakkannya di tangan Tiffany.Tumpukan laporan itu tebal sekali."Ini adalah hasil dari berbagai lembaga pengujian DNA ternama di dunia.""Tiffany, aku tahu kamu pintar, dan sebagai mahasiswa kedokteran

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 470

    "Tiffany, kamu itu terlalu banyak memikirkan orang lain. Kenapa kamu nggak lebih sering memikirkan dirimu sendiri? Apa kamu benar-benar nggak mau jadi cucuku?""Mau." Tiffany tetap berdiri di tempatnya dengan senyum sopan. "Tapi, Kakek, orang tuaku meninggalkanku di tumpukan sampah sejak kecil. Aku ditemukan dan diambil oleh pamanku dari sana.""Saat aku berusia enam tahun, aku jatuh sakit parah. Pamanku bilang ibuku ingin membawaku pulang untuk tinggal bersamanya. Aku sangat ketakutan sampai penyakitku semakin parah.""Akhirnya, waktu aku hampir sekarat dan hampir mendapatkan surat peringatan kritis dari dokter, pamanku berjanji padaku bahwa dia nggak akan pernah mengembalikanku ke rumah orang tuaku seumur hidup."Setelah berkata demikian, Tiffany tersenyum dan mengangkat wajahnya untuk menatap Derek dan Bronson. Namun, matanya yang jernih menyiratkan kegetiran yang rumit.Tatapan itu membuat kedua pria dewasa itu saling berpandangan dengan ekspresi canggung sebelum menghela napas pan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 469

    Ekspresi terkejut Bronson saat memegang sendok membuat Tiffany merasa gugup. Dia menggigit bibirnya. "Paman Bronson, ada masalah sama masakannya?"Ikan asam pedas ini adalah salah satu hidangan andalannya. Paman dan bibinya sebenarnya tidak pernah membuat ikan asam pedas untuknya.Namun, setelah menikah dengan Sean, karena Sean mengatakan dia suka makan ikan, Tiffany mulai belajar memasaknya. Ketika pertama kali melihat resep ikan asam pedas, dia langsung menyukai cara memasaknya. Tiffany selalu merasa percaya diri dengan kemampuan memasaknya.Namun, mengapa setelah Bronson mencicipi ikan asam pedas buatannya, dia menunjukkan reaksi seperti itu?Tangan Bronson yang memegang sendok sedikit bergetar. Dia berbalik menatap Derek dengan penuh rasa haru. "Dia benar-benar ... dia benar-benar!"Ini adalah rasa masakan Nancy! Sudah 19 tahun sejak Nancy pergi. Selama 19 tahun itu, dia tidak pernah lagi mencicipi masakan buatan Nancy.Namun kini, dia bisa merasakan rasa masakan itu kembali di hid

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 468

    Orang pertama yang masuk ke rumah adalah Zara yang mengenakan gaun panjang hitam ketat.Ketika Tiffany membawa hidangan terakhir ke meja makan, dia mengangkat kepala dan melihat gadis itu berdiri di dekat pintu sambil tersenyum ke arahnya. Tiffany hampir tidak bisa memercayai matanya!Zara yang berdiri di depannya sekarang tidak lagi memancarkan kesan dingin dan dewasa seperti saat pertama kali mereka bertemu, atau tampak manja seperti ketika dia mengenakan gaun Lolita di rumah Keluarga Japardi. Zara saat ini tampak bersih, rapi, percaya diri, dan ceria.Mungkin ... ini adalah versi asli dari Zara yang seharusnya."Apa yang membuatmu terpesona seperti itu?" Zara tersenyum tipis ke arahnya. "Pak Bronson dan Pak Derek sudah tiba."Setelah itu, Zara bergeser ke samping. Di belakangnya, di dekat pintu masuk, berdiri Derek dan Bronson yang membawa banyak tas berisi hadiah.Kedua pria itu berdiri di ambang pintu, menatap Tiffany dengan sorot mata yang penuh semangat dan kehangatan. "Tiffany.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 467

    Ibu Raiyen langsung tersadar. "Bos, Anda ....""Ya." Pemilik toko menjawab dengan puas sambil menyilangkan tangan di dada. "Aku nggak memasukkan terlalu banyak, cuma empat atau lima jarum halus yang sulit terlihat.""Jarum-jarum ini dilapisi dengan sesuatu yang akan membuat orang tua merasa gatal luar biasa."Ibu Raiyen membelalakkan matanya dengan terkejut. "Anda melakukan ini ... nggak takut kalau dia akan kembali mencari Anda nantinya?""Apa yang perlu ditakuti?" Pemilik toko memutar matanya. "Gimana dia mau membuktikan bahwa aku yang masukkan jarum-jarum itu, bukan dia sendiri yang menyelipkannya karena ada dendam sama orang tua itu?""Tanpa bukti, dia nggak bisa berbuat apa-apa padaku."Ibu Raiyen tercengang untuk beberapa saat, lalu akhirnya menatap pemilik toko dengan penuh rasa kagum, bahkan mengacungkan jempol. "Anda memang cerdik. Aku benar-benar nggak kepikiran sampai ke sana."Seandainya saja dia berpikir seperti itu sebelumnya, untuk apa lagi dia berseteru dengan Tiffany?

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 466

    Wanita itu ternyata memang ibu dari Raiyen."Bagaimana keadaannya sekarang?" Tiffany tersenyum sopan kepada ibu Raiyen, tetapi kakinya perlahan mundur.Berhubung ibu Raiyen ada di sini dan terlihat begitu membencinya, Tiffany merasa tidak perlu membeli barang dari toko ini. Bagaimanapun, masih banyak toko pakaian lainnya. Kenapa harus cari masalah sendiri?"Hah, bagaimana mungkin dia baik-baik saja sekarang!" Ibu Raiyen menatap Tiffany dengan penuh amarah. "Kamu mengirimnya ke kantor polisi, catatan buruk itu tertulis di dokumennya. Dia dikeluarkan dari sekolah dan sekarang dia cuma bisa bersekolah di sekolah kecil di dekat sini!"Wanita itu melangkah semakin dekat ke Tiffany, kemarahan di matanya semakin memuncak. Tiffany mengerutkan alisnya. Karena malas berdebat lebih jauh, dia berbalik hendak pergi."Bu!" Baru saja Tiffany berbalik, suara antusias seorang wanita terdengar dari belakangnya."Bu!" Pemilik toko pakaian buru-buru keluar dan menarik lengan Tiffany. "Kenapa belum sempat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 465

    Sean menggelengkan kepala dengan pasrah sambil memegang wajah Tiffany yang putih dan tirus. "Kenapa kamu tahu kamu bukan? Bagaimana kalau ternyata kamu memang Nona keluarga Japardi yang hilang bertahun-tahun lalu?"Tiffany terpaku sejenak, lalu tersenyum. "Mana mungkin ada kebetulan sebanyak itu."Meskipun dia sangat merindukan kehangatan keluarga, pamannya pernah mengatakan bahwa dia ditemukan di tumpukan sampah saat kecil. Sejauh yang diketahui Tiffany, Nona Keluarga Japardi yang hilang itu adalah anak yang sangat disayangi oleh orang tuanya.Keyakinan dan tatapan tegas Tiffany membuat hati Sean terasa sakit. Dia tahu Tiffany sangat menyukai Derek dan dia tidak percaya bahwa Tiffany tidak ingin menjadi cucu pria tua itu.Bagi Sean, sikap tegasnya ini hanya karena ... dia tidak percaya dirinya bisa memiliki latar belakang dan keluarga seperti itu. Mungkin ini adalah keputusasaan dan rasa rendah diri yang terpatri di dalam dirinya.Sean menghela napas panjang dan mempererat pelukannya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 464

    "Ya." Sean menundukkan kepala, menatap wajah Tiffany yang putih dan tenang saat tertidur.Pikirannya melayang kembali ke saat di rumah sakit sebelumnya. Dalam keadaan setengah sadar, dia mendengar suara Tiffany yang penuh rasa sakit dan putus asa. Secara refleks, dia mematahkan belenggu orang-orang itu dan berlari ke arah Tiffany sekuat tenaga ....Tiffany adalah satu-satunya obat penawarnya. Satu-satunya hal yang paling sulit dia lepaskan.Sean mengangkat tangannya untuk menyentuh bulu mata Tiffany yang panjang. Sebuah senyuman tipis terukir di sudut bibirnya. Tiffany adalah seseorang yang sangat menghargai ikatan keluarga.Jika dia tahu bahwa orang tua kandungnya masih hidup dan masih peduli padanya ... dia pasti akan sangat bahagia, bukan?Meskipun Sean tidak terlalu yakin bahwa pertemuan Tiffany dengan Niken adalah hal yang baik. Namun, karena Derek sudah mengatakan hal ini, dia memilih untuk percaya bahwa semuanya akan berjalan ke arah yang baik.Dengan pemikiran itu, Sean mengang

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 463

    Sean terbangun pada malam hari. Saat dia membuka matanya, Tiffany sudah duduk di tepi tempat tidur, menggenggam tangannya sambil tertidur. Di dalam kamar, selain dia dan Tiffany, ada Bronson, Zara, Derek, dan Darmawan.Sean mengerutkan kening sedikit, lalu dengan bantuan Sofyan, dia memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur. "Paman Bronson, Kakek Derek.""Kenapa manggil Paman dan Kakek? Sekarang sudah seharusnya manggil Ayah dan Kakek." Derek menghela napas pelan, "Kami sudah tahu semuanya, jadi kami datang ke sini khusus untuk mendukung Tiffany."Sean sontak terpaku. Dia mengangkat pandangannya ke arah Zara yang berdiri di belakang Bronson. Zara tersenyum padanya, lalu memalingkan wajah.Sean merenung sejenak dan segera memahami alasan di balik semua ini. Dia tidak menyangka Sanny akan menyuruh Genta untuk menyerangnya. Namun, Zara bisa menduganya.Bisa dibilang, setelah lebih dari satu dekade bersama, Zara lebih mengenal Sanny dibanding dirinya sendiri. Fakta bahwa Keluarga Japa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status