Mengagetkan, Wayne Chad tercengang saat mendengarkan omongan pedas tadi. Tidak terima, dia maju satu langkah dan berkata tajam. “Aku sudah hampir tiga puluh tahun mengurusi uang. Dan aku yakin usiamu saja belum sampai tiga puluh. Kau belum lahir, aku sudah tahu tentang uang, Bocah.” Wayne Chad menatap nyalang dan napasnya melenguh seperti badak mau menyeruduk.Jika Luis Charlton dan Ferdy Charlton saja tidak berani adu mulut apa lagi sampai membentak dia, lantas kenapa bocah itu berani-beraninya bicara keras seperti itu, di hadapan banyak orang pula? Siapa Zavy sebenarnya?Pusat perhatian Keluarga Charlton dan beberapa tamu di sekitar sana kini mengarah ke Wayne Chad dan Zavy. Semua orang di dalam gedung ini tahu Wayne Chad, tetapi mereka tidak tahu siapa pemuda tampan yang memakai tuxedo rapi dan wangi di sebelah Vinna itu.Luis Charlton masih menyimak, menilai seseorang berdasarkan cara bicaranya. Jika dia melihat cara bicara Zavy yang begitu percaya diri, dia yakin bahwa Zavy memang
‘Kurang ajar!’ damprat Wayne Chad dalam hati. Wajahnya semakin menyeringai namun karena tidak ada satu pun orang yang membelanya, rasa malu mulai naik dari dada menuju wajahnya. Dia mengedarkan pandangan dan memperhatikan sekitar, tidak ada satu pun orang yang membelanya.Untuk semakin menaikkan ketegangan, Vinna bertanya kepada Zavy tetapi matanya ke arah kakeknya. “Sayang, kau punya saham di perusahaan mana saja. Tolong sebutkan satu saja.”“MR-25 Company.” Satu nama yang terbersit di benak Zavy adalah salah satu perusahaan milik Keluarga Rock. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang menjadi impiannya sejak dulu, dia sangat menginginkan bisa bekerja di sana setelah tamat kuliah nanti.Vinna berdecak kagum. “Wow! Kau termasuk salah satu investornya, sayang? Luar biasa! MR-25 Company merupakan perusahaan pertambangan skala internasional di mana value-nya selalu mengalami peningkatan. Hebat. Itu baru satu lho.”Luis Charlton menerbitkan senyum terbaiknya. Jika dia memperhatikan se
Pas seusai kepergian Wayne Chad, seorang pria berpakaian formal rapi masuk ke dalam mini ballroom hotel bersama beberapa tamu undangan lainnya. Saat itu, acara sudah dimulai dan sekitar seratus orang di sana sedang menikmati hidangan ala kadarnya. Dia adalah Kevin Hamilton, seorang pria yang sejak dulu mengidam-idamkan agar Vinna bisa menjadi istrinya. Kevin menjadi pengagum Vinna semenjak mereka masih di Universitas namun karena Vinna orangnya cuek minta ampun, hingga sekarang impian Kevin tetap terbengkalai.Selain itu, Ferdy juga sempat menekankan kepada Vinna agar mau menjadi istri Kevin, tetapi tetap Vinna tidak bersedia. Tidak ada yang bisa melawan keputusan Vinna dan terlebih kalau Luis Charlton sudah memberian izin, semua tak bisa berubah.Keluarga Hamilton tergolong sebagai keluarga kelas tiga di kota ini. H-Enterprise cukup berpengaruh, tetapi ketika Kevin merayu bapaknya agar mau membantu Keluarga Charlton, usulannya ditolak mentah-menta karena siapa yang mau membantu perus
