Beranda / Fiksi Remaja / Dimana aku bisa mencari yang sepertimu / Doni mulai sering berkunjung kerumahku

Share

Doni mulai sering berkunjung kerumahku

Penulis: Hilton
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-14 23:28:06

Dengan diadakan acara ini semua siswa siswi di sekolahku merasa gembira, terutama saat kepala sekolah mengatakan bagi yang memenangkan lomba akan dijadikan sebagai utusan dari sekolah untuk melaksanakan lomba festival yang akan dilaksanakan untuk menyambut tujuh belas agustus. Bagi para pemenang lomba bernyanyi juga akan berkesempatan untuk menyanyikan lagu bertema kebangsaan di depan bapak bupati.

Doni tampaknya begitu semangat. Kemudian ketika dia menanyakan sesuatu pada ku saat berada di dalam kelas mengenai perasaan ku jika bisa menang lomba ini.

“Bagaimana menurutmu apakah kita bisa memenangkan pertandingan ini?”

“Mungkin saja bisa” dengan wajah biasa saja namun dalam hati ‘ya pastilah’ .

“Mudahan aja ya, soalnya aku juga  pengen banet menang”

Kemudian masuklah guru kelas dan memberikan materi pelajaran seperti biasa. Namun aku tidak terlalu memperhatikan aku hanya asyik membaca buku komik kesukaan ku Dari seri Next G, ya aku suka membaca tentang persahabatan gitu.

Doni yang sesekali memandang ke arahku, melihat apa yang kubaca dan terkadang dia menegurku saat guru k ke arahku. 

Pelajaran untuk hari ini pun berlangsung. Doni yang duduk di sampingku merapikan buku dan memasukkan ke dalam tasnya. 

“Axel kita latihan hari ini ya tapi nanti aku datang jam 16.00 aja ya biar pulang cepat soalnya aku harus jaga nenek aku juga”.

“Yaudah datang aja nanti masuk aja langsung ke kamar kalo aku ga keluar bilang sama ibu aku, kalo kamu nanti disuruh langsung ke kamarku”

“O ok, yaudah kita barengan aja pulang nya soal nya kan arah rumah ku kesana juga,”

“Aku hari ini jalan kaki aja lagi pengen jalan aja”

“Yakin ga mau nanti nyesel” dengan nada bahasa yang khas digunakan almarhum Doni.

Seketika aku merasa aneh, kenapa tiba-tiba ada yang bisa menirukan gaya bahasa almarhum Doni.

“Sudahlah ayo ga usah sungkan lagian aku juga teman kamu, ya kalau tidak anggap saja teman sekelas biasa saja.

Dengan kebetulan kenapa hari ini dia mau menawarkan dan juga bahasa dan ajakannya mirip dengan almarhum Doni. Dalam hati aku merasa seketika almarhum Doni yang sedang bicara kepadaku.

“Ya sudah baiklah aku ikut kepadamu”

Kami berdua akhirnya pergi bersama menuju parkiran sepeda motornya. 

“Maaf ya ga ada helm satu lagi,” saut nya 

“Gapapa kan ga terlalu jauh juga,” jawab ku kembali.

Diperjalanan aku aku hanya diam tak berkata sedikitpun kepadanya, dan dia juga tidak membuka pembicaraan. Sesampainya di depan rumahku, kebetulan ibu berada di depan rumah sedang berbicara dengan tetangga sebelah.

“Wah anak ibu sudah pulang, eh nak Doni mampir sebentar ya!”

“Tidak usah bibi nanti saja saya nanti datang latihan ko kesini lagi” jawab Doni.

“Benar ya bibi tungguin udah bibi siapin makanan untuk kalian, sekalian biar ada teman Axel.”

“Iya bibi, saya pulang dulu ya”

“Ko ga bilang makasih sama temannya sih Axel, kan dah cape dia ngantarin kamu!”

“Makasih ya Doni” kataku dengan sedikit malu dan tangan menggaruk kepala.

