Share

032.

last update Last Updated: 2025-03-10 10:31:52

“Gimana semalam, Syah? Apa semuanya lancar?” Bisik Renita saat berpapasan dengan Aisyah. Kini mereka sedang menuju ke ruang makan.

Wajah Aisyah memerah menahan malu, “Em... Mama bisa saja.”

“Mama nggak sabar punya cucu, Syah.”

“Doakan ya, Ma. Semoga secepatnya Allah kasih

rezeki yang Mama inginkan...” Ujar Aisyah membuat Renita mengangguk.

“Itu sudah pasti. Mama selalu mendoakan kebaikan kalian.”

Setelah memastikan perut kenyang usai sarapan, Renita yang tidak memiliki agenda kesibukan hari ini, berinisiatif mengajak menantunya untuk menikmati waktu berdua. Perempuan paruh baya itu berpikir, ia harus lebih dekat dengan menantunya itu.

“Syah, ayo kita pergi ke mall.” Ajak Renita.

Aisyah yang baru saja mendudukkan diri di atas sofa, spontan menoleh pada sang ibu mertua. Keningnya berkerut sebentar, tetapi ia segera menarik kedua sudut bibir.

“Ada yang mau Mama beli?” Tanyanya sopan.

“Banyak. Mama yakin kamu juga perlu beli banyak barang. Contohnya kayak baju, make up, sama ski
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    033.

    Dari sikap Galih selama ini, lelaki itu memang sudah banyak berkorban untuk dirinya. Semua hutang Herman di lunasi. Galih memberikan mahar fantastis pada Aisyah ketika pernikahan mereka. Selain itu, Galih juga memperlakukan Fadil dengan sangat baik dan memastikan kebutuhan adik semata wayang Aisyah terpenuhi dari segala sisi.Apa iya Galih setulus itu padanya karena rasa cinta? Bagaimana bisa lelaki yang menjadi suaminya itu bersikap seperti manusia yang tengah di mabuk kepayang pada dirinya, padahal mereka berdua tidak pernah saling bertemu sebelum kejadian di rumah Herman?Pertanyaan itu masih tersimpan baik. Aisyah tak tahan ingin bertanya, tetapi ia yakin, hanya Galih yang tahu jawabannya. Maka dari itu, Aisyah menahan diri untuk tak lagi melayangkan pertanyaan, apalagi saat ini, mereka sudah sampai di tempat tujuan.Renita memarkirkan mobil di basement dan mengajak Aisyah keluar. Mereka masuk melalui lift dan menjadikan lantai satu sebagai destinasi pertama yang harus di jelajahi

    Last Updated : 2025-03-10
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    034.

    “Tadi kamu bilang apa? Menantu saya maling? Hey, jangankan satu tas, satu toko saja saya mempu membelikannya untuk menantu saya!” Renita begitu berang, sehingga ia tak peduli dengan keadaan sekitar.Malah bagus kalau ada banyak mata memandang, agar semua orang di toko tahu ada perempuan bermulut sampah dengan sikap yang sangat tidak sopan dan menyebalkan. Syahnaz pantas mendapatkan perlakuan buruk sebagai timbal balik, begitulah pikir Renita.Sementara Syahnaz sudah mundur dua langkah. Alarm dalam dirinya berkata, kalau ia memang harus menjauh dari perempuan paruh baya yang menyebut kalau dirinya adalah mertua Aisyah.‘Dia pasti bohong! Suami Aisyah itu preman, mana mungkin dia punya orang tua seglamor ini! Aku yakin, si ibu yang berdiri di depanku, memang sengaja mau melindungi Aisyah dan pura-pura jadi mertuanya!” Syahnaz masih meyakini itu dalam hati.Sungguh, dirinya tak akan percaya begitu saja jika tidak ada bukti yang benar-benar menjelaskan langsung. Siapa pun bisa mengaku-nga

    Last Updated : 2025-03-11
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    035.

    °°°°°Aisyah dan Renita sudah duduk di area food court. Mereka telah memesan beberapa menu untuk makan siang. Sembari menunggu, Renita menatap menantunya dengan intens, membuat Aisyah merasa canggung di tatap seperti itu oleh sang mertua.“Kamu gak mau cerita sama Mama, siapa perempuan kurang ajar tadi, Syah?” Tanya Renita, “Mama masih geram, karena dia sudah bersikap lancang sama kamu. Coba ceritakan sama Mama, siapa perempuan itu dan apa hubungannya sama kamu?” Renita ingin mengetahui siapa sebenarnya Syahnaz.Sebenarnya ia sudah sangat penasaran, tetapi menahan diri untuk tidak bertanya, karena berpikir Aisyah akan bercerita dengan sendirinya. Namun, menantunya itu malah menutup mulut. Jika tidak di pancing, Aisyah tidak akan bicara.Aisyah terdiam sejenak, menatap Renita dengan serius, “Em... Dia sepupuku, Ma. Syahnaz namanya, anak Paman Herman dan Tante Rina.” Jelas Aisyah pada akhirnya.Renita mengernyit heran, “Sepupu? Tapi kok sikapnya sangat kasar, Syah? Dia sampai menuduh k

    Last Updated : 2025-03-12
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    036.