Andrew, adiknya Vinna, berteman akrab dengan Kevin. Dia mendekatkan mulutnya ke telinga kevin seraya berbisik, “Ya, aku juga curiga dengan pria itu. Perasaan, aku perna melihat wajahnya, tetapi entah di mana. Masalahnya, Gloriston terlalu luas. Setidaknya ada lima juta orang tinggal di sini.”Kevin mengoles dagu, sedikit menjauh, merangkul Andrew. “Andrew, serius kau pernah melihat Zavy?”“Kalau tidak salah. Kalau tidak salah, aku melihat orang seperti dia di sebuah cafe. Sangat mirip. Problemnya, dia sangat rapi dan tampan sekarang. Sulit menebaknya.” Andrew berpikir keras, mengingat-ingat di mana dia pernah melihat pria yang sangat mirip dengan Zavy.Terjadi perbincangan menegangkan di antara mereka berdua. Selain Ferdy, Andrew tentu saja menginginkan agar Vinna bisa menikah dengan Kevin, sebab dia satu frekuensi dengan Kevin dalam banyak hal, seperti sama-sama hobi berjudi, dugem, dan main game online.Namun, upaya keras Andrew selama ini tak kunjung berhasil karena dia pun sulit me
Eva mengumbar kesombongannya. “Kakek, Roy saat ini menjabat sebagai supervisor di Rockxill. Status tunanganku jauh lebih jelas dari pada Zavy. Lihatlah, dia membawa jam tangan Hublot seharga dua puluh ribu dollar. Jauh lebih baik dari pada yang dibawa Zavy.” Eva mencebik malas ke arah Vinna, dengan sombongnya dia memamerkan kado mahal tersebut kepada Luis Charlton.Tentu saja hal demikian semakin memperkeruh keadaan.Eva, Roy, Andrew, dan Kevin secara bergantian memberikan ejekan dan tawa teradap Zavy. Intinya, mereka meremehkan Zavy dalam segala hal. Dan bisa jadi, semua ini hanya tipuan yang sedang dimainkan.Namun, Zavy tak tinggal diam.“Kevin, siapa orang R27-Enterprise yang kenal dengan mu?” Zavy bertanya dengan sangat dingin, semua orang mendengarkan setiap getaran suara yang keluar dari mulutnya. “Apa kau sedang mengarang? Aku yang baru kenal saja sudah bisa menilai kau orangnya seperti apa. Sudahlah, jangan membawa R27-Enterprise.”Tercekat, Kevin cukup kaget begitu tahu bahwa
Secara terang-terangan Kevin membeberkan apa yang sebenarnya. Sesuai dengan info yang dia dapatkan dari kedua temannya bahwa ternyata Zavy merupakan orang yang biasa-biasa saja.Sebelumnya, Zavy sudah sebisa mungkin mengubah wajah dan penampilannya sesuai dengan permintaan Vinna. Namun, usaha yang dia lakukan tampaknya kurang maksimal. Dia masih bisa dikenali.“Kau adalah mahasiswa yang telat bayar kuliah! Dan kau adalah pekerja cafe dengan bayaran paling 300 dollar per bulan. Kau penipu hebat rupanya, Zavy!” cecar Kevin menggebu-gebu, telunjuknya tak turun dari tadi.Mengejutkan, semua orang lantas terperangah heran menyaksikan pertunjukan yang dimainkan oleh Kevin sore hari ini. Sebagian Charlton tahu bahwa Kevin memang seorang pembual ulung yang hobi merangkai cerita. Namun, kali ini mereka dipaksa berpikir keras atas omongan tersebut, terlebih Kevin bahkan secara blak-blakan menyodorkan sejumlah bukti.“Lihatlah foto mahasiswa ini!” Kevin memperlihatkan layar ponselnya kepada orang
Ferdy, Shane, dan Edward pun bersekutu memberikan pembelaan terhadap Kevin Hamilton. Bukan hanya itu, tiga kakak-beradik itu mulai naik darah begitu tahu kalau rupanya Zavy seorang penipu. Mereka tidak habis pikir dan tidak tahu bagaimana caranya mengambil hati Wayne Chad lagi.Shane berani bicara pada ayahnya. “Ayah, cucu kesayangan mu ternyata sedang bersandiwara. Dia telah menipu kita semua di sini. Kekasih yang dia bawa ternyata seorang pekerja cafe.”Edward tersenyum sinis. “Aku tidak menyangka bahwa orang terbaik dari anggota Charlton ternyata berani melakukan kebohongan seperti ini.”Deg!Mendengar omongan keluarga dan kerabatnya yang tak henti, Vinna tetap tenang meskipun dadanya mulai bergemuruh. Dia masih tidak menyangka bahwa rencananya bisa gagal terlalu dini. Apakah dia terlalu percaya diri?Padahal, jika dia memperhatikan wajah Zavy secara saksama, lumayan ada beberapa perubahan, terutama rambutnya sekarang lebih pendek dan rapi dari pada sebelumnya. Apalagi ditambah tuxe