“Iya sama-sama Axel”

Kemudian setelah itu aku masuk ke dalam rumah dan ibu lanjut berbicara dengan tetangga. Di Dalam kamar aku merasa seperti merasakan kehadiran almarhum Doni kembali, dan bertanya-tanya kenapa dia bisa logat almarhum Doni ya. Kenapa kebetulan bener ya pikirku dalam hati, aku yang masih menggunakan seragam merebahkan tubuhku di atas kasur empuk tak terasa aku tertidur.

Pukul 15.30 wib Doni datang lebih awal, dia mengenakan kaos hitam dengan celana panjang, dan jaket hitam di tangannya. Kemudian ibuku membukakan pintu dan mempersilahkan dia masuk kerumah. 

“Eh nak Doni sudah datang ya, sebentar saya panggilin Axelnya ya.”

“Gausah bibi, kata Axel nanti aku aja yang kamarnya biar ga ngerepotin bibi katanya”

“O ya sudah, Axel ada di kamar kayaknya itu bilang sama dia makan ya nak Doni dia kayaknya belum makan itu.”

“Baik bii nanti aku bilangin ke dia” 

“Axel, Axel ini aku Doni kamu di dalam ga? “  Doni memanggil aku tapi aku masih tidur pulas. Kemudian dia masuk dan melihat ku masih tertidur sehingga dia keluar dari kamarku.

“Bibi Axelnya masih tidur, kayaknya dia kecapean.”

“O ya sudah tunggu sebentar lagi, nanti juga bangun ayo duduk dulu bibi pengen bicara sama kamu”

“Iya bibi Boleh”

Kemudian mereka berbincang tampak mereka seperti ibu dan anak. Sikap Doni yang ramah dan baik membuat ibuku senang dan juga teringat dengan almarhum Doni. 

“Bibi jadi keinget sama anak yang namanya Doni kayak nama kamu cuman nama dia Doni aja. Dulu almarhum Doni sudah seperti anak kandung ibu, Axel juga menganggap dia abang kandungnya sendiri”

“Itu yang ada di kamar Axel kan Bi?” tanya Doni

“Iya itu almarhum Doni, Axel masih terpukul setelah kehilangan dia dia jadi jarang sosialisasi sama orang lain. Sampe sekarang bibi masih bingung mau masukin dia ke Universitas mana nanti soalnya dulu semasa hidup almarhum mereka berdua berniat untuk jadi penyanyi, mereka sering ikut lomba-lomba gitu dan banyak juara. Sekarang nak Doni mau main ke sini bibi senang bener akhirnya Axel bisa punya teman sebaik kamu, mudah-mudahan dia ga kasar sama kamu ya.”

“Iya bibi soal nya Doni juga punya teman kayak dia juga waktu di jakarta”

“Ih sudah pas lah itu nak  Doni bibi berharap besar loh sama kamu biar bisa jadi teman dekat Axel. Iya bibi mau tanya Kamu tinggal dimana? sama siapa?”

“Saya tinggal Sama nenek bii, karena kedua orangtua  Doni sudah meninggal dunia begitu juga sama adik-adik aku. Waktu itu terjadi kecelakaan yang menimpa kedua orang tua saya dan juga kedua adik saya dan merenggut nyawa mereka.  Hingga akhirnya nenek menyuruh saya untuk tinggal di rumahnya disini, karena saya ga punya keluarga lain selain nenek saudara ibu ga ada begitu juga sama ayah ga ada keluarganya.”

“Bibi turut berduka ya nak  Doni, maaf kalo ibu jadi ngingetin kamu”

“Gapapa ko bii”

perbincangan mereka akhirnya jadi panjang lebar. Aku yang tadi tertidur kemudian terbangun karena mengingat akan latihan. Sudah pukul 16.10 kenapa belum datang juga dia ya, “ah ya sudahlah mungkin dia sibuk’ pikirku dalam hati. Kemudian aku turun hendak makan, aku melihat dia sedang duduk dan berbincang dengan ibuku. Aku  tak sengaja melihat mereka dan terdiam di tangga, aku merasa sepertinya dia memiliki kemiripan dengan almarhum Doni. Dari caranya berbicara dia seolah seperti sudah akrab dan seperti seorang anak dan ibu. Hatiku merasa sedikit cemburu, karena dulu yang ada di posisi itu adalah almarhum Doni. Tapi aku merasa cuek namun tak secuek biasanya. Dalam hati aku merasa senang akhirnya ada seseorang yang bisa menghiburnya setelah kepergian anaknya Doni meskipun bukan anak kandung tetap saja dia menganggapnya anaknya sendiri.