    “Emang kurang ajar! Sejak kapan Aisyah berani bicara seperti itu?” Umpat Indri, geram. Indri yang sudah pulang ke rumah langsung melemparkan tasnya kemana saja. Kejadian di pusat perbelanjaan tadi membuat emosinya memuncak dan tidak bisa di redam dengan mudah. Bahkan ketika Rian baru saja pulang usai menuntaskan pekerjaannya, Indri masih saja mengomel. Sehingga Rian bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi. “Kenapa sih, Ma? Anak pulang bukannya di sambut malah ngomel-ngomel?” Tanya Rian. “Mama kesel sama mantan pacar kamu itu!” Indri mengadu dengan napas yang terengah. “Aisyah? Kenapa lagi, Ma? Dia udah nikah sama orang lain dan kenapa Mama masih kesel sama dia?” Ucap Rian sembari menyimpan id card-nya sebagai pegawai bank ternama dengan baik di dalam laci. “Ya karena itu!” Jawab Indri. “Aisyah jadi makin kurang ajar semenjak nikah dan jadi menantu Bu Renita! Dia makin besar kepala! Mulutnya itu mencerminkan kalau dia bukan perempuan berpendidikan tinggi. Untung kamu gak

    Last Updated : 2025-03-13
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    037.

    Sungguh, Syahnaz menolak untuk percaya. Bagaimana mungkin seorang preman bisa berdiri di atas panggung dan menjadi pusat perhatian semua tamu undangan? Terlebih Galih mengaku bahwa dirinya adalah pemilik cafe yang baru saja grand opening itu? Penampilan pria itu kali ini juga berbeda, jauh dari seperti biasanya. Galih memakai setelan kemeja formal, yang menambah wibawa lelaki itu. “Apa yang di katakan si Galih itu pasti bohong, mana mungkin dia yang miskin dan melarat punya usaha sebagus dan semewah ini? Kalau pun cafe ini memang miliknya, pasti ada udang di balik batu. Misalnya pencucian uang dari para pejabat. Bisa aja kan?” Gumam Syahnaz dalam hati. Gadis itu tak bisa menerima kenyataan, jika sekarang Aisyah terlihat sangat cantik dan di puji oleh banyak orang. Meski hati Syahnaz terasa panas dan di penuhin kebencian yang begitu kuat, tetapi Syahnaz tetap bertahan di sudut kafe dengan salah seorang temannya. Syahnaz akan terus memantau dan mencari tahu kebenarannya, berharap j

    Last Updated : 2025-03-14
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    038.

    Gadis itu benar-benar tidak membuang kesempatan. Mumpung di traktir, maka ia akan makan sepuasnya. “Habis ini... Kita langsung pulang nih?” Tanya Susan. Melihat ke arah pintu masuk yang berdekatan dengan tempat duduknya, ia menjadi malas untuk berjalan ke sana. Syahnaz mengangguk. “Tapi kamu keluar aja duluan, aku mau bayar ke kasir dulu... Terus kekamar mandi!” Ucap Syahnaz. Susan mengacungkan jempolnya. “Oke deh!” Jawabnya tersenyum. Dengan langkah terseok karena kekenyangan, Susan menyeret langkah kakinya ke luar kafe. Sementara Syahnaz memang benar berjalan ke kasir, tetapi bukan untuk membayar semua makanannya dengan Susan. “Mbak, saya ini saudaranya Aisyah...” Jelas Syahnaz to the point. Beberapa karyawan yang berada di meja kasir saling menatap satu sama lain kemudian menoleh pada Syahnaz. “Jadi saya gak akan bayar pesanan tadi!” Ucap Syahnaz, tanpa rasa malu. “Maaf, Mbak. Tidak bisa seperti itu!” Jawab kasir dengan sopan. Dalam hati ia tak percaya dengan apa yang b

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    039.

