Share

Bab 77 A

DIKIRA SUAMI PENGANGGURAN

Bab 77 A

πŸ€πŸ€πŸ€

"Iya ngontrak, kenapa?"

"Pak sopir stop." Aku cepat-cepat menyetop laju taksi lalu buru-buru membuka pintunya.

"Heh Yuni, kalau gitu bilang sama Bapakmu, segera ceraikan saya. Dasar tua bangka gak ada otak," pekikku sebelum aku turun dari taksi.

Blak.

Kututup pintu taksi dengan kencang. Cepat taksi itu melesat lagi.

"Arghhh ... apa ini? Si tua bangka itu malah mau ngontrak? Terus aku mau dibawa ngontrak gitu? Gak salah? Meningan aku jadi janda selamanya anak-anakku udah besar ini," dengusku sambil menendang kerikil yang ada di depan kakiku dengan kencang.

Kutengok kiri kananku, "loh-loh ngomong-ngomong ini aku ada di mana? Kok bisa-bisanya aku malah turun tengah jalan gini, ya ampuun mana sepi pula." Aku bergidig sambil memegangi tengkuk meremang, lalu tergesa-gesa jalan ke depan.

Argh tahu gini gak bakal tadi aku turun dari taksi, gimana nih? Aku harus kemana sekarang?

Tiiit!

Sebuah motor tepat saja berhenti di sampingku. Aku pikir itu orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status