Meskipun Zavy telah kabur entah ke mana, namun sumpah serapah dari Kevin, Andrew, Ferdy dan lainnya masih terus menggema di sekitar ruangan acara semakin sepi. Berbagai macam umpatan dan hinaan pun terus mengarah kepada satu nama : Zavy.Sementara Vinna, menangis sejadi-jadinya. Dia gagal. Andai saja tidak ada Luis Charlton yang memberikan pembelaan terhadapnya, mungkin saat ini nasibnya akan jauh lebih tragis. Kendati begitu, di saat semua orang murka, bagaimana pun mereka tetap butuh sama Vinna.Namun, nasi telah menjadi bubur. Dalam waktu satu minggu ini Wayne Chad dengan Bank Platinum-nya akan menagih hutang secara paksa dan ketika Keluarga Charlton tidak mampu melunasinya, perusahaan dipastikan pailit.Kevin? Apakah dia bisa membantu menyelesaikan utang tersebut? Jawabannya tentu saja tidak. Dia hanya modal tampang dan omongan doang! Jika dia sunguh-sungguh mau berkorban, seharusnya dari dulu dia membantu Keluarga Charlton sebagai bukti bahwa dia memang cinta mati terhadap Vinna.
Minggu pagi di Istana Rock!Hari di mana puncak dari segala kesuksesan dan kebahagiaan. Sukses dan bahagia karena Zavy sudah melewati banyak sekali ujian berat di dalam kehidupannya. Selama lebih dari dua puluh tahun lamanya dia hidup di dalam kemiskinan dan kemelaratan. Selama lebih dari dua dekade dia hidup tanpa kasih sayang orang tua, tidak punya kerabat, dan kerap termarginalkan karena statusnya yang tidak jelas. Dalam waktu tersebut, lebih banyak tragedi dari pada komedi, lebih sering berduka ketimbang bersuka, serta lebih banyak merasakan payah dari pada gembira.Zavy menganggap bahwa perjalanan panjang nan pahit dan getir itu jelas punya hikmah besar bagi dirinya. Jika saja dia hidup dari kecil dalam bergelimang harta, besar kemungkinan dia bakal jadi anak mama. Namun, karena dia besar di jalanan, nyalinya lebih tinggi dari pada sepuluh preman, dan kekuatannya lebih tangguh dari pada petarung profesional. Hidup yang sulit dan berat telah membentuknya jadi pribadi yang kokoh dan
Russel Winston punya dua saudara kandung, yakni Axel Winston dan Gennifer Winston.Russel dan Axel membawa semua keluarga mereka. Kini Russel sudah terang-terangan kepada keluarga dan kerabatnya tentang posisi Zavy di lingkungan mereka.Marvin Rock punya satu saudara kandung yang bernama Harven Rockwell. Dia juga membawa keluarganya ke sini.Tidak hanya itu, ada beberapa Rock dari luar negeri juga menyempatkan hadir di sini, sekalian mereka ingin menyaksikan hari penobatan Raja Glora di hari Minggu nanti.Saking ramai dan meriahnya, sampai-sampai Luis Charlton pun turun gunung. Meskipun sudah tua dan agak kesulitan berjalan, dia menggagahkan diri menyambut semua orang-orang besar itu. Ferdy, Shane, dan Edward sigap. Mereka tidak mau menyia-nyiakan momen paling mengesankan ini.Selama Keluarga Charlton mengadakan pesta, perjamuan, atau pertemuan, baru kali ini mereka bisa bergabung bersama dua nama besar, Rock dan Winston!Luis Charlton memberi hormat yang begitu spesial kepada semua