    Syahnaz keluar dari cafe dengan emosi yang memuncak. Ingin rasanya ia mencakar-cakar wajah Aisyah. Demi apa pun, Syahnaz tak terima di perlakukan seperti tadi. “Brengsek kamu Syah! Gara-gara kamu, aku harus mengambil tabungan biaya nikahan aku nanti!” Umpat Syahnaz, kesal bukan main. Dari pada di tahan dengan masalah sepele seperti tadi yang ia lakukan, Syahnaz akhirnya mengalah dengan membayar semua makanan yang sudah mereka pesan melalui via debit. Untung saja dirinya membawa kartu debit yang isinya hanya tinggal sedikit itu. Bahkan harusnya uang itu menjadi simpanan Syahnaz untuk menambahi biaya pernikahannya nanti. Syahnaz merekam dengan jelas bagaimana wajah Aisyah dan Galih yang terlihat mengejek dirinya. Hal itulah yang membuat Syahnaz akhirnya rela mengeluarkan uang demi menutupi malunya. “Naz, kok kamu lama banget sih? Aku sampe bosen nungguin kamu di sini,” Ucap Susan dengan wajah merengut. Bagaimana tidak? Gadis itu menunggu Syahnaz hampir setengah jam. Tentu saja Sya

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    040.

    Dering demi dering terlewati begitu saja, tapi panggilannya sama sekali tak mendapatkan jawaban. “Sialan si Aisyah ini! Dia pasti menghindar dan tau kalau kamu sudah cerita semuanya sama Bapak dan Ibu!” Herman mengumpat mendapatkan pengabaian dari keponakannya sendiri. Herman berpikiran, bahwa Aisyah memang sengaja menghindar karena takut padanya. “Dia pasti takut, Pak!” Tebak Rina asal-asalan. Sebagai seorang istri dan ibu, Rina sama sekali tidak bisa menjadi penengah dan meredakan amarah anak serta suaminya. Perempuan paruh baya itu malah mendesak Herma untuk kembali menghubungi Aisyah. “Pokoknya terus telfon Aisyah, Pak! Ibu mau masalah ini cepat terselesaikan!” Desak Rina lagi. Herman mengangguk lagi, lelaki paruh baya itu kembali menghubungi nomor ponsel Aisyah. Namun sayang, panggilannya belum juga ada jawaban. Wajah Herman memerah padam dan sekarang tangannya terkepal kuat. Kalau sampai Aisyah tidak menjawab panggilannya yang kedua, maka jangan salahkan Herman untuk mem

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    056.

    Pesawat mendarat di Bandar Udara Heathrow (LHR)...Mata Aisyah melebar, menatap ke luar jendela dengan penuh takjub. Hatinya berdebar-debar, karena ia tahu ini adalah awal dari perjalanan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.“Mas... Kita beneran di London sekarang??” bisiknya pelan, seakan tak percaya.Galih yang sedang mengamati ponselnya untuk memastikan rencana perjalanan mereka, tersenyum dan mengangguk, “Iya, Sayang... Selamat datang di London. Gimana rasanya akhirnya sampai di sini?” Tanyanya lembut.Aisyah menarik napas panjang, kemudian tersenyum lebar, “Rasanya aku seperti mimpi, Mas... Mimpi yang sangat indah. Tak pernah sekali pun membayangkan aku akan ke luar negeri. Jangankan luar negeri, luar kota aja aku jarang banget.” Ungkap Aisyah masih tak menyangka, saat ini dirinya sudah tiba di London.Galih tertawa kecil dan menggenggam tangan istrinya dengan lembut, “Mas janji... Nanti Mas akan sering membawa kamu dan anak-anak keliling luar negeri...” Ujarnya.Bibir mung

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    055.

    Syahnaz, wanita yang sedang mengandung dengan usia kehamilan tiga bulan itu, seharian ini merajuk lantaran Arman belum bisa menuruti keinginan yang di inginkan Syahnaz.Setelah mendengar Aisyah di ajak bulan madu ke London, tentu saja hati Syahnaz terbakar cemburu. la merasa di atas Aisyah dari segi mana pun. Namun, mengapa malah Aisyah yang mendapatkan semua keberuntungan tersebut.“Pokoknya aku mau kita juga bulan madu, Mas! Gak ada alasan bayi atau apa pun. Bahkan bayi ini senang kalau di ajak papa mamanya jalan-jalan,” Pinta Syahnaz sedikit memaksa, membuat Arman mengembuskan napas berat.“Tapi, cutiku sudah habis kemarin, Naz. Nggak mungkin aku minta cuti lagi!” Tolak Arman mencoba mencari alasan yang masuk akal.“Ish, kamu gak ada effort sama sekali, Mas. Harusnya sebelum kita nikah, kamu sudah merencanakan ini semua dong,” Syahnaz kembali mencebik kesal.“Hmm ... nanti aja ya, weekend kita jalan-jalannya,” ucap Arman.Kepala Arman terasa sedikit berat, sehingga malas untuk ribu

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    054.

