แชร์

039.

ผู้เขียน: Dilla Maharia
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-16 12:37:28

Syahnaz keluar dari cafe dengan emosi yang memuncak. Ingin rasanya ia mencakar-cakar wajah Aisyah. Demi apa pun, Syahnaz tak terima di perlakukan seperti tadi.

“Brengsek kamu Syah! Gara-gara kamu, aku harus mengambil tabungan biaya nikahan aku nanti!” Umpat Syahnaz, kesal bukan main.

Dari pada di tahan dengan masalah sepele seperti tadi yang ia lakukan, Syahnaz akhirnya mengalah dengan membayar semua makanan yang sudah mereka pesan melalui via debit. Untung saja dirinya membawa kartu debit yang isinya hanya tinggal sedikit itu. Bahkan harusnya uang itu menjadi simpanan Syahnaz untuk menambahi biaya pernikahannya nanti.

Syahnaz merekam dengan jelas bagaimana wajah Aisyah dan Galih yang terlihat mengejek dirinya. Hal itulah yang membuat Syahnaz akhirnya rela mengeluarkan uang demi menutupi malunya.

“Naz, kok kamu lama banget sih? Aku sampe bosen nungguin kamu di sini,” Ucap Susan dengan wajah merengut.

Bagaimana tidak? Gadis itu menunggu Syahnaz hampir setengah jam.

Tentu saja Sya
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    040.

    Dering demi dering terlewati begitu saja, tapi panggilannya sama sekali tak mendapatkan jawaban. “Sialan si Aisyah ini! Dia pasti menghindar dan tau kalau kamu sudah cerita semuanya sama Bapak dan Ibu!” Herman mengumpat mendapatkan pengabaian dari keponakannya sendiri. Herman berpikiran, bahwa Aisyah memang sengaja menghindar karena takut padanya. “Dia pasti takut, Pak!” Tebak Rina asal-asalan. Sebagai seorang istri dan ibu, Rina sama sekali tidak bisa menjadi penengah dan meredakan amarah anak serta suaminya. Perempuan paruh baya itu malah mendesak Herma untuk kembali menghubungi Aisyah. “Pokoknya terus telfon Aisyah, Pak! Ibu mau masalah ini cepat terselesaikan!” Desak Rina lagi. Herman mengangguk lagi, lelaki paruh baya itu kembali menghubungi nomor ponsel Aisyah. Namun sayang, panggilannya belum juga ada jawaban. Wajah Herman memerah padam dan sekarang tangannya terkepal kuat. Kalau sampai Aisyah tidak menjawab panggilannya yang kedua, maka jangan salahkan Herman untuk mem

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-17
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    041.

    Setelah menyantap sarapan bersama dan menikmati udara pagi yang masih sangat segar, Wijaya dan Renita berpamitan untuk kembali ke kota. Ada banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikannya, sehingga dengan berat hati keduanya meninggalkan anak dan menantu untuk sementara waktu. “Sebenarnya Mama masih ingin tinggal di sini, Syah.” Ungkap Renita, rasanya berat berpisah dengan menantunya itu. Tadi pun, Renita seperti sengaja berlama-lama berbincang du teras depan, padahal Wijaya sudah berulang kali mengatakan pada istrinya untuk lekas bersiap-siap agar tidak tertahan kemacetan selama di perjalanan. Sementara Aisyah yang mendengar itu tertawa kecil. Entah sudah berapa kali mertuanya berkata demikian. Yang pasti, Aisyah sangat tahu kalau mertuanya itu masih ingin tinggal di rumah tersebut. Perempuan paruh baya itu juga mengatakan, ada banyak hal yang belum mereka lakukan Aisyah. “Nanti kalau ada waktu luang, Mama harus main lagi ke sini. Aku juga merasa hampa gak ada Mama,” Balas Ais

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-18
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    042.

    “Mbak Syahnaz juga bilang, kalau dia terpaksa datang ke sekolah karena kesulitan menghubungi Mbak. Soalnya keadaan Paman Herman, katanya kondisinya parah, Mbak.” Aisyah mengepalkan tangannya untuk menyalurkan rasa tidak tenang yang mendera di hatinya. Wajar jika Syahnaz tidak bisa menghubunginya, sebab semalam Galih memblokir semua nomor anggota keluarga Herman. “Terus apa yang dia bilang lagi sama kamu? Dia gak mencoba mengancam kamu kan?” Fadil menggeleng. “Mbak Syahnaz cuma bilang, supaya aku memberi tahu keadaan Paman Herman sama Mbak Aisyah. Dia juga mau Mbak segera datang ke rumah untuk melihat kondisi Paman Gunawan.” Aisyah mengusap wajah. Bagaimana ini? Hati nuraninya tak bisa di bohongi, kalau ia merasa khawatir dengan keadaan Herman. Bagaimanapun kelakuan pamannya itu, Aisyah masih tidak bisa bersikap abai jika kondisi Herman memang sedang butuh bantuan. “Mbak akan telepon Mas Galih dulu, dan bertanya bagaimana baiknya. Sekarang, kamu ganti baju dulu, lalu makan siang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-19
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    043.

