“Vinna, Ayah sudah menerima lamaran pernikahan dari Tuan Wayne Chad. Kau harus segera menjadi suaminya dalam waktu satu pekan ini karena kalau tidak, Keluarga Charlton akan sengsara!” Ferdy Charlton melepaskan amarah yang menggumpal di dadanya. Bagi sang ketua Keluarga Besar Charlton, itu adalah salah satu opsi terbaik supaya bisa keluar dari kurungan masalah yang menimpa Charlton Property Group.
Hampir satu bulan belakangan Vinna terus dipaksa oleh ayahnya dan juga keluarganya yang lain agar mau menuruti apa yang mereka inginkan. Namun, Vinna menolaknya mentah-mentah. “Ayah, dia adalah duda tua jelek dan berpenyakit. Aku tidak sudi menjadi istri darinya.” Vinna melengos dari tatapan tajam ayah, ibu, adik, dan kerabatnya yang lain di kediaman Ferdy.Vinna dipaksa agar menikah dengan Wayne Chad sang pemilik Bank Platinum di Gloriston agar perusahaan Keluarga Charlton mendapat kelonggaran pembayaran utang yang lama dan diberikan lagi utang baru guna menutupi krisis yang melanda saat ini. Jika tidak bersedia, posisi Presdir sekarang akan lepas dari Vinna dan diserahkan kepada keluarga atau kerabatnya yang lain.Utang lama seharusnya lunas tahun ini, namun karena manajemen perusahaan buruk dan adanya orang-orang korup, perusahaan tertatih-tatih dalam mengelola profit untuk mencicil utang ribawi yang menyebalkan. Salah satu cara agar perusahaan tidak pailit adalah menjadikan Wayne Chad sebagai bagian dari Charlton.Meski tidak terlalu populer di Gloriston karena masih berada dalam golongan keluarga kelas tiga, Wayne Chad tidak bisa dianggap remeh. Memiliki satu bank swasta dengan puluhan ribu hingga seratus ribuan nasabah tentu menjadikannya sebagai orang yang cukup disegani. Oleh karena itu, Charlton menaruh harapan besar atas kebaikan hati Wayne Chad agar mau menolong bisnis Keluarga Charlton yang berada di ujung tanduk.“Biar adik mu saja yang menggantikan posisi mu nantinya! Setelah itu, kau tidak akan kami berikan kesempatan bekerja di perusahaan keluarga lagi. Kau akan menderita!” cecar Ferdy berapi-api.Melda, istrinya Ferdy, juga berpikiran yang sama. “Jika nanti kau sudah menjadi suami Tuan Wayne Chad, bisnis kecil keluarga kita bisa bernapas lagi. Kau bisa menjadi pahlawan bagi keluarga kita.”Andrew Charlton, adik satu-satunya Vinna, tentu sepakat usulan kedua orang tuanya. “Kakak yang terhormat, usia mu hampir tiga puluh dan kau juga belum terlihat punya kekasih. Ayolah! Demi keluarga kita! Apa kau rela bisnis Charlton bangkrut total?”Tidak sampai di situ, Ferdy punya dua saudara kandung dan mereka sedang membawa keluarga mereka. Paman, bibi, dan sepupu Vinna lantas menyuarakan hal yang sama. Pada intinya adalah merelakan Vinna dipersunting oleh Tuan Wayne. Tidak ada opsi lain, hanya itu.Belasan Charlton menatapnya dengan pandangan gusar, memberikan rayuan dan godaan supaya Vinna segera menyutujui ide gila itu. Kenapa harus Vinna? Karena dia wanita tercantik dan satu-satunya yang diidam-idamkan oleh si tua bangka Wayne Chad. Vinna tertunduk, diam, dan menangis.Malam hari ini merupakan malam yang panjang dan berat bagi wanita cuek dan jutek itu. Karena kesal dan akhirnya frustasi akibat sikap buruk para keluarga dan kerabatnya, untuk kali pertama Vinna pergi ke klub malam, entah apa yang mau dia lakukan. Namun yang dia tahu, di sana merupakan ruang pelenyapan masalah meski hanya sesaat.Perdana, dia mencicipi wine dan whiski. Baru minum beberapa tegukan, dunia serasa berputar di kepalanya. Dia menghabiskan malam di klub seorang diri tanpa ditemani oleh siapa pun. Orang-orang di sekitarnya memperhatikan keanehan Vinna karena di antara para pengunjung, pakaian Vinna yang paling tertutup, dia mengenakan celana jeans panjang dan jaket bulu yang tebal. Sementara para pengunjung wanita lainnya, mereka mengenakan pakaian yang cenderung terbuka.Tiba-tiba ada dua orang pria tak dikenal yang mengampiri Vinna.