    Keesokan harinya... Galih dan Aisyah tengah bersiap menuju bandara. Suasana rumah terasa sedikit ramai, tetapi hangat. Aisyah, dengan senyum penuh semangat, menggenggam tangan Galih erat dan berusaha menenangkan diri. ini pertama kalinya wanita itu akan naik pesawat. Perasaan campur aduk tak bisa ia sembunyikan. “Mas, kamu udah siap kan?” Tanya Aisyah sambil menatap Galih yang tengah memasukkan barang ke dalam koper terakhir mereka. Galih tersenyum kecil, matanya lembut menatap istrinya, “Sudah, Sayang... Kamu gimana? Masih deg-degan ya?” Aisyah mengangguk seraya tersenyum kecil, “Iya, Mas. Belum pernah naik pesawat soalnya, ada sedikit takut gitu rasanya.” Ungkap Aisyah, seumur hidup baru kali ini ia akan naik pesawat. Galih mengusap punggung tangan istrinya pelan, “Jangan khawatir, Sayang. Mas bakal selalu ada di samping kamu. InsyaAIIah semua akan aman...” Ucap Galih menenangkan sang istri. Aisyah mengangguk, meski hatinya masih di penuhi rasa kecemasan yang luar biasa. Tak

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    053.

    Di tengah kondisi Syahnaz yang sedang hamil, ia justru mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian ini. “Mama kamu keterlaluan banget, Mas. Remuk badanku mengerjakan semua pekerjaan rumah seharian ini!” Syahnaz mendengkus kesal. la merasa di perlakukan layaknya babu di rumah sang suami. “Lho, bukannya kamu sendiri yang ingin mengerjakan pekerjaan rumah? Mama kan cuma bilang kalau pembantu sedang cuti karena di rumahnya ada hajatan,” Jawab Arman sama sekali tak merasa kasihan pada istrinya yang tengah mengandung buah hati pria itu. Entah mengapa, sejak mengetahui peringai buruk Syahnaz, cinta yang tadinya menggebu mendadak melebur begitu saja. “lya... Tapi kenapa Mama lama sekali perginya? Aku kira Mama cuma pergi sampai sore, tahunya sampai malam begini!” ujar Syahnaz bersungut-sungut. Arman menghela napas panjang, “Huft... Kan Mama perginya ke Batam, dia menghadiri resepsi pernikahan sepupu kamu itu,” ucap Arman membuat mata Syahnaz membelalak. “Maksud kamu pesta pernikaha

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    052.

    Mau sekuat apa pun Rian bersikeras untuk masuk, tetapi pada akhirnya ia tetap kalah. Galih sudah memberi arahan pada tim penjaga untuk tidak memberi akses masuk pada siapa pun yang tidak membawa kartu undangan. “Syah... Aku masih berharap ini hanya mimpi buruk, Syah...” Tubuh Rian mulai lelah karena sedari tadi menunggu di depan gerbang. Penampilannya saat ini acak-acakan. la bahkan rela bolos kerja demi menemui Aisyah. Penyesalan saat ini bergulung-gulung dalam relung dadanya. Andai saat itu ia tidak menuruti keinginan Indri, mungkin saat ini dirinyalah yang berbahagia di dalam sana bersama wanita pujaannya. Penyesalan tiada guna itu terus menghinggapi hati pria itu. Rian berdiri sembari menatap ke arah gedung yang masih penuh dengan tamu undangan. Di lihat dari luar saja terlihat jelas bahwa pestanya sangat meriah, apalagi jika masuk ke dalam. Lagi, Rian menghela napas berat. Rian tahu ini adalah wedding dream Aisyah yang dulu pernah ia bantah. 'Nggak usah aneh-aneh lah,

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    051.