Hingga ketika ibu mengatakan sesuatu hal.

“Nak Doni mau tidak jagain Axel di sekolah, karena bibi merasa kasihan kepadanya sampai sekarang karena kepergian almarhum Doni dia masih terpukul dan belum bisa menerima orang lain sebagai temannya. Tapi setelah kehadiran Nak Doni bibi jadi senang bisa melihat Axel punya teman lagi.”

“Iya bibi Doni akan usahakan semampu Doni biar bisa jagain dia, doni juga merasakan kesedihan yang sama saat kita kehilangan orang yang kita cintai.”

“Terimakasih ya nak Doni bibi berharap secepatnya kalian bisa akrab ya”

“Iya bii, mudah-mudahan Axel mau berteman dengan saya”

Mendengar percakapan itu aku mendatangi mereka untuk menyudahinya. 

“Ibu, dia sudah lama di sini ya?” tanya ku.

“Sudah nak Doni sudah Setengah jam lebih ada di sini”

“Kenapa ga ke kamarku langsung kamu! kan aku udah bilang tadi di jalan”

“Maaf ya soalnya tadi aku liat kamu masih tidur jadi ga tega bangunin kamu, mungkin kamu kecapean”

“Ya sudahlah ayo kita latihan!” kami berdua naik ke lantai dua dan mulai latihan di studio ku.

“Axel sebenarnya kamu dia teman dekatmu kan?” tanya Doni kepada ku.

Bab terkait

  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Ingatanku tentangmu Doni

    Hari menjelang siang matahari sudah berada pada posisi menunjukkan pukul 12.00 wib. Langit begitu cerahnya tanpa dihiasi awan sedikitpun. Aku menatap langit dari jendela kamarku yang berada di lantai dua. Entah mengapa aku sangat senang sekali memandangi langit, tidak ada alasan yang pasti membuatku senang sekali memandangi langit, mungkin saja aku suka dengan warna biru dan juga terkadang hatiku tenang rasanya bila memandang langit yang indah ini, tapi terkadang juga karena aku sedang sedih, atau sedang merasa marah dan muak, atau meratapi kekalahanku seolah aku menanti jawaban dari angkasa biru. Sekarang aku adalah siswa di salah satu sekolah di desa ku tempat kepindahan ku dari Lampung. Di desa aku kerap dipanggil dengan sebutan Axel. Nama lengkap ku adalah Axelio Felix.Setelah sekian tahun aku pindah dari Lampung Barat, aku tak juga kunjung menemukan seseorang yang dapat kujadikan teman ba

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Murid baru

    Hari ini aku akan pergi bersekolah, aku pergi mengendarai sepeda seorang diri. Aku tak menghiraukan orang lain aku dengan seragam rapi berangkat menuju sekolah, hampir tidak ada senyum terpampang di wajah ku dan juga aku kebanyakan menunduk jika ada orang terutama orang yang sudah tua..Setiba di sekolah aku memarkirkan sepeda seperti biasanya, aku melangkah da menapaki menuju ke ruangan kelas. Disana aku melihat ada anak murid baru, tampak dia juga sepertinya pindahan dari kota juga. Anak-anak di ruangan kelas mengerumuninya. Mereka berbisik-bisik terutama siswi nya, seolah mereka membicarakan aku dan melirik ke arah ku, dan seorang siswi angkat bicara “kalo murid yang satunya baik ramah mau diajak bicara, ko yang satu lagi enggak ya”, kemudian mereka tertawa. Aku dengan sikapku yang biasa saja tak menghiraukannya.Murid baru itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Pengumuman Acara Sekolah Memperingati Hari Ulang Tahun Sekolah yang ke-76 Tahun