“Apa kami boleh gabung?” tanya pria bertopi.“Kami lihat, sepertinya kau sendirian saja,” timpal pria berkaca mata.Vinna mengalihkan pandangannya ke arah lain, lalu seolah-olah ada kunang-kunang yang beterbangan di dunia pelangi. Suara musik juga mengganggu omongan dua pria tadi. Vinna tetap pada jiwa sejatinya yang apatis meskipun dalam kondisi setengah mabuk.Tanpa basa-basi, pria bertopi duduk pas di sebelah Vinna. “Kami baru kali ini melihat kau, Nona. Aneh kalau masuk ke sini tapi sendirian. Baiklah, akan kami temani kau minum.” Matanya sangat mesum. Liurnya sampai menetes dari bibirnya.“Hm, bagaimana kalau kita pindah ke room VIP? Akan jauh lebih asyik kalau kita bertiga bisa bersenang-senang di sana.” Pria berkaca mata tak bisa menahan gejolak nafsu yang menyerang dirinya, jika pulang tanpa bercumbu, tentu rugi baginya. Matanya begitu liar memandangi kecantikan dan keanggunan Vinna.Gelisah, akhirnya Vinna memutuskan untuk beranjak, lalu melenggang meninggalkan dua pria brengsek itu namun begitu setibanya di parkiran, mereka ternyata membuntuti Vinna dan tidak akan melepaskan si mangsa kabur begitu saja.Situasi di sana cukup sepi ketika waktu menunjukkan pas jam dua belas malam. Jalanan pun sepi. Di dalam gedung klub, orang-orang pada sibuk berpesta ria.Itu artinya, bahaya.Tidak hanya ingin memperkosa Vinna, dua pria tadi bermaksud ingin menculik, merampok, lalu membunuh Vinna, mengingat sepertinya Vinna merupakan orang kaya jika dilihat dari penampilan dan BMW yang dia kendarai.Dua pria itu saling tukar pandang dan ketika mereka rasa situasi sudah memungkinkan, mereka pun beraksi, kemudian dengan ganasnya mereka memasukkan Vinna ke dalam mobilnya sendiri. Satu dari mereka memegangi Vinna dan satunya lagi siap akan mengendarai mobil.“Lepaskan aku!” Vinna meronta, mengamuk, dan menjerit. Tapi tidak ada satu pun orang di sana yang bakal memberikan bantuan padanya.Kecuali satu, Zavy ......Zavy baru saja pulang sehabis lembur. Dia setengah berlari seraya berbicara keras. “Lepaskan dia! Kalau tidak, kalian berdua pasti akan menyesal!” gertak Zavy dengan sangat percaya diri.Mereka berdua tertawa saat melihat seragam barista masih melekat di tubuh Zavy.“Hahaha. Latte satu!”“Jangan manis-manis yah! Hahaha.”Menerima ledekan kecil itu, Zavy senyum dan menyeringai, lalu bergumam kecil. “Kalian berdua habis minum, artinya aku sama saja melawan dua anak kecil.”Benar saja, Zavy dapat melumpuhkan dua pria bengal itu dengan sangat enteng.Gedebak! Gedebuk!Dalam waktu kurang dari satu menit bibir, hidung, dan pelipis mereka berdarah.“Pergi dari sini!” bentak Zavy sambil membersihkan telapak tangannya yang berdebu.Mereka pun lari tunggang langgang menuju gedung klub lagi.“Cepat bawa mobil ini!” pekik Vinna yang hampir teler, tersandar lemas di dalam mobil.Zavy bingung. “Aku? Bawa mobil? Aku tidak bisa bawa mobil!” Dia lantas melangkah ke depan lalu masuk pula ke dalam. “Aku juga tidak punya SIM.”Vinna menepuk jidat. “Astaga!” Dia pun beringsut sedikit-sedikit, pindah ke kursi pengemudi. Meskipun dalam keadaan setengah mabuk, dia bisa melajukan mobilnya dengan sangat pelan.Di tengah perjalanan menuju rumah sewa Zavy, Vinna bicara blak-blakan dan tanpa berpikir jernih.“Zavy, aku minta tolong pada mu. Kau harus berpura-pura sebagai orang kaya raya dan menjadi calon suamiku!”Terkesiap, Zavy nyaris terlonjak dari kursinya. Dia langsung menoleh dan menjawab tegas, “Vinna, kau sedang mabuk. Sebaiknya kau tidak usah bicara terlebih dahulu. Fokuslah menyetir.” Zavy kembali menghadapkan wajahnya ke depan. Dia jauh lebih khawatir ketimbang nona sopir di sebelahnya.“Tidak. Tidak. Aku tidak mabuk. Aku sadar sekarang,” tepis Vinna dengan suara serak tapi jelas.Meskipun memang sedikit mabuk, Vinna sadar apa yang dia bicarakan. Dia terus bicara walaupun Zavy menyuruhnya berhenti. Selama dalam perjalanan Vinna menceritakan permasalahan yang sedang dia hadapi, lalu berharap dia menemukan solusinya pada pria tampan di sebelahnya ini.“Zavy, aku mau dinikahkan sama pria tua bangka penyakitan yang jeleknya minta ampun. Ya, sebagian besar orang akan berpikir sebaiknya tidaklah mengapa karena duit dia banyak. Tapi aku tidak suka dan tidak akan pernah mau. Najis!” sungut Vinna dengan wajah yang ketus.“Masih ada cara lain untuk membayar utang keluargamu di Bank Platinum dan