    Hari terasa berlalu dengan cepat. Pesta pernikahan Aisyah dan Galih rupanya akan di langsungkan hari ini. Semua orang sedang bersibuk ria menyiapkan diri untuk datang ke hotel, tempat acara akan di laksanakan. Renira sedari tadi bolak balik ke kamarnya dan kamar Aisyah untuk melihat kesiapan sang menantu. Saat ini, Aisyah sedang di rias oleh MUA kondang dari Jawa Timur. Renita benar-benar di bikin pangkling dengan kecantikan menantunya itu. Jika biasanya Aisyah cantik natural hanya dengan polesan lipstik nude di bibirnya, kini Aisyah tampak sangat cantik dan elegan dengan riasan ala barbie look. Hidungnya yang mancung membuat wanita itu benar-benar mirip sekali dengan barbie. “Masya Allah... Kak Rosa emang the best! Hasil riasannya selalu keren! Gak sia-sia dari Malang sampai ke Batang kalau sebagus ini...” puji Renita dengan mata berbinar-binar sembari berdecak kagum. “Duh, Bu Renita bisa aja. Ini kan karena menantu lbu juga memang cantik, makanya jadinya sangat cantik.” Jelas s

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    050.

    “Wanita itu lagi? Jadi karena dia kamu seperti ini, Rian? Sudah berapa kali Mama bilang, jangan pernah kamu berhubungan sama wanita itu! Dasar ya perempuan gatel, sudah punya suami masih saja menganggu kamu!” Indri emosi bukan main, apalagi ada Mila di sana yang pasti sakit hati mendengar ucapan Rian barusan. “Kamu gak usah khawatir, Mila! Mama akan lakukan sesuatu agar perempuan itu berhenti mengganggu hubungan kamu dan Rian!!” Tegas Indri seraya tersenyum menyeringai, entah apa yang ada di pikiran wanita itu. “Mama jangan salahin Aisyah terus, Ma! Semua ini itu salah Mama. Kalau saja Mama gak maksa aku nerima perjodohan ini, mungkin sekarang aku udah nikah sama Aisyah,” Jelas Rian, masih mengharapkan Aisyah. “Dan sampai kapan pun, Mama gak sudi punya menantu seperti dia, Rian!!” bentak Indri dengan kesal. “Mas, memangnya apa istimewanya dia di banding aku? Kenapa kamu susah banget lupain dia?” Kini, Mila ikut berbicara karena hatinya sudah tak tahan mendengar lelaki yang ia suka

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    049.

    Rian menggeleng tak percaya dengan ucapan Aisyah. Wanita lembut yang selama ini menyayanginya itu kini berubah menjadi wanita tegas dan ganas. “Syah... Aku tau kamu sakit hati sama aku. Aku minta maaf, ayo kita kembali, Syah. Aku sudah putus dengan Mila, kita bisa kembali lagi seperti dulu...” Pinta Rian bermohon, tanpa rasa malu. Plak! Napas Aisyah seketika memburu, tangannya spontan menampar wajah Rian yang baru saja membual. Lelucon macam apa ini? Apa dia pikir dengan memutuskan Mila akan membuat Aisyah tertarik? Yang ada malahan Aisyah semakin jijik. la menganggap bahwa Rian benar-benar bejat karena mempermainkan perasaan perempuan. “Seperti ini kah didikan lelaki bajingan itu, Syah? Kamu jadi sekasar ini?” Rian kembali ternganga tak percaya dengan apa yang di lakukan Aisyah. “Kamu pantas mendapatkan itu, biar sadar diri! Aku pikir kamu sedikit berubah, tapi ternyata semakin parah! Aku menyesal pernah memberi rasa untukmu!” Ungkap Aisyah, “Kamu dengar baik-baik, aku menyesa

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    048.

    “Gimana? Kalian suka sama tempatnya.” Aisyah mengangguk cepat. “Aku suka, Ma. Makasih banyak ya, Mama sudah meluangkan banyak waktu demi mempersiapkan hari bahagia untuk kami.” Renita melempar senyum hangat dan mengangguk singkat. “Ini hal mudah buat Mama, Syah. Lagi pula, Mama memang senang melakukan ini. Kapan lagi Mama bisa turun tangan menyiapkan pesta pernikahan putra Mama satu-satunya??” Rasa haru kembali menyeruak, tak ada lagi kalimat yang bisa Aisyah utarakan untuk menggambarkan bagaimana dirinya merasa bahagia bisa mendapatkan suami seperti Galih, lengkap dengan mertua yang sangat baik dan mau di repotkan seperti Wijaya dan Renita. “Makasih banyak, Ma. Mama mengatur semuanya dengan sangat baik. Aku gak akan bisa membalas semua kebaikan Mama,” ucap Galih tak ragu mengatakan bahwa ia memiliki banyak sekali hutang budi pada ibunya. “Ini memang sudah tugas Mama, Nak. Sejak dulu pun, impian Mama adalah mempersiapkan pernikahan untuk kamu,” balas Renita. “Satu hal lagi, Mama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status