    Sore hari, pukul 17.30 wib... Aisyah tak juga ke rumah Herman. Wanita itu malah di ajak Galih ke sebuah tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Sebuah kafe yang berada di dekat pantai, menjadi pilihan Galih untuk membawa istrinya. Dapat di lihat dari raut wajah Aisyah yang begitu senang setelah tiba di tempat tersebut. Pemandangan hamparan pasir terlihat dari atas. Cafe itu salah satu milik teman Galih, pria itu sengaja memboking area balkon cafe, agar Aisyah dan dirinya bisa menikmati keindahan senja dari atas sana tanpa gangguan apapun. Galih telah memesan beberapa makanan kesukaan istrinya itu. Tak sulit bagi Galih mengetahui hal itu, di karenakan sejak dulu Aisyah sering datang di kedai miliknya. Ya, sedetail itu Galih memperhatikan wanita yang saat ini sudah menjadi istrinya. Pandangan Aisyah masih menatap senja yang terlihat semakin indah. Senja selalu menenangkan, walau hadirnya hanya sebentar tapi mampu meninggalkan kesan indah pada jiwa yang menikmatinya. Seora

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-20
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    044.

    “Iya, Mas... Aku paham kok, gak papa... Aku malah seneng kalau kamu terbuka sama aku.” Jawab Aisyah tersenyum hangat. “Iya, Syah. Aku juga lebih seneng kalau kamu mau terbuka, apalagi membuka_” “Aish... Mulai!” Aisyah dengan cepat memotong ucapan Galih, lantaran tahu kemana arah bicara lelaki itu. Galih nyengir, “Hehe... Ya udah pulang yuk! Anginnya sudah mulai dingin, takutnya kamu nanti masuk angin.” Mereka berdua pun akhirnya berjalan menuju parkiran. Seperti biasa, Galih membukakan pintu untuk istrinya. Namun, kali ini Aisyah seketika langsung mematung saat melihat sesuatu yang berada di dalam mobil. “Mas?” Galih tersenyum. “Buat kamu, Sayang,” Ucap Galih membuat Aisyah seketika mengambil buket berukuran besar itu. “MasyaAllah, Mas. Ini bagus sekali, mana besar lagi.” Ungkap Aisyah dengan wajah berbinar. Buket raksasa berisi bunga dan aksen kupu-kupu itu sangat menyejukkan mata wanita. Siapa pun pasti akan senang jika di beri kejutan kecil seperti ini. “Kamu suka?” Galih

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-21
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    045.

    Hari berlalu begitu cepat, semua terlewati dengan banyak sekali kejadian yang membuat kepala pening, terutama untuk keluarga Herman sendiri. Halaman rumah tetangga yang luas, yang letaknya tepat berada di samping rumah mereka, telah di sulap menjadi tempat resepsi. Syahnaz sengaja menggunakan konsep ala gedung untuk menunjukkan pada para tetangganya, kalau ia mampu menggelar pesta mewah yang berbanding terbalik dengan acara pernikahan Aisyah saat itu. “Pernikahan kamu mewah banget, Naz. Kamu tau gak, kalau tetangga di luar sana gak ada habisnya memuji dekorasi resepsi pernikahan kamu ini?” Ungkap Susan tak dapat menutupi rasa kagumnya , mengucapkan dengan nada senang. Namun, dalam hati Susan timbul rasa iri terhadap dua perempuan di kampungnya itu. Pertama, Aisyah telah di nikahi oleh lelaki yang kaya raya yang memiliki cabang usaha dimana-mana. Sekarang, Syahnaz juga akan segera menikah dengan seorang lelaki dari kota, yang kabarnya juga berasal dari keluarga kaya. Susan yakin

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-22
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    046.