“Ya, perjanjian.”Perlahan, Zavy kembali menoleh dengan pandangan penuh curiga. “Malam ini kau harus tidur dulu. Besok pagi baru kita bicarakan lagi.” Dia pikir, Vinna belum bisa mengontrol omongannya.BMW putih itu pun terus melaju pelan di jalanan yang sangat sepi. Karena jarak memang tidak jauh lagi, akhirnya mereka sampai lebih cepat. Zavy memapah Vinna agar bisa berjalan dari halaman menuju rumah.Di dalam rumah, Zavy memberikan segelas susu dan segelas air putih kepada Vinna sebelum dia memasuki kamar. “Maaf kamar satu itu tidak pernah terpakai, jadi kotor dan berdebu. Silakan kau tidur di kamarku saja. Biar aku tidur di sini, di ruang tamu.”“Biar aku saja yang tidur di sini, Zavy.”“Presdir mana mungkin pernah tidur di sofa. Cepat habiskan minuman mu, lalu tidurlah. Kamar mandi ada di dalam sana.”***Pagi harinya, ketika matahari sudah tampak dan nyaris tinggi, Vinna pun terbangun. Dia duduk di atas kasur, mengumpulkan nyawanya. Sembari mengucek matanya, dia mengawas sekelilin
Deal!Vinna barusan telah mentransfer lima ribu dollar. Dengan uang tersebut Zavy bisa melunasi semua biaya kuliah dan sewa rumah yang menunggak. Selain itu, Vinna juga memberikan uang sebanyak sepuluh ribu dollar lagi kepada Zavy.“Sebagian untuk biaya pernikahan dan sebagiannya lagi dana pegangan mu, Zavy.”Sebagai karyawan biasa-biasa saja, Zavy biasa menerima upah per bulan kisaran antara tiga ratus sampai lima ratus dollar saja dan uang tak seberapa itu tentu tidak bakal bisa menjadikannya pria kaya yang memiliki rumah dan mobil pribadi.Lima belas ribu dollar yang baru saja masuk merupakan berkah tersendiri baginya. Setidaknya butuh waktu tiga puluh bulan baginya untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. Kini, masalah hidupnya pun terselesaikan."Sore ini akan ada acara penting di bisnis keluargaku. Kau harus datang dan berbicara di hadapan mereka, Zavy!"Siang harinya, Vinna pulang ke rumahnya, sedangkan Zavy menemui pemilik rumah sewa dan menyerahkan uang sewa. Setelah itu, Zavy me
“Aku suka gaya bertarungmu, Anak muda!” puji Marvin Rock.Mengejutkan, Zavy tercengang saat melihat pria terkaya itu telah berdiri pas di sampingnya. Zavy tahu sosok Marvin Rock. Siapa yang tidak tahu dengan pendiri dan pemilik The Rock Holding Company itu?Zavy cuma bisa tersenyum kaku saat mendapatkan pujian dari sang idola dan panutannya. “Aku bukan siapa-siapa, Tuan. Tidak ada yang spesial dariku.”‘Kau juga tidak suka pujian. Aku yakin, kau adalah orangnya’. Marvin Rock menatap Zavy cukup lama, memperhatikan setiap detail wajah Zavy. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis, alisnya yang cukup tebal dan agak melengkung, dagunya yang belah, dan tirus. ‘Aku seperti melihat diriku pas masih muda’Di usianya yang sangat dewasa, wajah Marvin Rock tak tampak muda lagi, tampak kerutan halus menggelayut di sekitar wajahnya. Dia terlalu banyak melewati masalah berat dan pelik, serta satu problem besar yang hingga saat ini masih juga belum terpecahkan. Lebih dari dua puluh tahun lamanya