    Berhari-hari berlangsung biasa saja kegiatanku di sekolah dan dirumah sama seperti biasanya. Hingga suatu ketika saat di sekolah guru mengumumkan agar semua siswa kelas 12 agar berperan aktif dalam perayaan hari ulang tahun berdirinya sekolah tepatnya ke-76 tahun . Semua siswa kelas 12 harus berperan aktif dalam acara ini mengingat kami sebagai kakak kelas jadi harus bisa memberikan contoh bagi adik kelas yang lain.Acaranya akan dilaksanakan dua minggu lagi, berbagai perlombaan diselenggarakan untuk memeriahkan hari ulang tahun sekolah. Ada perlombaan drama, puisi, beragam perlombaan seni mulai dari tarik suara sampai dengan menari, dan juga beragam acara kecil untuk memeriahkan acara tersebut.Seperti biasa aku tidak suka ambil bagian, namun kali ini aku dipilih untuk mengikuti lomba menyanyi dan akan bernyanyi diiringi Doni sebagai pemusiknya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14
  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   latihan Bernyanyi

    Persiapan hanya dua minggu saja untuk mempersiapkan semuanya. Doni si murid baru mendatangi ku ke rumah setelah pulang sekolah. Dia dengan kendaraan roda dua bermerek Honda memarkirkan kendaraannya di samping rumahku. Aku yang memandangi dia dari lantai dua kamarku tidak menyangka dia akan datang hanya untuk latihan. Dia mengetuk pintu rumah, ibuku membuka pintu dan berkata “siapa ya? “ Doni pun menjawab “saya teman sekelas Axelio bibi, saya mau latihan nyanyi untuk acara ulang tahun sekolah” “O teman Axel ya, ya sudah masuk saja sebentar bibi akan panggilkan Axel dulu di kamarnya”. “Baik bibi”. “Axel, nak itu ada teman kamu lo di depan dia udah nunggu itu” “iya Bu sebentar” “Kamu ada teman ko ga bilang sama ibu sih, kan ibu bisa sering nyuruh dia kesini nemenin kamu” “Dia cuman teman sekelas ga lebih ko bu, lagian dia murid baru ko” “Ya gapapa dong nanti kalau lama-kelamaan kan bisa jadi akrab juga, siapin minuman buat kalian ya” Aku menuruni tangga berdua dengan ib

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-14

Bab terbaru

  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Doni mulai sering berkunjung kerumahku

    Dengan diadakan acara ini semua siswa siswi di sekolahku merasa gembira, terutama saat kepala sekolah mengatakan bagi yang memenangkan lomba akan dijadikan sebagai utusan dari sekolah untuk melaksanakan lomba festival yang akan dilaksanakan untuk menyambut tujuh belas agustus. Bagi para pemenang lomba bernyanyi juga akan berkesempatan untuk menyanyikan lagu bertema kebangsaan di depan bapak bupati.Doni tampaknya begitu semangat. Kemudian ketika dia menanyakan sesuatu pada ku saat berada di dalam kelas mengenai perasaan ku jika bisa menang lomba ini.“Bagaimana menurutmu apakah kita bisa memenangkan pertandingan ini?”“Mungkin saja bisa” dengan wajah biasa saja namun dalam hati ‘ya pastilah’ .