    Akad nikah sudah berlangsung. Namun, bukan bahagia yang di dapatkan oleh Syahnaz. Wanita itu sedari tadi menahan geram, lantaran ternyata Arman hanya memberinya mahar berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai dua juta rupiah saja. Runtuh sudah harga diri yang sejak tadi ia junjung tinggi. Dalam pandangan Syahnaz, saat ini semua orang sedang mengejeknya. Niat hati mengharapkan kehadiran Aisyah karena ingin menunjukkan keberuntungannya, justru malah semua orang kini memuji sepupunya itu. Bukannya untung, ia malah buntung. Pesta megah yang di gelar seolah tak ada artinya bagi warga sekitar. Bisikan mulai terdengar tak enak setelah acara ijab qobul tadi. Sama halnya dengan Syahnaz dan Rina kini menahan malu luar biasa. Kekayaan keluarga Arman yang ia agungkan ternyata hanya bualan semata. “Duh, menantu kamu cantik sekali Renita, orang sini juga ya?” Puji Tiara, Ibu Arman. Memandang takjub pada Aisyah. “Iya Tiara, gimana? Cocok kan jadi menantu idaman?” Jawab Renita sengaja meni

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-23
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    047.

    Malam harinya, kembali terjadi keributan di dalam kamar Syahnaz. Malam pertama yang seharusnya mereka nikmati dengan kebersamaan yang indah, kini sirna lantaran Syahnaz yang menuntut mahar yang di berikan oleh sang suami itu kurang. “Semua penghasilan aku di pegang sama Mama, Naz. Mama yang menyiapkan semua mahar itu, aku gak bisa berbuat apa-apa, dari pada malah gak jadi nikah ya sudah apa adanya saja,“ Arman membeberkan alasannya terkait jumlah mahar yang ia berikan. “Apa?! Jadi Mama kamu yang pegang semua uangmu?” Syahnaz syok, ini benar-benar melenceng jauh dari perkiraannya. Hati Syahnaz begitu panas mendengar penjelasan sang suami perihal uang yang semuanya di atur oleh ibu mertua. Tangan Syahnaz terkepal. Ingin rasanya ia keluar dari kamar dan melabrak Tiara. Namun, tentulah hal tersebut tidak boleh terjadi. Keluarganya sudah menjadi sorotan warga sejak pesta pernikahan tadi siang, karena nominal mahar yang jauh sekali dari mahar Aisyah. Jangan sampai ada sorotan untuk yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-24

บทล่าสุด

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    080.

    “Tante selalu mendoakan rumah tangga kamu dan Galih agar senantiasa harmonis, Syah.” ucap Rina seraya menengadahkan tangan, layaknya orang yang tengah berdoa dengan khidmat.Harusnya Galih dan Aisyah mengaminkan doa perempuan paruh baya itu. Namun setelah saling pandang selama beberapa kali, mereka sepakat bahwa Rina tidak tulus mendoakan pernikahan mereka. Tepatnya ada udang di balik batu dari sikapnya yang tiba-tiba sangat baik bak ibu peri itu.“Ada perlu apa Tante dan Syahnaz datang ke sini?” Tanya Galih lebih dulu, mendahului Rina sebelum kembali bertingkah penuh kepalsuan.Muak sekali rasanya jika harus menyaksikan sandiwara dari kedua manusia tidak tahu diri ini.“Aku sama Ibu akan jelaskan semuanya, tapi masa kita ngobrol di sini? Kenapa gak di dalem aja? Di sini panas tau,” keluh Syahnaz mengibaskan tangan di depan wajahnya untuk mengusir rasa panas.Meski di sekelilingnya memang sejuk, tetapi semua pepohonan yang ada di halaman rumah Galih tidak bisa menghalangi panasnya cah

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    079.

    “Ini beneran rumahnya Galih, Syahnaz?” Tanya Rina masih tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya itu. Bola mata Rina melebar karena takjub.Syahnaz sendiri sampai mengerjap beberapa kali, juga mengecek kembali alamat yang di berikan wanita tadi padahya.Semuanya benar, tak ada yang salah. Syahnaz semakin menyimpan kedengkian pada Aisyah, karena dari luar saja, rumah tersebut tampak sangat besar dan mewah.Pagar yang tinggi dan kokoh, terkesan angkuh seakan menandakan tidak sembarang orang bisa melewatinya. Syahnaz berkali-kali menelan saliva, membayangkan betapa mewah dan lengkapnya fasilitas yang ada di dalam rumah tersebut.“Bahkan rumah Mas Arman dan keluarganya, masih kalah jauh sama rumah ini, Bu,” Ucap Syahnaz pelan, teringat pada rumah yang di kuasai oleh Tiara.“Itu artinya Galih lebih kaya dari Arman, Naz!” seru Rina setengah memekik.Syahnaz mengangguk, mengakui perkataan ibunya yang memang benar. Kekayaan Arman masih kalah jauh dengan kekayaan yang Galih miliki

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    078.