Vinna ingin ngakak tapi takut dosa lalu dia menjitak kepala Zavy tapi Zavy langsung mengelak dari serangan mendadak itu.Zavy tersenyum geli. “Maaf, Kek. Cuma bercanda kok. Mana mungkin Kakek suka Americano. Minuman itu ibarat obat pusing kepala dicampur arang. Pahit dan tiada arti. Hehe.”Tapi, spekulasi dari Zavy nyatanya meleset. Luis Charlton malah suka kopi pahit, secara dia sudah tua jadi tidak suka gula dan susu. “Aku pesan yang jumbo. Americano adalah kesukaanku.”Vinna membuang muka sambil menghembuskan napas panjang. “Aku baru saja mau bilang kalau Kakek suka kopi pahit. Eh, kau malah banyak oceh, Zavy!” ketus Vinna menyeringai tipis.Ops!Kalau saja bukan Zavy yang bergurau barusan, pastilah Luis Charlton berang, hanya saja yang bercanda barusan adalah Zavy!Sebagaimana orang tua yang sudah berumur, Luis Charlton tertawa seperti pohon beringin yang daun-daunnya bergoyang karena disapu angin, tetap tegar dan bersahaja. Begitu teduh, enak dipandang.Luis Charlton tidak marah
Pada malam harinya di ZV Cafe.Zavy sudah mengganti nama cafe miliknya jadi ZV Cafe, gabungan inisial nama dia dan Vinna.Zavy menyuruh manager cafe untuk mengosongkan semua tempat dan menutup cafe pada jam tujuh malam. Khusus malam ini semua sisi tempat digunakan untuk berkumpulnya tiga keluarga besar. Dua nama sudah melambung tinggi : Rock dan Winston. Sekarang bakalan ada satu nama lagi yang bakalan melambung tinggi juga : Charlton!Sebenarnya ini bukanlah sebuah pesta ulang tahun atau perayaan sejenisnya, tetapi Zavy mengumpulkan keluarga dan kerabatnya untuk mempersatukan dan mempererat hubungan. Selain itu, mungkin rasa syukurnya kepada Tuhan setelah lepas dari ujian besar dan kini, dia bisa kembali menikmati hari-harinya bersama Vinna.Luis Charlton datang paling awal dan tidak mau terlambat meski hanya sebentar saja. Walaupun usianya paling tua, dia yang paling bersemangat untuk datang, mengalahkan semangat anak dan para cucunya yang masih juga belum nongol.Zavy yang berada d
Zavy dan Vinna berkeliling di sana, menikmati apa saja yang ada di lantai satu dan dua. Bagi Zavy, ini seperti momen nostalgia mengingat-ingat masa-masa dia susah sewaktu menjadi barista.Zavy terkekeh sendiri sebelum bergurau sama istrinya, “Pas ada orang yang pesan Americano ukuran jumbo, aku mikir, apa enaknya menikmati kopi pahit tanpa rasa itu dengan gelas besar?”Vinna yang suka manis tidak bisa menahan geli di perutnya. “Hehe. Hidup ini terlalu manis hanya untuk menikmati kopi semacam itu.”“Tapi, kopi kan tergantung selera masing-masing. Kita tidak bisa menyalahkan dan menyudutkan orang yang suka dengan jenis tertentu. Sama seperti musik, novel, olahraga, bahkan merek sepatu. Ini masalahnya tergantung selera. Selera sangat subjektif. Jadi terserah dia lah.”“Eh! Kau yang buka cerita ini tapi kau sendiri yang menutupnya seperti itu. Bagaimana kau ini, mantan Barista?!”Zavy dan Vinna lalu duduk berdua di lantai dua sembari menonton kendaraan yang hilir mudik di sana. Zavy men
Setelah dari kampus, Zavy dan Vinna kemudian menuju Cafe Ings, tempat di mana dulu Zavy bekerja sebagai barista.Sangat kebetulan, siang hari itu di sana ada Kevin Hamilton sedang asyik nongkrong bersama teman-temannya.Dulu Kevin adalah orang yang paling bersemangat menyerukan bahwa Zavy hanyalah pekerja cafe rendahan.Hugo, pemilik cafe, bergegas menuju bagian depan cafe setelah anak buahnya bilang kalau sekarang mereka kedatangan tamu luar biasa.Kevin sedang duduk dengan rokok melekat di sela jarinya. Sementara Hugo dalam posisi berdiri dan agak menundukkan kepala saat melihat Zavy.Zavy mengawasi dua orang itu kemudian berkata, “Kevin, kau benar, dulu kau pernah bilang kalau aku adalah pekerja cafe rendahan. Haha. Silakan tanya sendiri pada pemilik tempat ini. Benar kan, Hugo?”Hugo mengangguk takzim. “Benar. Tuan Zavy sempat pernah bekerja di sini.”Tuan Zavy?Ketika Kevin melihat Zavy, raut wajahnya langsung terlihat malas dan masam. Dia merasa kalah kalau sudah berhadapan deng