  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   latihan Bernyanyi

    Persiapan hanya dua minggu saja untuk mempersiapkan semuanya. Doni si murid baru mendatangi ku ke rumah setelah pulang sekolah. Dia dengan kendaraan roda dua bermerek Honda memarkirkan kendaraannya di samping rumahku. Aku yang memandangi dia dari lantai dua kamarku tidak menyangka dia akan datang hanya untuk latihan. Dia mengetuk pintu rumah, ibuku membuka pintu dan berkata “siapa ya? “ Doni pun menjawab “saya teman sekelas Axelio bibi, saya mau latihan nyanyi untuk acara ulang tahun sekolah” “O teman Axel ya, ya sudah masuk saja sebentar bibi akan panggilkan Axel dulu di kamarnya”. “Baik bibi”. “Axel, nak itu ada teman kamu lo di depan dia udah nunggu itu” “iya Bu sebentar” “Kamu ada teman ko ga bilang sama ibu sih, kan ibu bisa sering nyuruh dia kesini nemenin kamu” “Dia cuman teman sekelas ga lebih ko bu, lagian dia murid baru ko” “Ya gapapa dong nanti kalau lama-kelamaan kan bisa jadi akrab juga, siapin minuman buat kalian ya” Aku menuruni tangga berdua dengan ib

  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Pengumuman Acara Sekolah Memperingati Hari Ulang Tahun Sekolah yang ke-76 Tahun

    Berhari-hari berlangsung biasa saja kegiatanku di sekolah dan dirumah sama seperti biasanya. Hingga suatu ketika saat di sekolah guru mengumumkan agar semua siswa kelas 12 agar berperan aktif dalam perayaan hari ulang tahun berdirinya sekolah tepatnya ke-76 tahun . Semua siswa kelas 12 harus berperan aktif dalam acara ini mengingat kami sebagai kakak kelas jadi harus bisa memberikan contoh bagi adik kelas yang lain.Acaranya akan dilaksanakan dua minggu lagi, berbagai perlombaan diselenggarakan untuk memeriahkan hari ulang tahun sekolah. Ada perlombaan drama, puisi, beragam perlombaan seni mulai dari tarik suara sampai dengan menari, dan juga beragam acara kecil untuk memeriahkan acara tersebut.Seperti biasa aku tidak suka ambil bagian, namun kali ini aku dipilih untuk mengikuti lomba menyanyi dan akan bernyanyi diiringi Doni sebagai pemusiknya.

  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Murid baru

    Hari ini aku akan pergi bersekolah, aku pergi mengendarai sepeda seorang diri. Aku tak menghiraukan orang lain aku dengan seragam rapi berangkat menuju sekolah, hampir tidak ada senyum terpampang di wajah ku dan juga aku kebanyakan menunduk jika ada orang terutama orang yang sudah tua..Setiba di sekolah aku memarkirkan sepeda seperti biasanya, aku melangkah da menapaki menuju ke ruangan kelas. Disana aku melihat ada anak murid baru, tampak dia juga sepertinya pindahan dari kota juga. Anak-anak di ruangan kelas mengerumuninya. Mereka berbisik-bisik terutama siswi nya, seolah mereka membicarakan aku dan melirik ke arah ku, dan seorang siswi angkat bicara “kalo murid yang satunya baik ramah mau diajak bicara, ko yang satu lagi enggak ya”, kemudian mereka tertawa. Aku dengan sikapku yang biasa saja tak menghiraukannya.Murid baru itu

  • Dimana aku bisa mencari yang sepertimu   Ingatanku tentangmu Doni

    Hari menjelang siang matahari sudah berada pada posisi menunjukkan pukul 12.00 wib. Langit begitu cerahnya tanpa dihiasi awan sedikitpun. Aku menatap langit dari jendela kamarku yang berada di lantai dua. Entah mengapa aku sangat senang sekali memandangi langit, tidak ada alasan yang pasti membuatku senang sekali memandangi langit, mungkin saja aku suka dengan warna biru dan juga terkadang hatiku tenang rasanya bila memandang langit yang indah ini, tapi terkadang juga karena aku sedang sedih, atau sedang merasa marah dan muak, atau meratapi kekalahanku seolah aku menanti jawaban dari angkasa biru. Sekarang aku adalah siswa di salah satu sekolah di desa ku tempat kepindahan ku dari Lampung. Di desa aku kerap dipanggil dengan sebutan Axel. Nama lengkap ku adalah Axelio Felix.Setelah sekian tahun aku pindah dari Lampung Barat, aku tak juga kunjung menemukan seseorang yang dapat kujadikan teman ba

DMCA.com Protection Status