DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 60πππ"Gak salah katamu, Mbak? Kurang ajar!" Dia teriak lagi. Ingin sekali rasanya kubekap saja mulutnya itu sebelum semua tetangga pada datang dan heboh di rumahku.Aku sangat menjaga imageku di lingkungan ini, makanya kemarin saat adikku menikah, kuundang mereka walau acaranya hanya makan-makan sederhana."Rasakan ini dasar ipar gak tahu diri!" Dia menyerangku dengan menarik rambutku kasar."Jessica! Lepasin. Kamu stres apa gimana, hah?""Gak akan aku lepasin kamu Mbak. Dasar ipar gak tahu terimakasih, adiknya jadi pelakor malah didukung, oh harusnya aku percaya sama si Yuni sejak awal dia ngomong Mas Fadil selingkuh. Dan andai aja aku tahu sejak awal Mas Fadil selingkuh dengan adikmu, mungkin aku akan datang membawa gol*k ke rumahmu sekarang!" teriakannya yang sedang kesetanan memekik.Sementara mataku melebar, si Yuni? Jadi dia yang udah ngasih tahu si Jessica soal perselingkuhan suaminya dengan adikku? Tapi dari mana anak itu tahu soal perselingk
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 61πππAku hampir saja akan mengamuk saat dia mengatakan adikku jal*ng, tapi untungnya aku cepat ingat, aku harus tetap tenang. Aku harus berusaha mengambil hatinya agar dia tetap ada di pihakku."Mereka sedang bulan madu Jess, ke daerah puncak Bogor.""Kurang ajar. Beraninya Mas Fadil membohongiku, dia bilang dia mau dines keluar kota tapi malah pergi bulan madu dengan perempuan lain. Apa adikmu itu cantik, Mbak? Aku mau lihat, wajah dia itu secantik apa sebenernya?" Emosinya kembali naik, dapat kulihat itu dari gurat wajahnya yang kembali memerah."Mbak gak bisa menilai soal itu Jessica, karena penilaian laki-laki dengan penilaian kita seringkali berbeda. Iya 'kan? Lihat kamu, kamu ini cantik, kamu pinter nyari duit, tapi tetep aja si Fadil nyari wanita lain."Tangannya kembali mengepal. Ah aku yakin dia mulai termakan omonganku."Kalau gitu berikan aku alamatnya, Mbak. Akan kuberi mereka pelajaran."Refleks aku menggeleng, "nggak. Jangan Jess.""Lo
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 62πππPOV YUNI"Ya udah jadi nggak ini Bapak mau pulang sekarang? Yuni tungguin loh ini. Kalau mau pulang hayuk.""Ya udah Yun, Bapak pulang aja deh sama kamu. Di sini juga 'kan udah ada si Fatan, biarin dia ajalah yang jaga istrinya.""Nah gitu dong. Lagian Bapak juga harus ngurus sawah 'kan? Bisa kekeringan sawah kita Pak, kalau Bapak terlalu lama di sini. Si Mala juga katanya mau pindah ke kontrakan, tapi dia masih nungguin Bapak.""Iya bener. Eh apa iya adikmu itu jadi pindah Yun? Kemana jadinya? Emang dia udah ada kontrakannya?""Ada. Soal itu itu Bapak gak usah khawatir.""Nggak loh Yun, Bapak tuh sebenernya khawatir karena takut dia nanti keseret seret, gak ada duit buat bayar kontrakannya, kamu tahu sendiri harga kontrakan di kota mahal banget, alhasil apa? Balik lagi aja ntar adikmu itu ke rumah. Kan percuma meningan udah diem aja di rumah sama kita, suruh dia gak usah pindah."Aku mengulum senyuman lebar pada bapak yang tampak sedang lesu."