    “Kita udah banyak ngeluarin biaya buat sampai rumahnya Galuh, Bu. Awas aja kalau nanti kita gak dapat hasil apa-apa,” Ucap Syahnaz ketika berada di dalam angkot.Sungguh, sebenarnya ingin sekali Syahnaz turun dari angkot ini dan memesan taksi online saja, tetapi lagi-lagi uang lah yang menjadi kendalanya.“Iya, kamu jangan terpancing emosi nanti. Kita harus bisa ambil hati Aisyah dulu, terutama Galih. Karena Galih adalah kuncinya. Ibu gak peduli dari mana hartanya itu, mau dari money loundry kek atau hasil ngepet juga. Yang penting Ibu dapat kebagian uang mereka, dan paling pentingnya bapakmu harus bebas, Naz!”Syahnaz mengangguk setuju. “Iya, Bu. Kalau perlu nanti kita nangis-nangis aja di depan Aisyah. Gak apa-apa deh ngerendahin diri dikit, asalkan bisa membuat Aisyah luluh sama kita.” Tambah Syahnaz.Rina tersenyum lebar, kali ini rencananya tak boleh gagal lagi.“Eh, Bu. Tapi kok tadi karyawannya Galih mau ngasih tau kita alamatnya ya? Yang lain aja pada diem,” Tanya Syahnaz terh

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    077.

    “Aduh, maaf Bu... Saya gak tau di mana rumah Pak Galih. Saya di sini cuma sebatas kerja aja.” Akhirnya Agus mengucapkan kalimat yang membuat Syahnaz dan Rina tampak kecewa. Dua raut wajah wanita itu juga langsung berubah masam. Namun, Agus sama sekali tidak peduli. Masa bodoh kalau saat ini, mereka kesal pada dirinya. “Bapak jangan bohong sama kita!” Syahnaz menekan kata demi kata. Matanya tajam menatap ke arah sang tukang parkir. “Untuk apa saya bohong?” Agus meninggalkan Syahnaz dan Rina lebih dulu, sebab ada satu mobil pelanggan yang masuk. Memang lebih baik menunaikan pekerjaan, daripada terus berdiri di depan dua wanita, yang sepertinya akan berkata kasar padanya. “Gimana ini, Bu?” Tanya Syahnaz seraya menatap Agus dengan sorot mata yang masih kesal. “Kita masuk ke dalem aja, Naz. Kita desak pegawai yang ada di sana.” Ujar Rina, tak akan menyerah. Syahnaz mengangguk. Sekarang, keduanya benar-benar masuk ke dalam kedai dan menghampiri meja kasir. “Mbak, kasih tau kita di m

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    076.

    “Ini semua karena Aisyah!” Ucap Rina dan Syahnaz tiba-tiba serentak. Rina dan Syahnaz kini saling pandang, paham dengan apa yang mereka pikirkan tanpa mengutarakan yang di rasakan masing-masing. “Nah... Awal permasalahan ini karena Aisyah kan, Bu? Bukan gara-gara aku?” Ucap Syahnaz mempengaruhi Rina agar menyalahkan Aisyah. Rina seketika mengangguk penuh keyakinan, “Kamu betul, Naz. ini semua gara-gara si Aisyah!” timpal Rina begitu geram. “Kalau aja Aisyah nikah sama Juragan Bram, kehidupan kita gak akan sengsara seperti ini! Ibu pasti udah punya rumah bagus, karena Juragan Bram begitu royal sama orang-orang yang ngasih dia keuntungan!” Senyum Syahnaz akhirnya terukir lebar. Baguslah kalau Rina menyadari Aisyah punya andil besar dalam memporak-porandakan keluarga mereka. Dirinya bisa terselamatkan dari kecaman sang ibu yang tak ada habisnya. “Nah iya, Bu. Buat apa si Aisyah nikah sama Galih? Dia memang orang kaya, tapi apa untungnya buat kita? Tambah Syahnaz semakin mengompori a

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    075.

    Di rumah besar itu, Fadil sudah kembali ke pelukan kakak tercintanya. Dengan air mata berlinang, Aisyah langsung memeluk Fadil dengan erat. la sungguh bahagia dan lega, karena adik semata wayangnya itu berhasil selamat dan tak kurang satu apa pun saat kembali ke rumah. “Makasih ya, Mas... Makasih karena kamu udah bawa pulang Fadil dalam keadaan selamat,” Ucap Aisyah tak bisa berkata apa pun lagi. “lya, Sayang, sudah tugasku melakukan yang terbaik buat keluarga kita.” Jawab Galih. Fadil melepas pelukannya pada Aisyah, lalu menatap ke arah Galih, “Mas Galih, aku juga mau bilang makasih. Kalau gak ada Mas Galih_” “Sudahlah, Dil, tidak usah di ingat-ingat lagi kejadian yang tadi,” potong Galih, saat menyadari raut wajah adik iparnya tampak tidak nyaman ketika ingin membicarakan kejadian tadi. Akhirnya Fadil mengangguk dan menerima segelas susu hangat yang di berikan oleh Renita. “Bagaimana bisa Fadil ada di tangan mereka sih, Galih?” Tanya Renita begitu penasaran sekaligus geram buk

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    074.

    Kedua istri Juragan Bram itu sudah berada di kantor kepolisian. Kedatangan mereka ke kantor tersebut, tentu untuk membebaskan sang suami yang saat ini tengah mendekam di balik jeruji besi.“Lakukan apa pun supaya suami kita bebas!” Ucap Arni, istri pertama Juragan Bram dengan tegas.Fira mengangguk saja. Tak perlu di suruh pun, tentu ia akan mengusahakan segala cara agar suaminya bisa di bebaskan dari kantor itu.“Pak, kami mau melihat suami kami yang baru saja di tahan!” Ujar Fira pada polisi yang bertugas.Polisi yang sedang duduk di meja itu mengerutkan kening sebentar. “Suami yang mana, Bu?” Tanyanya.Kemudian Arni menceritakan ciri-ciri juragan Bram pada polisi tersebut, dan menjelaskan atas kasus apa Juragan Bram sampai bisa di tahan. Petugas polisi pun lantas menganggukkan kepala, kemudian meminta Arni dan Fira untuk duduk di ruang tunggu.Tak lama setelah itu, polisi yang tadinya masuk mengecek juragan Bram, kini sudah keluar dan duduk kembali di meja kerjanya.“Maaf Bu... Se

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    073.

    “Ibuu...” Teriak Syahnaz, panik melihat Rina yang tersungkur ke lantai.“Ini semua pasti cuma mimpi kan, Naz? lbu hanya mimpir buruk kan??” Tanya Rina dengan suara lemah, dirinya masih belum bisa mempercayai fakta yang baru saja di katakan putri semata wayangnya.Detik berikutnya, wanita paruh baya itu pun terpejam, Rina pingsan saking terkejutnya dengan fakta perceraian Syahnaz.Syahnaz seketika panik, ia segera meminta tolong pada tetangganya. Membawa sang lbu ke rumah sakit bukan pilihan yang tepat karena pasti nanti akan memakan banyak biaya. Syahnaz memang masih memegang uang, tapi anak itu sangat perhitungan.“Bawa masuk ke dalam kamar saja, Pak! Paling lbu pingsan biasa, biar nanti saya Olesi pakai minyak kayu putih,” Titah Syahnaz.Para tetangga yang berdatangan membantunya pun segera membopong tubuh gempal Rina masuk ke dalam kamar.“Astaga, berat sekali ibumu ini, Syahnaz,” Ketus salah seorang yang membopong Rina, dengan napas ngos-ngosan.“Betul! Kebanyakan dosa kayaknya,”

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    072.

    ‘Dasar! Ibu malah makin menjadi-jadi! Harusnya tunggu Mas Arman ngomong duluan, ini malah nyerocos aja kayak gitu! Pasti aku lagi yang kena getahnya!” rutuk Syahnaz sangat sadar, dirinya akan di timpa masalah lain karena ucapan Rina yang sangat menyebalkan dan tinggi hati.“Syahnaz bilang gitu sama Ibu?” Tanya Arman, memastikan kembali.Rina segera mengangguk. “Iya... Bahkan Syahnaz janjiin sendiri sama Ibu dan Bapak, kalo kamu akan merenovasi rumah ini.”Untuk pertama kalinya sejak datang ke rumah ini, Arman baru tersenyum. Namun, jelas bukan senyum bahagia yang terukir, melainkan senyum getir sebab perempuan yang di nikahinya memang punya mulut besar yang senang berucap dan mengumbar janji sembarangan.Perkara ini harus di luruskan dengan secepat mungkin. Tak boleh di biarkan begitu saja. Arman harus menyampaikan maksud dan tujuan sebenarnya pada Rina, agar perempuan paruh baya itu berhenti berharap lebih padanya.“Maaf, Bu... Tapi tujuan saya datang ke sini bukan mau ngasih Ibu dan

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status