Zavy punya dua impian besar sewaktu dia masih berada di masa transisi antara kemelaratan dan kesuksesan. Pada waktu itu dia menerima beberapa ribu dollar dari Vinna untuk menuntaskan permasalahan pribadinya terkait finansial, yakni uang kuliah dan utang di tempat dia bekerja.Saat itu Zavy bersumpah, seandainya dia sukses, dia akan balas dendam dan memberantas kejahatan yang ada di sana. Sekarang Zavy merasa sudah punya power untuk mewujudkan impiannya tersebut. Sekarang adalah waktunya untuk tampil.Setelah mandi, Zavy melihat dirinya sendiri di cermin. Dia begitu gagah dan tampan. Wajar kalau Vinna begitu tergila-gila padanya.“Kita mau pergi ke mana, Sayang?” tanya Vinna yang juga sedang berpakaian.“Menyelesaikan urusan yang seharusnya diselesaikan, Sayang!”Setelah semuanya sudah siap, Zavy dan Vinna dengan setelan anak muda zaman sekarang, lantas masuk ke dalam Rollys Royce mahal, menuju Universitas Gloriston.Di dalam mobil, layaknya anak muda yang sedang dalam masa-masa indahn
Kring!Ponsel Zavy bergetar dan berdering. Panggilan dari Russel Winston.“Selamat pagi juga, Paman. Ada apa?” sapa Zavy kembali dan bertanya.Kemudian pada pembicaraan tersebut Russel menyampaikan sejumlah hal penting. Cukup lama obrolan tersebut. Ada beberapa poin utama yang disampaikan oleh Russel pada Zavy, seperti rencana penunjukkan CEO The Rock Holding Company pengganti Mendiang Tuan Marvin, lalu ada satu hal lagi yang lebih prioritas, yaitu pengumuman sang penerus dari Mendiang Tuan Marvin Rock, kelak sang penerus tidak hanya menjadi CEO, tetapi menggantikan posisi beliau sebagai Raja Glora ke-46.Karena sekarang Russel sedang sibuk di istana mempersiapkan semuanya, mempersiapkan pengumuman kepada dunia tentang siapa putra tunggal Tuan Marvin yang bakal menjadi penerus, maka obrolan ini hanya berlangsung melalui sambungan telepon saja.Zavy menangkap dua poin utama tersebut. Russel juga menyuruh Zavy untuk mempersiapkan diri di hari yang penting itu. Sebuah hari yang begitu sp
Dulu Luis Charlton adalah orang yang percaya pada Zavy hanya dengan dugaan semata, bukan dengan bukti, akan tetapi dugaannya rupanya tidak meleset. Zavy memang orang hebat. Tapi, dia sempat terpedaya oleh bujuk rayu dari Gavi yang menghanyutkan sehingga persepsinya terhadap Zavy berubah drastis. Kini, dia merasa bersalah dan sangat menyesal. Apa pun akan dia lakukan demi menebus semua kesalahannya agar Zavy bisa memaafkannya.Satu cucu Luis Charlton yang masih kecil, anak dari Shane, yang dulu sempat mengolok-olok acara Anniv CPG yang menyedihkan, kini malah tidak tega melihat kakeknya bersedih. Dia memeluk badan Zavy seraya berkata, “Kak Zavy, maafkan Kakek Luis. Plis ....”Lalu diiringi pula oleh rayuan cucu Luis Charlton lainnya.Andrew yang kondisi fisiknya belum pulih, yang dulu juga sering dimarahi Luis Charlton karena terlalu lama jadi beban keluarga, pun kini membela Luis Charlton. “Saudara iparku, aku tahu kalau kau adalah pria baik-baik dan pemaaf. Jadi tolonglah ....”Semua