Seperti pada dua acara perayaan sebelumnya, di mana bisnis Keluarga Charlton masih terlunta-lunta, maka Tuan Luis Charlton terpaksa menyelenggarakan acara ini di sebuah mini ballroom hotel murah. tamu yang hadir pun tidak lebih dari seratus orang. Sebagian dihadiri oleh para anggota Keluarga Besar Charlton dan sebagian lagi dihadiri oleh teman dekat dan rekan bisnis.Dulu, ketika Tuan Luis Charlton masih muda dan gagah, di hari Anniversary pertama, dia mengadakan acara di hotel bintang lima dan dihadiri lebih dari lima ratus orang, terdiri dari pejabat pemerintah, para konglomerat, artis, dan orang-orang besar lainnya. Namun, kini dia tidak sanggup mengundang mereka semua karena sejumlah alasan.Alasan terbesarnya tentu saja perusahaan yang dia dirikan dua puluh lima tahun lalu ini nyaris bangkrut. Luis Charlton sangat malu. Kalau tahu begini, dia tidak asal menyerahkan tampuk kepemipinan kepada Ferdy. Hasilnya sangat kacau. Dan sekarang, dia pun tidak tahu kira-kira apakah Charlton Pr
Ferdy, Shane, dan Edward secara bergantian menjelaskan alur dan langkah yang bakal mereka tempuh. Jika Charlton Property Group ingin selamat, Keluarga Charlton harus menerima kehadiran Wayne Chad pada hubungan kekeluargaan mereka.“Wayne Chad sudah melamar Vinna, Ayah. Utang lama keluarga kita akan diberikan kelonggaran dalam pembayarannya serta kita juga akan mendapatkan dana pinjaman baru sebesar tiga juta dollar. Uang tersebut akan kita gunakan untuk menyelsaikan satu proyek baru.”Semua mata pun tertuju kepada Vinna.Secara terang-terangan Vinna menolak usulan tersebut. “Kakek, aku tidak mau menikah dengan Wayne Chad. Apa Kakek tega melihat aku menderita?” Vinna menyilangkan tangan di dada seraya membuang pandangannya ke arah lain.Luis Charlton sangat menyayangi dan mengagumi cucu kesayangannya itu. Dia pernah tiga kali ingin menjodohkan Vinna dengan seorang pria yang tampan dan kaya, tetapi ketika Vinna menolaknya, dia tidak pernah memaksakan kehendak Vinna.Saat anggota keluarga
Masih terengah, Wayne Chad mencoba berbicara, “Aku mendapat undangan spesial dari Ferdy, katanya aku akan duduk di kursi bagian depan, tidak jauh dari pihak tuan rumah.” Wayne Chad, atau bisa dipersingkat menjadi WC, menerbitkan senyuman lebar yang begitu tidak enak dipandang. Jika saja bukan orang kaya, lalat pun malas menyentuh kulit tubuhnya. Fisik dan penampilannya tidak mencerminkan bahwa dia merupakan orang kaya. Dia orang kaya yang tidak peduli terhadap tubuh dan pakaiannya.Bisa jadi karena terlalu banyak makan uang riba, wajahnya seperti bopeng sehabis terkena air keras. Jelas itu bukan kerutan karena penuaaan, tetapi memang alam tidak mengizinkannya menjadi pria tampan yang sedap dilihat. Melihatnya sekilas, orang langsung jijik. Selain itu, Wayne Chad kabarnya menderita AIDS. Namun kabar tersebut dia tolak secara terang-terangan padahal karena dia kaya, dia bisa menutupi mulut berbagai media dan pers agar tidak pernah mengangkat berita yang sangat memalukan itu.Banyak ka
Semua mata orang di sekitar sana pun tertuju kepada sosok Zavy.Di hadapan semua orang, Vinna mendekap lengan Zavy dan menempelkannya ke tubuhnnya. “Perkenalkan, dia Zavy. Pria muda, tampan, investor kaya raya. Kami sudah beberapa bulan ini menjalin hubungan. Sekarang, baru aku bisa memperkenalkannya kepada kalian.”Mereka terpana, tanpa terkecuali.Setahu Ferdy dan juga lainnya, Vinna tidak pernah punya kekasih apalagi telah dianggap sebagai calon suami, tetapi mengejutkan, tiba-tiba saja pria itu datang. Mereka terkejut, masih tak percaya.Biji mata Wayne Chad tergelohok lebar seperti mau meloncat, mulutnya menganga, tatapannya melongo heran. “Ap-apa?” gumamnya. Dia adalah orang pertama yang buka suara. Dia menoyor bahu Ferdy seraya berkata, “Ferdy, bagaimana kau ini?! Katamu, anak mu masih gadis, jomblo, perawan. Kenapa dia sekarang malah bawa calon suami?”Ferdy melebarkan putih matanya, meyakinkan bahwa apa yang dia saksikan sekarang memang nyata, bukan imajinasi aneh. Dia mendeka
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua