Share

033.

last update Last Updated: 2025-03-10 18:55:35

Dari sikap Galih selama ini, lelaki itu memang sudah banyak berkorban untuk dirinya. Semua hutang Herman di lunasi. Galih memberikan mahar fantastis pada Aisyah ketika pernikahan mereka. Selain itu, Galih juga memperlakukan Fadil dengan sangat baik dan memastikan kebutuhan adik semata wayang Aisyah terpenuhi dari segala sisi.

Apa iya Galih setulus itu padanya karena rasa cinta? Bagaimana bisa lelaki yang menjadi suaminya itu bersikap seperti manusia yang tengah di mabuk kepayang pada dirinya, padahal mereka berdua tidak pernah saling bertemu sebelum kejadian di rumah Herman?

Pertanyaan itu masih tersimpan baik. Aisyah tak tahan ingin bertanya, tetapi ia yakin, hanya Galih yang tahu jawabannya. Maka dari itu, Aisyah menahan diri untuk tak lagi melayangkan pertanyaan, apalagi saat ini, mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Renita memarkirkan mobil di basement dan mengajak Aisyah keluar. Mereka masuk melalui lift dan menjadikan lantai satu sebagai destinasi pertama yang harus di jelajahi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    034.

    “Tadi kamu bilang apa? Menantu saya maling? Hey, jangankan satu tas, satu toko saja saya mempu membelikannya untuk menantu saya!” Renita begitu berang, sehingga ia tak peduli dengan keadaan sekitar.Malah bagus kalau ada banyak mata memandang, agar semua orang di toko tahu ada perempuan bermulut sampah dengan sikap yang sangat tidak sopan dan menyebalkan. Syahnaz pantas mendapatkan perlakuan buruk sebagai timbal balik, begitulah pikir Renita.Sementara Syahnaz sudah mundur dua langkah. Alarm dalam dirinya berkata, kalau ia memang harus menjauh dari perempuan paruh baya yang menyebut kalau dirinya adalah mertua Aisyah.‘Dia pasti bohong! Suami Aisyah itu preman, mana mungkin dia punya orang tua seglamor ini! Aku yakin, si ibu yang berdiri di depanku, memang sengaja mau melindungi Aisyah dan pura-pura jadi mertuanya!” Syahnaz masih meyakini itu dalam hati.Sungguh, dirinya tak akan percaya begitu saja jika tidak ada bukti yang benar-benar menjelaskan langsung. Siapa pun bisa mengaku-nga

    Last Updated : 2025-03-11
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    035.

    °°°°°Aisyah dan Renita sudah duduk di area food court. Mereka telah memesan beberapa menu untuk makan siang. Sembari menunggu, Renita menatap menantunya dengan intens, membuat Aisyah merasa canggung di tatap seperti itu oleh sang mertua.“Kamu gak mau cerita sama Mama, siapa perempuan kurang ajar tadi, Syah?” Tanya Renita, “Mama masih geram, karena dia sudah bersikap lancang sama kamu. Coba ceritakan sama Mama, siapa perempuan itu dan apa hubungannya sama kamu?” Renita ingin mengetahui siapa sebenarnya Syahnaz.Sebenarnya ia sudah sangat penasaran, tetapi menahan diri untuk tidak bertanya, karena berpikir Aisyah akan bercerita dengan sendirinya. Namun, menantunya itu malah menutup mulut. Jika tidak di pancing, Aisyah tidak akan bicara.Aisyah terdiam sejenak, menatap Renita dengan serius, “Em... Dia sepupuku, Ma. Syahnaz namanya, anak Paman Herman dan Tante Rina.” Jelas Aisyah pada akhirnya.Renita mengernyit heran, “Sepupu? Tapi kok sikapnya sangat kasar, Syah? Dia sampai menuduh k

    Last Updated : 2025-03-12
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    036.

    “Emang kurang ajar! Sejak kapan Aisyah berani bicara seperti itu?” Umpat Indri, geram. Indri yang sudah pulang ke rumah langsung melemparkan tasnya kemana saja. Kejadian di pusat perbelanjaan tadi membuat emosinya memuncak dan tidak bisa di redam dengan mudah. Bahkan ketika Rian baru saja pulang usai menuntaskan pekerjaannya, Indri masih saja mengomel. Sehingga Rian bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi. “Kenapa sih, Ma? Anak pulang bukannya di sambut malah ngomel-ngomel?” Tanya Rian. “Mama kesel sama mantan pacar kamu itu!” Indri mengadu dengan napas yang terengah. “Aisyah? Kenapa lagi, Ma? Dia udah nikah sama orang lain dan kenapa Mama masih kesel sama dia?” Ucap Rian sembari menyimpan id card-nya sebagai pegawai bank ternama dengan baik di dalam laci. “Ya karena itu!” Jawab Indri. “Aisyah jadi makin kurang ajar semenjak nikah dan jadi menantu Bu Renita! Dia makin besar kepala! Mulutnya itu mencerminkan kalau dia bukan perempuan berpendidikan tinggi. Untung kamu gak

    Last Updated : 2025-03-13
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    037.

    Sungguh, Syahnaz menolak untuk percaya. Bagaimana mungkin seorang preman bisa berdiri di atas panggung dan menjadi pusat perhatian semua tamu undangan? Terlebih Galih mengaku bahwa dirinya adalah pemilik cafe yang baru saja grand opening itu? Penampilan pria itu kali ini juga berbeda, jauh dari seperti biasanya. Galih memakai setelan kemeja formal, yang menambah wibawa lelaki itu. “Apa yang di katakan si Galih itu pasti bohong, mana mungkin dia yang miskin dan melarat punya usaha sebagus dan semewah ini? Kalau pun cafe ini memang miliknya, pasti ada udang di balik batu. Misalnya pencucian uang dari para pejabat. Bisa aja kan?” Gumam Syahnaz dalam hati. Gadis itu tak bisa menerima kenyataan, jika sekarang Aisyah terlihat sangat cantik dan di puji oleh banyak orang. Meski hati Syahnaz terasa panas dan di penuhin kebencian yang begitu kuat, tetapi Syahnaz tetap bertahan di sudut kafe dengan salah seorang temannya. Syahnaz akan terus memantau dan mencari tahu kebenarannya, berharap j

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    038.

    Gadis itu benar-benar tidak membuang kesempatan. Mumpung di traktir, maka ia akan makan sepuasnya. “Habis ini... Kita langsung pulang nih?” Tanya Susan. Melihat ke arah pintu masuk yang berdekatan dengan tempat duduknya, ia menjadi malas untuk berjalan ke sana. Syahnaz mengangguk. “Tapi kamu keluar aja duluan, aku mau bayar ke kasir dulu... Terus kekamar mandi!” Ucap Syahnaz. Susan mengacungkan jempolnya. “Oke deh!” Jawabnya tersenyum. Dengan langkah terseok karena kekenyangan, Susan menyeret langkah kakinya ke luar kafe. Sementara Syahnaz memang benar berjalan ke kasir, tetapi bukan untuk membayar semua makanannya dengan Susan. “Mbak, saya ini saudaranya Aisyah...” Jelas Syahnaz to the point. Beberapa karyawan yang berada di meja kasir saling menatap satu sama lain kemudian menoleh pada Syahnaz. “Jadi saya gak akan bayar pesanan tadi!” Ucap Syahnaz, tanpa rasa malu. “Maaf, Mbak. Tidak bisa seperti itu!” Jawab kasir dengan sopan. Dalam hati ia tak percaya dengan apa yang b

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    039.

    Syahnaz keluar dari cafe dengan emosi yang memuncak. Ingin rasanya ia mencakar-cakar wajah Aisyah. Demi apa pun, Syahnaz tak terima di perlakukan seperti tadi. “Brengsek kamu Syah! Gara-gara kamu, aku harus mengambil tabungan biaya nikahan aku nanti!” Umpat Syahnaz, kesal bukan main. Dari pada di tahan dengan masalah sepele seperti tadi yang ia lakukan, Syahnaz akhirnya mengalah dengan membayar semua makanan yang sudah mereka pesan melalui via debit. Untung saja dirinya membawa kartu debit yang isinya hanya tinggal sedikit itu. Bahkan harusnya uang itu menjadi simpanan Syahnaz untuk menambahi biaya pernikahannya nanti. Syahnaz merekam dengan jelas bagaimana wajah Aisyah dan Galih yang terlihat mengejek dirinya. Hal itulah yang membuat Syahnaz akhirnya rela mengeluarkan uang demi menutupi malunya. “Naz, kok kamu lama banget sih? Aku sampe bosen nungguin kamu di sini,” Ucap Susan dengan wajah merengut. Bagaimana tidak? Gadis itu menunggu Syahnaz hampir setengah jam. Tentu saja Sya

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    040.

    Dering demi dering terlewati begitu saja, tapi panggilannya sama sekali tak mendapatkan jawaban. “Sialan si Aisyah ini! Dia pasti menghindar dan tau kalau kamu sudah cerita semuanya sama Bapak dan Ibu!” Herman mengumpat mendapatkan pengabaian dari keponakannya sendiri. Herman berpikiran, bahwa Aisyah memang sengaja menghindar karena takut padanya. “Dia pasti takut, Pak!” Tebak Rina asal-asalan. Sebagai seorang istri dan ibu, Rina sama sekali tidak bisa menjadi penengah dan meredakan amarah anak serta suaminya. Perempuan paruh baya itu malah mendesak Herma untuk kembali menghubungi Aisyah. “Pokoknya terus telfon Aisyah, Pak! Ibu mau masalah ini cepat terselesaikan!” Desak Rina lagi. Herman mengangguk lagi, lelaki paruh baya itu kembali menghubungi nomor ponsel Aisyah. Namun sayang, panggilannya belum juga ada jawaban. Wajah Herman memerah padam dan sekarang tangannya terkepal kuat. Kalau sampai Aisyah tidak menjawab panggilannya yang kedua, maka jangan salahkan Herman untuk mem

    Last Updated : 2025-03-17
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    041.

    Setelah menyantap sarapan bersama dan menikmati udara pagi yang masih sangat segar, Wijaya dan Renita berpamitan untuk kembali ke kota. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikannya, sehingga dengan berat hati keduanya meninggalkan anak dan menantu untuk sementara waktu. “Sebenarnya Mama masih ingin tinggal di sini, Syah.” Ungkap Renita, rasanya berat berpisah dengan menantunya itu. Tadi pun, Renita seperti sengaja berlama-lama berbincang du teras depan, padahal Wijaya sudah berulang kali mengatakan pada istrinya untuk lekas bersiap-siap agar tidak tertahan kemacetan selama di perjalanan. Sementara Aisyah yang mendengar itu tertawa kecil. Entah sudah berapa kali mertuanya berkata demikian. Yang pasti, Aisyah sangat tahu kalau mertuanya itu masih ingin tinggal di rumah tersebut. Perempuan paruh baya itu juga mengatakan, ada banyak hal yang belum mereka lakukan Aisyah. “Nanti kalau ada waktu luang, Mama harus main lagi ke sini. Aku juga merasa hampa gak ada Mama,” Balas Ais

    Last Updated : 2025-03-18

Latest chapter

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    063.

    “Mas? Kok kamu gak masuk-masuk kamar sih?” Syahnaz menyusul Arman ke ruang kerjanya. “Hmm, lagi sibuk, Naz.” “Memangnya Mas gak capek apa?” tanya Syahnaz. “Capek, tapi kan ini tuntutan pekerjaan. Berkas ini harus aku cek semuanya, besok akan kubawa bertemu klien penting,” jawab Arman membuat Syahnaz tersenyum. “Oh, ya sudah... Aku tidur duluan ya, Mas.” ucap Syahnaz kemudian hendak melangkahkan kakinya keluar. “Syahnaz!!” seru Arman membuat Syahnaz menoleh. “Kenapa, Mas?” “Tadi siang kamu ke mana saja?” tanyanya. “Em, aku cuma ke kafe aja, Mas. Bosen terus di rumah,” Jawab Syahnaz. “Jangan sering keluyuran sendiri, kamu lagi hamil, gak baik!!” “Ya makanya ajak aku jalan-jalan dong, Mas. Kamu sibuk mulu sama pekerjaan kamu itu.” Jawab Syahnaz. “Oke, hari minggu nanti kita jalan,” sahut Arman membuat wajah Syahnaz berbinar. “Kamu serius, Mas?” Syahnaz mengangguk. “Yeayy! Makasih ya, Mas. Aku tau kamu tuh sayang banget sama aku, cuma pasti Mama pengaruhi kamu yang engga-engg

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    062.

    “Pacaran apanya, Ma. Orang ada dua buntutnya gitu,” celetuk Ammar yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu. “Ish, kamu ini Mas! Duit elit piknik sulit!” Ujar Kiara kesal. “Bukan pelit, Sayang. Tapi harus banyak pertimbangan kalau mau piknik tuh. Mayra dan Kayra pasti akan sangat heboh kalau di ajak piknik, jadi kita harus bawa baby sitter,” ucap Ammar memberi masukan, tetapi Kiara hanya melirik kesal. “Sudah-sudah, kita ke sini gak mau lihat keributan kalian.” Galih melerai, senang sebenarnya melihat keabsurd-an mereka, tetapi lama-lama kepalanya juga akan pening. “Tante! Ayo main sama Mayra...” Pinta Mayra, mengajak Aisyah untuk bermain bersamanya. Aisyah menoleh ke arah Galih, lelaki itu pun mengangguk seraya tersenyum, pertanda mengiayakan. Akhirnya Aisyah bermain bersama dua gadis kembar itu. Kiara juga ikut berbaur bersama mereka. Benar kata Galih, Aisyah merasa sangat senang berkunjung ke rumah Kiara. Selain Kiara orangnya ramah dan baik hati, dua putrinya juga sangat l

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    061.

    “Paman bikin keributan lagi ya, Mas?” Tanya Aisyah dengan wajah sendu. Entah kapan Herman itu akan berhenti mengusik kehidupannya. Galih menatap lekat manik Aisyah sambil tersenyum hangat. “Nggak papa, udah aman. Kamu nggak usah mikirin, sayang.” Jawabnya, menenangkan sang istri. “Maaf ya, Mas.” Galih mengerutkan kening, “Lho, maaf kenapa, Sayang?” “Maaf... Karena gara-gara aku, kamu jadi terlibat masalah terus sama Paman Herman.” Ungkap Aisyah, benar-benar merasa tak enak hati pada suaminya itu. “Hey... Istriku?” Galih menangkup wajah Aisyah dengan kedua telapak tangannya. “Bukan karena kamu, Sayang. Yang namanya orang hidup pasti ada aja gangguannya kan? Kita anggap saja ini hanya sebagian kerikil kecil yang menghalangi jalan kita,” ujar Galih seraya mengulas senyuman hangat. “Tapi kan Paman gangguin kamu itu tujuannya aku, Mas?!” “lya, tapi kamu kan istriku, sayang.” Jelas Galih membuat senyum di bibir Aisyah seketika merekah. “Kamu memang selalu bisa bikin aku tersenyum,

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    060.

    Sementara itu, kini Herman kembali ke rumah dengan langkah gontai. la tak berhasil bertemu dengan keponakannya itu, gagal juga mendapatkan alamat rumah Aisyah. “Misterius sekali si Galih itu, Pak! Rumah saja sampai di rahasiakan!” gerutu Rina ikut kesal saat mendengar cerita suaminya. “lya, Bu. Mana Aisyah sekarang sedang bulan madu di London. Dia gak tau apa kita di sini kesusahan cari uang, dia malah enak-enakan menghamburkan uang!” “Harusnya dia kasih oleh-oleh untuk lbu, Pak. Barang-barang di London itu terkenal bagus-bagus, Pak. Duh... Kapan lbu bisa kesana ya, Pak?” Ungkap Rina, sembari membayangkan keindahan Kota London. Herman seketika menatap sinis wajah istrinya. “Boro-boro ke London! Buat makan aja kita susah, Bu!” sentak Herman, tak ingin Rina bermimpi terlalu jauh. Rina tidak terima di bentak. “Lho, kok Bapak bentak aku? Harusnya sebagai kepala rumah tangga Bapak itu kerja! Cari uang yang banyak buat nyenengin istri! Jangan cuma bisanya minta jatah sama marah-marah s

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    059.

    “Habis aja sudah untung, dia kok suruh kita nambah, rada-rada temenmu itu, Mas,” timpal Aisyah. Sejak tadi ia hanya diam menyimak obrolan dua lelaki di depannya. “Dia memang sangat loyal, Sayang. Gak jauh beda sama aku. Besok kita ke rumahnya ya, kamu kenalan sama istrinya biar bisa saling kenal.“ Pinta Galih. Aisyah mengangguk. Mereka pun mulai makan satu persatu menu yang tersedia. “Keknya kita makan yang mau di makan dulu aja deh, Mas. Jangan di cicip semua ya. Sisanya nanti di bungkus aja, karena sepertinya gak bakalan habis soalnya.” “lya, sayang. Kamu pilih aja mana yang mau di makan sama yang mau di bawa pulang.” Aisyah tersenyum, lalu dengan atusias ia mengambil flying chiken satu ekor yang sering ia lihat di konten mukbang para konten kreator. “Biar aku potekin, Sayang. Ini panas soalnya.” Senyum Aisyah seketika merekah saat Galih dengan sigap memotek ayam satu ekor itu untuk diirinya. Galih tampak juga kepanasan, tetapi ia berhasil memotek dua paha dan dua sayap agar

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    058.

    “Candu banget ya, Mas... sampai-sampai bikin lututku geter seperti ini?” cetus Aisyah membuat Galih seketika menyemburkan tawa. Galih mencubit gemas pipi istri cantiknya itu. Permainan menyenangkan itu pun tak dapat lagi di hindari. Mereka sama-sama kembali mereguk manisnya cinta yang sedang bermekaran di hati. Tak ada paksaan karena keduanya melakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Indah dan penuh kenikmatan. Setiap sentuhan yang di berikan Galih membuat Aisyah nyaman dan merasakan sensasi yang luar biasa. °°°°° Setelah kurang lebih lima hari berada di London, Aisyah benar-benar sangat puas. Semua tempat favorit di London sudah mereka jelajahi bersama. Tak terhitung juga berapa kali Aisyah keramas di sana. Terkadang Aisyah tertawa sendiri saat mengingat betapa beringasnya ia dan sang suami ketika berada di dalam kamar hotel. Dunia seolah tak mengizinkan pasangan suami istri baru itu menyia-nyiakan sedetik pun kesempatan bagi Galih dan Aisyah. “Bismillah... Pulang ke Indone

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    057.

    Setelah menghabiskan beberapa waktu menikmati keramaian Piccadilly Circus, mereka memutuskan untuk berjalan santai menuju Covent Garden. Di sana, mereka menikmati pertunjukan jalanan yang unik, mulai dari musik hingga aksi sulap yang membuat Aisyah terus terkagum-kagum.“Mas, mereka hebat banget! Aku belum pernah lihat hal kayak gini,” Aisyah tertawa riang, tepuk tangannya tak berhenti setiap kali ada aksi baru yang memukau.Galih tersenyum melihat kebahagiaan istrinya yang terpancar jelas. “Iya, orang-orang di sini memang kreatif. Dan aku senang bisa lihat kamu sebahagia ini, Sayang...” Ungkap Galih.Aisyah mengapit lengan Galih, menempelkan kepalanya ke bahu suaminya dengan lembut. “Aku bahagia banget, Mas. Semua ini berkat kamu...” “Kamu layak dapetin ini semua sayang...” jawab Galih, suaranya hangat dan lembut. “Mas cuma ingin kamu bahagia. Itu saja yang penting buat Mas...”Perjalanan hari pertama mereka berakhir di tepi Sungai Thames, di mana mereka duduk di bangku taman sambil

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    056.

    Pesawat mendarat di Bandar Udara Heathrow (LHR)...Mata Aisyah melebar, menatap ke luar jendela dengan penuh takjub. Hatinya berdebar-debar, karena ia tahu ini adalah awal dari perjalanan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.“Mas... Kita beneran di London sekarang??” bisiknya pelan, seakan tak percaya.Galih yang sedang mengamati ponselnya untuk memastikan rencana perjalanan mereka, tersenyum dan mengangguk, “Iya, Sayang... Selamat datang di London. Gimana rasanya akhirnya sampai di sini?” Tanyanya lembut.Aisyah menarik napas panjang, kemudian tersenyum lebar, “Rasanya aku seperti mimpi, Mas... Mimpi yang sangat indah. Tak pernah sekali pun membayangkan aku akan ke luar negeri. Jangankan luar negeri, luar kota aja aku jarang banget.” Ungkap Aisyah masih tak menyangka, saat ini dirinya sudah tiba di London.Galih tertawa kecil dan menggenggam tangan istrinya dengan lembut, “Mas janji... Nanti Mas akan sering membawa kamu dan anak-anak keliling luar negeri...” Ujarnya.Bibir mung

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    055.

    Syahnaz, wanita yang sedang mengandung dengan usia kehamilan tiga bulan itu, seharian ini merajuk lantaran Arman belum bisa menuruti keinginan yang di inginkan Syahnaz.Setelah mendengar Aisyah di ajak bulan madu ke London, tentu saja hati Syahnaz terbakar cemburu. la merasa di atas Aisyah dari segi mana pun. Namun, mengapa malah Aisyah yang mendapatkan semua keberuntungan tersebut.“Pokoknya aku mau kita juga bulan madu, Mas! Gak ada alasan bayi atau apa pun. Bahkan bayi ini senang kalau di ajak papa mamanya jalan-jalan,” Pinta Syahnaz sedikit memaksa, membuat Arman mengembuskan napas berat.“Tapi, cutiku sudah habis kemarin, Naz. Nggak mungkin aku minta cuti lagi!” Tolak Arman mencoba mencari alasan yang masuk akal.“Ish, kamu gak ada effort sama sekali, Mas. Harusnya sebelum kita nikah, kamu sudah merencanakan ini semua dong,” Syahnaz kembali mencebik kesal.“Hmm ... nanti aja ya, weekend kita jalan-jalannya,” ucap Arman.Kepala Arman terasa sedikit berat, sehingga malas untuk ribu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status