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 63πππ"Yaa yang waktu itu kamu pernah ke sana," jawab Bang Wija apa adanya. Tanpa dia tahu sebenernya aku lagi pamer tipis-tipis sama Mbak Jessica. Haha yakin deh kalau suami tahu aku lagi pamer, habis ini aku bakal diceramahin."Asiik. Kalau gitu ayo ah sekarang aja. Tapi bentar deng, Yuni mau ambilin baju dulu buat Ibu." Gegas aku bangkit dan pergi ke kamar ibu.Aku harap Mbak Jessica itu mulai kepanasan."Yuni."Kaaan bener dia nyamperin. Yakin deh dia mulai kepanasan."Hm apa sih?" ketusku."Rumah siapa yang tadi kamu omongin itu, hah? Sengaja kamu mau manas-mansin, Mbak? Asal kamu tahu ya Yuni, Mbak tuh gak akan iri sama apa yang kamu punya itu, karena Mbak yakin apa yang kamu punya gak akan ada apa-apanya sama apa yang Mbak miliki. Paham?""Apa sih, ya udah," ketusku lalu pergi setelah menaruh tas berisi baju ibu di atas kasur."Dasar kurang ajar. Awas aja kamu Yuni. Sok sokan punya rumah gede palingan juga cuma rumah subsidi, gak beda jauh sama
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 64πππ"Hilih mobil kredit aja kamu bangga-banggain," ketusnya."Sorry ya Bu, emangnya Mbak Jessica punya mobil aja mesti kredit? Lihat doong plat nomornya, ini mobil dah lunas," tandasku seraya gegas masuk ke dalam mobil.Ibu meremas jari jemarinya sambil mendesah menahan kesal, "dasar anak gak tahu diuntung. Baru punya segitu aja sombong."Gak aneh emang, selaluu itu yang ibu omongin ke aku. Anak gak tahu diuntunglah, anak gak tahu dirilah, pembangkanglah dan lainnya yang membuat hati serta telingaku sakit saat mendengarnya.Heran emang. Salah aku tuh apa sih sebenernya? Rasa-rasanya saat aku kecil aku gak pernah tuh ngerasa jadi anak pembangkang, aku selalu nurutin apapun kemauan ibu, beres-beres rumah, dagang cilok sepulamg sekolah. Aku juga bahkan udah banyak banget ngalah selama ini saat ibu memperlakukan kami secara gak adil.Aku selalu berusaha banget jadi anak yang baik buat ibu meski dia cuma ibu sambungku tapi teteeep aja menurut ibu aku se
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 65πππBang Wija disuruh kawin sama si Nayla? Ya Tuhan. Engaaak! Jangan sampe mimpi buruk ini jadi nyata."Saya yakin Nayla juga akan setuju kalau kamu yang jadi suaminya Wijaya," kata Nyonya Kinanti lagi sambil menatap mata Bang Wija lekat.Bang Wija baru akan bicara saat aku refleks teriak."Enggak Nyonya!"Mereka menoleh."Yun, Ab-""Maaf Nyonya, saya tahu suami saya sudah sedekat itu dengan Nayla sampai-sampai suami saya sudah menganggap Nayla adalah adiknya sendiri, tapi maaf, kalau untuk menjadikannya istri alias madu saya, rasanya saya yang akan menolaknya mentah-mentah," ungkapku memotong ucapan Bang Wija.Nyonya Kinanti menarik napas berat, beliau lalu mengajakku duduk di sofa."Ayo Nak, kita harus bicara sebentar di sofa."Bang Wija mengekor kami."Yuni, saya tahu, gak akan ada satu orang pun wanita yang mau dimadu, tapi ... lihat semua ini Yuni." Nyonya Kinanti merentangkan kedua tangannya, lalu menatap ke setiap sudut rumah ini dengan niat
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 66πππJujur ya, aku ngeri kalau kami bawa duit segitu banyak. Cash pula. Tahu sendiri gimana gak amannya apa-apa yang disimpen di rumah tuh, risikonya kalau gak dipaling ya mungkin kebakaran atau ... ah amit-amitlah pokoknya."Nyonya Kinanti nyuruh Abang bawa dulu uangnya Yun, ya dari pada Abang simpen di mobil 'kan?"Aku menggigit bibir. Apalagi di mobil, makin bahaya aja. Bisa-bisa tar malem aku gak bisa tidur nyenyak gara-gara keingetan mulu sama itu duit. Jangankan duit yang gampang dibawanya, mobil segede gaban yang susah dibawanya aja bisa dibawa lari dengan mudah kalau sama yang ahlinya. Ahli pencurian maksudnya. Hadeeh."Ah ya udah ayok, tapi inget ya, jangan sampe ada yang tahu kalau tas itu isinya duit semua, jangan pokoknya termasuk Bapak, gak boleh," tegasku."Loh kenapa? Gak percaya tah kamu sama Bapak Yun?"Aku mengecap bibir, "ck Abang nih kalau ngomong asal napa sih. Yuni tuh bukan gak percaya sama Bapak kali Bang, tapi kalau Bapak sam
DIKIRA SUAMI PENGANGGURANBab 67πππ"Bapak tega." Aku gegas pergi ke kamar sambil terisak-isak."Yuuun.""Tega tega. Kau yang tega Yuni, kau larang-larang itu Bapakmu mau bantu biaya rumah sakit Mbakmu, apa hakmu? Pake bilang Bapakmu tega, orang yang udah di alam kubur ya sudah lupain gak usah kau ingat-ingat terus, paham!" teriak Ibu dari luar.Hati ini makin sakit aja rasanya."Yuun, ada apa? Kamu kenapa nangis begini Yun?" Suami yang sedang tiduran gegas bangkit saat melihatku masuk kamar sambil terisak-isak."Bapak Bang, Bapak mau jual rumah ini, Yuni gak mau Bang, Yuni sedih, rumah ini adalah rumah satu-satunya peninggalan almarhumah Ibu, masa iya mau dijual juga sama Bapak, nanti kalau Yuni dan si Mala kangen sama almarhumah Ibu gimana?" Aku mencecar, mengeluarkan semua yang terlintas di kepalaku sambil terus terisak-isak."Oh gitu, sabaar ... sabaar. Tenang dulu, sebentar Abang ambilkan kamu minum dulu." Gegas Bang Wija bangkit mengambil air ke belakang."Kamu itu jangan su